Anda di halaman 1dari 3

Masa Pencerahan di Jerman

Pada umumnya Pencerahan di Jerman tidak begitu bermusuhan sikapnya terhadap agama Kristen seperti yang terjadi di Perancis. Memang orang juga berusaha menyerang dasar-dasar iman kepercayaan yang berdasarkan wahyu, serta menggantinya dengan agama yang berdasarkan perasaan yang bersifat pantheistic, akan tetapi semuanya itu berjalan tanpa perang terbuka. Yang menjadi pusat perhatian di Jerman adalah etika. Orang bercita-cita untuk mengubah ajaran kesusilaan yang berdasarkan wahyu menjadi suatu kesusilaan yang berdasarkan kebaikan umum, yang dengan jelas menampakkan perhatian kepada perasaan. Sejak semula pemikiran filsafat dipengaruhi oleh gerakan rohani di Inggris dan di Perancis. Hal itu mengakibatkan bahwa filsafat Jerman tidak berdiri sendiri. Para perintisnya di antaranya adalah Samuel Pufendorff(1632-1694), Christian Thomasius (1655-1728). Akan tetapi pemimpin yang sebenarnya di bidang filsafat adalah Christian Wolff (1679- 1754). Ia mengusahakan agar filsafat menjadi suatu ilmu pengetahuan yang pasti dan berguna, dengan mengusahakan adanya pengertian-pengertian yang jelas dengan bukti-bukti yang kuat. Penting sekali baginya adalah susunan sistim filsafat yang bersifat didaktis, gagasan-gagasan yang jelas dan penguraian yang tegas. Dialah yang menciptakan pengistilahan-pengistilahan filsafat dalam bahasa Jerman dan menjadikan bahasa itu menjadi serasi bagi pemikiran ilmiah. Karena pekerjaannya itu filsafat menarik perhatian umum. Pada dasarnya filsafatnya adalah suatu usaha mensistimatisir pemikiran Leibniz dan menerapkan pemikiran itu pada segala bidang ilmu pengetahuan. Dalam bagian-bagian yang kecil memang terdapat penyimpangan-penyimpangan dari Leibniz. Hingga munculnya Kant yang filsafatnya merajai universitas-universitas di Jerman. Orang yang seolah-olah dengan tiba-tiba menyempurnakan Pencerahan adalah Immanuel Kant (1724-1804). Yang merupakan Filsuf yang pengaruhnya terhadap filsafat pada dua ratus tahun terakhir ini,baik di Barat maupun di Timur, hampir secara universal diakui sebagai filsuf terbesar sejak masa Aristoteles. Ada yang berpendapat bahwa filsafat pada dua ratus tahun terakhir ini bagaikan catatan kaki terhadap tulisan-tulisannya. Ada juga yang berpendapat sistem filsafatnya bagi dunia modern ini laksana Aristoteles bagi dunia skolastik: Kant lahir di Konigserg, Prusia Timur,Jerman.Pikiran-pikiran dan tulisan-tulisannya membawa revolusi yang jauh jangkauannya dalam filsafat modern.ia hidup dizaman Scepticism Sebagian besar hidupnya telah ia pergunakan untuk mempelajari logical process of thought (proses penalaran logis),the external world (dunia eksternal) dan reality of things (realitas segala yang wujud ). Kehidupannya dalam dunia filsuf dibagi dalam dua periode: zaman pra-kritis dan zaman kritis. Pada zaman pra-kritis ia menganut pendirian rasionalis yang dilancarkan oleh Wolff dkk. Tetapi karena terpengaruh oleh David Hume ( 1711-1776), berangsur-angsur Kant meninggalkan rasionalisme. Ia sendiri mengatakan bahwa Hume itulah yang membangunkannya dari tidur dogmatisnya. Pada zaman kriitsnya , Kant merubah wajah filsafatnya secara radikal.

Dilingkungan masyarakatnya,Kant sering menjadi subjek karikatur secara tidak wajar,semisal bahwa rutinitas hariannya amat kaku sampai-sampai para tetangganya menyetel arloji mereka menurut kedatangan dan kepergiannya setiap hari,namun cerita semacam ini mungkin justru mencerminkan integritas kehidupannya yang bersesuaian dengan ide-idenya sendiri jika kita ingin menilainya secara positif.ketika meninggal,epitaf di batu nisannya hanya bertuliskan Sang Filsuf sebuah sebutan yang dianggap tepat,dengan mempertimbangkan bahwa periode filsafat yang bermula dengan tampilnya Sokrates menjadi lengkap dalam banyak hal dengan hadirnya Kant.Dengan munculnya Kant dimulailah zaman baru, sebab filsafatnya mengantarkan suatu gagasan baru yang memberi arah kepada segala pemikiran filsafat la sendiri memang merasa, bahwa is meneruskan Pencerahan. Filsuf Immanuel Kent disebut Kritisisme sebab ia memiliki karya yang sangat terkenal dengan menampakkan kritisismenya yang tertuang dalam bukunya, yaitu; 1. Critique of Pure Reason ?. (kritik atas rasio murni) yang membicarakan tentang reason dan knowing process yang ditulisnya selama lima belas tahun, 2. .Bukunya yang kedua adalah Critique of Practical Reason atau kritik atas rasio praktis yang menjelaskan filsafat moralnya,dan 3. Bukunya yang ketiga adalah Critique of judgment atau kritik atas daya pertimbangan. Kant yang juga dikenal sebagai raksasa pemikir Barat mengatakan bahwa, Filsafat merupakan ilmu pokok dari segala pengetahuan yang meliputi empat persolan yaitu; Apa yang dapat kita ketahui ? ,Apa yang boleh kita lakukan?,Sampai dimanakah pengharapan kita? Dan Apakah manusia itu? Kent juga membedakan tiga macam pengetahuan yaitu; 1. Pengetahuan analaitis maksudnya adalah predikat sudah tercakup pada subyek. Contoh: lingkaran itu bulat, bulat diketahui melalui analisa tentang lingkaran (subyek) 2. Pengetahuan sintetis a-posteriori maksudnya adalah predikat dihubungkan dengan subyek berdasarkan pengalaman indrawi. Contoh ; hari ini mendung. 3. Pengetahuan sintesis a-priori, disinilah muncurnya kesukaran maksudnya adalah disinilah dipakai sumber pengetahuan a-priori dan a-posteriori sekaligus, akal budi dan pengalaman dibutuhkan serempak. Contoh : ilmu pasti, ilmu alam,ilmu pesawat dll. Proses pengetahuan terjadi dari unsure unsure berikut: benda bendaan sich benda benda yang menjadi obyek ruang dan waktu tiga ide; Allah, jiwa dan dunia. Aku yang sedang berfikir,pusat proses pengetahuan 12 kategori akal yang terdiri dari; 3 kuantitas ,3 kualitas, 3 relasi, dan 3 modalitas

Etika Kent Kent menagatakan bahwa ada intuisi pada manusia, yaitu tiada sesuatu yang lebih tinggi dari perbuatan yang dilakuakn karena kehendak baik, lepas dari buahnya ( hasil dari perbuatan itu sendiri) yang berasal dari naluri manusia. Walaupun Kent seorang Kristen tapi dia memandang batas batas agama dalam batas batas rasio melulu, ia mengatakan bahwa agama bukan soal akal, tetapi soal perbuatan, soal moral. Dan kent juga berpendapat bahwa dasar dalam segala ilmu ialah; harus bersifat umum dan mutlak perlu, dan harus menambah pengetahuan baru. Kesimpulan Kent mengatakan bahwa Empirisme tidak mungkin member pengetahuan yang umum, mutlak perlu, karena empirisme member putusan putusan yang sintesis ( a-posteriosi saja). Dan Rasionalisme tidak mungkin member pengethauan yang baru, karena rasionalisme memberi putusan putusan yang analitis saja. Sehingga keduanya tidak memenuhi syarat yang dituntut oleh ilmu pengetahuan.

Anda mungkin juga menyukai