Disusun Oleh : Kelas 3B2 Kelompok 1: 1. Fiara Kusumawati ( 080105108 ) 2. Dwi Purwati 3. Eni Kurniawati 4. Gita Destiyani ( 080105109 ) ( 080105110 ) ( 080105111 )
5. Agustin Endriyani ( 080105112 ) 6. Rini Yuniati 7. Fadmawati 8. Nuria Desiana ( 080105113 ) ( 080105114 ) ( 080105115 )
PROGRAM STUDI KEBIDANAN DIII SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN AISYIYAH YOGYAKARTA 2008 / 2009
BAB I
PENDAHULUAN
A. TUJUAN PRAKTIKUM Mengetahui penggolongan, indikasi, kontra indikasi, farmakokinetik, farmakodinamik, efek samping, cara pemberian dan hal hal yang berhubungan dengan proses asuhan kebidanan dari obat obat antidiabetika. B. BAHAN DAN ALAT
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Nama Obat Glibenklamid tab Metformin tab Metrix tab 1 mg Glucobay tab Glucotrol XL 5 Glucovance 500/ 2,5 Avandia tab Avandamet 2 mg tab Glurenorm 30 tab Diamicron MR No 11 12 13 14 15 16 17 18 19 Nama Obat Avandaryl 2 mg Actos tab Actrapid HM 100 Actrapid Novolet Insulatard HM 100 Mixtard HM 100 Novomix Flexpen Novorapid Flexpen Lantus
C. CARA KERJA Mahasiswa bekerja secara berkelompok. Tiap kelompok bekerja dengan obat tertentu secara bergantian. Amati tiap sediaan obat, catatlah : a. Nama obat ( merek dagang ) dan zat berkhasiat. b. Indikasi, kontra indikasi c. Farmakokinetik, farmakodinamik d. Efek samping e. Cara pemberian f. Hal hal yang perlu diperhatikan dalam proses asuhan kebidanan
Diabetes melitus, penyakit gula atau kencing manis adalah suatu gangguan kronis yang khususnya menyangkut metabolisme karbohidrat (glukosa) di dalam tubuh. Penyebabnya adalah kekurangan hormon insulin, yang berfungsi memanfaatkan glukosa sebagai sumber energi dan mensintesa lemak. Akibatnya ialah glukosa bertumpuk di dalam darah (hiperglikemia) dan akhirnya diekskresikan lewat kemih tanpa digunakan (glycosuria). Karena itu produksi kemih sangat meningkat dan pasien harus sering kencing (poliuria), merasa amat haus (polidipsia), berat badan menurun dan berasa lelah. Di Indonesia, penderita diabetes diperkirakan 3 juta orang atau 1,5% dari 200 juta penduduk. Ada dua jenis tipe diabetes, yakni diabetes melitus tipe 1 dan diabetes melitus tipe 2. a. Diabetes Melitus Tipe 1 Diabetes melitus tipe 1 biasa disebut dengan IDDM (Insulin Dependent Diabetes Melitus). Gambaran Klinis : saat datang pasien umumnya kurus dan memiliki gejalagejala poliuria, polidipsia, penurunan berat badan, cepat lelah, dan terdapat infeksi (abses, infeksi jamur, misalnya kandidiasis). Terapi untuk pasien yang menderita diabetes melitus tipe 1 lazimnya memerlukan insulin dan tidak dianjurkan minum antidiabetika oral. b. Diabetes Melitus Tipe 2 Diabetes melitus tipe 2 biasa disebut dengan NIDDM (Non-Insulin Dependent Diabetes Melitus). Gambaran klinis : 80% kelebihan berat badan; 20% datang dengan komplikasi (penyakit jantung iskemik, gagal ginjal, ulkus pada kaki). Pasien dapat juga datang dengan poliuria dan polidipsia yang timbul perlahanlahan. Pasien yang menderita diabetes melitus tipe 2 tidak tergantung dari insulin dan dapat diobati dengan antidibetika oral. Tipe NIDDM lazimnya
mulai di atas 40 tahun dengan insidensi lebih besar pada orang gemuk dan pada usia lanjut. Dalam artikel ini akan dibahas mengenai sasaran, tujuan, dan strategi terapi serta obat antidiabetika oral kombinasi metformin dan glinbenklamid untuk penderita diabetes melitus tipe 2. SASARAN TERAPI Sasaran terapi untuk diabetes melitus tipe 2 adalah kadar glukosa darah, komplikasi, dan pola hidup penderita diabetes melitus tipe 2. Terapi harus meminimalkan gejala dan menghindari komplikasi, dan memungkinkan pasien untuk hidup normal. TUJUAN TERAPI Tujuan terapi jangka pendek untuk penderita diabetes melitus tipe 2 adalah untuk mengurangi tanda dan gejala yang muncul, seperti poliuria (banyak buang air kecil), polidipsia (banyak minum), dan polifagia (banyak makan) dan untuk menormalkan kadar glukosa darah. Kira-kira 80% dari semua pasien tipe-2 adalah terlalu gemuk dengan kadar gula tinggi sampai 17-22 mmol/l, sehingga kadar gula darah perlu dikontrol dengan nilai normal (4-7 mmol/l). Tujuan terapi jangka panjang adalah memperlambat laju
perkembangan komplikasi mikrovaskular dan makrovaskular. Komplikasi mikrovaskular seperti retinopati (penyakit mata), neuropati (kerusakan pada saraf), nefropati (kerusakan ginjal). Komplikasi makrovaskular adalah seperti penyakit kaki, keadaan ini merupakan akibat penyakit pembuluh darah perifer (kaki yang dingin dan nyeri), dan peningkatan kecenderungan untuk terinfeksi, sehingga terbentuk ulkus, gangren dan kaki charcot (kaki hangat/panas dengan kerusakan sendi). Untuk mencapai kedua tujuan ini adalah sangat penting
mengusahakan regulasi yang optimal. Regulasi yang optimal dimaksudkan bahwa sepanjang hari kadar gula darah pada penderita diabetes sangat
berfluktuasi, sehingga hendaknya kadar gula darah dikendalikan dengan nilai normal (4-7 mmol/l). Kontrol glikemik yang baik menghambat timbul dan berkembangnya semua penyakit mikrovaskular, penyakit makrovaskular jarang terjadi pada pasien yang tekanan darahnya dapat terkontrol dengan baik (<140/90 mmHg). STRATEGI TERAPI Nonfarmakologis Strategi terapi nonfarmakologis untuk diabetes melitus tipe 2 adalah dengan diet, gerak badan, dan mengubah pola hidup (misalnya dengan berhenti merokok, bagi penderita yang merokok). Diet dilakukan terlebih pada pasien yang kelebihan berat badan. Makanan juga dipilih secara bijaksana, terutama pembatasan lemak total dan lemak jenuh untuk mencapai normalitas kadar glukosa darah, dan juga hindari makan makanan yang banyak mengandung gula berlebih. Gerak badan secara teratur dapat dilakukan, yaitu seperti jalan kaki, bersepeda, atau olahraga. Berhenti untuk tidak merokok, karena nikotin dapat mempengaruhi secara buruk penyerapan glukosa oleh sel. Farmakologis Pada saat ini terdapat 5 macam kelas obat hipoglikemik oral untuk pengobatan DM tipe II, yaitu sulfonilurea, biguanid, meglitinid, -glukosidase inhibitor, dan agonis receptor (thiazolidin atau glitazon). Obat hipoglikemik oral diindikasikan untuk pengobatan pasien DM tipe II yang tidak mampu diobati dengan melakukan diet dan aktivitas fisik. Biguanid dan thiazolidinedion dikategorikan sebagai sensitizer insulin, dengan cara menurunkan resistensi insulin. endogen. Contoh : Sulfonilurea karena dan meglitinid dikategorikan merangsang sebagai pelepasan insulin insulin secretagogues kemampuannya
Sulfonilurea : sulfonilurea generasi pertama (acetohexamid, clorproramid, tolbutamid, talazamid) dan generasi kedua (glimepirid, gilipizie, dan glibenklamid) Meglitinid : nateglinid, repaglinid Biguanid : metformin Thiazolidinedion : pioglitazon dan resiglitazon Alfa glukosidase inhibitor : acarbose dan miglitol. Sulfonilurea dan biguanid tersedia paling lama dan secara tradisional merupakan pilihan pengobatan awal untuk diabetes tipe 2.
: Metformin : Metformin 500 mg : diabetes mellitus tipe 2 dan penderita yang sudah overweight yang kadar gula darahnya tidak bias dikontrol hanya dengan diet saja, sebagai monoterapi atau kombinasi dengan sulfonylurea, tambahan terapi pada pasien diabetes mellitus tipe1.
fungsi ginjal serius, penyakit hati kronis, gagal jantung, infark miokard, alkoholisme, penyakit akut atau kronis yang berhubungan dengan hipoksia jaringan, Farmakokinetik Cara Penggunaan hari. Efek Samping ( jarang ) 3. Nama Obat Nama Generik Indikasi Obat : Metrix tab 1 mg : Glimepiride tab : 1 mg, 2 mg, 3 mg, 4 mg : IDDM yang tidak terkontrol secara adekuat hanya dengan diet, olahraga dan penurunan berat badan. Kontra indikasi Obat Farmakokinetik Cara Penggunaan hari : : awal 1mg 1 x/ hari, rentang dosis : 1-4 mg/ : ketoasidosis diabetes dengan atau tanpa koma, hamil, dan laktasi. Farmakodinamik : : gangguan saluran cerna, asidosis laktat : : dosis awal 500 mg 3 x sehari maksimal 3 g/ penyakit yang berhubungan dengan asidosis laktat seperti syok, insufisiensi pulmonal. Farmakodinamik :
Efek Samping
: muntah, nyeri saluran cerna, diare, hipoglikemia, kerusakan fungsi hati, reaksi alergi pada kulit, leukopenia, hiponatremia, agranulositosis, gangguan trombositopenia, dan atau akomodasi
pandangan kabur. 4. Nama Obat Nama Generik Indikasi Obat diabetes mellitus Kontra indikasi Obat : hipersensitif, dengan gangguan absorbs intestinal dan kronis berkaitan Farmakokinetik Cara Penggunaan : : awali dengan 50 mg; kemudian ditingkatkan hingga 100 200 mg, 3 x sehari; dosis dapat ditingkatkan setelah 4-8 minggu. Efek Samping : gangguan pencernaan seperti kembung, diare, nyeri saluran cerna. 5. Nama Obat Nama Generik Indikasi Obat : Glucotrol XL 5 : Glipizid GITS 10 mg : untuk control hiperglisemia pada pasien yang menderita NIDDM (dibetes melitus yang tidak bergantung pada insulin). dan simptomatologi dikaitkan dengan hiperglisemia pada pasien dengan diabetes mellitus tipe 2. Kontra indikasi Obat : Insufisiensi hati & ginjal yang parah, IDDM (dibetes melitus yang bergantung pada insulin) terutama diabetes pada anak-anak/remaja, diabetes ketoasidosis, diabetes prekoma. pencernaan, : Glucobay tab : akarbos 50 mg; 100 mg : terapi penambah untuk diet penderita
Farmakokinetik
Farmakodinamik : Cara Penggunaan : dosis awal : 5 mg sehari selagi sarapan. Pasien geriatric : 5 mg sehari: pengaturan dosis hendaknya disertai dengan uji laboratorium untuk pengendalian glisemia. PERHATIAN :Hamil&menyusui. Interaksi obat : aksi Glipizida terpotensiasi oleh obat-obat anti radang non steroid dan obat-obat lain yang berikatan kuat dengan protein, Salisilat, Sulfonamida, Kloramfenikol, Probenesid, Koumarin, obat-obat penghambat mono amin oksidase, adrenergikbloker. INDEKS KEAMANAN PADA WANITA HAMIL Penelitian pada hewan menunjukkan efek samping pada janin ( teratogenik atau embriosidal atau lainnya) dan belum ada penelitian yang terkendali pada wanita atau penelitian pada wanita dan hewan belum tersedia. Obat seharusnya diberikan bila hanya keuntungan potensial memberikan alasan terhadap bahaya potensial pada janin. Efek Samping : hipoglisemia, erupsi mukokutis, gangguan saluran cerna, gangguan hati, reaksi hematologic. 6. Nama Obat Nama Generik Jumlah Dosis Indikasi Obat : Glucovance 500/2,5 : Glibenklamid, metformin Hidroklorida : Glibenklamid, metformin Hidroklorida tiap tablet 1,25/ 250; 2,5/ 500; 5/ 500 mg/mg : terapi tahap 2 untuk diabetes tipe 2 bila diet, olah raga dan pengobatan awal dengan suatu
sulfonylurea atau metformin tidak menghasilkan control glikemik yang cukup. Kontra indikasi Obat Farmakokinetik Cara Penggunaan : : dosis digunakan secara individu dengan mempertimbangkan keefektifan dan toleransi, dosis sehari tidak boleh lebih 20 mg glibenklamid dan 2000 mg metformin. Dosis awal yang direkomendasikan : 1,25/ 2.50 mg 1-2 x sehari atau 2,5 mg/ 500 mg 2 x sehari dengan makanan. Efek Samping muntah. 7. Nama Obat Nama Generik Indikasi Obat : Avandia tab : Rosiglitazon maleat 4 mg : untuk monoterapi sebagai tambahan diet dan olah raga untuk meningkatkan control gula darah pada pasien tipe 2 DM. Kontra indikasi Obat Farmakokinetik Cara Penggunaan Efek Samping 8. Nama Obat Nama Generik Jumlah Dosis : : : : Avandamet 2 mg tab : Rosiglitazon maleat : Rosiglitazone 4 mg, Metformin 500 mg. Farmakodinamik : : : infeksi pernapasan atas, diare, pusing, mual, : wanita hamil atau menyusui, sakit ginjal, gagal jantung kongestif. Farmakodinamik :
Indikasi Obat
:sebagai
tambahan
diet
dan
olah
raga
untuk
meningkatkan control glikemik ( glukosa darah ) pada pasien DM tipe 2 yang sudah lebih dahulu diobati dengan kombinasi rosiglitazon dan metformin atau pasien yang tidak cukup terkontrol dengan metformin saja. Kontra indikasi Obat : Pasien yang hipersensitif dan ketoasidosis dengan atau gangguan terhadap metformin. pre-koma. ginjal.
- Pasien gagal jantung kongestif. Farmakokinetik Cara Penggunaan Efek Samping : : oral
Farmakodinamik : : infeksi saluran nafas atas, cedera, sakit kepala, nyeri punggung, hiperglikemia, kelelahan yang menyeluruh, diare, infeksi virus, arfralgia, anemia ringan s/d sedang, edema.
9. Nama Obat Nama Generik Indikasi Obat diet saja Kontra indikasi Obat
: Glurenorm 30 tab : Glikuidon 30 mg/ tab : NIDDM yang tidak cukup dikendalikan dengan : IDDM, koma dan prekoma diabetic, DM komplikasi asidosis dan ketosis, gagal alergi ginjal, sulphonamide, porfiria,
Cara Penggunaan
: terapi baru : awal tab, dosis lazim 45-60 mg/ hari, diberikan 2-3 dosis terbagi, maksimal, 80 mg/ hari. Terapi pengganti: awal 1 tab/ hari.
: gangguan saluran cerna, sakit kepal, jarang: intoleransi saluran cerna, trombositopenia, anemia
reaksi hipoglikemik, reaksi alergi pada kulit, perubahan pada system aplastik dan agranulositosis. 10. Nama Obat : Gliklazid 80 mg
: Glimepiride : semua jenis diabetes, diabetes dengan atau tanpa kegemukan pada orang dewasa, diabetes pada usia lanjut dan diabetes dengan komplikasi vascular.
:Absorpsi
menyebar keseluruh cairan extrasel. Dalam plasma terikat dengan protein plasma (terutamaAlbumin 70-99%); sebagian dalam bentuk bebas. Mula kerja dan lama kerja bervariasi untuk setiap sediaan ; t plasma berkisarumumnya4-5 jam untuk Glibenklamid dan tolazamid 6-7 jam, klorpropamid lebih dari 30 jam. Dosis tinggi menghambat penghancuran insulin oleh hati. Farmakodinamik : Kerja utama: Meningkatkanrilisinsulin daripankreas. (Stimulus glukosauntukrilisinsulin yang kurangmencukupi, obat obat golongan ini masih dapat merangsang lebih rilis insulin. Mempunyaiefek regulasi terhadap reseptor-reseptorinsulin diberbagaisel-sel jaringan (sehingga memperbesar kepekaan jaringan terhadap insulin; dan menurunkan kadar glucagon serum tetapi kemaknaan klinisnya masih dipertanyakan
: :
11.
Nama Obat
: Rosiglitazone maleat : Terapi tambahan terhadap diet dan olahraga untuk memperbaiki kontrol glikemik pada pasien diabetes mellitus tipe 2.
Kontra indikasi Obat koma. Farmakokinetik Cara Penggunaan maksimal 8 mg/4 mg. Efek Samping hipoglikemia, edema. : Farmakodinamik :
: :
Dosis Sakit
awal:
mg/1
mg
sekali
sehari,
kepala,
nasofaringitis,
hipertensi,
menunjukkan efek samping pada janin ( teratogenik atau embriosidal atau lainnya) dan belum ada penelitian yang terkendali pada wanita atau penelitian pada wanita dan hewan belum tersedia. Obat seharusnya diberikan bila hanya keuntungan potensial memberikan alasan terhadap bahaya potensial pada janin. 12. Nama Obat : Actos tab
: Pioglitazon : diabetes tipe 2. Kombinasi monoterapi dengan sulfonylurea atau metformin saat makan, olah raga dan monoterapi yang cukup.
untuk
pasien
yang
pernah
mengalami
dan kombinasi terapi dengan insulin. Anak anak < 18 tahun. Farmakokinetik Cara Penggunaan : : untuk monoterapi : 15 atau 30 mg sekali sehari, dapat ditingkatkan hingga 45 mg sekali sehari. Untuk terapi kombinasi: 15 atau 30 mg sekali sehari. Efek Samping Saat ini dosis untuk sulfonylurea atau metformin, dapat dilanjutkan. : edema ringan hingga sedang Farmakodinamik :
13.
Nama Obat
: Actrapid HM 100
:Larutan netral insulin manusia monokomponen. Rekombinan DNA asli. : Jika digunakan secara tunggal, dosis lazimnya adalah 3 kali sehari atau lebih. Digunakan dengan disuntikkan sub kutan, intramuskular atau intravena. Harus digunakan dengan jarum suntik NovoPen 3 dan NovoFine 30G x 8 mm. Tidak dianjurkan untuk digunakan pada pompa insulin. Rentang aksi setelah penyuntikan secara subkutan : onset jam, waktu maksimal yang dibutuhkan untuk mencapai kadar maksimal dari suatu dosis dalam tubuh 1-3 jam pertama, dosis dalam tubuh habis setelah kira-kira 8 jam.
: Diabetes melitus yang memerlukan insulin. : Hipoglikemia (kadar glukosa dalam darah rendah), insulinoma (tumor jinak yang terdiri atas
sel-sel pulau Langerhans Farmakokinetik Cara Penggunaan Efek Samping Indeks keamanan : : injeksi
Penggunaan bersama dengan pompa insulin. Farmakodinamik : : Alergi dan lipoatropi yang jarang terjadi. pada wanita hamil : B: Baik penelitian reproduksi hewan tidak menunjukkan risiko pada janin maupun penelitian terkendali pada wanita hamil atau hewan coba tidak memperlihatkan efek merugikan (kecuali penurunan kesuburan) dimana tidak ada penelitian terkendali yang mengkonfirmasi risiko pada wanita hamil semester pertama (dan tidak ada bukti risiko pada trisemester selanjutnya).
14.
Nama Obat
: Actrapid Novolet
:Larutan netral insulin manusia monokomponen. Rekombinan DNA asli. : Diabetes melitus yang memerlukan insulin. : Hipoglikemia (kadar glukosa dalam darah pulau Langerhans kelenjar rendah), insulinoma (tumor jinak yang terdiri atas sel-sel insulin. ludahperut).Penggunaan bersama dengan pompa
Farmakokinetik
Farmakodinamik : Cara Penggunaan : Jika digunakan secara tunggal, dosis lazimnya adalah 3 kali sehari atau lebih. Digunakan dengan
disuntikkan
sub
kutan.
Harus digunakan dengan jarum suntik NovoPen 3 dan NovoFine 30G x 8 mm. Tidak dianjurkan untuk digunakan pada pompa insulin. Efek Samping : Alergi dan lipoatropi yang jarang terjadi. B: Baik penelitian reproduksi hewan tidak menunjukkan risiko pada janin maupun penelitian terkendali pada wanita hamil atau hewan coba tidak memperlihatkan efek merugikan (kecuali penurunan kesuburan) dimana tidak ada penelitian terkendali yang mengkonfirmasi risiko pada wanita hamil semester pertama (dan tidak ada bukti risiko pada trisemester selanjutnya). 15. Nama Obat : Insulatard HM 100 Indeks keamanan pada wanita hamil :
Nama Generik
: Suatu suspensi isofan netral insulin monokomponen manusia. Rekombinan DNA asli.
Indikasi Obat Kontra indikasi Obat Farmakokinetik Dosis Efek Samping Indeks keamanan : Farmakodinamik :
: 0,5 1 IU/ kg BB/ hari ( bersifat individual ) : hipoglikemia pada wanita hamil : B: Baik penelitian
reproduksi hewan tidak menunjukkan risiko pada janin maupun penelitian terkendali pada wanita hamil atau hewan coba tidak memperlihatkan efek merugikan (kecuali penurunan kesuburan) dimana tidak ada penelitian terkendali yang mengkonfirmasi
risiko pada wanita hamil semester pertama (dan tidak ada bukti risiko pada trisemester selanjutnya). 16. Nama Obat : Mixtard HM 100
Nama Generik
: Suatu produk yang terdiri dari campuran netral 30 % HM Insulin yang dapat larut dan 70 % Isofan HM Insulin (monokomponen manusia). DNA rekombinan asli.
: Jika digunakan sebagai obat tunggal biasanya diberikan sekali atau 2 kali sehari. Onset (lama mulai bekerjanya obat sejak masuk ke dalam tubuh) jam, puncak aksi obat pada jam ke-2 sampai ke-8, berakhir setelah kurang lebih 24 jam.
Efek Samping
Indeks
keamanan
pada
wanita
hamil
B: Baik penelitian
reproduksi hewan tidak menunjukkan risiko pada janin maupun penelitian terkendali pada wanita hamil atau hewan coba tidak memperlihatkan efek merugikan (kecuali penurunan kesuburan) dimana tidak ada penelitian terkendali yang mengkonfirmasi risiko pada wanita hamil semester pertama (dan tidak ada bukti risiko pada trisemester selanjutnya). 17. %. Nama Obat : Novomix Flexpen
Nama Generik
Indikasi Obat Kontra indikasi Obat Farmakokinetik Cara Penggunaan subkutan. Efek Samping : Farmakodinamik :
: Dosis disesuaikan dengan individu secara : Hipoglikemia, edema. menunjukkan efek samping pada janin ( teratogenik atau embriosidal atau lainnya) dan belum ada penelitian yang terkendali pada wanita atau penelitian pada wanita dan hewan belum tersedia. Obat seharusnya diberikan bila hanya keuntungan potensial memberikan alasan terhadap bahaya potensial pada janin.
18.
Nama Obat
: Insulin aspart
: Dosis disesuaikan individu. Secara subkutan. : Hipoglikemia. B: Baik penelitian reproduksi hewan tidak menunjukkan risiko pada janin maupun penelitian terkendali pada wanita hamil atau hewan coba tidak memperlihatkan efek merugikan (kecuali penurunan kesuburan) dimana tidak ada penelitian terkendali yang mengkonfirmasi risiko pada wanita hamil semester pertama (dan
19.
Nama Obat
Kontra indikasi Obat Farmakokinetik Cara Penggunaan Efek Samping sementara. 20. Nama Obat : Farmakodinamik :
: Insulin glulisin
Kontra indikasi Obat Farmakokinetik Cara Penggunaan Efek Samping 21. Nama Obat : Farmakodinamik :
: dosis individual. Vial dengan pompa infuse sub kutan. Optiset dengan injeksi subkutan. : hipoglikemia : diamicron
: gliclazide : biasanya sehari 2 tablet, penyakit lebih parah sehari 3 tablet, diabetes ringan sehari 1 tablet. Kalau perlu dapat diberiakan bersama insulin. : : semua jenis diabetes , diabetes dengan atau tanpa kegemukan pada orang dewasa, diabetes pada usia lanjut dan diabetes dengan komplikasi vaskuler.
Indikasi Obat
: diusus baik (dapatpemberianperoral) cairan protein extrasel. plasma dengan menyebar keseluruh
plasma
terikat
(terutamaAlbumin 70-99%); sebagian dalam bentuk bebas. Mula kerja dan lama kerja bervariasi untuk setiap sediaan ; t plasma berkisarumumnya4-5 jam untuk Glibenklamid dan tolazamid 6-7 jam, klorpropamid Farmakodinamik lebih dari 30 jam. Dosis tinggi menghambat penghancuran insulin oleh hati. : Kerja utama: Meningkatkanrilisinsulin daripankreas. (Stimulus glukosauntukrilisinsulin yang kurangmencukupi, obat obat golongan ini masih dapat merangsang lebih rilis insulin. Mempunyaiefek regulasi terhadap reseptorreseptorinsulin diberbagaisel-sel jaringan (sehingga memperbesar kepekaan jaringan terhadap insulin; dan menurunkan kadar glucagon serum tetapi kemaknaan klinisnya masih dipertanyakan
: :
BAB IV PENUTUP
A. KESIMPULAN Diabetes melitus, penyakit gula atau kencing manis adalah suatu gangguan kronis yang khususnya menyangkut metabolisme karbohidrat (glukosa) di dalam tubuh. Penyebabnya adalah kekurangan hormon insulin, yang berfungsi memanfaatkan glukosa sebagai sumber energi dan mensintesa lemak. Ada dua jenis tipe diabetes, yakni diabetes melitus tipe 1 dan diabetes melitus tipe 2. Sasaran terapi untuk diabetes melitus tipe 2 adalah kadar glukosa darah, komplikasi, dan pola hidup penderita diabetes melitus tipe 2. Terapi harus meminimalkan gejala dan menghindari komplikasi, dan memungkinkan pasien untuk hidup normal. DENGAN STRATEGI TERAPI Nonfarmakologis Farmakologis
B. SARAN 1. Bagi masyarakat harus berhati-hati dalam membeli dan mengkonsumsi obat, kita harus mengerti efek, kontraindikasinya dan sediaan yang ada pada obat agar obat lebih cepat bereaksi. 2. Masyarakat harus mengetahui jenis obat yang berbahaya bagi ibu hamil.. 3. Bagi tenaga kesehatan harus komunikasi aktif dengan masyarakat agar tidak timbul akibat yang tidak diinginkan.
DAFTAR PUSTAKA
Banister Claire. Pedoman Obat Buku Saku Bidan.2006. Jakarta: EGC Fitrianingsih Dwi , S. Farm., Apt, Drs. H. Akhsin Zulkoni, M.Si. Farmakologi Obat-Obat dalam Praktek Kebidanan.2009. Yogyakarta: Binari Media Utama. L. Batubara. 2008. Farmakologi Dasar. Jawa Barat: Leskonfi Yeo, Ben. 2008. MIMS Bidan. Jakarta:BIP Hion, Tan. 1991. Obat-obat Penting Jakarta:DepKes Sartono. 2005. Obat dan Wanita. Bandung : ITB http://medicastore.com/obat/4681/PITON-S.html http://www.farmasiku.com/index.php?target=products&product_id=31199 http://www.medicastore.com/obat_generik/ http://masarie.wordpress.com/2007/10/10/pilih-obat-generik-atau-paten/ ISO MIMS