Anda di halaman 1dari 5

OJK Langsung Dibebani Kasus Bank Mutiara

NERACA

Jakarta – Bank Indonesia (BI) menilai kasus dana talangan Bank Mutiara
merupakan dampak dari kinerja internal perusahaan yang kurang baik. Hal ini
tercermin dari kinerja bekas Bank Century itu mencatat kerugian hingga
Rp545,51 miliar hingga kuartal III 2013. Akhirnya masalah tersebut menjadi
beban baru bagi Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

“Seretnya permodalan Bank Mutiara tak terlepas dari memburuknya kinerja


keuangan perseroan. Hasilnya bekas Bank Century ini perlu mendapat suntikan
dana hingga triliunan rupiah. Tujuannya supaya bank tersebut dapat kembali
sehat dan mampu menjalankan kegiatan operasionalnya,” kata Gubernur BI
Agus Martowardojo di kantornya, Selasa (31/12).

Lebih jauh menyoroti kasus Bank Mutiara, Agus mengatakan pada perusahaan
tersebut telah terjadi penurunan kualitas aset dan portofolio kredit bank tersebut.
Untuk itu diperlukan langkah strategis agar Bank Mutiara dapat tetap berdiri.
Pasalnya jika tidak diusakakan untuk membuat bank tersebut kembali sehat
maka akan ada dampaknya terhadap kinerja industri keuangan lainnya.

“Penyuntikan modal dari LPS (Lembaga Penjamin Simpanan) sebesar Rp1,24


triliun itu merupakan langkah yang bijaksana. Langkah LPS sangat tepat waktu
sehingga akhirnya buku akuntansi Bank Mutiara masuk dalam kategori lebih
baik pada kuartal IV 2013 dibanding kinerja kuartal III 2013. Bahkan juga turut
menyematkan kesehatan industri keuangan dalam negeri secara keseluruhan,”
ungkap Agus.
Perlu diketahui hingga kuartal III tahun 2013 Bank Mutiara telah mencatat
kerugian perusahaan mencapai Rp645,51 miliar. Padahal dibanding periode
yang sama tahun 2012 bank tersebut sempat mencatat surplus sebesar Rp143,59
miliar. Dengan begitu hingga kuartal III tahun 2013, pendapatan bunga bersih
perseroan turun menjadi Rp213,31 miliar dari periode sama tahun 2012 sebesar
Rp277,49 miliar. Begitu juga dengan ekuitas perseroan turun menjadi Rp569,12
miliar per 30 September 2013. Padahal jika dibandingkan per 31 Desember
2012 ekutitas perusahaan masih sebesar Rp1,24 triliun.

Untuk itu Agus menghimbau kepada manajemen Bank Mutiara untuk terus
melakukan pengelolaan bank secara profesional. Juga menjunjung asas kehati-
hatian dan memperbaiki kualitas kredit serta asetnya. "Prioritas utama untuk
ditangani supaya kondisi keuangan tidak berat adalah masalah penurunan
kualitas kredit akibat beberapa debitur bermasalah.”

Pada kesempatan yang sama Ketua Dewan Komisioner OJK Muliaman D


Hadad tidak menafikan kasus Bank Mutiara telah menjadi beban
tanggungjawab pihaknya di awal kewenangan OJK dalam mengawasi industri
perbankan. Namun ia mengaku pihaknya telah memiliki banyak strategi untuk
mengawasi kesehatan bank. Pasalnya OJK sendiri telah mempersiapkan
perpindahan pengawasan bank dari BI selama satu tahun penuh di 2013. Hal itu
dilakukan secara nyata dengan lahirnya berbagai macam regulasi dari OJK
undtuk industri perbankan.
“Tapi sekarang kita harus fokus pada masalah administratifnya mengenai
pengawasan bank dari BI ke OJK terlebih dahulu. Setelah itu saya baru akan
menyelesaikan berbagai macam persoalan perbankan yang masih pending. Hal-
hal apa saja yang perlu dilakukan terhadap bank tidak sehat seperti Bank
Mutiara sebetulnya memang masih perdlu didiskusikan lagi,” terang Muliaman.
[lulus]
ANALISIS

Fungsi Bank Indonesia

Fungsi pokok bank ada 3 yaitu :


1. Menghimpun dana masyarakat
2. Menanamkan dana yang dikelola kedalam berbagai asset produktif,
misalnya dalam bentuk kredit.
3. Memberikan jasa layanan lalu – lintas pembayaran dan layanan
perbankan lainnya.

Fungsi Lembaga Penjamin Simpanan (LPS)


1. Menjamin simpanan nasabah penyimpan.
2. Turut aktif dalam memelihara stabilitas sistem perbankan sesuai dengan
kewenangannnya.
Tugas Lembaga Penjamin Simpanan (LPS)
1. Merumuskan dan menetapkan kebijakan pelaksanaan penjaminan
simpanan.
2. Melaksanakan penjaminan simpanan.
3. Merumuskan dan menetapkan kebijakan dalam rangka turut aktif
memelihara stabilitas sistem perbankan.
4. Merumuskan, menetapkan, dan melaksanakan kebijakan penyelesaian
Bank Gagal yang tidak berdampak sistemik.
5. Melaksanakan penanganan Bank Gagal yang berdampak sistemik.

Tujuan, Fungsi, Tugas, dan Wewenang Otoritas Jasa Keuangan ( OJK )


 OJK dibentuk dengan tujuan agar keseluruhan kegiatan di dalam sektor
jasa keuangan terselenggara secara teratur, adil, transparan, dan
akuntabel, serta mampu mewujudkan sistem keuangan yang tumbuh
secara berkelanjutan dan stabil, dan mampu melindungi kepentingan
Konsumen dan masyarakat.
 OJK berfungsi menyelenggarakan sistem pengaturan dan pengawasan
yang terintegrasi terhadap keseluruhan kegiatan di dalam sektor jasa
keuangan.
 OJK melaksanakan tugas pengaturan dan pengawasan terhadap kegiatan
jasa keuangan di sektor Perbankan, pasar modal, Perasuransian, Dana
Pensiun, Lembaga Pembiayaan, dan Lembaga Jasa Keuangan Lainnya.
 Untuk melaksanakan tugas pengaturan dan pengawasan di sektor
Perbankan, OJK mempunyai wewenang:
 pengaturan dan pengawasan mengenai kelembagaan bank yang meliputi
perizinan pendirian bank dan kegiatan usaha bank.
 pengaturan dan pengawasan mengenai kesehatan bank
 pengaturan dan pengawasan mengenai aspek kehati-hatian bank.
 pemeriksaan bank.
Fungsi, tugas, dan wewenang pengaturan serta pengawasan dilakukan oleh
Dewan Komisioner melalui pembagian tugas yang jelas demi pencapaian tujuan
OJK.

Anda mungkin juga menyukai