Anda di halaman 1dari 2

ITB Copot Gelar S3 Mahasiswa Plagiat Sabtu, 24 April 2010 BANDUNG(SI) Institut Teknologi Bandung (ITB) akhirnya menarik

k kembali gelar S3 (doktor) dari Mochammad Zuliansyah,mahasiswa yang disertasinya terbukti hasil jiplakan makalah Siyka Zlatanova. Tulisan Siyka sudah dipublikasikan dalam 11th International Workshop on Database and Expert System Applications 2000 silam atau delapan tahun sebelum Zuliansyah menerbitkan disertasinya pada 2008. Zuliansyah tercatat sebagai mahasiswa S3 tahun 2003. Dia menyelesaikan S1 di Sekolah Tinggi Elektro dan Informatika (STEI) Bandung pada 2000. Keputusan penarikan kembali gelar doktor Zuliansyah berdasarkan rapat internal rektor, senat akademik, majelis guru besar, dan majelis wali amanat. Rektor ITB Akhmaloka membacakan keputusan itu di Gedung Rektorat ITB, Bandung, kemarin. Hadir dalam kesempatan itu antara lain Ketua Majelis Wali Amanat Yani Panigoro, Dekan STEI Adang Suwandi,dan para wakil rektor. Keputusan tersebut diambil berdasarkan peraturan akademik dan kemahasiswaan,nilai-nilai inti ITB,kode etik dosen,dan kode etik ITB. Zuliansyah diyakini melakukan plagiarisme secara sengaja. Bahkan, para pembimbingnya yakni Prof Carmadi Mahbub, Prof Suhono Harso Supangkat, dan Dr Yoga Priyana tak mengetahui hal tersebut. Kasus ini diketahui setelah situs ieeexplore.ieee.org mengumumkan adanya makalah plagiat berjudul 3D Topological Relations for 3D Spatial Analysisyang dibuat Zuliansyah. Makalah itu dipublikasikan dalam Konferensi Institute of Electrical and Electronics Engineers (IEEE) tentang Cybernetics and Intelligent Systems pada 2008 di China. Situs IEEE menyebutkan, makalah tersebut hampir seluruhnya menduplikasi makalah lain. Teks asli dikopi tanpa menyebut sumber, ujar pernyataan resmi lembaga ilmiah internasional prestisius dalam bidang teknologi elektronika itu. Makalah yang dijiplak adalah On 3D Topological Relationships. ITB secara institusi sangat menyesalkan kejadian ini dan meminta maaf kepada ilmuwan Austria Dr Siyka Zlatanova, IEEE, seluruh pemangku kepentingan ITB, serta komunitas akademik nasional maupun internasional. ITB juga akan segera mengirimkan surat permintaan maaf langsung kepada Dr Siyka Zlatanova dan IEEE,ujar Akhmaloka. Keputusan pencabutan gelar doktor Zuliansyah akan disebarluaskan, termasuk di website resmi ITB. Disertasi dan ijazah doktor dari Zuliansyah dinyatakan tidak berlaku, tandasnya.Namun, ITB belum bisa menarik kembali ijazah tersebut langsung dari tangan Zuliansyah karena yang bersangkutan hingga kini tidak diketahui keberadaannya. Akhmaloka mengungkapkan, dia hanya menerima e-mail atas nama Zuliansyah sebanyak dua kali. Pertama, diterima sekitar lima hari lalu,berisi permohonan maaf. E-mail kedua saya terima satu atau dua hari lalu yang berisi minta maaf lagi,kronologi kejadian,serta penerimaan konsekuensi apapun, tutur Akhmaloka. Tiga pembimbing Zuliansyah juga dikenai sanksi. Rektor ITB secara tertulis menegur Prof Carmadi Mahbub, Prof Suhono Harso Supangkat, dan Dr Yoga Priyana. Ketiganya dinilai kurang cermat membimbing mahasiswanya dalam pembuatan disertasi sehingga penjiplakan tidak terdeteksi dari awal. ITB menyebut, secara moral ketiganya ikut bertanggung jawab terhadap terjadinya penjiplakan itu. Akhmaloka menandaskan, tidak ada sanksi lebih keras selain itu.Alasannya,kekeliruan sebatas ketidakcermatan, bukan karena

kesengajaan atau partisipasi.Teguran tertulis sudah cukup tinggi, artinya kantercatat,tegasnya. Mengenai dugaan apakah tesis Zuliansyah di STEI juga hasil plagiat, ITB menyatakan sudah melakukan penelusuran dan hasilnya tidak ditemukan unsur penjiplakan. Tesis (milik Zuliansyah) untuk sampai saat ini tidak ada indikasi plagiasi, kata Adang Suwandi,Dekan STEI. Pascakasus ini,Akhmaloka mengatakan, ITB akan secara serius melaksanakan upaya penyempurnaan lingkungan akademik. Tujuannya untuk menjamin tegaknya kinerja, kualitas, serta nilainilai akademik yang baik dan membanggakan semua pihak. Ketua Majelis Guru Besar Haryono mengatakan, penyempurnaan lingkungan akademik yang dimaksud adalah self control.Norma harus dijaga untuk membentuk karakter seorang akademisi,tambahnya. Dia menandaskan, rektor akan segera membuat surat keputusan pembatalan gelar doktor Zuliansyah. Sementara Wakil Ketua Majelis Wali Amanat Joko Suharto menyatakan, meski kasus ini mencoreng nama baik kampus, ITB tetap yakin akan bisa berkarya. ITB tetap optimistis dan harus bangkit, kata Joko Soeharto yang ikut mendampingi rektor saat jumpa pers kemarin. Sebelumnya kasus plagiat juga terjadi di Universitas Parahyangan Bandung yang melibatkan guru besar kampus tersebut. (rudini) Copyright 2013 Media Nusantara Citra Group
Sumber: http://www.seputar-indonesia.com/edisicetak/content/view/319748/38/

Anda mungkin juga menyukai