Anda di halaman 1dari 8

KITEKTRO: Jurnal Online Teknik Elektro

62

e-ISSN: 2252-7036 Vol.1 No.2 2012: 62-69

DESAIN PROTOTIPE PENGAMAN KEBAKARAN PADA RUMAH CERDAS BERBASIS PLC OMRON CPM2A
Baiquny1) , Agus Adria2) dan Yunidar,3) Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Syiah Kuala Jl. Tgk. Syech Abdurrauf No. 7, Darussalam, Banda Aceh, Indonesia e-mail : baiqunyELKA08@gmail.com, agsadria@yahoo.com, yoeyoen_whb@yahoo.com

ABSTRAK Smart home system adalah sebuah sistem berbasis komputer yang akan memberikan segala kenyamanan, keselamatan, keamanan dan penghematan energi, yang berlangsung secara otomatis dan terprogram melalui komputer, pada gedung atau rumah tinggal. Programmable Logic Controller sebagai salah satu andalan sistem kendali otomatis pada bidang industri memberikan alternatif lain dalam pengaturan komponen rumah cerdas tersebut. Sistem pendeteksi kebakaran pada rumah cerdas berbasis PLC Omron CPM2A bertujuan untuk mendeteksi ruangan dari bahaya kebakaran. Bekerja secara otomatis dengan memanfaatkan PLC Omron CPM2A sebagai kontrol sistem dihubungkan dengan detektor asap, dan mengaktifkan buzzer sebagai alarm dan LED sebagai indikator terjadinya kebakaran, driver motor dengan empat buah relay sebagai penggerak pintu darurat (forward dan reverse secara otomatis dan manual), pompa air dan sprinkler sebagai media pemadaman api. Hasil diperoleh heat detector berupa perbandingan temperatur 37,8oC dengan tegangan 9V, smoke detector berupa perbandingan partikel asap yang masuk kedaerah ionisasi dengan kuat arus (makin besar partikel asap yang masuk menyebabkan pengurangan arus listrik) dan kondisi output sistem apabila detektor aktif dan tidak aktif. Kata kunci: Detektor asap, PLC Omron CPM2A, CX-Programmer, Buzzer, lampu indikator, Pompa air, sprinkler, dan kipas

DESIGN OF FIRE DETECTOR PROTOTYPE OF SMART HOME BASED ON PLC OMRON CPM2A
ABSTRACT Smart home system is a computer-based system that will provide all the comfort, safety, security and energy saving, which takes place automatically and programmed via a computer, on a building or residence. Programmable Logic Controller (PLC) as one unit in the automatic control system in the industry to provides another alternative arrangement of components in the smart home. Detection system of fire based on smart home PLC Omron CPM2A aims to detect the room of fire hazards. The system works automatically by using PLC Omron CPM2A as a control system related with smoke detectors, and activate the buzzer as the alarm and LED as fire indicator, motor drivers with two relay as a driver of the emergency exit (forward and reverse automatically and manually), water pump and sprinklers as a media of fire fighting. The result obtained by heat detector in the form of temperature comparison 37.8 C which ratio of the voltage 9V, smoke detector in the form of smoke particles comparison that coming into the ionization area with strong currents (the greater smoke particles entry causes the reduction of electrical current) and the condition of the output system if the detector active and inactive. Keywords: Smoke detectors, PLC Omron CPM2A, Buzzer, Driver motor, Relay, Water pump, Sprinkler, and fans

1) Mahasiswa tugas akhir, 2) Dosen pembimbing utama., 3) Dosen pembimbing kedua. Karya ilmiah ini telah di-review oleh komite pembahas dan disetujui untuk dipublikasikan pada tanggal 10 Agustus 2012.

KITEKTRO: Jurnal Online Teknik Elektro

e-ISSN: 2252-7036

I. PENDAHULUAN Pada umumnya sistem pemadaman kebakaran yang dibuat menggunakan sensor (asap dan panas) sebagai pendeteksi kebakaran, mikrokontroler dan PLC sebagai pemroses data, respon sistem berupa bunyi buzzer, lampu indikator dan pompa air. Dalam tugas akhir ini penulis akan merancang dan membuat suatu sistem yang dapat mendeteksi kebakaran pada rumah cerdas berbasis PLC (Programmable Logic Controller) Omron CPM2A. Sistem ini menggunakan PLC sebagai pemroses dan pengolah data. PLC menerima sinyal saat ada asap dengan temperatur dan kelembaban tertentu, melalui dua buah detektor asap dan hasilnya akan ditampilkan pada respon sistem berupa bunyi buzzer sebagai alarm dan lampu indikator sebagai penanda terjadinya kebakaran, motor DC sebagai penggerak pintu darurat secara forward dan reverse, pompa air dan sprinkler sebagai media pemadam api, dan kipas sebagai penetralisir udara setelah kebakaran padam. Adapun kelebihan dari sistem ini adalah rumah kita menjadi aman dari gangguan kebakaran yang menyebabkan penghuni rumah menjadi aman. Karena sistem ini dilengkapi dengan buzzer sebagai alarm yang memberitahukan kepada penghuni rumah bahwa rumahnya dalam keadaan bahaya, media pemadaman kebakaran api berupa air yang memanfaatkan sistem sprinkler dan pompa air dengan memancarkan air bertekanan kesegala arah untuk memadamkan kebakaran atau setidaknya mencegah meluasnya kebakaran. II. DASAR TEORI 2.1 Smart Home Smart home system adalah sebuah sistem berbantuan komputer yang akan memberikan segala kenyamanan, keselamatan, keamanan, dan penghematan energi, yang berlangsung secara otomatis dan terprogram melalui komputer, pada gedung atau rumah tinggal. (Suhari 2008) Ada tiga hal yang membuat suatu hunian itu dapat menjadi cerdas yaitu : internal network, intelligent control, dan home automation dan Daerah yang cocok menggunakan smart home yaitu : lingkungan sekitar, keamanan, kebutuhan domestik, kesehatan, informasi dan komunikasi. (Dadan Abdul Gaffar, Nundang Busaeri 2008)

kelompok dua, dan kelompok 3. (Departemen Pekerjaan Umum 1987) 2.3 Sistem Alarm Kebakaran Menurut Muhammad Taufan Fire alarm dikenal memiliki 2 (dua) sistem, yaitu : 1. Sistem Konvensional Sistem konvensional yaitu sistem yang menggunakan kabel isi dua untuk hubungan antar detektor ke detektor dan ke panel. Kabel yang dipakai umumnya kabel listrik NYM 2x1.5mm atau NYMHY 2x1.5mm yang ditarik di dalam pipa conduit semisal EGA atau Clipsal. Pada instalasi yang cukup kritis kerap dipakai kabel tahan api FRC (Fire Resistance Cable) dengan ukuran 2x1.5mm, terutama untuk kabel-kabel yang menuju ke panel dan sumber listrik 220V. Oleh karena memakai kabel isi dua, maka instalasi ini disebut dengan 2-Wire Type. Selain itu dikenal pula tipe 3-Wire dan 4-Wire seperti terlihat pada Gambar 1.

Gambar 1. Pemasangan detector ke detector dan panel pada sistem Konvensional

2.2 Kebakaran Menurut Departemen Pekerjaan Umum Bahaya kebakaran dibagi menjadi tiga kelompok yaitu : bahaya kebakaran ringan, bahaya kebakaran sedang, dan bahaya kebakaran berat. Kemudian bahaya kebakaran sedang dibagi lagi menjadi tiga kelompok yaitu : kelompok satu,

2. Sistem Addressable Sistem Addressable kebanyakan digunakan untuk instalasi fire alarm di gedung bertingkat, semisal hotel, perkantoran, mall dan sejenisnya. Perbedaan paling mendasar dengan sistem konvensional adalah dalam hal Address (Alamat). Pada sistem ini setiap detektor memiliki alamat sendiri-sendiri untuk menyatakan identitas ID dirinya. Jadi titik kebakaran sudah diketahui dengan pasti, karena panel bisa menginformasikan deteksi berasal dari detektor yang mana. Sedangkan sistem konvensional
63 @2012 kitektro

Vol. 1 No.2 2012

KITEKTRO: Jurnal Online Teknik Elektro

e-ISSN: 2252-7036

hanya menginformasikan deteksi berasal dari zone atau loop, tanpa bisa memastikan detektor mana yang mendeteksi, sebab 1 loop atau zone bisa terdiri dari 5 bahkan 10 detektor, bahkan terkadang lebih. (Muhammad Taufan 2011) 2.4 Instalasi Fire Alarm Instalasi Fire Alarm bisa dimulai dari yang sederhana sampai dengan tingkatan kompleks. Sistem sederhana hanya memerlukan beberapa detektor, satu panel dan fire bell. Sistem ini umumnya menggunakan cara analog dan dikenal dengan istilah fire alarm konvensional. Sedangkan sistem yang lebih kompleks biasanya menggunakan apa yang disebut dengan Addressable Fire Alarm. Perlu dijelaskan di sini, bahwa tidak setiap sistem analog itu sederhana. Terkadang dijumpai pula sistem analog yang melibatkan pompa hidran untuk pemadaman api (sprinkler system), sistem evakuasi dan flow switch untuk memantau ketinggian level cairan. Sistem inilah yang menjadikannya kompleks, sedangkan sistem fire alarmnya sendiri sebenarnya cukup sederhana. (Tanya Alarm 2010) 2.5. PLC Omron CPM2A PLC tipe CPM2A Series merupakan Compact PLC. Pada PLC Tipe ini antara CPU, DC Power Supply, I/O Port dan Communication port menjadi satu pada bodi PLC. Sehingga dari segi penggunaan lebih mudah dan lebih ekonomis. (Eko Agus M 2009) 2.6. CX-Programmer CX Programmer adalah software ladder untuk PLC merk OMRON. Ia beroperasi di bawah sistem operasi Windows, oleh sebab itu pemakai software ini diharapkan sudah familier dengan sistem operasi Windows antara lain untuk menjalankan software program aplikasi, membuat file, menyimpan file, mencetak file, menutup file, membuka file, dan keluar dari software program. Ada beberapa persyaratan minimum yang harus dipenuhi untuk bisa mengoperasikan CX Programmer secara optimal yaitu : a. Komputer IBM PC/AT kompatibel b. CPU Pentium I minimal 133 MHz c. RAM 32 Mega byte d. Hard disk dengan ruang kosong kurang lebih 100 MB e. Monitor SVGA dengan resolusi 800 x 600 (Electrical engineer 2011) 2.7. Proteus 7.8 Proteus adalah sebuah software untuk mendesain PCB yang juga dilengkapi dengan simulasi pspice pada level skematik sebelum rangkaian skematik diupgrade ke PCB shingga sebelum PCBnya di cetak kita akan tahu apakah PCB yang akan kita cetak sudah benar atau tidak.

Proteus mengkombinasikan program ISIS untuk membuat skematik desain rangkaian dengan program ARES untuk membuat layout PCB dari skematik yang kita buat. Adapun fitur-fitur dari PROTEUS adalah sebagai berikut : 1. Memiliki kemampuan untuk mensimulasikan hasil rancangan baik digital maupun analog maupun gabungan keduanya,Mendukung simulasi yang menarik dan simulasi secara grafis, 2. Mendukung simulasi berbagai jenis microcontroller seperti PIC, 8051 series. 3. Memiliki model-model peripheral yang interactive seperti LED, tampilan LCD, RS232, dan berbagai jenis library lainnya, 4. Mendukung instrument-instrument virtual seperti voltmeter, ammeter, oscciloscope, logic analyser, dll, 5. Memiliki kemampuan menampilkan berbagi jenis analisis secara grafis seperti transient, frekuensi, noise, distorsi, AC dan DC, dll. 6. Mendukung berbagai jenis komponen-komponen analog, 7. Mendukung open architecture sehingga kita bisa memasukkan program seperti C++ untuk keperluan simulasi, 8. Mendukung pembuatan PCB yang di-update secara langsung dari program ISIS ke program pembuat PCB-ARES. (Dunia computer 2010) 2.8. Detektor Kebakaran Adalah detektor yang berpungsi mendeteksi awal adanya suatu kebakaran. Sistem deteksi kebakaran (fire detector) terdiri dari beberapa macam yaitu : 1. Detektor nyala api (Flame Detector) 2. Detektor Panas (Heat Detector) 3. Detector Asap (Smoke Detector) 4. Detektor Gas LPG (LPG Detector) Keempatya termasuk alat untuk mendeteksi kebakaran secara dini. Kejadian kebakaran karena terpenuhinya 3 unsur (fire chain) : fuel (hidrokarbon), heat, dan oxigen. Pencegahannya memutuskan rantai tersebut dengan meniadakan salah satu dari ketiga unsur. (Muhammad Taufan 2011) dan (Smoke alarms 2009) III. PERANCANGAN SISTEM

Perancangan sistem merupakan tahap awal dari perancangan perangkat keras dan perangkat lunak. Perancangan ini dilakukan untuk mengetahui kondisi sistem secara umum. 3.1. Blok Diagram Sistem Blok diagram sistem secara umum perancangan ini dapat dilihat pada Gambar 2 : pada

Vol. 1 No.2 2012

64

@2012 kitektro

KITEKTRO: Jurnal Online Teknik Elektro

e-ISSN: 2252-7036

udara untuk menetralisir udara setelah kebakaran padam. 3.2. Perancangan Perangkat Keras Perancangan perangkat keras dibagi menjadi dua yaitu perancangan rangkaian input (input detektor, input saklar), perancangan rangkaian output (output penanda kebakaran, output penyelamatan, output pemadam kebakaran, dan output penetralisir udara). 3.2.1. Rangkaian Input Rangkaian input terdiri dari rangkaian input detektor dan input saklar. Rangkaian input detektor berfungsi untuk mendeteksi sumber pembawa kebakaran sedangkan rangkaian input saklar berfungsi untuk mengaktikan rangkaian (start), mengaktifkan motor DC forward dan reverse (MF dan MR), mengaktifkan kipas penetralisir udara (SK), dan meng-nonaktikan motor DC (LS1 dan LS2). A. Rangkaian Input Detektor Rangkaian input detektor berfungsi untuk mendeteksi adanya sumber pembawa dan penghasil kebakaran. Rangkaian ini disusun dari 4 buah detektor (asap, panas, nyala api, dan gas elpiji) sebagai pendeteksi sumber dan penghasil kebakaran dan output masing-masing detector akan terhubung ke input PLC.

Gambar 2. Diagram blok perancangan sistem Dari Gambar 3.1 dapat dilihat bahwa sistem ini terdiri dari : a. Input Equipment, terdiri dari rangkaian input detektor dan input saklar. Pada rangkaian input detektor terdapat empat detektor yaitu : Smoke Detector untuk mendeteksi asap, Heat Detector untuk mendeteksi panas, Flame Detector untuk mendeteksi nyala api, dan Gas LPG Detector untuk mendeteksi gas elpiji, sedangkan pada rangkaian input saklar terdapat satu buah saklar untuk mengaktifkan rangkaian, dua buah saklar untuk mengaktikan motor DC secara forward maupun reverse, satu buah saklar untuk mengaktifkan kipas penetralisir udara, dan dua buah limit switch untuk meng-nonaktifkan motor DC forward maupun reverse. b. Input Interface, terdiri dari rangkaian power supply dan comparator. Rangkaian power supply berfungsi memberikan input catu daya pada rangkaian input equipmen, sedangkan rangkaian komparator berfungsi membandingkan besaran masukan dengan suatu taraf referensi (atau dengan masukan lain) dan menghasilkan suatu perubahan keadaan keluaran bila harga salah satu masukan melampaui harga masukan lain. c. Control Panel, terdiri dari PLC Omron CPM2A sebagai unit pengolahan data, dimana data dari detector akan diproses sehingga diperoleh hasil numerik desimal untuk setiap besaran yang diukur. d. Output Interface, terdiri dari rangkaian relay. Relay digunakan dikarenakan output dari rangkaian control panel adalah 24V sedangkan input rangkaian pengaman kebakaran yang diinginkan 18V untuk mengaktifkan motor DC dan input rangkaian penetralisir udara yang diinginkan 9V untuk mengaktifkan kipas. e. Output Equipment, terdiri dari output penanda kebakaran untuk memberitahu penghuni rumah telah terjadi kebakaran, output penyelamatan untuk memberi penyelamatan kepada penghuni rumah pada saat terjadi kebakaran, output pemadam kebakaran untuk memadamkan kebakaran, output penetralisir

Gambar 3. Rangkaian input detektor B. Rangkaian Input Saklar Rangkaian input saklar berfungsi untuk mengidupkan motor dc forward dan referse pintu darurat secara manual dan menghentikan perputaran motor dc forward dan reverse pada pintu darurat.

Gambar 4. Rangkaian input saklar

Vol. 1 No.2 2012

65

@2012 kitektro

KITEKTRO: Jurnal Online Teknik Elektro

e-ISSN: 2252-7036

3.2.2. Rangkaian Output Rangkaian output terdiri dari rangkaian output penanda kebakaran, pengaman kebakaran, pemadam kebakaran, dan penetralisir udara. A. Rangkaian Output Penanda Kebakaran Rangkaian output penanda kebakaran berfungsi untuk memberikan informasi kepada pengguna rumah bahwa rumahnya dalam keadaan bahaya (terjadinya kebakaran). Rangkaian ini disusun dari rangkaian indikator cahaya terdiri dari led dan resistor 1200 dan rangkaian indikator suara terdiri dari speaker/buzzer. Selanjutnya output dari masing-masing rangkaian masuk ke kaki output PLC. Rangkaian ini bekerja dengan memanfaatkan sinyal masukan dari input PLC. Yang mana apabila salah satu detektor mendeteksi adanya asap, panas, cahaya api, dan gas elpiji, PLC akan mengaktifkan respon sistem berupa bunyi buzzer sebagai alarm dan lampu indikator sebagai penanda terjadinya kebakaran.

Gambar 6. Rangkaian output penyelamatan C. Rangkaian Output Pemadam Kebakaran Rangkaian output pemadam kebakaran berfungsi untuk memadamkan api pada saat terjadinya kebakaran. Rangkaian ini disusun dari pompa air sebagai penyupply air ke sprinkler. Selanjutnya output rangkaian akan masuk ke kaki output PLC. Rangkaian ini bekerja dengan memanfaatkan sinyal masukan dari input PLC. Yang mana apabila salah satu detektor mendeteksi adanya asap, panas, cahaya api, dan gas elpiji, PLC akan mengaktifkan respon sistem berupa pompa air mengsupply air ke sprinkler, kemudian sprinkler memancarkan air kesegala arah untuk memadamkan api.

Gambar 5. Rangkaian output penanda kebakaran B. Rangkaian Output Penyelamatan Rangkaian output penyelamatan berfungsi untuk memberikan penyelamatan kepada penghuni rumah pada saat terjadinya kebakaran. Rangkaian ini disusun dari rangkaian motor dc forward terdiri dari relay, motor dc, resistor 1200, dan LED dan rangkaian motor dc reverse terdiri dari relay motor dc, resistor 1200, dan LED. Selanjutnya output dari masing-masing rangkaian akan masuk ke kaki output dari PLC. Rangkaian ini bekerja dengan memanfaatkan sinyal masukan dari input PLC. Yang mana apabila salah satu detektor mendeteksi adanya asap, panas, cahaya api, dan gas elpiji, PLC akan mengaktifkan respon sistem berupa motor DC akan membuka dan menututup pintu darurat secara forward dan reverse.

Gambar 7. Rangkaian output pemadam kebakaran D. Rangkaian Penetralisir Udara Rangkaian output penetralisir udara berfungsi untuk menetralisirkan udara setelah kebakaran padam. Rangkaian ini disusun dari relay, kipas, resistor 1200, dan LED. Selanjutnya output rangkaian masuk ke kaki output PLC. Rangkaian ini bekerja dengan memanfaatkan sinyal masukan dari input PLC. Yang mana apabila salah satu atau semua detektor mendeteksi adanya asap, panas, cahaya api, dan gas elpiji, kipas penetralisir udara tidak bekerja. Kipas penetralisir udara akan bekerja apabila detektor tidak mendeteksi asap, panas, cahaya api, dan gas elpiji dan kebakaran sudah bisa diatasi.

Vol. 1 No.2 2012

66

@2012 kitektro

KITEKTRO: Jurnal Online Teknik Elektro

e-ISSN: 2252-7036

4.1 Pengujian Rangkaian Input Detktor Pengujian ini dilakukan untuk mengamati tegangan yang dihasilkan pada saat detektor mendeteksi adanya sumber kebakaran. Pada perancangan ini detektor yang digunakan adalah detektor asap, panas, cahaya api, dan gas elpiji akan tetapi detektor yang ada hanya detektor asap dan panas, untuk detektor yang lainnya digunakan potensiometer sebagai perumpamaan prinsip kerja sebuah detektor berdasar perbandingan perubahan suhu atau temperature terhadap perubahan tegangan. Tegangan sumber yang diberikan pada detektor asap dan panas adalah 12V DC. Gambar 10 berikut menunjukkan rangkaian uji detektor asap dan panas. Gambar 8. Rangkaian penetralisir udara

3.2.3. Perancangan Perangkat Lunak Pada perancangan perangkat lunak ini Kita menggunakan software CX-Programmer 9 dan program yang dibuat berbentuk diagram ladder.

(a)

(b)

Gambar 10. Rangkaian uji detektor asap dan panas (a) tampak depan dan (b) tampak belakang 1.2 Pengujian Rangkaian Keseluruhan Pengujian ini dilakukan untuk mengati kerja sistem secara keseluruhan yaitu dimulai dari rangkaian input detektor (asap, panas, cahaya api, dan gas elpiji) dan rangkaian input saklar kemudia input tadi diproses oleh PLC untuk ditampilkan pada respon sistem berupa indikator cahaya (LED) menyala, indikator suara (speaker/buzzer) berbunyi, motor dc membuka dan menutup pintu darurat, pompa air dan sprinkler memadamkan api, dan kipas menetralisir kembali udara yang telah tercemar akibat kebakaran.

Gambar 9. Hasil perancangan program ladder dengan menggunakan software CX - Programmer 9 IV. PENGUJIAN DAN PEMBAHASAN

Gambar 11. Pengujian rangkaian keseluruhan Berikut ini adalah program ladder yang dibuat untuk menerima input dari rangkaian input detektor dan input saklar, kemudian data tersebut diproses oleh PLC

Vol. 1 No.2 2012

67

@2012 kitektro

KITEKTRO: Jurnal Online Teknik Elektro

e-ISSN: 2252-7036

dan kemudian ditampilkan oleh rangkaian output penanda kebakaran, output penyelamatan, output pemadam kebakaran, dan output penetralisir udara.

Dari program ladder diatas diketahui bahwa apabila detektor tidak mendeteksi adanya sumber pembawa kebakaran lagi, motor DC bekerja secara referse menutup kembali pintu darurat. Apabila limit switch aktif motor DC reverse tidak berputar lagi, dan kipas penetralisir bekerja untuk menetralisir kembali udara yang telah tercemar akibat kebakaran.

V.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil simulasi yang telah dilakukan dan data yang diperoleh, maka dapat diambil beberapa kesimpulan: 1. Detektor panas bekerja pada range temperatur 4,4oC sampai 40oC dan pada saat temperatur mencapai 37,8oC menandakan detektor mulai mendeteksi adanya kebakaran, output sistem akan aktif. 2. Detektor asap bekerja dengan membandingkan partikel asap yang masuk kedaerah ionisasi dengan kuat arus (makin besar partikel asap yang masuk menyebabkan pengurangan arus listrik).

Gambar 12. Kondisi program pada saat salah satu detektor bekerja Dari program ladder di atas diketahui bahwa apabila salah satu detektor bekerja, indikator cahaya (LED) menyala, indikator suara (speaker/buzzer) berbunyi, motor DC bekerja secara forward membuka pintu darurat. Apabila limit switch aktif motor dc forward berhenti bekerja yang ditandai dengan motor DC forward tidak berputar lagi., pompa aquarium dan sprinkler menyemprotkan air kesegala arah untuk memadamkan kebakaran.

VI. DAFTAR PUSTAKA Dadan Abdul Gaffar, Nundang Busaeri. (2008). Kendali Rumah Cerdas Berbasis PLC. (Jurnal Sitrotika, Vol.4, No.2, Juli 2008, diakses 27 juli 2012) Depertemen Pekerjaan Umum. (1987). Panduan Sistem Hidran untuk Pencegah Bahaya Kebakaran pada Bangunan Rumah dan Gedung. (http://www.ftsl.itb.ac.id/kk/rekayasa_air_dan_limbah_cai r/wp-content/uploads/2008/04/kebakaran.doc, diakses 27 juli 2012) Dunia Komputer. (2010). Pengenalan proteus (software simulasi dan desain PCB). (http://dunovteck.wordpress.com/2010/02/23/pengenalanproteus-software-simulasi-desain-pcb-2/, diakses 06 Agustus 2012) Eko Agus, M . (2009). Programmable Logic Controller (OMRON). (http://ml.scribd.com/doc/37718205/Prorammable-LogicControlle-Ext3, diakses 05 Agustus 2012). Electrical enginer. (2011). CX-Programmer. (http://areselectricaleng.blogspot.com/2012/01/cx-programmer.html, 05 Agustus 2012)

Gambar 13. Kondisi program pada saat detektor tidak bekerja lagi.

Vol. 1 No.2 2012

68

@2012 kitektro

KITEKTRO: Jurnal Online Teknik Elektro

e-ISSN: 2252-7036

Muhammad Taufan. (2011). Tentang Fire Alarm Sistem. (http://engineeringbuilding.blogspot.com/2011/06/tentangfire-alarm-sistem.html, diakses 03 maret 2012). Note nrp. (2010). Flame detector. (http://nurpadmi.blogspot.com/2010/08/flamedetector.html, 06 agustus 2012) Smoke Alarm. (2009). Smoke detector. (http://www.smokealarmdetectors.com/, 06 Agustus 2012) Subari. (2008). Smart Home, Sistem Pintar di Rumah. (http://subaridargombez.wordpress.com/2008/03/01/smarthome-sistem-pintar-di-rumah-2/, 12 Februari 2012) Tanya Alarm. (2010). Anatomy Fire Alarm. (http://tanyaalarm.blogspot.com/2010/02/mengenalsistem-alarm-rumah-bagian-1.html, 2010, 03 maret 2011)

Baiquny (0804105010026) dilahirkan di Sabang pada tanggal 27 Mei 1989. Menamatkan SMP Negeri 7 Banda Aceh pada tahun 2004 dan SMK Negeri 2 Banda Aceh pada tahun 2007. Baiquny merupakan anak pertama dari 3 bersaudara. Selama menjadi mahasiswa aktif sebagai asisten Laboratorium Elektronika dan Instrumentasi periode 2009-2010, BEM Fakultas Teknik UNSYIAH periode 2009 2010, FUAT Fakultas Teknik UNSYIAH periode 2009-2010, Ketua CRE (Club Riset Elektronika) Laboratorium Elektronika dan Instrumentasi Unsyiah periode 2010-2011, HIMATEKTRO Fakultas Teknik UNSYIAH perode 2010-2011 dan asisten pada Laboratorium Sistem Kendali periode 2010-2011. Kegiatan yang pernah diikuti selama perkuliahan yaitu penelitian dibidang software penunjang pembelajaran elektronika dan instrumentasi pada tahun 2009, pembuatan modul praktikum fisika dan rangkaian listrik di Laboratorium Elektronika dan Instrumentasi pada tahun 2009, penelitian robot pendeteksi asap rokok pada tahun 2010,dan penelitian rumah cerdas menggunakan kendali mikrokontroler dan PLC pada tahun 2011. Tugas Akhir ini diselesaikan selama setahun di Laboratorium Elektronika dan Laboratorium Sistem Kendali. Selepas lulus program S1, Baiquny berkeinginan untuk menjadi dosen Elektronika dan Kendali di Jurusan Teknik Elektro UNSYIAH.

Vol. 1 No.2 2012

69

@2012 kitektro

Anda mungkin juga menyukai