Anda di halaman 1dari 2

KESIMPULAN Ikan merupakan anggota vertebrata poikilotermik (berdarah dingin) yang hidup di air dan bernapas dengan insang.

Ikan merupakan kelompok vertebrata yang paling beraneka ragam dengan jumlah spesies lebih dari 27,000 di seluruh dunia. Sama dengan makhluk hidup lainnya ikan juga dapat terserang oleh penyakit. Baik itu penyakit karena bakteri maupun parasit yang menempel di bagian tubunya. Bagian tubuh yang bisanyanya tempat hidup parasit ialah di bagian insang, kulit, di dalam mulut, hingga ke bagian dalam perut atau ususnya. Bahkan bila lebih teliti di darah ikan juga terdapat penyakit yang dapat membunuh ikan tersebut. Asal dari parasit ini dapat dari mana saja hingga dapat menyerang tubuh ikan=ikan. Bisa dari perairan tempat dia hidup, dari makanan yang dia makan, dan dari inang perantara lainnya yang berinteraksi terhadap ikan tersebut. Salah satu parasit yang menyerang ikan ialah Ceratomyxa dari kelompok protozooa. Ceratomyxosis adalah penyakit ikan salmonid yang disebabkan oleh Shasta Ceratomyxa myxosporean. Parasit ini memiliki tropisme pada jaringan usus ikan dan menyebabkan mortalitas yang tinggi pada strain salmonids yang rentan. Sebagai spesies pertama Ceratomyxa sebagai parasit ikan air tawar dan satu-satunya anggota yang histozoic. Spesies yang lainnya yaitu Ceratomyxa merupakan parasit yang terdapat pada lumen kantung empedu dan kantung kemih ikan laut. Setiap parasit pasti mempunyai inang untuk bertumbuh dan akhirnya pindah ke inang lain. Ini ialah siklus di mana parasit ikan dapat dibunuh dan dihentikan. Namun kesulitan untuk memutuskan rantai tersebut bukanlah perkara mudah. . Shasta Ceratomyxa adalah endemik kepada Northwestern Pasifik Amerika Serikat dan Kanada, di mana Epizootics dilaporkan untuk kedua ikan dipelihara liar dan hatchery. Identifikasi faktor yang mempengaruhi siklus menular Shasta C. rumit oleh siklus hidup dua inang. Parasit menginfeksi ikan sebagai suatu actinospore dan berkembang menjadi myxospore pada inang ikan. myxospore ini menginfeksi polychaete air tawar, speciosa Manayunkia dimana actinospore berkembang. Sebuah sistem untuk menjaga dan menginfeksi M.speciosa di laboratorium dikembangkan dan serangkaian penelitian laboratorium menguji efek temperatur terhadap kelangsungan hidup polychaete, rilis actinospore dan umur panjang. Suhu tidak mempengaruhi kelangsungan hidup polychaete, tetapi pembebasan actinospore terjadi sebelumnya dan dalam jumlah yang lebih besar pada temperatur yang lebih tinggi, sedangkan umur panjang actinospore dan suhu memiliki hubungan terbalik. Percobaan aliran laboratorium menguji efek dari dua tingkat aliran pada kelangsungan hidup M.speciosa, prevalensi infeksi dan infeksi ikan. Polychaetes memiliki kelangsungan hidup yang tinggi di

aliran cepat dengan prevalensi infeksi rendah dibandingkan dengan polychaetes diadakan dalam pengobatan aliran lambat. Penanganan yang dapat dilakukan dalam mencegah parasit ikan seperti Ceratomyxa ini bekerja yaitu dengan pengontrolan perairan tempat ikan itu hidup. Bisa dengan pemberian obat atau cara lainnya. C. Shasta sebelumnya ditemukan memiliki siklus hidup dua inang dengan pembangunan di kedua ikan dan cacing polychaete (Manayunkia speciosa). Salah satu hasil tambahan dari proyek Bartholomew Hibah Laut telah dapat penemuan bahwa siklus hidup P. minibicornis sangat mirip, membutuhkan host cacing yang sama. Organisme ini hanya baru-baru ini mengindentifikasi ada dalam sistem Klamath. Namun, parasit dianggap menjadi penyumbang kematian salmon dewasa di sungai di British Columbia dan telah terdeteksi di Columbia River Basin. Ditemukan bahwa parasit ini berbagi inang yang sama akan memiliki implikasi penting bagi pengelolaan penyakit ini. Karena infeksi Shasta C tidak dikirim langsung antara ikan, wabah penyakit pada pembenihan ikan terjadi hanya sebagai konsekuensi dari memperkenalkan tahap infeksi melalui penyediaan air. Karena tidak ada agen kemoterapi belum diuji telah berguna dalam mengendalikan ceratomyxosis, cara yang paling efektif untuk pencegahan penyakit dalam situasi lokasi pembenihan juga menghindari pasokan air yang mengandung tahap infektif. Dalam pembenihan dimana pasokan air alternatif tidak tersedia, metode pengolahan air untuk menghilangkan tahap infektif telah dikembangkan. Spora resitan terhadap perubahan lingkungan. Disinfektan seperti kalsium hidroksida, kalsium oksida, kalsium cyanamide, potassium hydroksida atau klorin) harus digunakan untuk mematikan spora pada dasar kolam dan tanki dan untuk sanitasi lumpur. Radiasi UV juga efektif terhadap spora Myxobolus cerebralis atau Ceratomyxa shasta. Pemberian pakan yang diberi obat 0.1% fumagilin mengurangi infeksi secara drastis terhadap penyakit whirling. Dengan mematikan spora parasit pada ikan dapat mencegah parasit berkembang biak dan menyebar ke ikan-ikan. Masalahnya ialah hal ini dapat dilakukan di perairan budidaya namun juga tidak maksimal. Gimana dengan perairan yang sangat luas yaitu lautan dan samudera, gimana mencegah parasit agar tidak menyebar luas.

Anda mungkin juga menyukai