Pengertian
Metrologi (ilmu pengukuran) adalah disiplin ilmu yang mempelajari cara-cara pengukuran, kalibrasi dan akurasi di bidang industri, ilmu pengetahuan dan teknologi. Metrologi Industri adalah ilmu yang mempelajari pengukuran dimensi dan karakteristik geometrik suatu produk, menggunakan alat ukur sehingga didapatkan hasil yang mendekati hasil yang sebenarnya. Pengukuran adalah membandingkan suatu besaran yang belum diketahui dengan suatu besaran yang standar.
Besaran
1.
2.
1. 2. 3.
1. 2. 3. 4.
Besaran adalah standar yang digunakan dalam pengukuran. Besaran terdiri dari dua jenis: Besaran Pokok, yaitu besaran yang sesuai dengan standar internasional, berdiri sendiri, dan dapat dijadikan acuan. Besaran Turunan, yaitu besaran yang diperoleh dari beberapa variabel dalam bentuk persamaan. Syarat-syarat besaran adalah: Dapat didefinisikan secara fisik. Dapat digunakan dimana saja. Tidak berubah terhadap waktu. Agar bisa diukur, maka suatu produk harus mempunyai karakteristik geometrik antara lain: Dimensi Posisi Bentuk Kualitas permukaan
Sumber: http://muhamadzamroni.wordpress.com/2011/04/02/besaran-dan-satuan/
Pengukuran Linear Pengukuran Sudut Pengukuran Kerataan dan Kedataran Pengukuran Profil Pengukuran Ulir Pengukuran Roda Gigi Pengukuran Posisi Pengukuran Kekasaran Permukaan
2.
Alat Ukur Pembanding Yaitu alat ukur yang berfungsi untuk mengukur beda ukuran suatu produk dengan ukuran dasar produk yang telah diperkirakan terlebih dahulu dengan blok ukur. Contohnya : dial indicator.
Sumber: http://kelasteknik.blogspot.com/2011/01/alat-ukur-teknik-dial-gauge.html
3.
Alat Ukur Standar Yaitu alat ukur yang hanya dilengkapi dengan satu skala nominal, tidak dapat memberikan hasil pengukuran secara langsung, dan digunakan untuk alat kalibrasi dari alat ukur lainnya.
Sumber: http://solidarityroom.blogspot.com/2011_11_01_archive.html
4.
Alat Ukur Kaliber Batas Yaitu alat ukur yang berfungsi untuk menunjukkan apakah dimensi suatu produk berada di dalam atau diluar dari daerah toleransi produk tersebut. Contohnya : kaliber lubang dan kaliber poros.
Sumber: yefrichan.files.wordpress.com/2007/04/jenis-jenis-pengukuran-2.pdf
5.
Alat Ukur Bantu Yaitu alat ukur yang berfungsi untuk membantu dalam proses pengukuran. Sebenarnya alat ini tidak bisa mengukur objek, namun karena peranannya yang sangat penting dalam pengukuran maka alat ini dinamakan juga dengan alat ukur. Contohnya : meja rata, stand magnetic, batang lurus.
Sumber: http://www.best-b2b.com/Sub-cat/1043/1044/magnetic-material_17.html
Sumber: http://planetcopas.blogspot.com/2012/06/prinsip-kerja-alat-ukur-surface.html
2.
Alat Ukur Koordinat Yaitu alat ukur yang memiliki sensor yang dapat digerakkan dalam ruang, digunakan untuk menentukan posisi Contohnya alat ukur posisi.
Sumber: yefrichan.files.wordpress.com/2007/04/jenis-jenis-pengukuran-2.pdf
Alat ukur mekanik Alat ukur elektrik Alat ukur optik Alat ukur pneumatik Alat ukur hidrolik dan aerodinamik
2.
Pengubah Yaitu bagian alat ukur yang berfungsi mengubah sinyal yang dirasakan oleh sensor menjadi besaran yang terukur. Terdiri dari:
Pengubah mekanik Prinsipnya meneruskan serta mengubah isyarat sensor yang berupa gerakan translasi menjadi gerakan rotasi yang relatif lebih mudah diproses atau diubah.
Sumber: Taufiq Rochim & Sri Hardjoko Wirjomartono. Spesifikasi Geometris Metrologi Industri & Kontrol Kualitas.ITB.Bandung
Pengubah opto mekanik Sistem mekanik digabung dengan sistem optik melalui cermin yang kemiringannya dapat diubah. Cermin berfungsi sebagai pemantul berkas cahaya pada sistem pengubah optik.
Sumber: Taufiq Rochim & Sri Hardjoko Wirjomartono. Spesifikasi Geometris Metrologi Industri & Kontrol Kualitas.ITB.Bandung
Pengubah elektrik mengubah isyarat besaran panjang (non elektrik atau besaran lain), baik dari sensor ataupun telah melalui pengubah primer ( pengubah mekanik, optik, pneumatik, atau kombinasinya) menjadi isyarat besaran listrik.
Sumber: Taufiq Rochim & Sri Hardjoko Wirjomartono. Spesifikasi Geometris Metrologi Industri & Kontrol Kualitas.ITB.Bandung
Pengubah opto elektrik Contoh: fotosel (merupakan komponen elektronik yang peka tehadap sinar yang jatuh pada permukaan aktifnya.
Sumber: Taufiq Rochim & Sri Hardjoko Wirjomartono. Spesifikasi Geometris Metrologi Industri & Kontrol Kualitas.ITB.Bandung
Pengubah pneumatik Kondisi suatu aliran udara yang tertentu (tetap) akan berubah apabila ada perubahan pada celah antara permukaan benda ukur dengan permukaan sensor alat ukur (dimana udara ini mengalir melaluinya). Perubahan kondisi aliran udara ini dapat diketahui dengan cara mengukur perubahan tekanan atau kecepatan aliran.
Sumber: Taufiq Rochim & Sri Hardjoko Wirjomartono. Spesifikasi Geometris Metrologi Industri & Kontrol Kualitas.ITB.Bandung
Pengubah optik Berfungsi sebagai pembelok, pembias, atau pemantul berkas cahaya yang berasal dari suatu objek sehingga terbentuk suatu bayangan (maya atau nyata) dengan ukuran/penyimpangan yang lebih besar daripada ukuran/penyimpangan obyeknya.
Sumber: Taufiq Rochim & Sri Hardjoko Wirjomartono. Spesifikasi Geometris Metrologi Industri & Kontrol Kualitas.ITB.Bandung
3.
Penunjuk Yaitu bagian alat ukur yang berfungsi menunjukkan harga pengukuran. Terdiri dari: Penunjuk berskala Skala linear Skala melingkar
Penunjuk digital
Digital mekanik
Sumber: Taufiq Rochim & Sri Hardjoko Wirjomartono. Spesifikasi Geometris Metrologi Industri & Kontrol Kualitas.ITB.Bandung
Sumber: Taufiq Rochim & Sri Hardjoko Wirjomartono. Spesifikasi Geometris Metrologi Industri & Kontrol Kualitas.ITB.Bandung
Kalibrasi alat ukur kerja dengan alat ukur standar kerja. Kalibrasi alat ukur standar kerja dengan alat ukur standar. Kalibrasi alat ukur standar dengan alat ukur standar nasional. Kalibrasi alat ukur standar nasional dengan alat ukur standar internasional. Kepekaan Yaitu kemampuan alat ukur untuk dapat merasakan perbedaan yang relatif kecil dari harga pengukuran.
2.
3.
Mampu baca Kemampuan sistem penunjukan dari alat ukur untuk memberikan harga pengukuran yang jelas dan berarti.
4.
Histerisis Yaitu penyimpangan dari harga ukur yang terjadi sewaktu dilakukan pengukuran secara kontinu dari dua arah yang berlawanan.
Sumber: http://pakcipguru.blogspot.com/2009/01/media-gambar-histerisis.html
5.
Pergeseran Yaitu terjadinya perubahan posisi pada penunjuk harga ukur sementara sensor tidak memberikan / merasakan sinyal atau perbedaan. 6. Kepasifan Terjadi apabila sensor telah memberikan sinyal, namun penunjuk tidak menunjukkan perubahan pada harga ukur. 7. Kestabilan nol Yaitu kemampuan alat ukur untuk kembali ke posisi nol ketika sensor tidak lagi bekerja. 8. Pengambangan Yaitu suatu kondisi alat ukur dimana jarum penunjuk tidak menunjukkan harga ukur yang konstan. Dengan kata lain, penunjuk selalu berubah posisi atau bergerak.
Ketelitian (Accuracy), yaitu kemampuan alat ukur untuk memberikan nilai yang mendekati harga yang sebenarnya. Ketepatan (Precision), yaitu kemampuan alat ukur untuk memberikan nilai yang sama dari beberapa pengukuran yang dilakukan Kecermatan (Resolution), yaitu skala terkecil yang mampu dibaca oleh alat ukur.
Sumber: yefrichan.files.wordpress.com/2007/04/jenis-jenis-pengukuran-2.pdf
2.
Pengukuran Tak Langsung Yaitu pengukuran yang dilakukan dengan menggunakan alat ukur pembanding dan alat ukur standar, dimana hasil pengukuran tidak dapat diperoleh secara langsung.
Sumber: yefrichan.files.wordpress.com/2007/04/jenis-jenis-pengukuran-2.pdf
3. Pengukuran dengan Kaliber Batas Yaitu pengukuran yang dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui apakah dimensi suatu produk berada di dalam atau diluar daerah toleransi produk tersebut.
4.
Membandingkan dengan Bentuk Standar Yaitu pengukuran yang dilakukan dengan cara membandingkan bentuk produk dengan bentuk standar dari produk tersebut. Pengukuran ini dilakukan dengan menggunakan profil proyektor.
Sumber: yefrichan.files.wordpress.com/2007/04/jenis-jenis-pengukuran-2.pdf
Toleransi adalah perbedaan ukuran antara kedua harga batas, dimana ukuran atau jarak permukaan batas geometri komponen harus terletak. Suaian adalah hubungan antara dua komponen yang akan dirakit, yang ditimbulkan adanya perbedaan ukuran bagi pasangan elemen geometrik saat mereka disatukan. Kalibrasi adalah membandingkan suatu alat ukur (skala atau harga nominalnya) dengan acuan yang dianggap lebih benar. Langkah-langkah kalibrasi yaitu melakukan pengkalibrasian alat ukur dengan alat ukur yang lebih tinggi tingkatannya pada rantai kalibrasi, sehingga alat ukur tersebut dapat mempunyai aspek keterlacakkan (trace ability).
4. Mistar Ingsut digunakan untuk mengukur: Dimensi Luar. Ketebalan. Diameter Dalam. Kedalaman Lubang. 5. Mikrometer digunakan untuk mengukur: Ketebalan dinding atas. Ketebalan alas dari suatu produk. Diameter dalam dan luar.
1. Penyimpangan dari alat ukur Alat ukur sering dipakai dan belum dikalibrasi ulang ada kemungkinan timbul sifat-sifat yang merugikanseperti histerisis, kepasifan, pergeseran, dan kestabilan nol yang jelek.
2.
Penyimpangan dari benda ukur Deformasi karena tekanan pengukuran. Misal, berat benda ukur dan tekanan penjepit benda ukur.
Sumber: Taufiq Rochim & Sri Hardjoko Wirjomartono. Spesifikasi Geometris Metrologi Industri & Kontrol Kualitas.ITB.Bandung
3.
Penyimpangan dari posisi pengukuran Posisi dari alat ukur membentuk sudut sehingga menyebabkan hasil pengukuran lebih besar dari sebenarnya.
Sumber: Taufiq Rochim & Sri Hardjoko Wirjomartono. Spesifikasi Geometris Metrologi Industri & Kontrol Kualitas.ITB.Bandung
4. Penyimpangan dari lingkungan Cahaya: akan terjadi kesalahan membaca skala Debu: akan menempel pada permukaan benda kerja dan sensor Getaran: pada alat ukur yang peka akan terganggu Temperatur: agar hasil pengukuran tidak berubah, temperatur yang diijinkan untuk pengukuran geometrik adalah 25-27 C.
5. Penyimpangan dari operator Kesalahan pengukuran dari cara mengukur, pengalaman, kemampuan, sifat dari si pengukur. Sifat dari si pengukur harus mempunyai pengalaman praktek, mengetahui dasar-dasar pengukuran, mampu menganalisa, waspada letak penyimpangan dan tahu cara meminimalisirnya, sadar akan tanggung jawabnya.
Ketelitian Jangka sorong adalah : 1 bagian Skala utama, dibagi sebanyak jumlah skala nonius = 1/20 = 0,05 mm (maka : 1 skala nonius = 0,05 mm) Skala Utama (ditunjukkan oleh jumlah garis skala utama diatas yang tepat sebelum angka nol) = 12 mm dan Skala nonius (ditunjukkan oleh jumlah garis skala nonius dibawah yang segaris atau berwarna merah dan kalikan dengan ketelitiannya) = 5 x 0,05 mm = 0,25 mm. Maka hasil pengukuran jangka sorong diatas adalah 12 + 0,25 = 12, 25 mm.
Sumber: http://suryaputra2009.wordpress.com/2012/03/02/pembacaan-hasilpengukuran-jangka-sorong-005-mm/
Skala utama yang atas menunjukkan angka 7, sedangkan skala utama yang bawah menunjukkan angka 0,5 maka skala utam 7,5 mm. Skala nonius sebelah kanan menunjukkan angka 15 yang segaris maka angka 15 dikalikan 0,01 mm = 0,15.jadi skala utama ditambahkan skala nonius = 7,65.
Sumber: http://materipengukuran.blogspot.com/2009/10/materi-pengukuran.html
Sumber: yefrichan.files.wordpress.com/2007/04/jenis-jenis-pengukuran-2.pdf
Penjelasannya: Skala utama yang atas dan tepat sebelum angka nol menunjukkan angka 47 dengan satuan derajat. Skala nonius yang bawah yang tepat dan segaris menunjukkan angka 20 dengan satuan menit. Maka, hasil yang didapatkan adalah 47 20.
Gambar-Gambar Pengukuran
Sumber: yefrichan.files.wordpress.com/2007/04/jenis-jenis-pengukuran-2.pdf
Sumber: yefrichan.files.wordpress.com/2007/04/jenisjenis-pengukuran-2.pdf
Sumber: yefrichan.files.wordpress.com/2007/04/jenis-jenis-pengukuran-2.pdf
Sumber: yefrichan.files.wordpress.com/2007/04/jenis-jenis-pengukuran-2.pdf
1. Penyiku
Sumber: yefrichan.files.wordpress.com/2007/04/jenis-jenis-pengukuran-2.pdf
Sumber: yefrichan.files.wordpress.com/2007/04/jenis-jenis-pengukuran-2.pdf
Sumber: yefrichan.files.wordpress.com/2007/04/jenis-jenis-pengukuran-2.pdf