Anda di halaman 1dari 17

Panduan Pelaksanaan Laboratorium Instruksional I/II Departemen Teknik Kimia ITB

MODUL 1.01 Aliran Fluida


I. Pendahuluan Fluida adalah zat yang tidak dapat menahan perubahan bentuk (distorsi) secara permanen. Bila kita mencoba mengubah bentuk suatu massa fluida, maka di dalam fluida tersebut akan terbentuk lapisan-lapisan di mana lapisan yang satu akan mengalir di atas lapisan yang lain, sehingga tercapai bentuk baru. Selama perubahan bentuk tersebut, terdapat tegangan geser (shear stress), yang besarnya bergantung pada viskositas fluida dan laju alir fluida relatif terhadap arah tertentu. Bila fluida telah mendapatkan bentuk akhirnya, semua tegangan geser tersebut akan hilang sehingga fluida berada dalam keadaan kesetimbangan. Pada temperatur dan tekanan tertentu, setiap fluida mempunyai densitas tertentu. Jika densitas hanya sedikit terpengaruh oleh perubahan yang suhu dan tekanan yang relatif besar, fluida tersebut bersifat incompressible. Tetapi jika densitasnya peka terhadap perubahan variabel temperatur dan tekanan, fluida tersebut digolongkan compresible. Zat cair biasanya dianggap zat yang incompresible, sedangkan gas umumnya dikenal sebagai zat yang compresible. Perilaku zat cair yang mengalir sangat bergantung pada kenyataan apakah fluida itu berada di bawah pengaruh bidang batas padat atau tidak. Di daerah yang pengaruh gesekan dinding kecil, tegangan geser dapat diabaikan dan perilakunya mendekati fluidaideal, yaitu incompresible dan mempunyai viskositas 0. Aliran fluida ideal yang demikian disebut aliran potensial. Pada lairan potensial berlaku prinsip-prinsip mekanika Newton dan hukum kekekalan massa. Aliran potensial mempunyai 2 ciri pokok: 1. tidak terdapat sirkulasi ataupun pusaran sehingga aliran potensial itu disebut aliran irotasional 2. tidak terjadi gesekan sehingga tidak ada disipasi (pelepasan) dari energi mekanik menjadi kalor. Prinsip-prinsip dasar yang paling berguna dalam penerapan mekanika fluida adalah persamaan-persamaan neraca massa atau persamaan kontinuitas; persamaanpersamaan neraca momentum linear dan neraca momentum angular (sudut), dan neraca energi mekanik. Persaman-persamaan itu dapat dituliskan dalam bentuk diferensial yang menunjukkan kondisi pada suatu titik di dalam elemen volume fluida, atau dapat pula dalam bentuk integral yang berlaku untuk contoh volume tertentu atau massa tertentu.

Halaman1dari 17

Panduan Pelaksanaan Laboratorium Instruksional I/II Departemen Teknik Kimia ITB

II.

Tujuan Praktikum modul Aliran Fluida dilakukan dengan tujuan agar praktikan

mempelajari aliran fluida dan peralatan-peralatan yang berkaitan dengan transportasi fluida. III. Sasaran Praktikum ini dilaksanakan dengan sasaran agar praktikan dapat menentukan parameter-parameter untuk: 1. karakteristik sight gage 2. karakteristik venturimeter 3. karakteristik orificemeter 4. karakteristik elbow 5. karakteristik tee 6. karakteristik gate valve 7. karakteristik pipa tunggal 8. karakteristik pipa paralel IV. Tinjauan Pustaka IV.1 Pipa dan Tabung Fluida dapat dialirkan dalam pipa atau tabung yang berpenampang bundar dan dijual dipasaran dengan berbagai ukuran, tebal dinding, dan bahan konstruksi. Pada umumnya pipa berdinding tebal, berdiameter relatif besar, dan tersedia dalam panjang antara 20-40 ft. Sedangkan tabung berdinding tipis dan biasa tersedia dalam bentuk gulungan yang panjangnya sampai beberapa ratus kaki. Ujung pipa logam biasanya berulir. Dinding pipa umumnya kesat, sedangkan dinding tabung licin. Potonganpotongan pipa disambung dengan menggunakan ulir (screw), flens (flange), atau las (weld), sedangkan tabung disambung dengan sambungan kompresi (compression fitting), flare fitting, atau sambungan solder (soldered fitting). Tabung biasanya dibuat dengan teknik ekstrusi atau cold drawn, sedangkan pipa logam biasanya dibuat dengan teknik las, cor (casting), dan piercing.

Modul 1.01 Aliran Fluida

Halaman 2 dari 17

Panduan Pelaksanaan Laboratorium Instruksional I/II Departemen Teknik Kimia ITB

Pipa dan tabung dapat dibuat dengan berbagai material seperti logam, alloy, keramik, gelas, dan polimer. Untuk praktikum ini digunakan pipa dari PVC dan logam. Pada indsutri kimia umumnya digunakan pipa dari baja berkarbon rendah. Ukuran pipa ditentukan oleh diameter dan tebal dindingnya. Tebal pipa ditunjukkan dengan schedule number. Hal ini berkatitan dengan allowabel stress dan ultimate strength-nya. Ukuran pipa yang optimum ditentukan oleh biaya relatif untuk investasi, daya, pemeliharaan, persediaan dan fleksibilitas sambungan.Untuk instalasi kecil, umumnya kecepatan rendah lebih menguntungkan terutama dalam aliran gravitasi dari tekanan tinggi. IV.2 Valve Sistem instalasi pipa biasanya terdiri dari banyak sekali valve dengan ukuran dan bentuk yang beragam. Beberapa jenis valve sangat cocok untuk membuka dan menutup penuh aliran, ada valve yang cocok untuk mengurangi tekanan dan laju aliran fluida, ada pula valve yang berfungsi mengatur agar aliran fluida terjadi pada satu arah saja. Dua jenis valve yang paling dikenal adalah gate valve dan globe valve. Pada gate valve, bukaan tempat aliran fluida hampir sama besar dengan pipa sehingga aliran fluida tidak berubah. Akibatnya, gate valve yang terbuka penuh hanya menyebabkan penurunan tekanan sedikit. Dalam gate valve terdapat piringan tipis yang berada pada dudukan yang tipis pula. Bila gate valve dibuka, piring naik ke selongsong atas, sehingga seluruhnya berada di luar lintasan fluida. Valve ini tidak cocok digunakan sebagai pengendali aliran, dan biasanya dipakai dalam keadaan terbuka atau tertutup penuh. Sebaliknya, globe valve banyak digunakan sebagai pengendali aliran. Bukaannya bertambah secara hampir linear menurut posisi batang valve, sehingga keausan di sekeliling piringan terdistribusi secara seragam. Fluida mengalir melalui bukaan yang terbatas dan berubah arah beberapa kali. Akibatnya, penurunan tekanan pada globe valve cukup besar. Untuk suhu di bawah 250 0C, tipe plug cock yang terbuat dari logam banyak digunakan dalam sistem pipa pengolahan bahan kimia. Seperti tipe stop cock yang biasa terdapat di laboratorium, tipe plug cock dapat berubah dari posisi terbuka penuh sampai tertutup sempurna dengan memutar batang seperempat putaran. Pada posisi terbuka penuh, saluran di dalam plug cock dapat sebesar penampang pipa sehingga penurunan tekanan kecil sekali. Pada ball valve, elemen penutup ini berbentuk bola. Daerah kontak

Modul 1.01 Aliran Fluida

Halaman 3 dari 17

Panduan Pelaksanaan Laboratorium Instruksional I/II Departemen Teknik Kimia ITB

antara elemen yang bergerak dan dudukannya biasanya besar, dan valve ini dapat digunakan untuk menurunkan laju alir fluida atau mengendalikan tekanan. Check valve menyebabkan aliran hanya berlangsung pada satu arah saja. Valve terbuka oleh tekanan fluida pada arah yang dikehendaki, bila aliran berhenti atau akan berbalik, valve menutup otomatis karena gravitasi atau dengan bantuan pegas yang menekannya ke piringan. Beberapa rule of thumb yang penting dalam penyusunan aliran pipa, antara lain: 1. Pipa-pipa harus sejajar dengan belokan-belokan tegak lurus pipa-pipa disusun sedemikian sehingga dapat dibuka bila perlu untuk mengganti pipa yang rusak atau membersihkannya. 2. Dalam sistem aliran gravitasi, pipa harus dibuat lebih besar daripada seharusnya dan belokan dirancang sesedikit mungkin. Pengotoran saluran sangat mengganggu bila aliran berlangsung dengan gravitasi saja, karena tinggi tekan fluida tidak dapat ditambah untuk meningkatkan laju aliran saat pipa mengecil karena fouling. 3. Kebocoran valve harus selalu diperhtungkan. Valve harus dipasang vertikal dengan batangnya ke atas. Valve harus mudah dicapai, dan didukung tanpa mengalami regangan, dan diberi allowance untuk menampung ekspansi termal pipa di sebelahnya. IV.3 Pompa Pemindahan fluida melalui pipa, peralatan, atau udara terbuka dilakukan dengan pompa, kipas, blower, dan kompresor. Alat-alat tersebut berfungsi meningkatkan energi mekanik fluida. Tambahan energi itu lalu digunakan untuk meningkatkan kecepatan, tekanan, atau elevasi fluida. Metoda yang umum untuk penambahan energi tersebut adalah dengan positive displacement dan aksi sentrifugal yang diberikan dengan gaya dari luar. Kedua metoda tersebut menyebabkan ada 2 jenis utama peralatan pemindah fluida, yaitu menggunakan tekanan langsung pada fluida dan menggunkaan momen puntir untuk membangkitkan rotasi Pompa digunakan untuk mengalirkan fluida (umumnya cair) dari satu unit operasi ke unit operasi yang lain. Fluida mengalir akibat terjadinya perpindahan energi. Driving force yang umum digunakan untuk mengalirkan fluida adalah gravitasi, displacement, gaya sentrifugal, gaya elektromagnetik, perpindahan momentum, impuls

Modul 1.01 Aliran Fluida

Halaman 4 dari 17

Panduan Pelaksanaan Laboratorium Instruksional I/II Departemen Teknik Kimia ITB

mekanik, atau kombinasinya. Saat ini, yang paling umum diaplikasikan adalah gaya sentrifugal dan gravitasi. Ada 2 kelompok utama pompa: 1. Positive Displacement Pump Pada pompa jenis ini, volume tertentu zat cair terperangkap di dalam satu ruang yang berganti-ganti diisi melalui pemasuk dan dikosongkan pada tekanan yang lebih tinggi melalui pembuang. Ada 2 jenis positive displacement pump. Pada reciprocating pump ruang tersebut adalah silinder stasioner yang berisi piston atau plunger. Pada pompa putar ruangnya bergerak dari pemasuk sampai pembuang dan masuk lagi ke inlet. Contoh reciprocating pump antara lain pompa piston, pompa plunger, dan pompa diafragma. Sedangkan jenis-jenis pompa putar antara lain gear pump, lobe pump, screw pump, cam pump, dan vane pump. 2. Pompa Sentrifugal Pada jenis pompa ini energi mekanik zat cair ditingkatkan dengan aksi sentrifugal. Pompa ini paling banyak digunakan dipabrik. Pada pompa, densitas fluida konstan dan besar. Perbedaan tekanan biasanya cukup besar dan konstruksinya harus kuat. Pompa dipasang untuk memberikan energi yang diperlukan untuk menarik zat cair dari sumber dan membuatnya mengalir dengan laju alir volumetrik yang konstan pada waktu keluar pada ketinggian tertentu di atas pompa. Hal ini ditunjukkan pada Gambar 1. Pada pompa zat cair masuk melalui sambuangan isap (a) dan keluar melalui sambungan buangan (b). Persamaan Bernoulli dapat digunakan untuk kedua titik tersebut. Gesekan hanya terjadi pada dinding pompa sendiri, dan dapat dihitung dalam efisiensi mekanik dan hf = 0. Dengan penyederhanaan tersebut, persamaan Bernoulli menjadi:

.Wp =

p b g.Z b b .Vb 2 + + gc 2.g c

p a g.Z a a .Va 2 + + gc 2.g c

(1)

Jumlah dalam urung disebut total head dan ditandai dengan H


p g.Z .V 2 H= + g + 2.g c c (2)

Jumlah kerja yang dihasilkan oleh pompa atau kompresor bergantung pada kapasitas dan head. Kapasitas adalah laju alir massa atau volume fluida yang dialirkan,

Modul 1.01 Aliran Fluida

Halaman 5 dari 17

Panduan Pelaksanaan Laboratorium Instruksional I/II Departemen Teknik Kimia ITB

sedangkan head adalah perbedaan total tekanan masuk dan keluar alat, yang biasanya dinyatakan dalam tinggi kolom fluida dalam kondisi adiabatik.
1. Kapasitas

Dalam SI, kapasitas pompa dinyatakan dalam m3/jam, baik untuk fluida cair maupun gas. Dalam satuan U.S kapasitas dinyatakan dalam gallon/ menit untuk cairan dan ft3/menit untuk gas. Kapasitas dalam satuan volume dapat dikonversi ke dalam satuan massa dengan menggunakan densitas atau specific gravity. Apabila fluida yang dialirkan adalah gas, kapasitas harus dihubungkan dengan temperatur dan tekanan inlet.
2. Head

Total Suction Head Total suction head merupakan hasil pembacaan hgs dari gauge yang berada pada

bagian suction pompa, ditambah dengan velocity head pada gauge tersebut :
hs = hgs + atm +hvs hs = hss - hfs

(3) (4)

Sebelum instalasi, total suction head dapat diestimasi sebagai berikut : dimana hss = static suction head dan hfs = suction friction head
Static Suction Head Static suction head, hss, merupakan jarak vertikal yang diukur dari permukaan

sumber cairan hingga garis pusat pompa, ditambah dengan tekanan absolut pada permukaan pompa.
Total Discharge Head Total discharge head, hd, merupakan hasil pembacaan hgd dari gauge yang

berada pada bagian discharge pompa, ditambah dengan velocity head pada
gauge tersebut : hd = hgd + atm +hvd hds = hsd - hfd

(5) (6)

Sebelum instalasi, total suction head dapat diestimasi sebagai berikut : dimana hsd = static discharge head dan hfd = discharge friction head.
Static Discharge Head Static discharge head, hsd, merupakan jarak vertikal yang diukur dari permukaan

penerima cairan hingga garis pusat pompa, ditambah dengan tekanan absolut pada permukaan cairan.

Modul 1.01 Aliran Fluida

Halaman 6 dari 17

Panduan Pelaksanaan Laboratorium Instruksional I/II Departemen Teknik Kimia ITB

Total Static Head Total static head, hts , merupakan selisih antara discharge dan suction static

heads.

Total Dynamic Head Total dynamic head, H , merupakan selisih antara total discharge head dan total suction heads.

Velocity

Karena cairan umumnya bersifat incompressible, hubungan antara laju alir dengan kecepatan linear pada suatu titik dan suatu waktu dinyatakan sebagai berikut :
Q=A.v

(7)

Dimana, v = kecepatan linear rata-rata, Q = debit alir fluida, dan A = luas penampang aliran.
Velocity Head

Velocity head merupakan jarak vertikal yang harus dilewati massa fluida untuk mendapatkan kecepatan linier sebesar v.
hv = v2 / 2g

(8)

Viscosity

Dalam fluida yang mengalir, adanya friksi atau tahanan internal terhadap pergerakan fluida harus diperhitungkan. Tahanan tersebut dikenal dengan viskositas, yang pada cairan umumnya akan berkurang seiring dengan bertambahnya temperatur. Semakin besar viskositas, friksi dalam aliran pipa dan jumlah daya yang diperlukan oleh pompa akan meningkat, sedangkan head, kapasitas, dan efisiensi pompa akan berkurang.
Friction Head Friction head merupakan jumlah tekanan yang diperlukan untuk mengatasi

tahanan alir dalam pipa maupun fittings. Perbedaan tinggi sambungan masuk dan sambungan keluar pada pompa biasanya dapat diabaikan, sehingga Za dan Zb dapat dikeluarkan. Jika Ha adalah tekanan total hisap, dan Hb adalah tekanan total buang, dan H=Hb-Ha, maka berlaku persamaan:
Wp = H b H a H = (9)

Modul 1.01 Aliran Fluida

Halaman 7 dari 17

Panduan Pelaksanaan Laboratorium Instruksional I/II Departemen Teknik Kimia ITB

Daya yang diberikan kepada penggerak pompa dari sumbu luar ditandai dengan lambang Pb. Nilainya dihitung dari Wp dengan:

Pb =

m.. = m.Wp

(10)

Daya yang diberikan pada fluida dihitung dari laju alir massa dan tinggi-tekan yang dibangkitkan pompa. Daya ini ditandap dengan lambang Pf dan didefinisikan sebagai: Pf = m.H Sehingga dapt didefinisikan faktor efisiensi: Pb =
3.

(11)

Pf

(12)

Kerja yang dihasilkan oleh pompa

Dalam menentukan performa pompa, salah satu variabel yang perlu dihitung adalah output daya, yang merupakan fungsi dari total dynamic head dan massa cairan yang dipompa pada rentang waktu tertentu. Daya tersebut dinyatakan dalam kilowatt (kW) untuk satuan SI, dan horsepower (hp) untuk satuan US. Dalam satuan SI, kW = HQ / 3.670 105 cairan); Q = kapasitas, m3/ h; dan = densitas cairan, kg/m3. Dalam satuan US, kW = HQs / 3.960 105 (14) dimana kW adalah daya keluaran pompa (kW); H = total dynamic head; ft (kolom cairan); Q = kapasitas, gal/mnt ; dan s = specific gravity, kg/m3. Friksi atau kebocoran menyebabkan adanya daya yang hilang di dalam pompa, akibatnya input daya ke dalam pompa lebih besar dari daya keluarannya. Efisiensi kerja pompa dinyatakan sebagai berikut : Efisiensi pompa = (daya output) / (daya input) (15) Salah satu fenomena yang harus dihindari dalam pengoperasian pompa adalah kavitasi. Jika fluida berada dalam fasa cair, dari segi energi tidak menjadi soal apakah tekanan pompa berada jauh di atas maupun di bawah tekanan atmosfer. Namun, jika tekanan isap hanya sedikit lebih tinggi dari tekanan uap, sebagian zat cair mungkin berubah menjadi uap (flash) di dalam pompa. Fenomena ini terjadi apabila terdapat fraksi uap yang masuk ke dalam pompa, membentuk gelembung yang terbawa ke daerah
Modul 1.01 Aliran Fluida Halaman 8 dari 17

(13)

dimana kW adalah daya keluaran pompa (kW); H = total dynamic head; m (kolom

Panduan Pelaksanaan Laboratorium Instruksional I/II Departemen Teknik Kimia ITB

bertekanan lebih tinggi, lalu tiba-tiba pecah. Kavitasi menyebabkan pelepasan logam, getaran, kebisingan, melemahnya aliran, dan berkurangnya efisiensi. Untuk menghindari fenomena ini, maka Required Net Positive Suction Head (NPSH)R harus dipenuhi. (NPSH)R sama dengan total head cairan pada garis pusat pompa dikurangi tekanan uap p. Nilai NPSH yang diperlukan adalah 5 sampai 10 feet untuk pompa sentrifugal kecil, tetapi meningkat dengan kapasitas pompa, kecepatan impeller, dan tekanan buang. Untuk pompa yang sangat besar nilai NPSH sebaiknya 50 ft. Nilai NPSH dapat dihitung dengan persamaan:
NPSH = gc g Pa Pv h fs Za (16)

dimana pv adalah tekanan uap dan hfs adalah gesekan dalam pompa hisap. Tiap pompa yang diproduksi telah dilengkapi dengan kurva hubungan (NPSH)R dengan kapasitas. Dalam instalasi pompa, Available Net Positive Suction Head (NPSH)A harus lebih besar atau sama dengan (NPSH)R untuk kapasitas yang diinginkan. Nilai (NPSH)A dapat dihitung sebagai berikut : (NPSH)A = hss - hfs p yang dipakai adalah sebagai berikut : (NPSH)A = atm + hgs + hvs p (18) Pada prakteknya, NPSH yang dibutuhkan untuk operasi lebih besar daripada nilai teoritiknya. (NPSH)R aktual bergantung pada karakteristik cairan, total head, kecepatan pompa, kapasitas, dan desain impeler.
IV.5 Pengukuran Aliran Fluida

(17)

Jika (NPSH)A akan ditentukan pada pompa yang sudah diinstalasi, maka persamaan

Untuk melakukan pengendalian pada proses-proses industri, kuantitas bahan yang masuk dan keluar dari proses perlu diketahui. Karena itu perlu diukur laju alir fluida pada pipa atau saluran. Berbagai jenis alat ukur digunakan untuk itu, diantaranya: 1. alat ukur yang didasarkan pada pengukuran volume langsung 2. alat ukur dengan tangki tekan variabel 3. alat ukur penampang aliran 4. alat ukur arus 5. alat ukur positive displacement 6. alat ukur magnetik
Modul 1.01 Aliran Fluida Halaman 9 dari 17

Panduan Pelaksanaan Laboratorium Instruksional I/II Departemen Teknik Kimia ITB

7. alat ukur ultrasonik Yang paling banyak digunakan untuk mengukur aliran adalah beberapa jenis alat ukur head dan area meter . Contoh alat ukur head adalah venturi meter, oreifice meter, dan tabung pitot
IV.5.1 Venturi Meter

Persamaan dasar untuk venturi meter adalah persamaan Bernoulli. Gesekan dapat diabaikan dan venturi diasumsikan terpasang horisontal tanpa pompa. Jika kecepatan rata-rata di hulu adalah va dan di hilir vb, dan densitas fluida b, maka: b .v b - a .v a =
2 2

2.g c ( a - b )

(19)

Jika persamaan kontinuitas berlaku, densitas tetap.


Db va = D a 2 .v b = .v b
2

(20)

dimana D a = diameter pipa, D b = diameter leher venturi meter, dan = rasio diameter Jika va dieliminasi, hasilnya adalah :
vb = 1 b - . a
4

2.g c ( a b )

(21)

Persamaan tersebut hanya berlaku untuk aliran ideal tanpa gesekan. Untuk memperhitungkan rugi gesekan yang terdapat sedikit antara lokasi a dan b persamaan tersebut dikoreksi dengan faktor empirik Cv:
vb = Cv b - 4 . a . 2.g c ( a b )

(22)

Pengaruh faktor kinetika a dan b telah diperhitungkan dalam Cv (koefisien venturi). Cv ditentukan dari percobaan. Koefisien ini disebut koefisien venturi tanpa termasuk laju alir
inlet. Pengaruh laju alir inlet va diperhitungkan dalam suku 1 / 1 4 . Bila Db lebih

kecil dari Da/4, va dan suku diabaikan. Untuk venturi yang baik, nilai Cv rata-rata 0.98 untuk diameter pipa kecil. Pada praktiknya, besaran yang dicari biasanya bukan kecepatan melalui leher venturi vb. Laju aliran yang lebih penting adalah laju alir massa atau laju alir volumetrik melalui venturi tersebut. Laju alir massa dihitung dengan persamaan:

Modul 1.01 Aliran Fluida

Halaman 10 dari 17

Panduan Pelaksanaan Laboratorium Instruksional I/II Departemen Teknik Kimia ITB

m = v b .S b . =

C v .Sb b - 4 . a

. 2.g c ( a b ).

(23)

dimana m = laju alir massa dan Sb = luas leher venturi. Laju alir volumetrik didapat dengan membagi laju alir massa dengan densitas:
q= C v .S b 2.g c ( a b ) m = . 4 b - . a

(24)

Jika aliran melalui venturi meter benar-benar tanpa gesekan, tekanan fluida masuk dan keluar venturi sama sehingga penempatan venturi meter di jalur pipa tidak menyebabkan terjadinya pressure drop permanen. Gesekan tidak dapat dihilangkan sepenuhnya, sehingga pasti terjadi pressure drop dan head loss. Karena sudut kerucut divergen cukup kecil, pressure drop venturi meter relatif kecil, kira hanya 10%.
IV.5.2 Orifice Meter

Pada skala pabrik venturi meter jarang digunakan karena mahal, memerlukan tempat cukup besar, dan rasio diameter leher terhadap diameter pipa tidak dapat diubahubah. Untuk alat ukur tertentu, dengan sistem manometer tertentu pula, laju alir maksimum yang dapat diukur terbatas, sehingga apabila laju aliran berubah, diameter leher mungkin menjadi terlalu kecil untuk menampung laju alir maksimum yang baru.
Orifice meter dapat mengatasi kelemahan venturi itu, tetapi konsumsi dayanya lebih

tinggi. Prinsip orifice meter identik dengan prinsip venturi. Penurunan penampang arus aliran melalui orifis itu menyebabkan head kecepatan meningkat tetapi head tekanan menurun, dan penurunan tekanan antara kedua titik sadap diukur dengan manimeter. Persamaan Bernoulli memberikan dasar untuk mengkorelasi peningkatan-peningkatan
head kecepatan dengan penurunan head tekanan. Persamaan Bernoulli yang dapat

diterapkan pada orifice meter ini adalah:


u0 = C0 1-
4

2.g c ( a b )

(25)

dimana U0 = kecepatan melalui orifice = rasio diameter orifice terhdap diameter pipa pa, pb = tekanan pada stasion a dan stasion b Co adalah koefisien orifice yang telah memoerhitungkan kecepatan datang. Koefisien ini memberikan koreksi atas kontraksi jet fluida antara orifice dengan vena-

Modul 1.01 Aliran Fluida

Halaman 11 dari 17

Panduan Pelaksanaan Laboratorium Instruksional I/II Departemen Teknik Kimia ITB

kontrakta, juga terhadap gesekan dan terhadap faktor kinetika a dan b. Co ditentukan dari percobaan, dan nilainya bervariasi sesuai perubahan dan angka Reynolds pada
orifice. Bilangan Reynolds didefinisikan sebagai:

N RE,o =

D o .u o. 4.m = .D o .

(26)

dimana Do adalah diameter orifice. Persamaan tersebut sangat berguna untuk perancangan karena Co hampir konstan dan tidak bergantung pada selama NRE,o lebih dari 20000. Pada kondisi ini Co dapat dianggap 0,61 untuk lokasi pengamatan di flens maupun di vena kontrakta. Jika kurang dari 0,25 suku

1 4 jauh lebih kecil dari 1 sehingga persamaan orifice dapat

disederhanakan menjadi:
u 0 = 0,61. 2.g c ( a b )

(27)

Laju alir massa m menjadi


m = u 0 .S 0 . = 0,61.S 0 . 2.g c ( a b ).

(28)

Dengan mensubstitusi nilai So (luas penampang orifice).

So =

D a .S o Da
2

D a ( / 4 ).D o Da
2

(D a . )2 4

(29)

dan penyelesaian terhadap 2 didpat persamaan:


2 = 4.m 0,61.,6
2 a

. 2.g c ( a b ).

(30)

Dalam sistem orifice meter ini diperlukan pipa lurus di bagian hulu dan bagian hilir orifice untuk menjamin agar pola aliran yang normal tidak terganggu oleh perlengkapan sambungan pipa, valve, dan peralatna lain. Jika tidak, distribusi kecepatan menjadi tidak normal, dan koefisien orifice akan terganggu.
V. Rancangan Percobaan

V.1 Perangkat dan Alat Ukur

1. satu set sistem perpipaan dari technovate seperti pada Gambar 2. Stopwatch 3. Gelas ukur

Modul 1.01 Aliran Fluida

Halaman 12 dari 17

Panduan Pelaksanaan Laboratorium Instruksional I/II Departemen Teknik Kimia ITB

V.2

Bahan/ Zat Kimia

Air sebagai fluida


V.3 Data Pengamatan V.3.1 Data Percobaan

Pengamatan yang perlu dicatat dalam percobaan ini adalah: 1. karakteristik pipa (dengan variasi ukuran, susunan paralel-seri) 2. karakteristik tee 3. karakteristil elbow 4. karakteristik valve (dengan variasi jenis dan bukaan) adalah seperti tabel berikut: Jenis Media Pengalir Fluida : Variasi : No. h (cm)

hV (cm)

hO (cm)

V.3.2 Data Kalibrasi Orificemeter dan Venturimeter

hV (cm)

V (m3)

t (s)

V.3.3 Data Kalibrasi Sight Gauge

X (satuan skala)

Vs (m3)

V.4 Data Literatur V.4.1 Densitas dan Viskositas Air pada Rentang Temperatur Praktikum

T (0C)

(kg/m3)

(cP)

V.4.2 Ukuran Pipa yang Digunakan dalam Percobaan

Dnom (in)

Dout (in)

Din (in)

Modul 1.01 Aliran Fluida

Halaman 13 dari 17

Panduan Pelaksanaan Laboratorium Instruksional I/II Departemen Teknik Kimia ITB

V.4.3 Data Alat Ukur Fluida

1. Venturimeter Diameter throat (Do) = Diameter entrance (Di) = 2. Orificemeter Diameter throat (Do) = cm cm Diameter entrance (Di) =
V.4.4. Koefisien Alat Ukur Laju Alir Fluida

cm cm

1. Venturimeter CV = 0,98 untuk NRE > 10000 2. Orificemeter CO = 0,61 untuk NRE > 30000

V.5 Contoh Perhitungan V.5.1 Perhitungan Laju Alir Fluida

Persamaan yang digunakan:

Q=
dimana: V = volume air yang ditampung (m3)

V t

t = waktu yang dibutuhkan untuk aliran air sebanyak V tersebut (s) Q = debit alir air (m3/s) Contoh untuk data

Q=

V 9,9.10 4 = = 3,047.10 4 m 3 /s t 3,249

V.5.2 Perhitungan Konstanta Venturimeter

Persamaan yang digunakan:

Modul 1.01 Aliran Fluida

Halaman 14 dari 17

Panduan Pelaksanaan Laboratorium Instruksional I/II Departemen Teknik Kimia ITB

Q V = CV . A.

2.g.h 1- 4

Q V = K V . h
h = beda ketinggian pada manometer Misalkan didapat data kalibrasi venturimeter adalah sebagai berikut:
No 1 2 3 4 5 6 7 8 hV 0.1 0.08 0.075 0.07 0.065 0.06 0.055 0.045

h V
0.316228 0.282843 0.273861 0.264575 0.254951 0.244949 0.234521 0.212132

V (m3) 0.00099 0.00106 0.00084 0.00091 0.00084 0.00084 0.00083 0.00096

t (s) 3.249 4.26 3.724 3.992 3.798 3.918 4.444 5.215

QV (m3/s) 0.000304709 0.000248826 0.000225564 0.000227956 0.000221169 0.000214395 0.000186769 0.000184084

Kurva kalibrasi dari pengaluran dan linearisasi QV terhadap


Kalibrasi Venturim eter 0.0004 0.0003 QV 0.0002 0.0001 0 0.2 0.22 0.24 0.26 0.28 (delta hV)^0.5 0.3 0.32 y = 0.0009x R2 = 0.8681

h V adalah:

0.34

Dari kurva kalibrasi tersebut diketahui adalah

DC Di

A = luas penampang vanturimeter KV = 0,0009 didapat dari meregresikan data percobaan kalibrasi venturimeter

=
A=

D C 0,015875 = = 0,6097 D i 0,026035

.D i 2
4

* 0,026035 2
4

= 1,9793.10 4 m 2

CV =

0,0009 1,9793.10 -4

1 0,6097 4 = 0,9053 2 * 9,81

Modul 1.01 Aliran Fluida

Halaman 15 dari 17

Panduan Pelaksanaan Laboratorium Instruksional I/II Departemen Teknik Kimia ITB

V.5.3 Perhitungan Konstanta Orifice Meter

Persamaan yang digunakan:

Q 0 = C 0 . A.

2.g.h 1- 4

Q 0 = K 0 . h
Jika K0 = 0,0007 didapat dari meregresikan data percobaan kalibrasi orificemeter dengan nilai = 0.6097 dan A0 = AV = 1,9793.10-4 m2

C0 = C0 =

K0 1- 4 . A 2.g 0,0007 1 - 0,6097 4 = 0,741 . 2.9,81 1,9793.10 4

V.5.4 Mengetahu Karakteristik Pipa

Persamaan yang digunakan:

hf =

4.f.L .Q = K pipa .Q 2 2.D.A 2 .g

Q = K pipa . h f
hf = beda ketinggian pada manometer Kpipa dapat dihitung dengna mengalurkan QV atau Q0 terhadap kemudian meregresikannya Misalkan diperoleh data hf = 0,0305 m

h f dan

h pipa = h f = 0,5523 m1/2 h V = 0,03 m h V = 0.1732 m1/2


dengan memasukkan nilai didapat: QV = 0,0009*0,1732; QV = 0,00016 m3/s

h V ke persamaan hasil kalibrasi venturimeter

Modul 1.01 Aliran Fluida

Halaman 16 dari 17

Panduan Pelaksanaan Laboratorium Instruksional I/II Departemen Teknik Kimia ITB

Kemudian semua data kalibrasi pipa diperlakukan sama baik terhadap

h V

maupun h O . Kemudian QV dialurkan terhadap h pipa dan meregresikannya sehingga didapat Kpipa untuk setiap pipa baik dengan basis orificemeter maupun venturimeter.
V.5.5 Mengetahui Karakteristik Valve, Tee, dan Elbow

Untuk menentukan karakteristik valve, tee, dan elbow, diguakan prosedur yang sama dengan cara untuk menentukan karakteristik pipa.
V.5.6. Menghitung nilai f (fanning factor) dan Bilangan Reynolds

Persamaan yang digunakan:

f =

h. 2 .D 5 .g B 2 .L.Q 2 4. .Q N RE = . .D

Daftar Pustaka

1. Geankoplis, C.j., Transport Process and Unit Operations, 2nd Edition, Allyn and Bacon Inc., Boston, 1978 2. Mc Cabe, W.L., Unit Operation of Chemical Engineering, 3rd Edition, McGraw-Hill Book Co., New York, 1978 3. Perry, R., Green, D.W., and Maloney, J.O., Perrys Chemical Engineers Handbook, 6th Edition, McGraw-Hill, Japan, 1984

Modul 1.01 Aliran Fluida

Halaman 17 dari 17

Anda mungkin juga menyukai