Anda di halaman 1dari 6

TUGAS ESSAY MANAJEMEN LK & PERBANKAN

PERKEMBANGAN BANK BUKOPIN

IMAM SUHERMAN 12200028 MANAJEMEN B

FAKULTAS EKONOMI PROGRAM STUDI MANAJEMEN UNIVERSITAS SLAMET RIYADI SURAKARTA 2012/2013

1. SEJARAH BANK BUKOPIN

Bank Bukopin (IDX: BBKP) adalah salah satu bank swasta di Indonesia. Bank Bukopin didirikan pada tanggal 10 Juli 1970. Bermula dari Bank berbadan hukum Koperasi yang bernama Bank umum Koperasi Indonesia. 1989 menjadi

Bukopin. Pada 1993 berbadan hukum Perseroan Terbatas. 1997 mendapat status Bank Devisa. 1999 masuk rekapitalisasi, 2 tahun kemudian normal kembali. Bank Bukopin pernah jadikan Cherry Belle sebagai bintang iklan. Bank Bukopin menfokuskan diri pada segmen UMKMK, saat ini telah tumbuh dan berkembang menjadi bank yang masuk ke kelompok bank menengah di Indonesia dari sisi aset. Seiring dengan terbukanya kesempatan dan peningkatan kemampuan melayani kebutuhan masyarakat yang lebih luas, Bank Bukopin telah

mengembangkan usahanya ke segmen komersial dan konsumer. Ketiga segmen ini merupakan pilar bisnis Bank Bukopin, dengan pelayanan secara konvensional maupun syariah, yang didukung oleh sistem pengelolaan dana yang optimal, kehandalan teknologi informasi, kompetensi sumber daya manusia dan praktek tata kelola perusahaan yang baik. Landasan ini memungkinkan Bank Bukopin melangkah maju dan menempatkannya sebagai suatu bank yang kredibel. Operasional Bank Bukopin kini didukung oleh lebih dari 280 kantor yang tersebar di 22 provinsi di seluruh Indonesia yang terhubung secara real time on-line. Bank Bukopin juga telah membangun jaringan micro-banking yang diberi nama Swamitra, yang kini berjumlah 543 outlet, sebagai wujud program kemitraan dengan koperasi dan lembaga keuangan mikro. Dengan struktur permodalan yang semakin kokoh sebagai hasil pelaksanaan Initial Public Offering (IPO) pada bulan Juli 2006, Bank Bukopin terus mengembangkan program operasionalnya dengan menerapkan skala prioritas sesuai

strategi jangka pendek yang telah disusun dengan matang. Penerapan strategi tersebut ditujukan untuk menjamin dipenuhinya layanan perbankan yang komprehensif kepada nasabah melalui jaringan yang terhubung secara nasional maupun internasional, produk yang beragam serta mutu pelayanan dengan standar yang tinggi. Keseluruhan kegiatan dan program yang dilaksanakan pada akhirnya berujung pada sasaran terciptanya citra Bank Bukopin sebagai lembaga perbankan yang terpercaya dengan struktur keuangan yang kokoh, sehat dan efisien. Keberhasilan membangun kepercayaan tersebut akan mampu membuat Bank Bukopin tetap tumbuh memberi hasil terbaik secara berkelanjutan. 2. PERMASALAHAN BANK BUKOPIN DAN PENYELESAINYA Perselisihan hubungan industrial antara pekerja Bank Bukopin, Yuresman dengan pihak manajemen sampai pada proses mediasi di Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Jakarta. Perkara bermula ketika pengurus Divisi Advokasi dan Hukum Serikat Pekerja Bank Bukopin (SPB) itu dipecat secara lisan di bulan Oktober 2011. Kuasa hukum Yuresman dari LBH Jakarta, Maruli Tua Sirajagukguk menyebutkan pihak manajemen menilai kinerja Yuresman memburuk dalam setahun terakhir. Selain itu Yuresman dinilai melakukan tindakan indisipliner. Dalam proses mediasi yang berlangsung lebih kurang dua jam, Jumat (13/1), Maruli menuturkan pihak manajemen tidak dapat menunjukkan bukti yang dapat memperkuat dalil mereka untuk memecat Yuresman. Mengacu pada peraturan perundang-undangan Maruli berpendapat seharusnya ada surat peringatan terlebih dahulu jika memang pekerja terbukti indisipliner. Kemudian dilakukan pembinaan. Ia heran kenapa pihak manajemen tidak melalui prosedur tersebut.

Keraguan Maruli atas alasan yang dikemukakan pihak manajemen semakin menjadi ketika PHK terjadi tidak lama setelah SPB berdiri. Padahal rekam jejak Yuresman selama 25 tahun mengabdi di Bank Bukopin tergolong baik karena tidak pernah melakukan kesalahan. Atas dasar itu ia melihat ada indikasi lain yang menjadi alasan utama pihak manajemen melakukan PHK. Sejak SPB berdiri 2 Agustus 2011, salah satu kegiatan yang dilakukan adalah membongkar ketidakberesan pihak manajemen dalam mengelola Bank Bukopin. Serikat menemukan indikasi tindak pidana korupsi. Rencananya Serikat akan melaporkannya ke Komisi Pemberantasan Korupsi. Maruli mensinyalir pihak manajemen gerah atas rencana ini. Akibatnya munculah tindakan yang diduga langkah sistematis pemberangusan terhadap serikat, yakni PHK.
Guna menyikapi persoalan ini, berbagai upaya telah dilakukan pengurus. Misalnya untuk memperjuangkan keberadaan SPB yang secara resmi telah didirikan dan terdaftar secara sah di Sudin Nakertrans. Yakni, pada bulan Agustus 2011 dan dilindungi oleh undangundang. Tapi ironisnya malah ditentang keberadaannya oleh Management Bukopin. LBH, Komnasham telah dimintai bantuan utk menyelesaikan permasalahan yg dihadapi, bahkan lembaga Legislatif pun dalam hal ini DPR komisi 11 telah melakukan dengar pendapat (RDP), dengan pengurus SPB. Tapi, hingga saat ini pengusaha/manajemen Bukopin tidak bergeming dan selalu di counter dengan jawaban normatif.

Tak berhenti disitu, manajemen telah melakukan PHK terhadap BM (Sekum SPB). Pada bulan Agustus tahun ini. Sedangkan pengurus lainnya NN (Ketua Umum), MD (Dewan Pertimbangan) telah mengantongi surat peringatan I dan AR (ketua Bdg Remunerasi), telah mendapatkan surat peringantan II dengan alasan kinerja yang kurang baik bahkan buruk. Melihat serangkaian kejadian ini tidak tertutup kemungkinan satu persatu pengurus akan mengalami nasib yang sama. Yakni, di PHK

atau dibuat tak nyaman dengan posisi jabatan saat ini, sehingga diharapkan mengundurkan diri. Ini adalah sebuah strategi manajemen Bukopin untuk memberangus SP dengan melakukan PHK kepada pengurus. Sehingga secara otomatis SP akan mati degan sendirinya. Untuk mengantisipasi hal tersebut, sekaligus mengisi posisi pengurus yang kosong, pada awal Agustus 2012 telah dilakukan reorganisasi dan regenerasi terhadap SPB. Yang mana telah diambil berbagai langkah untuk mengoptimalkan fungsi SP sesuai rencara awal. Yakni, kebebasan berserikat dan mengajukan PKB (perjanjian Kerja Bersama). Sedangkan untuk pengurus yang telah dimutasi dan diturunkan levelnya akan kembali meminta perlindungan dan bantuan hukum kepada Lembaga serta Instansi terkait tenaga kerja dan hak azasi. Yang berkaitan dengan hukum untuk menuntut keadilan atas perlakuan manajemen. Lantaran pengurus SP hanya

mendirikan Serikat Pekerja yang tujuannya nyata-nyata untuk kesejahteraan karyawan di Mutasi dan diturunkan jabatannya. Sementara pejabat yang terindikasi korupsi, hingga sudah ditetapkan sebagai tersangka oleh Kejaksaaan Agung, anehnya malah dipromosikan menjadi kepala Urusan/Divisi, bahkan ada yg menjadi Direktur.

REFERENSI

http://id.wikipedia.org/wiki/Bank_Bukopin

http://www.bukopin.co.id/read/83/Sekilas_Bank_Bukopin.html

http://www.hukumonline.com/berita/baca/lt4f106b950f0fc/perselisihan-ketenagakerjaan-dibank-bukopin-masuk-tahap-mediasi

http://ekonomi.kompasiana.com/manajemen/2012/08/28/manajemen-bank-bukopin-lakukanphk-terhadap-dua-pengurus-serikat-pekerja-bukopin-spb-488546.html

Anda mungkin juga menyukai