Anda di halaman 1dari 52

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Proses perkuliahan selama ini lebih banyak memberikan ilmu yang berupa teori kepada mahasiswa dibandingkan dengan keterampilan. Disatu sisi, teori yang diberikan tidak semuanya akan ideal untuk diterapkan di lapangan. Dengan kesenjangan ilmu yang didapat dalam proses perkuliahan tersebut, maka terjadi pula kesenjangan antara pengetahuan mengenai teori dengan keterampilan mahasiswa ketika terjun langsung di lapangan. Karena pertimbangan minimnya ilmu keterampilan yang diperoleh tersebut, maka Praktik Kerja Lapangan (PKL) penting dilakukan oleh mahasiswa. Perguruan Tinggi sebagai lembaga yang bertanggungjawab mendidik mahasiswa memiliki kewajiban untuk memfasilitasi berlangsungnya Praktik Kerja Lapangan (PKL) ini. Di Fakultas Teknik Universitas Mataram, khususnya pada Jurusan Teknik Sipil, mata kuliah Praktik Kerja Lapangan (PKL) atau disebut dengan Kerja Praktik ini diberi bobot sebanyak 2 SKS dan merupakan persyaratan kurikulum perkuliahan yang harus dipenuhi. Tuntasnya Praktik Kerja Lapangan (PKL) juga sebagai syarat dalam penyusunan Tugas Akhir (TA) bagi mahasiswa Teknik Sipil. Hal tersebutlah yang menyebabkan penulis selaku mahasiswa tingkat akhir wajib mengikuti Praktik Kerja Lapangan (PKL) terlebih dahulu. Dengan dilatarbelakangi oleh kewajiban kurikulum dan keinginan untuk menyesuaikan antara pengetahuan teori dengan keterampilan di lapangan tersebut, maka penulis memprogramkan Praktik Kerja Lapangan (PKL) yaitu 2 SKS yang diprogramkan pada Semester VII Tahun Ajaran 2012/2013. Dalam pelaksanaannya, atas keingintahuan mengenai seberapa jauh perbedaan antara teori yang kami pelajari di bangku kuliah dengan fakta pelaksanaan proyek di lapangan, kami mengambil tugas pengawasan terhadap Pembangunan Terowongan Pengelak Bendungan Pandanduri.

1.2. Maksud dan Tujuan Praktik Kerja Lapangan (PKL) ini dimaksudkan agar mahasiswa mampu menerapkan secara nyata dan jelas dari proses pelaksanaan konstruksi di lapangan dengan penerapan teoriteori yang diperoleh dari bangku perkuliahan.

Laporan PKL - Pembangunan Terowongan Pengelak Bendungan Pandanduri

Adapun maksud dari Praktik Kerja Lapangan (PKL) secara umum adalah : a. Untuk memberi kesempatan kepada mahasiswa agar memperoleh pengalaman praktis sesuai jurusannya. b. Agar lulusan perguruan tinggi, khususnya Teknik Sipil, mempunyai bekal lapangan yang cukup dalam memahami serta memecahkan persoalan yang dihadapi sesuai dengan disiplin ilmu yang diketahui. Adapun tujuan dari Praktik Kerja Lapangan (PKL) di antaranya adalah sebagai berikut: a. Mempersiapkan Sarjana Teknik Sipil yang siap pakai dalam melaksanakan pembangunan nasional di masa sekarang maupun masa yang akan datang. b. Mengenalkan kepada mahasiswa mengenai sistem pelaksanaan suatu proyek konstruksi di lapangan.

1.3. Lingkup Pembahasan Karena banyaknya pekerjaan yang ada dilapangan dan terbatasnya waktu yang tersedia, maka materi Praktik Kerja Lapangan (PKL) yang dipelajari dan dilaporkan penuliss adalah sebagai berikut : a. Pekerjaan tanah (Gambar Rencana dan Terlaksana) b. Pekerjaan terowongan pengelak c. Pekerjaan beton d. Pekerjaan pengeboran dan Grouting e. Pekerjaan pada Outlet f. Jadwal pelaksanaan (Time schedule)

1.4. Lokasi Proyek Proyek Pembangunan Bendungan Pandanduri ini, lokasinya termasuk kedalam dua Kecamatan, yaitu Kecamatan Sakra dan Terara, Kabupaten Lombok Timur.

1.5. Data-data Proyek Data-data dari proyek Pembangunan Terowongan Pengelak Bendungan Pandanduri adalah sebagai berikut : Nama Proyek Lokasi Proyek Pemilik Proyek : Terowongan Pengelak Bendungan Pandanduri : Kecamatan Sakra dan Terara, Kabupaten Lombok Timur : Kementerian Pekerjaan Umum Balai Wilayah Sungai NT 1 SNVT
2

Laporan PKL - Pembangunan Terowongan Pengelak Bendungan Pandanduri

PJSA Nusa Tenggara I Provinsi NTB Kontraktor Pelaksana : PT.Waskita Karya dan PT.Brantas Abipraya Konsultan Perencana : PT.Indra Karya Cabang Mataram (Persero) Consulting Engineer Konsultan Pengawas Sumber Dana : PT. Ika Adya Perkasa dan PT. Metana Engineering Consultant : APBN Tahun 2012

1.6. Metodologi Metodologi yang dipakai pada penyusunan laporan ini, terutama dalam memperoleh data proyek adalah sebagai berikut: 1.6.1. Pengumpulan Data: a. Data Primer: 1. Metode wawancara langsung. 2. Metode observasi langsung. 3. Dokumentasi. b. Data Sekunder: 1. Time schedule. 2. Gambar kerja.

1.6.2. Analisis Data: Dilakukan analisis perbandingan antara teori dengan kenyataan di lapangan. Data-data yang sudah dikumpulkan selanjutnya dilakukan analisis.

Laporan PKL - Pembangunan Terowongan Pengelak Bendungan Pandanduri

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Unsur-unsur Proyek Didalam pelaksanaan pekerjaan agar dapat tercapainya sasaran yang efektif dalam pelaksanaan, diperlukan suatu organisasi proyek yang bertanggung jawab dalam

menyelesaikan pekerjaan proyek tersebut. Organisasi proyek tersebut mempunyai fungsi dan peranan yang saling melengkapi di dalam penyelesaian proyek tersebut. Keuntungan yang didapat dengan adanya organisasi yang dibentuk, yaitu: a. Dapat membagi tugas antara masing-masing unsur. b. Koordinasi masing-masing unit kegiatan dapat berjalan lancar. c. Dapat menempatkan seseorang atau tenaga ahli sesuai dengan keahliannya. d. Sebagai saran yang dapat digunakan pemimpin untuk mengawasi bawahannya. Organisasi adalah berupa kegiatan yang mengatur dan menyusun pelaksanaan pekerjaan termasuk mengatur dan menyusun hubungan kerja organisasi yang melibatkan unsur-unsur pembangunan yang terdiri dari: a. Pemilik Proyek : Kementerian Pekerjaan Umum Balai Wilayah Sungai Nusa Tenggara I, Satuan Kegiatan Pembangunan Bendungan Pandanduri SNVT PJSA Nusa Tenggara I Provinsi NTB. b. Konsultan c. Kontraktor : PT. Ika Adya Perkasa dan PT. Metana Engineering Consultant : PT. Waskita Karya dan PT. Brantas Abipraya

Kementerian PU BWS NT I

PT. Ika Adya Perkasa dan PT. Metana Engineering Consultant

PT. Waskita Karya dan PT. Brantas Abipraya


Gambar 2.1. Hubungan antara unsur-unsur proyek

Laporan PKL - Pembangunan Terowongan Pengelak Bendungan Pandanduri

2.2. Pelaksanaan Proyek Pelaksanaan Proyek Pembangunan Bendungan Pandanduri dimulai pada bulan Juli tahun 2012 hingga bulan juni 2014. 2.2.1. Pemilik Proyek Pemilik proyek adalah badan atau pejabat yang memberikan pekerjaan bangunan dan membayar biaya pekerjaan tersebut. Pemilik proyek untuk pekerjaan Pembangunan Bendungan Pandanduri yaitu Kementerian Pekerjaan Umum Balai Wilayah Sungai Nusa Tenggara 1 Provinsi NTB. a. Kewajiban Pemilik Proyek antara lain sebagai berikut: 1. Menyediakan dana proyek. 2. Menandatangani kontrak. 3. Menyelesaiakan perubahan pekerjaan. 4. Menyediakan Force Majeur jika diperlukan. 5. Mengesahkan subkontraktor. 6. Mengesahkan penyerahan proyek.

b. Hak Pemilik Proyek 1. Sebagai pemilik proyek yang memberikan pekerjaan kepada kontraktor. 2. Menilai pekerjaan dan pengawasan berkala.

c. Wewenang Pemilik Proyek 1. Mengambil tindakan-tindakan yang mengakibatkan pengeluaran sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan untuk masing-masing tolok ukur dan batas-batas sesuai dengan jenis pengeluaran yang tercantum dalam Daftar Isian Proyek (DIP) dalam pedoman pelaksanaan. 2. Mengadakan hubungan kerjasama dengan instansi lainnya baik pusat maupun daerah menurut keperluannya, termasuk pembuatan kontrak kerja. 3. Mengatur tata kerja kegiatan yang terperinci dalam memperhatikan petunjuk yang ditetapkan departemen atau lembaga yang ada di atasnya.

Laporan PKL - Pembangunan Terowongan Pengelak Bendungan Pandanduri

2.2.2. Konsultan Pengawas/supervisi Konsultan pengawas adalah badan hukum atau perorangan yang diserahi tugas oleh pimpinan pelaksana kegiatan untuk melaksanakan pekerjaan pengawasan. Dalam pekerjaan Pembangunan Bendungan Pandanduri ini yang menjadi konsultan

pengawas/supervisinya adalah PT. Ika Adya Perkasa dan PT. Metana Engineering Consultant. a. Kewajiban Konsultan 1. Menyusun uraian, maksud dan tujuan perencanaan. 2. Mengumpulkan data-data lapangan, penyelidikan tanah lingkungan dan uraian persyaratan tersebut. 3. Membuat gambar-gambar kerja dan perhitungan struktur. 4. Membuat gambar detail, Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS), rencana volume dan biaya, jadwal pelaksanaan dan rencana pelelangan. 5. Memberi penjelasan pekerjaan pelaksanaan dan melakukan pengawasan berkala dari segi struktur. 6. Mengawasi pelaksanaan pekerjaan lapangan. 7. Menilai hasil pelaksanaan pekerjaan dan membuat berita acara penyerahan pekerjaan. 8. Mengadakan pemeriksaan terhadap bahan material yang akan digunakan dan berhak memberikan teguran atau penolakan bahan material yang digunakan jika tidak memenuhi syarat yang telah ditetapkan standar perencanaan. 9. Mengambil kebijaksanaan pemecahan masalah lapangan bila ada kesulitan teknis lapangan.

b. Hak Konsultan 1. Berhak mendapatkan imbalan jasa atas kerja yang telah dilakukan. 2. Berhak mengadakan peninjauan dan dokumentasi terhadap pelaksanaan pekerjaan. 3. Merupakan wakil pemberi tugas dalam hal pengawasan pelaksanaan pekerjaan. 4. Berhak menolak pekerjaan dari kontraktor berdasarkan penilaian-penilaian yang diberikan.

Laporan PKL - Pembangunan Terowongan Pengelak Bendungan Pandanduri

2.2.3. Kontraktor Kontraktor adalah badan hukum atau perseorangan biaya yang yang menerima tersedia dan dan

menyelenggarakan

pekerjaan

bangunan

menurut

melaksanakannya sesuai dengan peraturan dan syarat serta gambar-gambar rencana dalam pelaksanaan. Kontraktor berkewajiban membuat laporan harian, mingguan, bulanan dan laporan lainnya, guna dapat mengetahui kemajuan fisik konstruksi dan digunakan sebagai evaluasi yang baik oleh konsultan maupun oleh pemberi tugas. Kontraktor dalam pekerjaan Pembangunan Terowongan Pengelak Bendungan Pandanduri ini adalah PT. Waskita Karya dan PT. Brantas Abipraya. a. Kewajiban Kontraktor 1. Memahami dan mentaati seluruh ketentuan yang tercantum dalam Surat Perjanjian Kerja (Kontrak) dan Spesifikasi Teknik. 2. Melaksanakan pekerjaan sesuai dengan gambar kerja sesuai persyaratan teknis yang telah ditentukan. 3. Menyerahkan pekerjaan tersebut bila telah selesai dan atas persetujuan pengawas. 4. Mengadakan pengujian contoh-contoh material yang akan dipakai untuk dapat membuktikan secara teknis kestabilan dari konstruksi tersebut. 5. Melaksanakan seluruh perintah pemberian tugas selama tidak menyimpang dari persyaratan-persyaratan yang telah ditetapkan dalam dokumen kontrak. 6. Menyusun laporan akhir pengawasan yang terdiri dari laporan harian dan mingguan.

b. Hak Kontraktor 1. Mengikuti proses pelelangan, setelah mendapatkan undangan dari pimpinan proyek melalui pengumuman maupun edaran. 2. Berhak mendapatkan imbalan jasa yang besarnya sesuai dengan bobot atau prestasi pekerjaan yang telah dicapai di lapangan setiap bulannya serta tertuang dalam kontrak. 3. Mengadakan perhitungan ulang apabila terjadi penyimpangan atas gambar kerja dengan pelaksanaan yang dilakukan atas perintah pemberi tugas atau yang mewakili. 4. Mendapatkan penambahan biaya berdasarkan harga yang telah disepakati apabila ada penambahan pekerjaan atas perintah pemberi tugas atau yang mewakili.

Laporan PKL - Pembangunan Terowongan Pengelak Bendungan Pandanduri

c. Tanggungjawab Kontraktor 1. Bertanggungjawab atas keselamatan staf, pekerja selama pelaksanaan di lapangan dan pekerjaan yang sedang dilaksanakan. 2. Bertanggungjawab atas kekeliruan yang terjadi dalam kelalaian pelaksanaan. 3. Bertanggungjawab atas kekuatan dan kekokohan hasil pekerjaan sesuai dengan persyaratan yang telah ditentukan didalam Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS). 4. Bertanggungjawab atas keselamatan bangunan selama masa pemeliharaan bangunan.

2.3. Administrasi Proyek Pembangunan Terowongan Pengelak Bendungan Pandanduri Proyek Pembangunan Terowongan Pengelak Bendungan Pandanduri ini merupakan proyek pemerintah. Administrasi proyek dilakukan dengan cara pengadaan pelelangan. Instansi yang berperan dalam proyek ini antara lain Kementerian Pekerjaan Umum Balai Wilayah Sungai Nusa Tenggara I selaku Owner (pemilik pekerjaan), PT. Indra Karya Engineering Consultant selaku perencana,dan PT. Ika Adya Perkasa dan PT. Metana Engineering Consultant selaku Konsultan pengawas, serta PT. Waskita Karya dan PT. Brantas Abipraya sebagai Kontraktor pelaksana.

Laporan PKL - Pembangunan Terowongan Pengelak Bendungan Pandanduri

BAB III ADMINISTRASI PROYEK

3.1. Proses Administrasi Proyek Pimpinan proyek menerima Daftar Isian Proyek (DIP), kemudian mulai dilakukan design dan engineering atau fase membuat gambar rencana dan estimasi harga. Hasil kerja yang diproduksi dalam tahap ini dinamakan dokumen pelelangan yang pada prinsipnya merupakan aturan penting dalam membangun dan mendirikan sebuah proyek. Dalam kontrak engineering, khususnya dalam pekerjaan teknik sipil, tiap proyek diuraikan dalam uraian teknis maupun uraian khusus. Pada proyek Pembangunan Terowongan Pengelak Bendungan Pandanduri ini, dokumen kontraknya mengandung: a. Dokumen Pelelangan 1. Gambar-gambar bestek 2. Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS) 3. Lampiran-lampiran 4. Risalah Aanwijzing

b. Dokumen Kontrak 1. Gambar-gambar bestek 2. Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS) 3. Lampiran-lampiran 4. Addendum (bila terjadi perubahan) pada pekerjaan 5. Surat klarifikasi

3.2. Gambar Bestek Gambar bestek merupakan penjelasan secara visual dari proyek yang akan didirikan yang memperlihatkan lingkup dan bentuk pekerjaan yang harus dibuat. Gambar bestek terbagi dalam beberapa macam gambar pekerjaan konstruksi, antara lain: a. Gambar Perencana (Preliminary Drawing) Gambar ini dibuat untuk memberikan konsepsi kasar dari ide yang akan dilaksanakan dan dikerjakan bilamana pekerjaan akan dilelang dengan system design and build dan negotiated contract (sistem desain bangunan dan kontrak kerjasama).

Laporan PKL - Pembangunan Terowongan Pengelak Bendungan Pandanduri

b. Gambar Informasi (Information Drawing) Gambar ini hanya ditampilkan dengan pelelangan dengan maksud agar pengikut lelang dapat menghitung dan mengajukan penawarannya walaupun gambar desainnya belum selesai akan tetapi biasanya dipergunakan untuk kalkulasi membuat penawaran. c. Gambar Proyek (Site Drawing) Site Drawing memperlihatkan denah dari lokasi lokasi proyek, topografi lapangan dan fasilitas-fasilitas sarana dan keseluruhan proyek. d. Gambar Kerja (Detailed Working Drawing) Gambar ini merupakan suatu gambar yang memuat gambar pelaksanaan secara rinci dan tiap-tiap bagian konstruksi dalam bentuk gambar potongan-potongan memakai skala yang sesuai dan jelas. e. Gambar Hasil Pelaksanaan (As Built Drawing) Pada akhir proyek, kontraktor membuat gambar As Built yang artinya gambar yang dibuat dan disesuaikan dengan keadaan konstruksi setelah selesai dilaksanakan.

3.3. Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS) Dalam penyusunan kerja dan syarat-syarat perlu diperhatikan dalam hal Job Description (penjabaran pekerjaan) harus sesuai dengan peraturan pemerintah No. 29/Kepres/1984, yang memuat sebagai berikut: a. Syarat Umum 1. Keterangan mengenai Pemberi Tugas. 2. Keterangan mengenai Perencana. 3. Keterangan mengenai Direksi. 4. Syarat-syarat peserta pelelangan. 5. Bentuk surat penawaran dan cara penyampaiannya. b. Syarat Administrasi 1. Jangka waktu pelaksanaan. 2. Tanggal penyerahan pekerjaan. 3. Syarat-syarat pembayaran. 4. Denda atas keterlambatan. 5. Besarnya jaminan pelelangan. 6. Besarnya jaminan pelaksanaan.
Laporan PKL - Pembangunan Terowongan Pengelak Bendungan Pandanduri 10

c. Syarat Teknis 1. Jenis dan uraian pekerjaan yang harus dilaksanakan. 2. Jenis dan mutu bahan. 3. Gambar detail, gambar konstruksi dan lain sebagainya.

3.4. Lampiran-lampiran (Appendices) Pada bagian akhir dari dokumen tender ini diadakan lampiran-lampiran yang merupakan keterangan tambahan seperti: a. Bill of quantity (daftar kuantitas pekerjaan). b. Tabel harga bahan dan ongkos pekerjaan. c. Surat jaminan tender (Tender Bond). d. Surat jaminan pelaksanaan (Performance Bond). e. Bentuk kontrak perjanjian pemborong. f. Pembuatan surat penawaran.

3.5. Risalah Aanwijzing Dokumen ini adalah hasil penjelasan pada waktu Aanwijzing (hari penjelasan antara pihak calon-calon pemborong dan konsultan) yang telah dibukukan dan nantinya merupakan bagian dari dokumen kontrak yang mengikat setelah ditandatangani oleh paling sedikit dua wakil peserta pelelangan.

3.6. Estimasi Biaya Proyek Estimasi biaya merupakan biaya perkiraan yang digunakan untuk memperkirakan jumlah biaya yang diperlukan atau dipersiapkan bagi pembangunan suatu konstruksi. Estimasi biaya proyek secara umum dapat dibagi empat sebagai berikut : Estimasi kasar untuk pemilik. Estimasi ini dibutuhkan oleh pemilik proyek untuk melaksanakan ide untuk membangun proyek tersebut. a. Estimasi pendahuluan oleh perencana. Estimasi ini dilakukan lebih teliti dan dilakukan setelah estimasi terdahulu atau sudah ada gambar.

Laporan PKL - Pembangunan Terowongan Pengelak Bendungan Pandanduri

11

b. Estimasi detail oleh kontraktor. Estimasi ini berbentuk penawaran dan disebut juga Fixed Price. c. Biaya sesungguhnya setelah proyek selesai. Biaya yang dibayarkan setelah proyek selesai merupakan biaya langsung (Direct Cost) yang berhubungan dengan konstruksi atau bangunan. Biaya ini terdiri dari : 1. Biaya Inti (Overhead) Biaya Overhead merupakan suatu biaya penunjang pelaksanaan konstruksi baik di lapangan maupun di kantor. 2. Biaya Tak Terduga Biaya tak terduga merupakan biaya yang disiapkan sebagai akibat dari suatu bencana alam yang besarnya berkisar antara 0,5 % sampai dengan 5 % dari biaya total. 3. Keuntungan (Profit) Keuntungan merupakan hasil jerih payah dari keahlian ditambah dari faktor resiko yang besarnya relatif masing-masing proyek.

3.7. Sistem Kontrak Dalam pelaksanaan pekerjaan pembangunan perlu diperhatikan macam dan jenis kontrak dengan berbagai variasinya dikenal dan diterapkan dalam dua bisnis konstruksi. Berhubung dengan banyaknya keanekaragaman pekerjaan proyek konstruksi maupun engineering dan pengaruh-pengaruh berbagai faktor, misalnya: a. Urgensi. b. Penyiapan dan sumber dana. c. Pola pemanfaatan. d. Pengaturan jadwal. e. Situasi dan kondisi setempat. Untuk mengatasi pengaruh-pengaruh faktor-faktor diatas, maka dikembangkan jenisjenis kontrak yang dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan antara yang memiliki pekerjaan dengan yang mengerjakan. Sistem kontrak(Construction Contract) terbagi dua sebagai berikut: a. Fixed Price Contracts Kontrak ini merupakan suatu kontrak kerja yang didasarkan pada harga yang telah disetujui dan pelaksanaannya sesuai dengan bestek yang telah ditetapkan dan diterima oleh kontraktor. Keuntungan dari kontrak semacam ini adalah owner yaitu dapat:
Laporan PKL - Pembangunan Terowongan Pengelak Bendungan Pandanduri 12

1. Mengetahui besarnya biaya yang akan dikeluarkan pada awal dan akhir pekerjaan. 2. Memperoleh harga yang bersaing dari para kontraktor dengan cara pelelangan. Kontrak kerja yang berdasarkan harga yang disetujui dan dilaksanakan sesuai bestek terdiri dari sebagai berikut: o Lump Sum Contract Pekerjaan yang dilakukan dibawah kontrak semacam ini memerlukan gambar-gambar kerja yang jelas, spesifikasi dan bestek yang akurat dimana kedua belah pihak mempunyai satu interpretasi yang sama terhadap isi dan maksud dari dokumen tender tersebut. Oleh karena itu owner tahu jelas dari awal berapa biaya yang harus dikeluarkan dan pihak kontraktor juga dapat menghitung cost-nya dengan tepat. Keuntungan bagi kontraktor yaitu: - Pelaksanan pekerjaan dapat diprogramkan, - Memungkinkan melaksanakan kontrol dengan efisien, dan - Kelengkapan dari gambar dan bestek menjamin bahwa pekerjaan tambahan dan pekerjaan kurang ataupun perubahan konstruksi akan minimum. o Unit Price Contract Unit Price Contract adalah kontrak yang menitikberatkan per-unit volume, per-unit panjang atau per-unit berat. Kontrak ini dipakai bila kualitas dan bentuk dari pekerjaan tersebut secara detail dapat dispesifikasikan, tetapi jumlah volume atau panjangnya tidak dapat diketahui atau dihitung dengan tepat. Dalam Unit Price Contract ini owner harus memiliki penafsiran volume yang dapat dipertanggungjawabkan. Variasi dari Unit Price Contract adalah sebagai berikut: - Flate Rate artinya harga tetap tidak berubah sampai kontrak selesai, dan - Sliding Rate artinya harga dapat dikaitkan dengan perkiraan volume.

b. Prime Cost Contract Owner pada sistem kontrak ini mengganti ongkos yang dikeluarkan kontrak untuk melaksanakan pekerjaannya, ditambah dengan satu bentuk tambahan ongkos untuk biaya kerja pemborong. Kontrak semacam ini dapat juga dipakai untuk pekerjaan desain, pengadaan barang/peralatan, pekerjaan konstuksi, servis manajemen ataupun kombinasi dari pekerjaan tersebut. Prime Cost Contract mencakup beberapa hal meliputi sebagai berikut:
Laporan PKL - Pembangunan Terowongan Pengelak Bendungan Pandanduri 13

1. Cost Plus Percentage Fee


Biaya ini merupakan suatu kontrak yang memiliki fleksibilitas yang tinggi atau secara teknis pelaksanaan dan biaya kontrak pada dasarnya tidak memiliki mekanisme untuk menekan biaya dan waktu.

2. Cost Plus Fixed Contract


Kontrak ini hanya merumuskan secara garis besar dan jelas mengenai pekerjaan dan fee dari kontrak yang telah ditetapkan sehingga pelaksanaan pekerjaan biasa tidak efisien dan dapat meningkatkan biaya yang terjadi dan waktu pelaksanaannya biasa molor.

3. Cost Plus Variable Percentage Contract


Pada kontrak ini kontraktor didorong bekerja lebih efisien karena fee kontrak disesuiakan dengan actual cost yang ditekan agar harga/biaya proyek aktual tanpa fee sekecil-kecil.

4. Target Estimate Contract


Kontrak ini sering sekali diadakan propinsi untuk penyelesaian target bilamana ada variasi pekerjaan dan target ini ditetapkan oleh pemborong serta fee pemborong minimum setengah dari actual fee, terlepas dari aktual proyek yang melebihi target.

5. Guaranteed Maximum Cost contract


Pengeluaran-pengeluaran yang terjadi di atas harga maksimum akan menjadi beban kontraktor. Jika terjadi hal sebaliknya biaya total yang terjadi lebih kecil dari biaya maksimum maka selisih biaya yang terjadi dari harga maksimum dapat dibagi antara owner dan kontraktor sesui dengan peraturan yang telah disepakati. Pada sistem kontrak ini, pihak owner diakhiri proyek kemungkinan akan mengeluarkan biaya yang lebih kecil dari biaya maksimum.

6. Convertible Cost Contract


Pemilik proyek/owner dalam kontrak ini melelangkan proyeknya melalui kontraktor yang menawarkan dengan harga yang memadai dan owner juga mempekerjakan kontraktor kesenangannya secara cost plus basis serta meneliti pengeluaranpengeluaran pekerjaannya. yang terjadi memperhitungkan meningkatnya produktifitas dan

7. Cost Plus Time and Material Contract


Kontrak ini merupakan suatu pekerjaaan Borong kerja dengan atau tanpa material yang berdasarkan waktu kerja. Material dapat di suplai oleh owner atau pemborong.

Laporan PKL - Pembangunan Terowongan Pengelak Bendungan Pandanduri

14

Dalam proyek Pembangunan Terowongan Pengelak Bendungan Pandanduri sistem kontrak yang digunakan adalah Cost Plus Time and Material Contract, dimana pihak pemborong dalam hal ini JO (Joint Operation) yaitu PT. Waskita Karya dan PT. Brantas Abipraya mengajukan permintaan uang muka yaitu sebesar 20% dari nilai kontrak pada tahap awal pekerjaan. Setelah proyek mencapai finishing, biaya kontrak ditahan sebesar 5% sebagai jaminan pemeliharaan Bendungan selama 362 hari kalender/12 bulan.

Laporan PKL - Pembangunan Terowongan Pengelak Bendungan Pandanduri

15

BAB IV MANAJEMEN PENGAWASAN DAN EVALUASI PELAKSANAAN PEKERJAAN

4.1.

Time Schedule (Jadwal Pelaksanaan) Pada Proyek Pembangunan Terowongan Pengelak Bendungan Pandanduri, dalam pelaksanaannya merupakan proyek yang sifatnya menggunakan pola anggaran tahun jamak (multi years contract). Pada Proyek Pembangunan Terowongan Pengelak Bendungan Pandanduri ini, tiap-tiap item pekerjaan yang dilakukan disesuaikan dengan time schedule yang dibuat oleh Kontraktor Pelaksana. Hal tersebut dilakukan agar seluruh rangkaian pekerjaan dapat diselesaikan tepat pada waktunya sesuai dengan waktu kontrak yang telah disepakati oleh pihak pemberi tugas dalam hal ini Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat dengan Kontraktor Pelaksana PT. Waskita Karya dan PT. Brantas Abiparya. Proyek ini memiliki waktu Kontrak Selama 362 Hari Kalender. Time Schedule dibuat oleh Kontraktor bertujuan mempermudah dalam pengontrolan waktu dari masing-masing item pekerjaan yang dilaksanakan. Jika pelaksanaan tiap item pekerjaan diperkirakan tidak dapat selesai tepat pada waktu yang telah ditentukan dalam Time Schedule maka pihak Kontraktor Mengambil suatu kebijakan untuk menambah jumlah pekerja dilapangan. Sehingga secara keseluruhan Pekerjaan Proyek Pembangunan Terowongan Pengelak Bendungan Pandanduri dengan Time Schedule yang dibuat. sesuai

4.2. Manajemen Pengawasan Proyek Dalam suatu proyek, manajemen pengawasan proyek sangat mempengaruhi kelancaraan pekerjaan. Untuk itu, perlu dilakukan pengawasan yang baik agar pekerjaan dapat berjalan sesuai dengan yang direncanakan. 4.2.1. Manajemen Pengawasan Bahan Faktor bahan sangat mempengaruhi kelancaran pekerjaan dan waktu pelaksanaan. Untuk itu, perlu dilakukan pengawasan pengadaan dan penyediaan bahan sesuai dengan kebutuhan di lapangan, yang meliputi: a. Volume material dan waktu pengiriman, terutama yang didatangkan dari luar lokasi proyek. b. Penimbunan material sebelum digunakan pada waktunya.

Laporan PKL - Pembangunan Terowongan Pengelak Bendungan Pandanduri

16

c. Penggunaan material dalam pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan kebutuhan pekerjaan sehingga tidak terjadi kelebihan material yang terbuang sia-sia di mana akan mengakibatkan kerugian.

4.2.2. Manajemen Pengawasan Pekerjaan Dalam pengawasan pekerjaan, kontraktor memberi izin dan fasilitas jalan masuk kepada pemberi tugas, direksi pelaksana dan yang mendapat wewenang tertulis dari mereka untuk memasuki tempat daerah kerja, bangunan gudang, workshop dan tempattempat lainnya yang ada hubungannya dengan pelaksanaan pekerjaan yang dilakukan oleh kontraktor. Selain itu juga, kontraktor memberi kesempatan sepenuhnya kepada direksi pelaksana untuk melakukan pemeriksaan dan mengadakan pengukuran hasil pekerjaan yang telah atau sedang dilaksanakan. Direksi pelaksana mempunyai wewenang memerintah kontraktor secara tertulis untuk: a. Memindahkan dari daerah kerja semua bahan-bahan yang tidak sesuai dengan syarat dan ketentuan dalam kontrak dan dokumen lampiran kontrak. b. Mengganti bahan-bahan tersebut dengan bahan yang memenuuhi syarat-syarat dalam kontrak dan dokumen lampiran kontrak. c. Membongkar dan melaksanakan kembali sesuai dengan syarat-syarat dan dokumen lampiran kontrak. Hal tersebut merupakan tanggungan yang dipikul oleh kontraktor tanpa hak untuk menuntut/klaim biaya tambahan. d. Direksi pelaksanaan mempunyai wewenang untuk memerintahkan penundaan dimulainya pelaksanaan suatu tahap pekerjaan apabila tahap pekerjaan sebelumnya belum selesai diperiksa dan diterima oleh direksi pelaksana. e. Semua akibat yang disebabkan adanya penundaan seperti ini, sepenuhnya menjadi tanggungan kontraktor, tanpa hak menuntut biaya tambahan. f. Kontraktor wajib memperhatikan dan mengindahkan peringatan yang diberikan, baik lisan maupun tertulis, oleh direksi pelaksana dan kontraktor wajib segera melakukan tindakan untuk memperbaiki hal-hal yang diutarakan dalam peringatan direksi pelaksana tersebut. g. Kontraktor berhak untuk meminta pada direksi pelaksana agar mengadakan pemeriksaan mutu hasil pelaksanaan suatu tahap pekerjaan dan direksi pelaksana

Laporan PKL - Pembangunan Terowongan Pengelak Bendungan Pandanduri

17

setelah adanya permintaan tertulis, untuk itu harus segera mengadakan pemeriksanan yang diminta.

Laporan PKL - Pembangunan Terowongan Pengelak Bendungan Pandanduri

18

BAB V PELAKSANAAN PEKERJAAN

5.1. Uraian dan Struktur Administrasi Proyek Adapun struktur administrasi pembangunan Terowongan Pengelak Bendungan Pandanduri diuraikan sebagai berikut: a. Judul Proyek 1. Nama Proyek Proyek 2. Pekerjaan 3. Lokasi : Pembangunan Bendungan Pandanduri : Pembangunan Terowongan Pengelak Bendungan Pandanduri : Kecamatan Terara, Kabupaten Lombok Timur, Provinsi NTB.

4. Sumber Anggaran : APBN 2012 b. Pejabat Pembuat Komitmen (Owner) Owner adalah badan atau instansi atau perorangan yang memberikan tugas/pekerjaan kepada kontraktor sebagai pelaksananya. Dalam proyek Pembangunan Terowongan Pengelak Bendungan Pandanduri ini, yang menjadi Pejabat Pembuat Komitmen (owner) adalah Kementerian Pekerjaan Umum Balai Wilayah Sungai (BWS) Nusa Tenggara I Provinsi NTB. c. Kontraktor Pelaksana Kontraktor pelaksana adalah kontraktor yang telah terikat dengan kontrak pemborongan pekerjaan. Kontraktor berlaku sebagai lembaga yang bertanggung jawab terhadap kelangsungan pembangunan konstruksi fisik. Dalam hal ini, kontraktor pelaksanaanya adalah PT. Waskita Karya dan PT. Brantas Abipraya.

Laporan PKL - Pembangunan Terowongan Pengelak Bendungan Pandanduri

19

Adapun struktur organisasi kontraktor tersebut adalah sebagai berikut : PROJECT MANAGER

PELAKSANA

KONSULTAN PENGAWAS

MANDOR

SITE MANAGER

Konsultan

Mandor

Pekerja

Gambar 5.1 Struktur Organisasi Proyek

Laporan PKL - Pembangunan Terowongan Pengelak Bendungan Pandanduri

20

5.1.1. Struktur Organisasi Proyek dan Tugas-tugasnya. Struktur organisasi proyek kontraktor pelaksana adalah menggambarkan struktur garis komando internal jenjang managerial personil-personil yang bertugas melaksanakan pekerjan fisik proyek yang terdiri dari: a. Manajer Proyek (Project Manager) Tugas dan Kewajiban: 1. Bertanggungjawab terhadap pelaksanaan proyek 2. Mengadakan pertemuan dengan pihak lain untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi selama melaksanakan proyek 3. Mengadakan negosiasi dengan pemilik proyek bila terjadi perubahan pekerjaan.

b. Kepala Proyek (Site Manager) Tugas dan Kewajiban: 1. Bertanggungjawab terhadap pelaksanaan proyek dilapangan 2. Memimpin pelaksanaan proyek 3. Mengatur pelaksanaan proyek dilapangan 4. Mengadakan negosiasi dengan direktur selaku penanggungjawab proyek bila terjadi perubahan pekerjaan.

c. Kontraktor Tugas dan Kewajiban: 1. Memahami dan mentaati seluruh ketentuan yang tercantum dalam surat kontrak kerja. 2. Melaksanakan pekerjaan sesuai dengan gambar kerja sesuai persyaratan yang telah ditentukan. 3. Menyerahkan pekerjaan tersebut bila telah selesai dan atas persetujuan pengawas. 4. Mengadakan contoh-contoh konstruksi yang akan dipakai guna kestabilan dari konstruksi tersebut. Melaksanakan perintah pemberian tugas tidak dari persyaratanpersyaratan yang ditetapkan dalam kerja. 5. Menyusun laporan akhir pengawasan yang terdiri dari laporan harian dan mingguan.

Laporan PKL - Pembangunan Terowongan Pengelak Bendungan Pandanduri

21

d. Kepala Teknis (Site Engineer) Tugas dan Kewajiban: 1. Memimpin pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan gambar kerja dan persyaratan kerja 2. Mengatur penempatan bahan-bahan konstruksi teknis dan alat kerja agar tercapai efisiensi kerja 3. Menghitung dan merencanakan kebutuhan bahan konstruksi, teknis, dan mengontrol pemakaiannya 4. Mengatur dan memberi pengarahan kepada pekerja supaya dapat berjalan sesuai dengan yang direncanakan.

e. Mandor Tugas dan Kewajiban: 1. Mengawasi jalannya proyek dilapangan 2. Memberikan petunjuk kerja kepada pekerja proyek.

f. Logistik Tugas dan Kewajiban: 1. Mengurus bahan-bahan material yang dibutuhkan dilapangan 2. Mencatat dan mengecek bahan/material yang keluar masuk proyek 3. Menyediakan perlengkapan-perlengkapan medis seperti kotak P3K jika sewaktuwaktu terjadi kecelakaan dilokasi proyek.

5.2. Material dan Alat Kerja 5.2.1. Material Material yang digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan antara lain sebagai berikut: 1. Pasir (Agregat Halus) Istilah agregat halus dimaksudkan untuk memberi istilah agregat dengan ukuran partikel umum 5 mm. agregat halus untuk beton, mortar dan grouting harus diproses dari material yang diperoleh dari quarry site yang disetujui oleh Direksi. Seperti pada pembahasan sebelumnya telah disebutkan Direksi akan
Laporan PKL - Pembangunan Terowongan Pengelak Bendungan Pandanduri 22

melaksanakan pengujian untuk pengetesan agregat halus dan penyedia jasa harus menyediakan dan memasang fasilitas yang disetujui Direksi dalam menyediakan sampel untuk pengujian. Pengujian dilakukan sesuai dengan ketentuan yang tercantum pada buku perjanjian kontrak alat dan bahan. Agregat halus terdiri dari pecahan batuan bersih, keras, padat, tahan lama dan tidak dicat dengan gradasi memadai dan harus bebas kotoran, debu, lempung, atau zat organik lain atau material lain yang tidak diperlukan. Kadar air agregat halus yang dibawa ke batching plant dapat bervariasi tidak lebih dari 1,0 % dari total air yang ada pada agregat halus dalam waktu 1 jam dan tidak boleh bervariasi melebihi 3,0 % dalam waktu kerja 1 shift. Agregat halus terdiri dari partikel yang bentuknya baik. Partikel yang bentuknya baik adalah partikel yang mempunyai dimensi/ukuran maksimum tidak lebih besar dari 3 kali ukuran minimum.Agregat halus, seperti yang sudah digolongkan, harus dipilih dengan tepat sesuai dengan batas-batas dibawah ini tetapi bisa bervariasi bila ada saran dari Direksi dan Penyedia Jasa tidak berhak mendapatkan biaya tambahan. Pada proyek ini, pasir yang digunakan berasal dari berbagai lokasi disekitar Kabupaten Lombok Timur, diantaranya Desa Pringgabaya, Lenek, Korleko dan Ijo Balit. Ukuran pasir yang digunakan adalah pasir yang dapat melalui ayakan 3 mm hingga yang tertinggal diatas pan ayakan. Sementara berdasarkan peraturan SNI, pasir yang digunakan harus memiliki gradasi baik, yakni mengandung butiran yang beragam dengan syarat sisa diatas ayakan 4 mm minimum 2% berat seluruhnya, sisa diatas ayakan 1 mm minimum 10% berat, sisa diatas ayakan 0,25 mm diantara 80%-95% berat. Dalam pelaksanaan proyek ini, pasir yang digunakan sudah sesuai dengan syarat-syarat yang telah ditentukan sebagaimana disebutkan diatas.

Laporan PKL - Pembangunan Terowongan Pengelak Bendungan Pandanduri

23

Gambar 5.2 Pasir yang digunakan untuk campuran beton

2. Kerikil atau Batu Pecah (Agregat Kasar) Kerikil yang digunakan berasal dari sekitar Kabupaten Lombok Timur yaitu Desa Pringgabaya, Lenek, dan Korleko. Kerikil atau batu pecah yang digunakan mempunyai ukuran lebih besar dari 3 mm sampai lolos ayakan 13 mm. adapun syarat-syarat ukuran butiran agreagat kasar yang baik adalah harus terdiri dari beraneka ragam butir dengan syarat sisa diatas ayakan 31,5 mm 0%, sisa diatas ayakan 4 mm antara 90% - 98% berat, dan selisih antara sisa kumulatif diantara kedua ayakan adalah maksimum 60% dan minimum 50% berat. Syarat lainnya, yakni besar butiran kerikil maksimum tidak boleh lebih dari jarak selimut beton dan jarak bersih tulangan. Dalam pelaksanaan proyek ini, kerikil yang digunakan sudah sesuai dengan syarat-syarat yang telah ditentukan sebagaimana disebutkan diatas.

Laporan PKL - Pembangunan Terowongan Pengelak Bendungan Pandanduri

24

Gambar 5.3 Kerikil yang digunakan untuk campuran beton

3. Semen Semen merupakan material pengikat antara butiran pasir dengan kerikil. Semen yang digunakan dalam proyek ini yaitu merk Tiga Roda, dengan jenis high-earlystrength portland cement yang telah memenuhi persyaratan SNI.

4. Air Kerja Adapun sumber air yang digunakan dalam pelaksanaan pembangunan terowongan pengelak ini diambil dari sungai palung yang berada disekitar areal proyek, dengan menggunakan alat bantu berupa pompa air yang dialirkan menuju Batching Plant, selain itu juga dengan menggunakan mobil tangki berisi air. Persyaratan air yang digunakan harus bersih dan tidak mengandung minyak, bahan-bahan organis, dan bahan-bahan lain yang merusak beton atau tulangan.

Laporan PKL - Pembangunan Terowongan Pengelak Bendungan Pandanduri

25

Gambar 5.4 Air kerja 5. Besi Dalam pembangunan terowongan ini digunakan besi dengan berbagai variasi

panjang, dengan klasifikasi sebagai berikut: a. b. c. Besi polos BJ 41 Besi polos BJ 37 Tulangan Steel Mesh untuk shotcrete

Semua besi yang telah dikeluarkan oleh pabrik dapat digunakan, sebab setiap pabrik mempunyai standar mutu tertentu. Tulangan beton dan kawat yang digunakan harus bebas dari minyak, kotoran, dan lain-lain yang dapat merusak. Dengan demikian, besi yang dipergunakan telah memnuhi syarat yang berlaku.

6. Begisting Papan yang digunakan untuk begisting yaitu papan kelas II. Dipilih menggunakan papan kelas II. Dengan pertimbangan ekonomis yaitu papan masih dapat digunakan kembali untuk kedua kalinya pada pekerjaan berikutnya. Papan dan kayu yang tidak lurus atau rusak tidak boleh digunakan untuk pembuatan begisting, karena akan mempengaruhi hasil pengecoran. Dalam pelaksanaan proyek ini, papan yang
Laporan PKL - Pembangunan Terowongan Pengelak Bendungan Pandanduri 26

digunakan sudah sesuai dengan syarat-syarat yang telah ditentukan sebagaimana disebutkan diatas.

Gambar 5.5 Begisting manual pada bagian inlet

7. Sliding Form Ini digunakan sebagai begisting pada pengecoran bagian outlet. Mekanisme pemasangannnya adalah dengan cara di las, begitupun saat dibuka. Setelah pengecoran tiap blok selesai dan siap untuk dibuka, sliding form hanya perlu digeser kemudian dilas lagi seperti sebelumnya.

Laporan PKL - Pembangunan Terowongan Pengelak Bendungan Pandanduri

27

Gambar 5.6 Sliding Form

8. Admixture (Bahan Pencampur) Admixture dipergunakan apabila keadaan memaksa untuk mempercepat pengerasan beton. Admixture tidak boleh menyebabkan korosi dan efek merugikan terhadap baja dan pola pengerasan beton. Bahan admixture yang dipakai adalah merk Feb, Cormix atau Sika. Penggunaan bahan admixture tersebut akan mendapat persetujuan dari Direksi.

9. Material blasting Material blasting pada proses awal pengerjaan terowongan yaitu berupa ampow gell, dan dan detonator. 10. Pipa Pipa berguna untuk mengalirkan air yang terdapat didalam terowongan yang menggenang, dialirkan menuju bagian luar outlet.

Laporan PKL - Pembangunan Terowongan Pengelak Bendungan Pandanduri

28

Gambar 5.7 pipa baja

11. Waterstop Water stop akan dipasang di setiap penghentian pengecoran untuk bagian-bagian yang akan kedap air, berfungsi untuk menahan air yang merembes ketika proses pengecoran antar blok dilakukan. Selain itu juga waterstop biasa digunakan untuk membantu menahan gaya vertikal dari tekanan air terhadap concrete lining. Water stop terbuat dari bahan yang swellable.

Laporan PKL - Pembangunan Terowongan Pengelak Bendungan Pandanduri

29

Gambar 5.8 Waterstop

12. Kayu Pada proses pengerjaan terowongan pengelak ini, kayu banyak digunakan hanya sebagai penyangga, baik untuk begisting manual maupun penahan reruntuhan di atas steel support.

Gambar 5.9 Kayu sebagai penahan reruntuhan dibagian atas steel support
Laporan PKL - Pembangunan Terowongan Pengelak Bendungan Pandanduri 30

13. Steel Support Steel support sebagai pengaman terhadap kemungkinan adanya jatuhan batuan dari bagian atas tebing inlet dan outlet terowongan yang membahayakan aktivitas pekerja, petugas dan peralatan yang keluar masuk selama proses pelaksanaan pekerjaan terowongan. Steel support berupa penyangga yang terbuat dari material baja, berfungsi untuk menahan gaya vertikal maupun horizontal dari terowongan yang baru dibuat sebelum dilakukan concrete. Sebenarnya steel support ini tidak terlalu memberikan pengaruh yang besar dalam menahan beban dari dinding bagian atas maupun samping terowongan, tapi lebih kepada memberikan rasa aman terhadap para pekerja yang sedang melakukan pekerjaan didalam terowong.

Gambar 5.10 Steel Support

14. Tulangan Steel Mesh Tulangan steel mesh digunakan untuk shotcrete harus terbuat dari jalinan baja ringan dan jalinan baja berat. Jalinan baja ringan harus terbuat dari 1,4 mm kawat baja yang mana harus mengacu pada standar JIS G3532-62, sedangkan jalinan baja berat harus dibuat dengan kawat baja ukuran 3,2 mm yang juga mengacu pada standar JIS G3532-62.
Laporan PKL - Pembangunan Terowongan Pengelak Bendungan Pandanduri 31

5.2.2. Alat Kerja Alat kerja merupakan sarana yang penting dan besar kegunaannya dalam pelaksanaan suatu proyek. Dengan alat kerja yang lengkap akan dihasilkan kualitas pekerjaan yang baik, waktu yang singkat dan biaya yang efisien. Alat kerja dapat berupa alat mekanik maupun alat elektrik. Alat-alat kerja yang dipakai dalam proyek Pembangunan Terowongan Pengelak Bendungan Pandanduri ini adalah sebagai berikut: 1. Pompa air Pompa air digunakan untuk memudahkan proses pengerjaan, terutama untuk proses pengecoran (concrete). Pompa air dipakai untuk menaikkan air dari sungai palung ke lokasi batching plant. 2. Batching Plant Merupakan tempat penumpukan material yang akan dipakai untuk concrete, sekaligus merupakan tempat pembuatan agregat untuk proses concrete.

Laporan PKL - Pembangunan Terowongan Pengelak Bendungan Pandanduri

32

Gambar 5.11 Batching Plant 3. Mobile Mixer Merupakan alat yang berfungsi membuat campuran agregat, selain itu juga digunakan untuk mendistribusikan concrete dari batching plant menuju kelokasi concrete. Alat ini berupa kendaraan yang dibagian belakangnya terdapat alat pengaduk berupa drum yang relatif besar, kecepatan pengadukan dari drum harus bervariasi antara 2 atau 4 putaran per menit. Volume dari beton yang dicampur
Laporan PKL - Pembangunan Terowongan Pengelak Bendungan Pandanduri 33

dalam drum tidak boleh melebihi tingkat yang ditentukan oleh pabrik (manufacture), tidak pula melebihi 70 % berat kotor dari drum.

Gambar 5.12 Mobile Mixer

4. Concrete Pump/ Concrete Diesel - Yaitu alat yang digunakan dalam proses concrete. Concrete Pump berfungsi untuk memompakan campuran beton dari bak penampung Concrete Pump melalui pipa baca penghantar diameter 4 menuju lokasi pembetonan (didalam Sliding Form)

Laporan PKL - Pembangunan Terowongan Pengelak Bendungan Pandanduri

34

Gambar 5.13 Concrete Diesel 5. Concrete Mobile Alat ini fungsinya sama dengan concrete diesel. Bedanya terletak pada proses penyemprotan concrete yang langsung disemprotkan melalui alat concrete mobile tersebut.

\ Gambar 5.14 Concrete Mobile

Laporan PKL - Pembangunan Terowongan Pengelak Bendungan Pandanduri

35

6. Begisting Material yang digunakan untuk begisting adalah begisting kayu dan begisting baja. Begisting dari kayu menggunakan plywood 9 mm, balok kayu kls III, papan kayu kls II.

Gambar 5.15 Begisting baja (Sliding Form)

7. Vibrator Vibrator adalah alat untuk mengecilkan pori pada pekerjaan pengecoran, sehingga tidak terjadi penumpukan kerikil ataupun rongga kosong yang menyebabkan kondisinya tidak merata, hal ini akan mengurangi proses pengeroposan.

Laporan PKL - Pembangunan Terowongan Pengelak Bendungan Pandanduri

36

Gambar 5.16 Vibrator 8. Excavator Digunakan dalam proses pembersihan sisa galian dan hasil peledakan didalam terowongan. Excavator juga dipakai saat concrete diareal intake.

Gambar 5.17 Excavator

Laporan PKL - Pembangunan Terowongan Pengelak Bendungan Pandanduri

37

9. Blower Berfungsi membantu menambah sirkulasi udara didalam terowongan selama proses pengerjaan terowongan, mengingat kurangnya oksigen yang tersedia serta banyaknya alat dan kendaraan yang keluar masuk terowongan.

Gambar 5.18 Blower

10. Alat Ukur Ada beberapa jenis alat ukur dalam pelaksanaan proyek ini, seperti : a. Pesawat Waterpass Digunakan sebagai penyipat datar suatu bidang untuk menentukan beda tinggi/elevasi bangunan pada penentuan tinggi bouwplank, pelaksanaan begisting plat lantai, balok portal dan pekerjaan lain yang mengharuskan suatu bidang harus datar. b. Pesawat Theodolit Digunakan untuk menentukan titik nol, sudut siku, letak bangunan dan kontrol tegaknya kolom bangunan bertingkat.

Laporan PKL - Pembangunan Terowongan Pengelak Bendungan Pandanduri

38

Gambar 5.18 Pesawat Theodolit

c. Roll Meter Digunakan untuk mengukur panjang dan dimensi suatu struktur.

11. Tenaga Kerja Tenaga yang diperlukan dilapangan sehubungan dengan pelaksanaan

Pembangunan Terowongan Pengelak Bendungan Pandanduri, adalah sebagai berikut: a. Tenaga pelaksana teknis yang terampil dan pengalaman dalam bidangnya dan pengawas, mandor serta kepala tukang yang cukup dalam melakukan pengawasan yang tepat untuk pekerjaan proyek tersebut. b. Tenaga kerja terampil, setengah terampil dan tidak terampil sesuai dengan kebutuhan dan keperluan untuk melaksanakan, penyelesaian dan perbaikan pekerjaan yang sesuai dan tepat pada waktunya. c. Tenaga kerja inti yang ditugaskan di lapangan terdiri dari : - Kepala Proyek/Site Manager - Kepala Pelaksana
Laporan PKL - Pembangunan Terowongan Pengelak Bendungan Pandanduri 39

- Pelaksana Teknis - Juru Ukur - Juru Gambar - Keuangan Proyek - Administrasi Proyek - Logistik Proyek Dalam penggunaan tenaga kerja harus sesuai dengan volume pelaksanaan pekerjaan yang dilakukan, sehingga pemborosan terhadap tenaga kerja yang mengakibatkan kerugian dapat ditekan serendah-rendahnya. Apabila seorang pekerja sehubungan dengan pelaksanaaan, penyelesaian dan perbaikan pekerjaan yang menurut direksi pekerjaan berprilaku tidak senonoh, tidak cakap, atau ceroboh dalam melaksanakan tugasnya atau yang menurut pertimbangan direksi pekerjaan orang tersebut tidak patut dipekerjakan. Orang tersebut tidak boleh dipekerjakan lagi tanpa ijin tertulis dari direksi pekerjaan. Orang yang diberhentikan secara demikian dari pekerjaan, harus diganti secepatnya dengan seorang pengganti yang cakap yang disetujui oleh Direksi pekerjaan.

5.4. Pelaksanaan Pekerjaan 5.4.1. Pekerjaan Persiapan Pekerjaan persiapan sangat diperlukan sebelum memulai pelaksanaan pembangunan karena mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap kelancaran proyek. Pekerjaan persiapan tersebut meliputi : a. Sarana Tapak Pekerjaan ini meliputi penyediaan air dan daya listrik untuk bekerja, penyediaan alat pemadam kebakaran dan drainase tapak. 1. Pekerjaan penyediaan air & daya listrik untuk bekerja a) Air untuk bekerja harus disediakan oleh Kontraktor. b) Air harus bersih, bebas dari bau, lumpur, minyak dan bahan kimia laimya yang merusak. c) Penyediaan air harus sesuai dengan petunjuk dan persetujuan dari Direksi Lapangan. d) Listrik untuk bekerja harus disediakan Kontraktor.
Laporan PKL - Pembangunan Terowongan Pengelak Bendungan Pandanduri 40

2. Pekerjaan penyediaan alat pemadam kebakaran a) Kontraktor wajib menyediakan tabung alat pemadam kebakaran (Fire Extinguisher). Apabila pelaksanaan pembangunan telah berakhir, maka alat pemadam kebakaran tersebut menjadi hak milik Pemberi Tugas.

b. Pekerjaan Pembongkaran dan Pembersihan Lokasi Pekerjaan pembongkaran dan pernbersihan sebelum pelaksanaan mencakup pembongkaran/pembersihan /pemindahan keluar dari area pembangunan konstruksi terhadap sernua hal yang dinyatakan oleh Direksi Lapangan tidak akan digunakan lagi maupun yang dapat mengganggu kelancaran pelaksanaan. Hasil bongkaran harus dikumpulkan dan menjadi hak rnilik Pernberi Tugas. Serah terima akan diatur oleh Direksi Lapangan. c. Pengukuran Lokasi Pembangunan Kontraktor diwajibkan mengadakan pengukuran dan penggambaran kembali lokasi pembangunan dengan dilengkapi keterangan-keterangan mengenai peil ketinggian tanah, letak pepohonan letak batas batas tanah dengan menggunakan alat optik yang sudah ditera kebenarannya oleh pihak yang berwajib. Ketidakcocokan yang mungkin terjadi antara gambar dan keadaan lapangan yang sebenarnya harus segera dilaporkan kepada keputusannya. Penentuan titik ketinggian dan sudut sudut hanya dilakukan dengan alat-alat Waterpass / Theodolite. Kontraktor harus menyediakan Waterpass / Theodolite, beserta petugasnya yang melayani untuk kepentingan pemeriksaan Direksi Lapangan. Pengukuran sudut siku-siku dengan prisma atau benang secara asas segitiga phytagoras hanya diperkenankan untuk bagian bagian kecil yang telah disetujui oleh Direksi Lapangan. Direksi Lapangan untuk dimintai

d. Peledakan (Blasting) Trial Blasting dilaksanakan pada lokasi pekerjaan alur terowongan. Setelah diperhitungkan (design) untuk menentukan jumlah lubang bor dan jumlah
Laporan PKL - Pembangunan Terowongan Pengelak Bendungan Pandanduri 41

kebutuhan bahan peledakannya dan mempertimbangkan kondisi geologi sepanjang alur terowongan dan terutama bagian yang akan dilakukan trial blasting. Trial blasting dilaksanakan untuk mendapatkan jumlah lubang bor untuk pengisian bahan peledak yang paling efektif dari pelaksanaan peledakan sehingga aman dengan efek kerusakan minimal pada penampnag galian alur terowongan dan terhadap pekerja terowongan. Pada setiap tahap galian terowongan dengan peledakan harus mempertimbangkan hasil peledakan sebelumnya, sehingga akan mendapatkan hasil galian dengan peledakan yang lebih mendekati tepat sesuai rencana penampang galian terowongan. Jumlah lubang bor cukup memenuhi kebutuhan jumlah bahan peledak yang diisikan pada tiap lubang bor, sehingga akan mendapatkan hasil peledakan maksimal dengan efektif kerusakan penampang galian minimal. Pengeboran lubang isian hendak dilaksanakan dengan panjang bor per-lubang 2 - 2,5 meter sebanyak 37- 43 lubang per-penampang galian terowongan dengan hasil galian terowongan antara 1,8-2,9 meter per-sekali ledakan. Apabila pekerjaan galian mendekati garis akhir galian, maka kedalaman lubang untuk peledakan dan banyaknya bahan peledak yang dipakai per-lubang harus dikurangi.

e. Pembersihan hasil peledakan dan pemasangan Steel support Pembersihan hasil peledakan, berupa reruntuhan batuan, dibersihkan

menggunakan excavator dan di angkut menggunakan dump truck. Setelah pembersihan hasil galian, maka pada bagian depan ambang inlet dan outlet terowongan dipasang portal steel support sebagai pengaman terhadap kemungkinan adanya jatuhan batuan dari bagian atas tebing inlet dan outlet terowongan yang membahayakan aktifitas pekerja, petugas dan peralatan yang keluar masuk selama proses pelaksanaan pekerjaan terowongan. f. Dewatering Yaitu proses penurunan muka air tanah selama konstruksi pengelak berlangsung. Selain itu juga diperuntukkan untuk pencegahan kelongsoran pada sisi kiri kanan konstruksi akibat adanya aliran tanah pada galian atau bisa dipaparkan sebagai proses pemisahan antara cairan dengan padatan. Tujuan diadakannnya dewatering pada

proses pembangunan terowongan pengelak (diversion tunnel ) ini antara lain untuk
Laporan PKL - Pembangunan Terowongan Pengelak Bendungan Pandanduri 42

mencegah rembesan, memperbaiki kestabilan tanah, mencegah pengembungan tanah, memperbaiki karakteristik dan kompaksi tanah terutama dasar, pengeringan lubang galian, serta mengurangi tegangan lateral dari tanah sekitar lokasi tersebut. Proses dewatering tidak dapat dilakukan sekaligus, tetapi harus secara bertahap, yaitu dengan jalan: 1. Thickening, yaitu proses pemisahan antara padatan dengan cairan yang mendasarkan atas kecepatan mengendap partikel atau mineral tersebut dalam suatu pulp sehingga solid factor yang dicapai sama dengan satu (% solid= 50%). 2. Filtrasi, merupakan proses pemisahan antara padatan dengan cairan jalan menyaring(dengan filter) sehingga didapat solid factor sama dengan empat (% solid=100%). 3. Drying, adalah proses penghilangan air dari padatan dengan jalan pemanasan, sehingga padatan itu betul-betul bebas dari cairan atau kering (% solid=100%). Beberapa metode dewatering yang biasa dilakukan antara lain: 1. Metode pemompaan terbuka 2. Metode alur dangkal 3. Metode predrainase 4. Metode cut off 5. Metode osmose electries Metode dewatering yang digunakan pada proses pembangunan terowongan pengelak bendungan pandanduri yaitu metode pemompaan terbuka.

Laporan PKL - Pembangunan Terowongan Pengelak Bendungan Pandanduri

43

5.4.2. Pekerjaan Tanah a. Pekerjaan galian terbuka inlet terowongan Lokasi galian terbuka inlet terowongan pada STA. 10,00 dengan elevasi 249,50 meter sampai STA. 124,50 dengan elevasi 265.00 meter. Galian direncanakan menuju elevasi dasar galian 24,50 meter di hilir (dasar galian ambang inlet terowongan) dan elevasi 248,53 meter di hulu (dasar ambang saluran terbuka inlet/pertemuan dengan Sungai Palung). b. Pekerjaan galian terbuka di outlet terowongan Lokasi galian tebuka outlet pada STA. 561,50 dengan elevasi 268,00 meter sampai dengan STA. 737,00 dengan elevasi 242,25 meter. Galian direncanakan menuju elevasi dasar galian 246,62 meter di hulu (ambang outlet terowongan) dan elevasi 241,75 meter (dasar ambang saluran terbuka outlet terowongan/pertemuan dengan Sungai Palung). c. Pekerjaan galian terowongan pengelak Setelah pekerjaan galian terbuka inlet dan outlet terowongan selesai sampai dengan elevasi dasar rencana galian terowongan dan face (penampang ambang terowongan), maka galian terowongan bisa segera dimulai pelaksanaannya. Panjang galian terowongan pengelak direncanakan sepanjang 437 meter dengan diameter dalam 3,50 meter dan tebal beton lining 0,45 meter. Dimulai dari STA. 124,50 meter dengan rencana elevasi beton lantai dasar terowongan 249,034 meter pada inlet (ambang masuk terowongan) menuju STA. 561,50 (ambang keluar outlet terowongan) dengan elevasi beton lantai dasar terowongan 247,220 meter. Penampang galian terowongan berbentuk tapal kuda.

Jika pada galian terdapat kotoran dan bagian tanah yang tidak padat atau longgar, maka bagian ini harus dikeluarkan seluruhnya, kemudian lubang yang terjadi harus ditutup urugan pasir dan dipadatkan. Apabila Kontraktor melakukan penggalian melebihi kedalaman yang ditentukan, maka Kontraktor harus menutup kelebihan tersebut dengan urugan pasir yang dipadatkan dan disiram air setiap ketebalan 5 cm, lapis demi lapis sampai jenuh, serta mencapai ketinggian yang diinginkan. Dasar galian harus dikerjakan dengan teliti, datar dan harus dibersihkan dari segala macam kotoran. Kelebihan tanah bekas galian harus dibuang dari Lokasi konstruksi. Area antara papan patok ukur dengan galian harus bebas dari timbunan tanah.
Laporan PKL - Pembangunan Terowongan Pengelak Bendungan Pandanduri 44

Disyaratkan bahwa seluruh permukaan galian terutama lantai galian harus kering untuk pekerjaan pekerjaan selanjutnya, khususnya untuk pekerjaan pondasi, pengurugan dan pemadatan. 5.4.3. Pekerjaan Pembetonan a. Pekerjaan Shotcrete Pada pekerjaan shotcrete digunakan tulangan stell mesh, harus terdiri dari jalinan baja ringan dan jalinan baja berat. Jalinan baja ringan harus dibuat dari 1,4 mm kawat baja harus mengacu standar JIS G3532-62, harus membentuk jalinan kawat dengan jarak masing-masing 75 mm. Jaringan kawat baja ringan harus digunakan pada shotcrete yang dibangun untuk melindungi permukaan yang terlihat, permukaan khusus untuk penggalian bawah tanah. Jaringan kawat baja berat harus dibuat dengan baja ukuran 3,2 mm, standar JIS G3532-62, memiliki untaian jaringan kawat dengan jarak masing-masing 100 mm. tulangan jaringan kawat baja besi berta digunakan dalam shotcrete dengan dukungan rock bolt yang dipasang untuk melindungi permukaan lereng. o Pekerjaan shotcrete permukaan tebing galian terbuka Inlet dan Outlet terowongan pengelak Pada seluruh permukaan tebing galian terbuka Inlet dan Outlet terowongan dilaksanakan pekerjaan shotcrete dengan wiremesh dan tebal shotcrete 10 cm. Pekerjaan shotcrete dengan wiremesh dilaksanakan dengan mempertimbangkan kondisi geologi permukaan galian Inlet dan Outlet terowongan merupakan breksi vulkanik dan pasir vulkanik yang telah mengalami alterasi dengan kondisi bagian permukaan yang mudah lepas-lepas (jatuh) dan pertimbangkan jangka panjang pengamanan permukaan tebing tersebut. Pelaksanaan shotcrete dengan metode kering, yaitu penyemprotan material semen dan pasir dengan campuran 1 semen : 6 pasir melalui alat shotcrete (Aliva) dan bersamaan dengan penyemprotan tersebut juga disemprotkan air dengan tekanan dan debit seimbang, sehingga terjadi campuran shotcrete yang melekat dengan baik (tidak meleleh jatuh ke bagian bawah) dan memenuhi syarat teknik (spesifikasi teknik). Penyemprotan dilaksanakan tiap lapis, bertahap sampai mencapai ketebalan 10 cm. o Pekerjaan shotcrete permukaan dinding galian shaft tegak (lokasi menara control)

Laporan PKL - Pembangunan Terowongan Pengelak Bendungan Pandanduri

45

Pekerjaan galian shaft tegak dengan diameter 7,50 meter dengan kedalaman galian sekitar 25 meter sampai dengan permukaan atap galian terowongan pengelak. Galian shaft tegak dilaksanakan dengan semi manual, yaitu dengan tenaga kerja dilengkapi dengan alat pick hammer dan alat bantu angkat hasil galian keluar lokasi galian shaft tegak secara mekanis. Setelah kedalam mencapai 5 meter, maka guna mengantisipasi kemungkinan adanya jatuhan batuan, maka pada dinding galian shaft tegak perlu segera dilaksanakan shotcrete dengan wiremesh tebal 10 cm.

b. Pekerjaan Struktur Beton Bertulang o Pemasangan besi tulangan Besi tulangan menggunakan tulangan ulir (D-form) yang dibuat dipabrik dan harus sesuai dengan JTS G 3112 atau ASTM A 15-16. Sebelum besi tulangan ditempatkan, permukaan tulangan dan permukaan begel harus bersih dari karat, kotoran, minyak atau zat-zat yang merugikan. Besi tulangan harus ditempatkan dalam posisi yang tepat sehingga ada jarak yang jelas, setidaknya 40 cm antara tulangan dan diantara pekerjaan baja yang diletakkan didekatnya sehingga tulangan tidak meleset letaknya pada waktu pengecoran. Tulangan harus diikat pada semua perpotongan dengan menggunakan kawat baja penguat dengan diameter 0,9 mm. Pengelasan untuk sambungan atau overlap pada tulangan harus dilakukan sesuai standar JIS Z 3801 atau ASTM A 185.

Laporan PKL - Pembangunan Terowongan Pengelak Bendungan Pandanduri

46

Gambar Penulangan Terowongan Pengelak o Pemasangan begisting Begisting yang digunakan dalam pekerjaan terowongan adalah begisting kayu dan begisting baja. - Pada Outlet terowongan Begisting yang digunakan di outlet tewongan adalah begisting baja. Begisting harus dipasang sedemikian rupa sehingga tanda-tanda sambungan pada permukaan beton ada pada alinyemen horizontal dan vertikal dan sambungan antara permukaan harus halus. Semua penyangga begisting kondisinya harus bagus dan kokoh. Sebelum pengecoran beton, semua permukaan begisting harus diminyaki dengan minyak mineral yang disuling. Minyak tulangan harus digunakan sebelum besi tulangan diletakkan. Pemasangan begisting baja menggunakan baut-baut. Panjang begisting baja yaitu 7,25 meter.

Laporan PKL - Pembangunan Terowongan Pengelak Bendungan Pandanduri

47

- Pada Inlet terowongan Begisting yang digunakan di inlet terowongan adalah begisting kayu. Pekerjaan begisting pada inlet terowongan hampir sama dengan pekerjaan bekisting pada outlet terowongan. Perbedaannya terletak pada sambungan, antara kayu yang satu dengan yang lain, yaitu dengan menggunakan paku. Selain itu, begisting kayu harus betul-betul bersih dari semua sisa potongan kayukayu kecil, debu bekas gergaji, sisa mortar yang kering dan zat pengotor yang lain. o

Perencanaan Campuran Agar tercapainya mutu beton yang dikehendaki maka perbandingan campuran beton harus sesuai dengan perencanaan. Bahan pembuatan beton mutunya harus baik dan memenuhi ketentuan. Jika ternyata tidak memenuhi maka bahan harus diganti. Guna tercapainya adukan beton yang baik, sebelumnya ditekankan dalam segi perhitungan berupa formulasi dari bahan-bahan adukan beton. Perhitungan dapat dilakukan dengan beberapa cara berdasarkan ketentuan yang harus dipenuhi sesuai dengan persyaratan yang ada pada SNI 1991. Pelaksanaan pembuatan campuran beton dengan berdasarkan mix design yang telah dilakukan melalui suatu percobaan dan tes kubus beton (pengujian kuat tekan beton dan pengujian slump/ kekentalan/ viscositas) beton sesuai dengan rencana. sehingga dihasilkan mutu

o Pengecoran Pelaksanaan pekerjaan beton terowong dimulai dari bagian tengah alur terowong menuju ke ambang terowong. Pekerjaan beton terowong dilaksanakan secara simultan (bersamaan) masing-masing dari bagian tengah terowong ke arah inlet terowong dan dari bagian tengah alur terowong. Metode pembetonan terowong dilaksanakan tiap section sepanjang 7.25 meter dengan dua tahap pengecoran beton, tahap pertama pengecoran dimulai pada bagian bawah/lower (lantai terowong) biasa disebut Lower Step Concrete beton bagian atas biasa disebut upper step concrete. tahap kedua yaitu bagian Upper Step Concrete dilaksanakan setelah umur beton step concrete memenuhi syarat (24) jam.

Laporan PKL - Pembangunan Terowongan Pengelak Bendungan Pandanduri

48

Disediakan 2 (dua) unit Form beton( form manual dan sliding form). Beberapa peralatan keperluan pengecoran beton terowong antara lain: - Batching Plant untuk proses pencampuran material beton - Truck Mixer untuk membawa campuran beton ke Concrete Pump - Concrete Pump berfungsi untuk memompakan campuran beton dari bak penampung Concrete Pump melalui pipa baja penghantar diameter 4 menuju lokasi pembetonan (didalam Sliding Form)

5.4.4.

Pekerjaan Grouting

a. Backfill Grouting Backfill grouting harus dilaksanakan untuk mengatasi batuan yang membuka dan gradasi beton (lining concrete). Penempatan beton dengan pipa baja pada gradasi beton atau dengan pengeboran langsung lining concrete sebelum grouting. Lubang sekurangkurangnya 300 mm ke massa beton. Untuk pipa grout, pipa baja dengan panjang tergantung ketebalan lining concrete actual harus ditempatkan pada concrete lining. Hambatan pada pipa harus dihilangkan. Grout semen atau mortal harus diinjeksikan melalui pipa grout. Proporsi campuran mortal kira-kira 1:1:2 (rasio air, semen, pasir) dalam massa tersebut, yang didasarkan pada uji pencampuran atau pemompaan. Tekanan maksimum yang ditoleransi untuk backfill grouting adalah 2 kg/cm2. Grouting harus dilanjutkan sampai tingkatan injeksi turun sampai nol bawah tekanan maksimum yang diijinkan. Jika grout yang diinjeksi mengalir ke lubang lain, maka lubang-lubang tersebut harus disumbat dan dibor sesudah itu untuk grouting.

b. Consolidation Grouting Konsolidasi grouting dilaksanakan melalui lubang grout yang dibor dilokasi, agar mengkonsolidasikan batuan dasar disekitar terowongan yang mungkin longsor (tidak padat) selama pekerjaan galian dan kontak antara batuan dasar dan lining concrete atau backfill grout. Lubang grout harus dibor kearah semua sudut di dalam terowongan, lubang grout tidak melebihi 35 mm dan kedalaman 5 m dari permukaan bagian dalam lining concrete.
Laporan PKL - Pembangunan Terowongan Pengelak Bendungan Pandanduri 49

BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan Setelah kami mengikuti Praktik Kerja Lapangan (PKL) dan mengamati secara langsung Proyek Pembangunan Terowongan Pengelak Bendungan Pandanduri, maka diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Kerjasama antara pemberi tugas, konsultan pengawasan, dan pelaksana (Kontrakor) berjalan dengan baik, hal ini terlihat dengan adanya koordinasi yang baik antara masing- masing pihak dalam menyelesaikan setiap permasalahan yang ada. 2. Struktur Organisasi berfungsi dengan baik, hal itu dapat mempengaruhi pelaksanaan beberapa bagian pekerjaan sehingga apa yang direncanakan dapat dilaksanakan dengan baik. 3. Dalam mencapai mutu suatu pekerjaan seperti yang diharapkan di samping dokumen kontrak sebagai acuan, perlu suatu pengawasan yang teliti dan secermat mungkin. 4. Semua komponen yang terkait dalam suatu proyek antara lain pengawas lapangan, pengawas utama, kontraktor, maupun pimpinan proyek, harus memiliki laporan pertanggungjawaban masingmasing menyangkut proyek yang dikerjakan. 5. Pekerjaan pembesian dan pengecoran yang digunakan pada Terowongan Pengelak Bendungan Pandanduri telah sesuai dengan gambar kerja yang telah direncanakan walaupun ada beberapa perubahan yang dilakukan terhadap design sebelumnya karena disesuaikan dengan kondisi yang ada dilapangan. 6. Pada umumnya, mutu pelaksanaan, sistem sambungan pembesian dan pengecoran sudah memenuhi standar yang berlaku. Dalam pelaksanaan, kecermatan dan kerapian pemasangan baja tulangan sangat berpengaruh dalam usaha penghematan dan efisiensi biaya konstruksi, sehingga tidak terjadi bongkar pasang pekerjaan. Pengecoran yang baik sangat berpengaruh agar dihasilkan beton bertulang mulus tanpa adanya keropos. Sehingga fungsi pengawasan disini adalah agar kualitas bangunan tidak berkurang dan tehindar dari akibat kecerobohan pelaksanaanya. 7. Dalam pelaksanaan Pembangunan Terowongan Pengelak Bendungan Pandanduri ini terjadi sedikit kemunduran pekerjaan yang tidak sesuai dengan time schedule, hal ini disebabkan karena pengaruh cuaca, yaitu musim hujan yang kerap membuat areal proyek khususnya disekitar luar terowongan menjadi berlumpur/ becek dan mobilitas pekerjaan diluar terowongan terganggu, akan tetapi khusus untuk bagian dalam alur terowongan tidak terjadi perbedaan jauh antara jadwal rencana dan
Laporan PKL - Pembangunan Terowongan Pengelak Bendungan Pandanduri 50

progress pekerjaan, karena hanya dipengaruhi oleh mobilitas material, baik material concrete maupun pembesian. 8. Kerja sama yang baik antara pihak-pihak yang terkait khususnya bagi perencana (konsultan), Pelaksana (Kontraktor) dan Konsultan Pengawas (MK) akan mempengaruhi pelaksanaan beberapa bagian pekerjaan, sehingga apa yang telah direncanakan dapat dilaksanakan menurut desain dan syarat teknis.

5.2 Saran-saran Untuk mendapatkan pelaksanaan dan hasil yang optimal dalam pelaksanaan proyek disarankan: 1. Diperlukan komunikasi dan kerjasama yang baik antara pihak-pihak yang terkait khususnya bagi Perencana (konsultan), Pelaksana(kontraktor) dan pengelola teknis proyek akan mempengaruhi pelaksanaan beberapa bagian pekerjaan, sehingga apa yang telah direncanakan dapat dilaksanakan menurut desain, syarat teknis dan sesuai dengan Schedule. 2. Mobilisasi dan Efisiensi peralatan dan tenaga kerja perlu ditingkatkan. 3. Perlu ditingkatkannya pengawasan terhadap kedisiplinan pekerja, agar efisiensi waktu dapat dicapai.

Laporan PKL - Pembangunan Terowongan Pengelak Bendungan Pandanduri

51

Laporan PKL - Pembangunan Terowongan Pengelak Bendungan Pandanduri

52

Anda mungkin juga menyukai