Anda di halaman 1dari 16

Saprolegnia

dan Jamur Achl


ya
By: Abellisa dan Zahra shafa hudzaifa

Program Studi S-2 Kesehatan Masyarakat Veteriner


Jamur
01
Saprolegnia

Program Studi S-2 Kesehatan Masyarakat Veteriner


Jamur Saprolegnia
Saprolegniasis merupakan penyakit jamur pada ikan dan telur ikan
yang ada umumnya disebabkan oleh jenis Saprolegnia sp. yang sering disebut
water molds. Jamur ini terdapat di ekosistem air tawar atau air payau di
seluruh dunia, ada yang mampu hidup pada 2-3 ppm. Penyakit infeksi jamur
ini menginfeksi semua jenis ikan air tawar dan telurnya. Memiliki hifa yang
panjang, bercabang, dan aseptat. Reproduksi terutama secara aseksual,
membentuk zoospora dan hifa fertil.
Zoospora dapat berpindah melalui air, bulu burung, angin, dan lain-
lain. Pertumbuhan minimum Saprolegnia sp. pada suhu kurang dari 5 derajat
celcius, suhu optimum pada kisaran 5-30 derajat celcius, pertumbuhan menjadi
lambat pada suhu 5-15 derajat celcius, pertumbuhan tercepat pada suhu 18-26
derajat celcius, dan melambat lagi pertumbuhannya pada suhu 28-35 derajat
celcius.
Saprolegnia sp. menginfeksi, jika kondisi kualitas air buruk (sirkulasi
air rendah, oksigen terlarut rendah, atau ammonia tinggi) dan tingginya bahan
organik, termasuk kehadiran telur-telur yang tidak menetas. Kehadiran bakteri
Columnaris dan parasit eksternal juga dapat menyebabkan penyakit
saprolegniasis.

Program Studi S-2 Kesehatan Masyarakat Veteriner


GEJALA KLINIS
Infeksi ringan tidak menunjukkan gejala yang
nyata, tetapi kalau sudah hebat, granuloma di kulit tampak
seperti berpasir. Ikan yang terinfeksi penyakit ini akan
mengalami skoliosis, lordosis, dan ikan susah berenang.
Target organ jamur ini adalah jantung, hati, ginjal, dan
limfa (ditemukan pula di otak, insang, dan otot).
Pembengkakan di organ target, penuh granuloma
berwarna putih atau kecokelatan. Pada infeksi, organ
dalam dipenuhi hifa, sedangkan sporanya (dalam bentuk
kista) menyebar menyerupai butiran keju.

Program Studi S-2 Kesehatan Masyarakat Veteriner


Pengendalian
Pengendalian penyakit infeksi jamur ini dapat
dilakukan melalui pencegahan dan pengobatan.
Pencegahan yang dilakukan dengan melakukan
eradikasi secara total, dilakukan desinfektan,
dan pengeringan fasilitas budi daya.
Pengobatan sampai saat ini masih tidak ada
obat yang efektif untuk memberantas penyakit
ini.

Program Studi S-2 Kesehatan Masyarakat Veteriner


Diagnosa dan pengobatan
Diagnosa pengobatan
Pengamatan hifa dan/atau miselia Pengobatan dapat dilakukan dengan cara
cendawan pada tubuh ikan, terutama pada perendaman dengan : Kalium Permanganate (PK)
luka dan/atau di sekitar sirip ikan. pada dosis 1 gram/100 liter air selama 90 menit.;
Pengamatan hifa dan/atau miselia Formalin pada dosis 100-200 ppm selama 1-3
cendawan secara Mikroskopis pada slide jam.; Garam dapur pada konsentrasi 1-10 promil
glass. Isolasi cendawan pada media agar (tergantung spesies dan ukuran) selama 10-60
dan diidentifikasi secara morfometris menit; Methylene Blue pada dosis 3-5 ppm
selama 24 jam

Program Studi S-2 Kesehatan Masyarakat Veteriner


SIKLUS HIDUP
Perkembangan aseksual di awali dengan pembentukan sporangium di bagian ujung pada
permukaan tubuh hospes. Setelah saatnya tiba zoospore mengeluarkan zoospore kedua
yang infektif. Pada beberapa hal, jamura kan membentuk oogonium yang berlanjut
dengan perkambangan seksual

FAKTOR
PENDUKUNG
Infeksi mudah terjadi bila ada luka, kondisi suhu turun, dan ikan mengalami stress.
Kadar oksigen yang rendah, kadar ammonia yang tinggi dan bahan organic yang
tinggi akan meningkatkan derajat infeksi

Program Studi S-2 Kesehatan Masyarakat Veteriner


Patogenesis
Saprognia makan dengan cara mengeluarkan enzim pencernaan ke lingkungannya. Enzim ini
merombak sel dan jaringan makanan jamur sehingga jamur dapat menyerap nutrient seperti
protein dan karbohidrat. Jamur ini tidak menimbulkan kematian namun kondisi ikan melemah
dan nafsu makan berkurang, kurus dan kahirnya mati. Pada tellur yang tidak di buahi jinfeksi
dapat menular ke telur yang di buahi dan berdampak pada terhambatnya pernafasan telur
dibuahi sehingga telur mati atau tidak menetas.

Prognosis
Ketika infeksi eksternal meluas dan melibatkan insang kematian hospes dapat disebabkan oleh
kegagalan sirkulasi dan ketidak seimbangan cairan

Program Studi S-2 Kesehatan Masyarakat Veteriner


02 Jamur
ACHLYA
Program Studi S-2 Kesehatan Masyarakat Veteriner
Biologi-ekologi Patogen
• Achlyosis merupakan penyakit jamur pada ikan dan telur ikan yang dsebabkan oleh
jenis Achlya sp.
• Jamur ini terdapat di ekosistem air tawar di seluruh dunia.
• Jamur Achlya sp. memiliki hifa panjang, bercabang, dan aseptat. Reproduksi terutama
secara aseksual, membentuk zoospora dan hifa fertil.
• Zoosporangia berbentuk seperti balon, diameter lebih besar dari hifa, dan memiliki
dinding sel ganda.
• Zoosporangia menjadi multi kluster, menjadi kista, menjadi zoospora sekunder, menjadi
germinat, kemudian menjadi hifa.
• Reproduksi seksual (agak jarang), kontak gamet jantan dengan gametangium betina.
• Fertilisasi di tabung fertilisasi atau antheridium, menghasilkan oogonium. Zoospora
dapat berpindah melalui air, bulu burung, angin, dan lain-lain.

Program Studi S-2 Kesehatan Masyarakat Veteriner


Program Studi S-2 Kesehatan Masyarakat Veteriner
Gejala klinis
Jamur Achlya sp. menginfeksi telur ikan
dan pada permukaan tubuh ikan,
terutama bila ada luka. Tampak benang-
benang halus menyerupai kapas pada
telur dan luka.

Program Studi S-2 Kesehatan Masyarakat Veteriner


Identifikasi penyakit dan risiko
● Pada ikan yang terinfeksi berat, biasanya tidak dapat diselamatkan karena filamen dari
jamur juga berkembang ke organ dalam ikan dan mengakibatkan kerusakan organ
yang parah.
● Selain itu jamur tersebut biasanya juga mengeluarkan mikotoksin berupa metabolit
yang bersifat racun yang mempengaruhi atau meracuni ikan.
● Gejala serangan jamur Achlya sp. berbentuk infeksi sekunder dengan tanda klinis
berupa borok yang berkembang dari borok di permukaan hingga menembus ke
jaringan dan selanjutnya dapat meluas hingga ke tulang belakang ikan sehingga ikan
dapat kehilangan sebagian tubuh posteriornya.
● Jamur ini juga penyebab penyakit saproligniasis, selain yang disebabkan oleh
Saprolegnia sp. dan Aphanomyces sp.

Program Studi S-2 Kesehatan Masyarakat Veteriner


Pencegahan
Pencegahan penyakit ini dilakukan dengan
menghindari stressor baik dari fisik, kimia, maupun
biologi, mengganti air segar, dan meningkatkan
kualitas air dengan pergantian

Program Studi S-2 Kesehatan Masyarakat Veteriner


Pengobatan
Pengobatan yang dilakukan, yaitu perendaman
methylene blue 2-5 ppm, perendaman formalin 250
mg/L selama 1 jam, perendaman kalium
permanganat 1- 2 ppm selama 90 menit,
perendaman 100-200 ppm selama 1-3 jam, dan
perendaman garam dapur 1.000-2.000 ppm selama
24 jam.

Program Studi S-2 Kesehatan Masyarakat Veteriner


THANK
YOU

Program Studi S-2 Kesehatan Masyarakat Veteriner

Anda mungkin juga menyukai