Anda di halaman 1dari 43

PENYAKIT JAMUR

Introduction
 Jamur merupakan tumbuhan yang
masuk anggota dari Kingdom
Thallophyta
 Karakteristik utama:tidak berklorofil,
tidak berfotosistesis, hidup sebagai
parasit pada inang
 Sebagian bertanggung jawab sebagai
penyebab penyakit pada ikan dan udang
Struktur jamur
 Merupakan organisme tumbuhan yang mepunyai inti,
berspora, tidak berklorofil, bereproduksi secra sexual
dan asexual
 Pada umumnya berupa filament, struktur cabang
somatiknya dikelilingi dinding sel yang mengandung
selulosa or kitin
 Merupakan thallophyta, thallusnya terdiri dari
benang2 or filamen mikroskopis yang bercabang ke
segala arah. Setiap filamen dikenal dengan nama
hypha. Kumpulan hypha yang membentuk fungi
disebut mycellium
Jamur yang ditemukan Parasit
pada Ikan dan Udang
PHYLUM EUMYCOTA
SP. MASTIGOMYCOTINA
C. Oomycetes O. Saprolegniales Saprolegnia
Achyla
Branchiomyces
C. Chytridiomycetes O. Chytridiales Dermocystidium
SP. ZYGOMYCOTINA O. Entomopthorales Ichtyophonus
Basidiobolus
FUNGI IMPERFECTI
C. Hyphomycetes O. Moniliales Exophiala
Aspergillus
C. Coelomycetes O. Sphaeropsidales Phoma
 Penyakit jamur (micotic) yang sering
menyerang ikan di daerah tropis dapat
dibedakan menjadi 4 yaitu :
 Dermatomycosis/saprolegniasis
 Branchiomycosis
 Achlyosis
 Aphanomycosis
Subphylum Eumycota

 Eumycota merupakan jamur sebenarnya, memiliki


beberapa sub divisi
 Sebagia besar patogen ditemukan pada sub divisi
Mastigomycotina
 Memiliki perkembangbiakan sexual (motil) contoh
Saprolegnia dan asexsual (non-motil) contoh Achlya
 Dari sub divisi ini jamur yang merupakan patogen
penting pada akuakultur adalah Oomycetes
Class Oomycetes
 Infeksi jamur Oomycetes pada ikan
pertama kali dilaporkan oleh Arderon
(1748)
 Jamur ini memproduksi motile biflagellate
spore (mudah tersebar)
 Jamur ini juga memproduksi zoospora
yang berdinding tebal yang berasal dari
penyatuan dua gamet, biasanya disebut
dengan hypha
Saprolegniasis
 Jamur dewasa membentuk filament
yang disebut hypha
 Kumpulan hypha disebut dengan
mycelium (tampak seperti kapas di
dalam air)
Dermatomycosis/Saprolegnia
sis dan Achlyosis
 Menyerang ikan2 air tawar juga telur2 ikan
 Jamur Saprolegnia dan Achlya merupakan jamur
yang menyerang ikan pada luka2 yang telah ada
karena penanganan yang buruk or diserang penyakit
lain
 Saprolegnia dapt menembus jaringan mucosa. Sekali
menyerang jamur ini dapt menyebar ke jaringan lain
yang sehat disekitarnya. Jamur ini dapt tumbuh dari
telur2 yang tidak menetas(telur mati) dan dapat
menginfeksi telur2 sehat dengan sangat cepat
sehingga telur mati
Saprolegniasis
 Ecology: hidup dan berkembang pada perairan
tawar dengan salinitas tidak lebih dari 2.8 ppt
 Dapat hidup pada benda mati atau oragnisme hidup,
menyebabkan penyakit pada ikan dengan cara :
1. Menekan sistem imun ikan (pada temperatur
diluar toleransi ikan)
2. Melukai kulit (trauma)
3. Berkembang biak pada kulit sehingga
mempertebal epitelium kulit dan menyebabkan
produksi lendir
4. Dapat menyerang telur ikan tanpa dibatasi suhu
tertentu
Tanda penyerangan:
 Saprolegniosis mudah dideteksi karena pada tubuh
ikan yang terinfeksi tampak benang2 seperti kapas
lembut berwarna abu2 gelap or coklat
 Dapat menyerang semua jenis ikan
 luka yang ditimbulkan mula2 bulat kemudian
melebar
 Dapat menyerang organ internal
 Bagian yang diserang adalah permukaan tubuh,
sirip dan kepala
 Hypha menginfeksi telur yang tidak terbuahi
Life cycle
Hypha
Saprolegniasis
Saprolegniasis

mycelium
Saprolegniasis
Saprolegniasis

Fish eggs with Saprolegniasis


Penanganan Penyakit
 Pencegahan/kontrol: use good
management techniques, hindari faktor
pencetus infeksi melalui (pakan,luka,
kualitas air khususnya suhu)
 Treatment: malachite green as topical
disinfectant (not approved), formalin is
approved but not as effective
Branchiomycosis
 Menyebabkan penyakit “busuk insang”. Karena
insang mengalami nekrosis parah.
 Pembusukan insang karena ada penyumbatan
pembuluh darah
 Menyerang pada kolam yang kaya bahan
organik
 Menyerang ikan karper dan lele
 Tanda penyakit dapat diketahui dari adanya
hypha dan spora jamur pada preparat insang
segar
 Jamur ini dapt menginfeksi lumen pembuluh darah
pada insang, arteri trombosis sehingga terjadi
necrosis pada filamen insang yang meluas
 Menyebabkan kematian karena ikan kekurangan
oksigen.
 Branchiomycosis sp. invades gill blood vessels
 either B. sanguinis (only in gill blood vessels); carp,
goldfish
 or B. demigrans (grows from blood vessels to tissue);
bass, pike, striped bass
Branchiomycosis
 Epizootiology: perkembangan penyakit sejak
infeksi berjalan cepat, menyebabkan kematian
yang tinggi (hanya dalam 2 hari) kematian
dapat mencapai 30-50%
 Muncul ketika suhu diatas20oC
 Bahn organik tinggi, blooming alga, suhu
tinggi, kepadatan tinggi
 transmission: mungkin secara horizontal dari
spora yang berasal dari insang yang nekrosis
Branchiomycosis
 Tanda klinis: perkembangan penyakit sangat
cepat, ikan mati sebelum menunjukkan gejala
sakit, ikan tidak mau makan, mengelompok di
permukaan seperti terapung.
 Infeksi parah: nekrosis pada insang (lamela
insang menyatu)
 Histopath: epitel insang mengalami
hiperplasia, nekrosis yang berat
 Control: treatment tidak efektif karena
cepatnya penyakit; higienitas
penting,mengambil ikan yang mati, jangan
overfeed, jangan dipupuk
Branchiomycosis
Ichthyophoniasis
(Zygomycotina)
 Pertama kali ditemukan menyerang ikan oleh
Bruno Hofer pada ikan trout pada 1893
 Disebabkan oleh jamur Ichthyophonus hoferi
atau Ichthyosporidium hoferi
 Biasanya jamur nampak tebal, seperti spora
istirahat
 endemic pada ikan di perairan sub tropis,
khususnya ikan laut
 Penyebaran secara oral
 Merupakan patogen obligat, bervariasi antara
inangnya
Ichythophoniasis
 Life cycle complicated: produces large number of
endospores and resting spores in most internal
organs
 usually comes from other fish in population
 Clinical Features: hyphae are not visible
externally, can affect up to 70% of population is
fungus is in epizootic years
 Histopathology: signs depend on host, organs
involved; generally, as gray-white lesions of
organ, organ atrophy
 Control: disease transmitted orally; obviously,
don’t feed infected fish to fish (some people feed
raw marine fish offal to hatchery fish)
Ichythophoniasis
Ichythophoniasis
Ichthyophoniasis (I. hoferi)
Aspergillomycosis
 These agents are members of the Fungi
Imperfecti
 “Fungi imperfecti” simply means you
can’t find sexual stages in the life cycle
of the fungus
 associated with genus, Aspergillus (those
of you who have had Aquatic Nutrition
remember this guy, right?!)
 the Aspergilli are ubiquitous and typically
involved in decay processes
 byproducts of degradation of feeds =
aflatoxicosis
Aspergillomycosis
 Only recently discovered as a pathogen of
farmed fish (1983)
 largely described for cultured Tilapia
 usually seen after any stress in terms of
management of fish in ponds (partial
harvest, weighing, etc.)
 Pathology: abdominal distension,
darkening of color, lethargy; incision of
body cavity = copious amounts of fluid
 look for hyphae in liver, spleen, kidney,
intestine, swim bladder
 Epizootiology: mortalities of at least 20%
of stock
Mycosis: Lagenidium
 This disease largely caused by Lagenidium
callinectes or Sirolpidium sp.
 two fungal agents can cause rapid
mortality of entire tank
 fungi have similar life cycles, producing
hyphae which spread throughout the body
 major signs: dead or moribund larvae
show obvious hyphae, death in 3-5 days if
untreated
MMycosis: Lagenidium
 Epizootiology: unknown, possibly
from broodstock, previously infected
batches of larvae, contaminated source
water; spread by motile zoospores
 Diagnosis: simple due to obvious
hyphal structures in infected animals
 Control: Treflan @ 10 to 100 ppb;
Treflan unstable in water, must be
“dripped” in or re-applied every 5-8 hrs;
disinfection of tank and apparati
Lagenidium callinectes
Shrimp Mycosis: Fusarium sp.
 We have already mentioned Lagenidium
callinectes and Sirolpidium sp.
 These were agents of larval mycosis
 One common fungi affecting adults is
Fusarium sp., member of fungi imperfecti
 Causes disease known as fusariosis
 largely associated with broodstock,
particularly of Farfantepenaeus japonicus
and Litopenaeus stylirostris
 L. vannamei appears fairly resistant
Fusarium sp.
 Fusariosis is a problem when several
contributing factors are present:
 age: shrimp are typically older (adult,
broodstock)
 cuticle wounding: due to rough handling,
crowding, rough container surfaces
 improper sanitation
 Major Signs: melanized, raised or nodular
lesions on cuticle, appendages, gills (fungus
cannot penetrate intact cuticle)
 often found on tips of appendages
Fusarium sp.
 Mortality rates of infected shrimp vary due to
complex relationship between host, fungus and
secondary bacterial infection
 stress in combination with infection can cause
increased handling mortality (esp. shipping)
 Transmission: Fusarium is naturally-
occurring fungus of decaying organic matter,
produces non-motile infective spores
(macroconidia)
 infection is passive through wound, conidia
germinate and produce hyphae which
penetrate underlying tissues
Fusarium sp.
 Diagnosis: presence of lesions in
broodstock or adults, demonstration of
hyphae, canoe-shaped macroconidia, culture
on std mycological media
 Control Strategies: no practical
treatment, prevention a matter of proper
husbandry, sanitation, adequate facilities
 avoid procedures/conditions leading to
cuticle damage
 cull out infected broodstock, adults
Fusarium sp.
Aphanomycosis
 Disebabkan oleh jamur Aphanomyces sp.
 Penyakit ini biasa disebut dengan “Epizootic
Ulcerative Syndrome (EUS)
 Menyerang ikan2 budidaya maupun liar, seperti
lele, betutu.
 Tanda ikan terinfeksi yaitu :
 Ikan terlihat diam terlentang di dasar kolam, tidak
ada respon eksternal, berakhir dengan kematian
 kerusakan bagian luar tubuh ikan yaitu luka2 pada
bagian kulit yang berkembang menjadi borok yang
melebar yang berakhir dengan kematian
Jamur Aphanomyces
pada jaringan lobster
air tawar

Anda mungkin juga menyukai