Anda di halaman 1dari 36

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA BERFIKIR A. Belajar 1.

Pengertian Belajar Peristiwa belajar mengajar dalam kehidupan dapat terjadi setiap saat baik disengaja maupun tidak sengaja. Setiap proses belajar mengajar tersebut diharapkan akan mampu mencapai tujuan

pembelajaran yang optimal sehingga kegiatan proses belajar mengajar tersebut patut di lakukan dan diorganisir secara baik. Pengertian dengan cara belajar banyak dan dikemukakan konsep teori adalah oleh yang Suatu para ahli

pandang

berbeda. proses di

Fauzi (2004: 44) mengemukakan belajar mana suatu tingkah laku ditimbulkan

atau diperbaiki

melalui

serentetan reaksi atas situasi (atau rangsang) yang terjadi. Sedangkan Sardiman (2004: 20) menyatakan: Belajar itu senantiasa merupakan perubahan tingkah laku atau penampilan, dengan serangkaian kegiatan misalnya dengan membaca, mengamati, mendengarkan, meniru dan lain sebagainya. Juga belajar itu akan lebih baik kalau si subjek belajar itu mengalami atau melakukannya jadi tidak bersifat verbelistik. Hal tersebut sejalan dengan pandangan Purwanto mengemukakan belajar adalah setiap perubahan (1992:84) yang relatif

menetap dalam tingkah laku, yang terjadi sebagai suatu hasil dari latihan atau pengalaman. Perubahan perilaku ini diperkuat oleh

Sardiman (2004:21) bahwa Perubahan tidak hanya penambahan ilmu pengetahuan, tetapi juga berbentuk kecakapan, keterampilan, sikap, pengertian, harga diri, minat, watak, penyesuaian diri. Berdasarkan kutipan di atas, dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh perubahan tingkah laku yang baru sebagai hasil pengalaman. Perubahan yang terjadi setelah seseorang melakukan kegiatan berupa keterampilan, sikap, ataupun pengetahuan. 2. Prinsip-Prinsip Belajar Proses belajar dapat dianalisa dalam bentuk prinsip-prinsip. Menurut Slameto (2003: 27-28) prinsip prinsip belajar tersebut adalah sebagai berikut: a. Berdasarkan pra syarat yang diperlukan untuk belajar. b. Sesuai hakekat belajar. c. Sesuai materi/bahan yang harus dipelajari. d. Syarat keberhasilan belajar. Penjelasan prinsip-prinsip belajar diatas adalah sebagai berikut: a. Berdasarkan pra syarat yang diperlukan untuk belajar: 1) Dalam belajar setiap siswa harus diusahakan berpartisipasi aktif dalam meningkatkan minat dan tujuan instruksional. membimbing untuk mencapai belajar dapat

2) Belajar harus dapat menimbulkan reinforcement (penguatan) dan motivasi yang kuat pada siswa untuk mencapai tujuan instruksional. 3) Belajar perlu lingkungan yang menantang dimana anak

dapat mengembangkan kemampuannya. 4) Belajar perlu ada interaksi siswa dengan lingkungannya. b. Sesuai hakekat: 1) Belajar itu proses continue, maka harus tahap demi tahap menurut perkembangannya. 2) Belajar adalah proses organisasi, adaptasi dan discovery. 3) Belajar adalah proses kontinguitas (hubungan antara pengertian yang satu dengan pengertian yang lain) sehingga mendapatkan pengertian yang diharapkan. Stimulus yang diberikan

menimbulkan respon yang diharapkan. c. Sesuai materi/bahan yang harus dipelajari: 1) Belajar bersifat keseluruhan dan penyajian yang pengertiannya. 2) Belajar harus dapat mengembangkan kemampuan tertentu sederhana, materi itu harus struktur,

sehingga

siswa mudah menangkap

sesuai dengan tujuan instruksional yang harus dicapainya. d. Syarat keberhasilan belajar: 1) Belajar memerlukan sarana yang cukup, sehingga siswa dapat belajar dengan tenang.

2) Repetisi, dalam proses belajar perlu ulangan berkali-kali agar pengertian atau keterampilan atau sikap itu mendalam pada siswa. B. Hasil Belajar 1. Hasil Belajar Matematika Salah satu indikator tercapai atau tidaknya suatu proses pembelajaran adalah dengan melihat hasil belajar yang dicapai oleh siswa. Hasil belajar merupakan cerminan tingkat keberhasilan atau pencapaian tujuan dari proses belajar yang telah dilaksanakan yang pada puncaknya sebagai diakhiri hasil denga akhir suatu evaluasi. pengambilan Hasil belajar

diartikan

keputusan tentang

tinggi rendahnya nilai siswa selama mengikuti proses belajar mengajar, pembelajaran dikatakan berhasil jika tingkat pengetahuan siswa belajar

bertambah dari hasil sebelumnya (Djamarah, 2002: 25). Hasil merupakan tingkat penguasaan yang dicapai oleh

murid dalam

mengikuti program belajar mengajar, sesuai dengan tujuan yang ditetapkan. Menurut Dimyati dan Mudjiono (2006: 3) hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar. Berdasarkan pengertian pengertian diatas maka dapat

disimpulkan bahwa hasil belajar merupakan suatu hasil kemampuan dan kecakapan siswa dari proses belajar yang dinyatakan dalam angka dan diukur dengan menggunakan tes hasil belajar.

Hasil belajar matematika adalah kemampuan yang diperoleh siswa setelah melalui kegiatan belajar matemaatika, ada dua macam hasil belajar matematika yang harus dikuasai oleh siswa, yaitu:1) perhitungan matematis, 2) Penalaran matematis (Abdurrahman,1999) Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar mateematika adalah kemampuan kognitif yang dicapai oleh siswa setelah mengikuti pembelajaran matematika yaitu kemampuan menyelesaikan soal-soal matematia yang dinyatakan dalam bentuk skor atau nilai. 2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar Dalam proses belajar siswa selalu ada faktor faktor yang mendukung keberhasilan belajar tersebut. Seperti yang dijelaskan oleh Slameto (2003: 54) faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar dapat digolongkan menjadi 2 yaitu: a. Faktor intern, diantaranya: 1) Faktor jasmaniah yaitu faktor kesehatan dan cacat tubuh. 2) Faktor psikologis yaitu intelegensi, perhatian, minat,

bakat, motif, kematangan kesiapan. 3) Faktor kelelahan. b. Faktor ekstern, diantaranya: 1) Faktor keluarga meliputi: cara orang tua mendidik, relasi antar anggota keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, dan sebagainya.

10

2) Faktor

sekolah

meliputi:

metode

mengajar,

kurikulum,

disiplin, alat pengajaran, dan sebagainya. 3) Faktor masyarakat meliputi kegiatan siswa dalam

masyarakat, media massa, dan sebagainya. Menurut Suryabrata (1989: 142), faktor-faktor yang

mempengaruhi belajar digolongkan menjadi tiga, yaitu: a. Faktor dari dalam yang terdiri dari: 1) Fisiologi, meliputi kondisi fisik secara umum dan kondisi panca indra. Anak yang segar fisiknya akan lebih mudah proses belajarnya. 2) Kondisi psikologis, yaitu beberapa faktor psikologis utama yang dapat mempengaruhi proses dan hasil belajar yaitu kecerdasan, bakat, minat, motivasi, emosi, dan kemampuan kognitif. a) Faktor kecerdasan yang dibawa individu mempengaruhi belajar siswa. Semakin individu itu mempunyai tingkat kecerdasan tinggi, maka belajar yang dilakukannya akan semakin mudah dan cepat. Sebaliknya semakin individu itu memiliki tingkat kecerdasan rendah, maka belajarnya akan lambat dan mengalami kesulitan belajar. b) Bakat individu satu dengan lainnya tidak sama, sehingga menimbulkan belajarnya pun berbeda. Bakat merupakan kemampuan awal anak yang dibawa sejak lahir.

11

c) Minat individu merupakan ketertarikan individu terhadap sesuatu. Minat belajar siswa yang tinggi menyebabkan belajar siswa lebih mudah dan cepat. d) Motivasi belajar antara siswa yang satu dengan siswa yang lainnya tidaklah sama. Adapun pengertian motivasi belajar adalah sesuatu yang Motivasi menyebabkan belajar kegiatan dipengaruhi belajar oleh

terwujud.

beberapa faktor, antara lain: cita-cita siswa, kemampuan belajar siswa, kondisi siswa, kondisi lingkungan, unsurunsur dinamis dalam belajar dan upaya guru membelajarkan siswa. e) Emosi merupakan kondisi psikologi (ilmu jiwa) individu untuk melakukan kegiatan, dalam hal ini adalah untuk belajar. Kondisi psikologis siswa yang mempengaruhi

belajar antara lain: perasaan senang, kemarahan, kejengkelan, kecemasan dan lain-lain. f) Kemampuan kognitif siswa yang mempengaruhi belajar mulai dari aspek pengamatan, perhatian, ingatan, dan daya pikir siswa. b. Faktor dari luar yang terdiri dari: 1) Lingkungan Alam Lingkungan alami yaitu faktor yang mempengaruhi dalam proses belajar misalnya keadaan udara, cuaca, waktu,

12

tempat atau gedungnya, alat-alat yang dipakai untuk belajar seperti alat-alat pelajaran. a) Keadaan Apabila udara mempengaruhi lembab proses atau belajar kering siswa. kurang

udara terlalu

membantu siswa dalam belajar. Keadaan udara yang cukup nyaman di lingkungan belajar siswa akan membantu siswa untuk belajar dengan lebih baik. b) Waktu belajar mempengaruhi proses belajar siswa misalnya: pembagian waktu siswa untuk belajar dalam satu hari. c) Cuaca yang terang benderang dengan cuaca yang

mendung akan berbeda bagi siswa untuk belajar. Cuaca yang nyaman bagi siswa membantu untuk lebih nyaman dalam belajar. d) Tempat atau gedung sekolah mempengaruhi belajar siswa. Gedung sekolah yang efektif untuk belajar memiliki ciri-ciri sebagai berikut: letaknya jauh dari tempat-tempat

keramaian (pasar, gedung bioskop, pabrik dan lain- lain), tidak menghadap ke jalan raya, tidak dekat dengan sungai, dan sebagainya yang membahayakan keselamatan siswa. e) Alat-alat pelajaran yang digunakan baik itu perangkat lunak (misalnya, program presentasi) ataupun perangkat keras (misalnya Laptop, LCD). 2) Lingkungan Sosial

13

Lingkungan sosial di sini adalah manusia atau sesama manusia, baik manusia itu ada (kehadirannya) ataupun tidak langsung hadir. Kehadiran orang lain pada waktu seringkali mengganggu sedang belajar,

aktivitas belajar. Dalam lingkungan

sosial yang mempengaruhi belajar siswa ini dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu: (a) Lingkungan sosial siswa di rumah yang meliputi seluruh anggota keluarga yang terdiri atas: ayah, ibu, kakak atau adik serta anggota keluarga lainnya, (b) Lingkungan sosial siswa di sekolah yaitu: teman sebaya, teman lain kelas, guru, kepala sekolah serta karyawan lainnya, (c) Lingkungan sosial dalam masyarakat yang terdiri atas seluruh anggota masyarakat. c. Faktor instrumental adalah faktor yang adanya dan

penggunaannya dirancang sesuai dengan hasil yang diharapkan. Faktor instrument ini antara lain: kurikulum, guru, sarana dan fasilitas serta administrasi manajemen. Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa dapat digolongkan menjadi dua yaitu faktor dari dalam diri siswa (internal) dan faktor dari luar siswa (eksternal). Kedua faktor tersebut saling berkaitan satu sama lain. C. Penggunaan Televisi

14

1. Pengertian Televisi Televisi merupakan sebuah media elektronik yang setidaknya mempunyai empat fungsi, antara lain media berita dan penerangan, media pendidikan, media hiburan, dan media promosi( Darwanto,2007:34). Televisi berasal dari kata tele dan visie, tele artinya jauh dan visie artinya penglihatan, jadi televisi adalah penglihatan jarak jauh atau penyiaran gambar-gambar melalui gelombang radio. (Kamus Internasional Populer: 196) Sedangkan menurut KBBI (2001:919) televisi adalah pesawat sistem penyiaran gambar objek yang bergerak yang disertai dengan bunyi (suara) melalui kabel atau melalui angkasa dengan menggunakan alat yang mengubah cahaya (gambar) dan bunyi (suara) menjadi gelombang listrik dan mengubahnya kembali menjadi berkas cahaya yang dapat dilihat dan bunyi yang dapat didengar, digunakan untuk penyiaran pertunjukan, berita, dan sebagainya. Menurut sutisno(1989: 1) media televisi pada hakekatnya merupakan suatu sistem komunikasi yang menggunakan suatu rangkaian gambar

elektronik yang dipancarkan secara cepat, berurutan, dan diiringi unsur audio. Sutisno jugamengungkapkan karakteristik media televisi adalah sebagai berikut: a. Memiliki jangkauan luas dan segera dapat menyentuh rangsang penglihatan dan pendengaran manusia.

15

b. Dapat menghdirkan objek yang amat/kecil besar, berbahaya, atau langka c. Menyajikan pengalaman langsung kepada penonton. d. Dapat dikatakan meniadakan perbeaan jarak dan waktu. e. Mampu menyjikan unsur warna, gerakan, bunyi, dan proses dengan baik. f. Dapat mengkoordinasikan pemanfatan berbagai media lain seperti film, foto, dan gambar dengan cepat ke berbagai tempat yang berjauhan. g. Dapat menyebarluakan informasi atau data secara serentak dan menyebarluaskan nya dengan cepat ke berbagai tempat yang berjauhan. h. Mudah ditonton tannpa perlu menggelapkan ruangan. i. Membangkitkan perasan intim atau media personal. Selain kelebihan tersebut, media televisi juga mengandungkelemahan, yaitu sebagai berikut. a. Merupakan media satu arah, hanya mampu menyampaikan pesan, namun tidak bisa menerima umpan balik secara cepat. b. Bingkai hanya (flash) dan rangsang kedip cahaya (flicker) dapat merusak atau mengganggu penglihatan penonton. Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa televisi adalah media telekomunikasi satu arah yang berfungsi sebagai penerima siaran gambar bergerak beserta suara, baik itu monokrom(hitam-putih) maupun bewarna.

16

2. Fungsi Televisi Fungsi televisi hampir sama dengan fungsi media massa lainnya (surat kabar dan radio siaran), yakni sebagai alat informasi, mendidik, menghibur, dan membujuk. Media televisi memiliki karakteristik yang membedakannya dengan media massa lainnya, yaitu : 1. Audiovisual 2. Berpikir dalam gambar 3. Pengoperasian lebih kompleks Ada tiga dampak yang ditimbulkan dalam acara televisi terhadap pemirsanya, yaitu : 1. Dampak kognitif yaitu kemampuan seseorang atau pemirsa untuk menyerap dan memahami acara yang ditayangkan televisi yang melahirkan pengetahuanbagi pemirsa. 2. Dampak peniruan yaitu pemirsa dihadapkan pada trendi aktual yang ditayangkan di televisi yang memengaruhi pemirsa untuk menirunya. 3. Dampak perilaku yaitu proses tertanamnya nilai-nilai sosial budaya yang telah ditayangkan acara televisi yang diterapkan dalam kehidupan pemirsa sehari-hari. Bersamaan dengan jalannya proses penyampaian isi pesan media televisi kepada pemirsa, maka isi pesan itu juga akan diinterpretasikan secara berbedabeda menurut visi pemirsa serta efek yang ditimbulkanjuga beraneka macam. Hal ini terjadi karena tingkat pemahaman dan kebutuhan pemirsa terhadap isi pesan acara televisi berkaitan erat dengan status sosial

17

ekonomi serta situasi dan kondisi pemirsa saat menonton televisi (Kuswandi, 1996 : 99). Tayangan televisi dapat diartikan sebagai adanya suatu pertunjukan acara yang ditampilkan atau disiarkan melaui media massa televisi. Tayangan tersebut bisa bersifat hiburan, informasi, ataupun edukasi seperti tayangan mengenai pendidikan. Dalam kehidupan sehari-hari kita sering memperoleh berbagai pengalaman. Hal ini dikarenakan terintegrasinya kelima indera yang dimiliki, tetapi dengan menonton audiovisual, akan mendapatkan 10% dari informasi yang diperoleh sebelumnya. Ini sebagai akibat timbulnya pengalaman tiruan (Stimulated Experience) dari media audiovisual tadi (Darwanto 2007 :119) Darwanto juga mengemukakan, dalam kaitannya terhadap peningkatan pengetahuan, suatu tayangan televisi hendaknya memperhatikan beberapa hal, antara lain : 1. Frekuensi menonton. Melalui frekuensi menonton komunikan, dapat diihat pengaruh tayangan terhadap pengetahuan komunikan. 2. Waktu penayangan. Apakah waktu penayangan suatu acara sudah tepat atau sesuai dengan sasaran komunikan yang dituju. Misalnya tayangan yang dikhususkan bagi pelajar, hendaknya ditayangkan pada jam setelah kegiatan belajar di sekolah usai.

18

3. Kemasan Acara. Agar mampu menarik perhatian pemirsa yang menjadi sasaran komunikannya, suatu tayangan harus dikemas atau ditampilkan secara menarik. 4. Gaya penampilan pesan. Dalam menyampaikan pesan dari suatu tayangan, apakah host atau pembawa acara sudah cukup komunikatif dan menarik, sehingga dapat menghindari rasa jenuh pemirsanya dan juga memahami pesan yang disampaikan. 5. Pemahaman pesan. Apakah komunikan dapat mengerti dan

memahami setiap materi atau pesan yang disampaikan oleh suatu tayangan.

D. Penggunaan telepon seluler Telepon seluler merupakan perangkat telekomunikasi elektronik yang mempunyai kemampuan dasar yang sama dengan telepon konvensional saluran tetap, namun dapat dibawa ke mana-mana (portabel, mobile) dan tidak perlu disambungkan dengan jaringan telepon dengan menggunakan kabel. Selain berfungsi untuk melakukan dan menerima panggilan telepon, telepon seluler umumnya juga mempunyai fungsi pengiriman dan penerimaan pesan singkat (short messege

service/SMS)(Zaki,2000:86). Telepon seluler atau yang biasa disebut ponsel berbeda dari telepon tanpa kabel, yang hanya dapat mlakukan panggilan dalam jangkauan

19

terbatas melalui stasiun pangkalan tunggal menempel pada garis tanah tetap, misalnya di dalam rumah atau kantor. Selain menjadi telepon, Ponsel modern juga mendukung layanan tambahan banyak, dan aksesoris, seperti SMS (atau teks) pesan, e-mail, akses Internet, game, Bluetooth dan inframerah komunikasi nirkabel jarak pendek, kamera, MMS messaging, Player radio, MP3 dan GPS. Ponsel Low-end sering disebut sebagai fitur ponsel, sedangkan ponsel high-end yang menawarkan kemampuan komputasi yang lebih maju yang disebut sebagai smartphone. Pada mulanya telepon seluler dibuat untuk memudahkan orang berkomunikasi dari mana saja, namun ketika masyarakat bergerak cepat karena menggunakan teknologi komunikasi yang begitu mudah,

menyebabkan masyarakat semakin jauh secara emosional. Keinginan kembali melakukan komunikasi yang lebih berkualitas disebabkan karena mutasi manusia yang semakin luas itu menyebabkan masyarakat

membutuhkan telepon seluer tersedia video yang dapat menghadirkan gambar-gambar. Dengan kemajuan teknologi komunikasi masyarakat dapat lebih banyak mengenal lagi tipe teknologi komunikasi, bahkan telepon seluler video yang digunakan banyak orang sekarang ini dapat mentrasmisikan enam media ( teks, grafik, suara, musik, animasi, dan video) dimana saja. Perkembangan berikutnya, telepon seluler tidak saja berfungsi sebagai teknologi komunikasi, namun menjadi multimedia yang dapat

20

menyediakan segala macam kebutuhan, baik sebagai media penyimpanan, media processing maupun sebagai media transmisi. Saat ini, dengan kemampuan telepon seluler 3G, konsep telepon seluler telah

menghancurkan konsep-konsep media massa yang serba statis, karena seseorang dengan telepon selulernya dapat menyiarkan sebuah

pemberitaan kepada semua orang yang memiliki telepon seluler. Telepon seluler tidak sekedar telepon, namun juga menjadi media fashion dengan berbagai varian multimedia dengan berbagai konvergensi, seperti telepon, televisi, radio, DVD, MP3, MP4, internet, media poit to point dengan menggunakan infarmerah, bluetooth, edge, dan sebagainya. (Bungin,2006:84) Berdasarkan

E. Materi Matematika Kelas VIII Semester II Sesuai dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) lingkaran merupakan materi yang dipelajari untuk siswa kelas VIII semester II. Pada penelitian ini materi yang digunakan adalah lingkaran. 1. Lingkaran a. Lingkaran dan Unsur-unsurnya Lingkaran adalah tempat kedudukan titik-titik yang memiliki jarak yang sama terhadap satu titik tertentu dimana titik tertentu tersebut merupakan pusat lingkaran.

21

Gambar 2.1 Lingkaran b. Unsur-Unsur Lingkaran Dalam Gambar 2.2, terlihat unsur-unsur lingkaran sebagai berikut: Tembereng Busur Tali Busur
A O B D C

Juring Apotema

Gambar 2.2 Unsur-Unsur Lingkaran 1) Titik O adalah pusat lingkaran. 2) Garis OA, OB, OC dan OD disebut jari-jari lingkaran. 3) Garis AB disebut garis tengah atau diameter. 4) Garis lengkung AC, AD, BC, dan BD disebut busur lingkaran. 5) Garis AC, dan BD disebut tali busur lingkaran, yaitu garis yang menghubungkan dua garis pada keliling lingkaran. 6) Garis OE yang tegak lurus dengan tali busur BD disebut apotema. 7) Daerah BOC adalah juring, yaitu daerah yang dibatasi oleh dua jarijari dan sebuah busur. 8) Daerah antara tali busur AC dan busur AC disebut tembereng, yaitu daerah yang dibatasi oleh tali busur dan busurnya. c. Keliling dan Luas Daerah Lingkaran

22

1) Keliling Lingkaran Pada setiap lingkaran nilai perbandingan antara keliling (K) dan diameter (d) menunjukkan bilangan yang sama disebut . Nilai pendekatan untuk adalah
22 atau 3,14. Karena 7

maka

rumus keliling lingkaran (K) adalah: K = d = 2r Contoh 1) Hitunglah keliling lingkaran jika diketahui: (a) diameter 14 cm; Penyelesaian: (a) d = 14 cm, maka (b) jari-jari 5 cm

K = 44 Jadi, keliling lingkaran adalah 44 cm (b) r = 5 cm, maka K = 2 3,14 5 K = 31,4 Jadi, keliling lingkaran adalah 31,4 cm 2) Luas Daerah Lingkaran Untuk menemukan rumus luas daerah lingkaran terlebih dahulu dibuat lingkaran dengan jari-jari r. Kemudian, lingkaran

23

tersebut dibagi menjadi beberapa juring sama besar sebagaimana Gambar 2.3

Gambar 2.3 Lingkaran yang Telah Dibagi Menjadi Beberapa Juring Kemudian lingkaran pada Gambar 2.3 beserta juringnya digunting lalu diatur hingga menyerupai sebuah persegi panjang seperti pada Gambar 2.4. Bangun yang mendekati persegi panjang tersebut panjangnya sama dengan setengah keliling lingkaran.

Gambar 2.4 Juring Lingkaran yang Dibentuk Persegi Panjang

Panjang persegi panjang =

1 1 Keliling = d = r 2 2

Lebar persegi panjang = jari-jari = r Luas persegi panjang = r. r Karena luas daerah lingkaran pada Gambar 2.3 sama dengan luas persegi panjang pada Gambar 2.4, maka secara umum luas daerah lingkaran dapat dirumuskan sebagai berikut:

24

Luas Daerah lingkaran = r2 =d 2

Contoh 2) Hitunglah luas daerah lingkaran jika diketahui: (a) Diameter 20 cm; Penyelesaian: (a) d = 20 cm, maka = = 314 Jadi, luas daerah lingkaran adalah 314 cm2 (b) r = 7 cm, maka = = 154 Jadi, luas daeeah lingkaran adalah 154 cm2 d. Garis Singgung Lingkaran 1) Pengertian Garis Singgung Lingkaran Garis singgung lingkaran adalah garis yang memotong suatu lingkaran di satu titik dan berpotongan tegak lurus dengan jari-jari di titik singgungnya. Satu buah garis singgung lingkaran hanya dapat melalui satu titik singgung lingkaran. Pada Gambar 2.9, garis k adalah garis singgung lingkaran di titik A, sedangkan titik A disebut titik singgung lingkaran. (b) Jari-jari 7 cm

25 k

Gambar 2.5 Garis Singgung Lingkaran 2) Menggambar dan Menentukan Panjang Garis Singgung Lingkaran a) Melukis Garis Singgung Lingkaran Melalui Suatu Titik pada Lingkaran Langkah-langkah untuk melukis garis singgung lingkaran yang melalui satu buah titik pada lingkaran adalah sebagai berikut: (1) Dibuat lingkaran dengan pusat O dan jari-jari OP yang diperpanjang hingga titik Q.

Gambar 2.6 Langkah 1 (2) Dibuat busur dengan pusat P yang memotong ruas OP dan PQ di titik A dan B.

Gambar 2.7 Langkah 2

26

(3) Dibuat busur dengan pusat A dan B sehingga berpotongan di titik C dengan jari-jari yang sama.

Gambar 2.8 Langkah 3 (4) Dihubungkan titik C dan P sehingga membentuk garis CP. Garis inilah yang dinamakan dengan garis singgung g yang melalui titik P pada lingkaran dengan pusat O.

Gambar 2.9 Langkah 4 b) Melukis Garis Singgung Lingkaran Melalui Suatu Titik di luar Lingkaran Langkah-langkah untuk melukis garis singgung lingkaran yang melalui titik di luar lingkaran adalah sebagai berikut: (1)Dibuat sebuah lingkaran dengan pusat O. Dihubungkan O dengan titik T yang terletak di luar lingkaran.

Gambar 2.10 Langkah 1

27

(2)Garis OT dibagi menjadi dua ruas garis sama panjang dengan menempatkan titik M sebagai titik tengah, sehingga OM = MT.

Gambar 2.11 Langkah 2 (3)Dibuat busur lingkaran dengan pusat M dan jari-jari OM sehingga memotong lingkaran dengan pusat O di titik A dan B.

Gambar 2.12 Langkah 3 (4)Dihubungkan titik A dengan titik T dan titik B dengan titik T sehingga diperoleh AT dan BT, yaitu pasangan garis singgung yang melalui titik T.

Gambar 2.13 Langkah 4

28

3) Menentukan Panjang Garis Singgung Lingkaran dari Satu Titik di Luar Lingkaran. Pada Gambar 2.12 lingkaran berpusat dengan jari-jari OB dan OB tegak lurus garis AB. Garis AB adalah garis singgung lingkaran.
B O A

Gambar 2.14 Menentukan Panjang Garis Singgung Lingkaran Perhatikan OBA yang siku-siku di titik B, maka dengan menggunakan teorema Phytagoras panjang AB adalah:
OB 2 AB2 OA2

AB2 OA2 OB 2
Contoh 3) Diketahui lingkaran berpusat di titik O dengan jari-jari OB = 5 cm. Garis AB adalah garis singgung lingkaran yang melalui titik A di luar lingkaran. Jika jarak OA = 13 cm, tentukan panjang garis singgung AB! Penyelesaian: AB OA2 OB 2

132 52

29

169 25

144

= 12 Jadi, panjang garis singgung AB adalah 12 cm h. Garis Singgung Persekutuan Dua Lingkaran Garis singgung persekutuan adalah garis yang menyinggung dua buah lingkaran sekaligus. 1) Garis Singgung Persekutuan Dalam Dua Lingkaran Langkah-langkah melukis garis persekutuan dalam dua lingkaran adalah sebagai berikut: (1)Dilukis dua buah lingkaran dengan pusat P dan Q dengan jari-jari masing-masing adalah R dan r (r < R), kemudian kedua titik pusatnya dihubungkan.

Gambar 2.15 Langkah 1 (2)Dibuat busur lingkaran yang berpusat di P dan Q dengan jari-jari yang panjangnya sama dan harus lebih dari setengah PQ sehingga berpotongan di titik M dan N.

30

Gambar 2.16 Langkah 2 (3)Dihubungkan M dan N sehingga memotong PQ di titik T.

Gambar 2.17 Langkah 3 (4)Dilukis lingkaran yang berpusat di T dengan jari-jari PT.

Gambar 2.18 Langkah 4

31

(5)Dilukis busur lingkaran yang berpusat di P dan jari-jari R + r sehingga memotong lingkaran yang berpusat di T pada titik A dan B.

Gambar 2.19 Langkah 5 (6)Dihubungkan titik P dengan A dan P dengan B sehingga memotong lingkaran dengan pusat P di titik C dan D.

Gambar 2.20 Langkah 6 (7)Dilukis busur lingkaran dari C dengan jari-jari AQ sehingga memotong lingkaran yang berpusat di Q pada titik E. Dilukis kembali busur lingkaran dari D dengan jari-jari AQ sehingga memotong lingkaran yang berpusat di Q pada titik F.

32

Gambar 2.21 Langkah 7 (8)Dihubungkan C dengan E dan D dengan F. Garis CE dan DF adalah garis singgung persekutuan dalam dua lingkaran yang berpusat di P dan Q.

Gambar 2.22 Langkah 8 Rumus panjang garis singgung persekutuan dalam dua lingkaran dapat ditentukan dengan memperhatikan gambar berikut:

Gambar 2.23 Garis Singgung Persekutuan Dalam Dua Lingkaran (1)Garis AB merupakan garis singgung persekutuan dalam dua lingkaran yang berpusat di P dan Q.

33

(2)R = AP adalah jari-jari lingkaran yang berpusat di P dan r = BQ adalah jari-jari lingkaran yang berpusat di Q. PS = AS + AP = BQ + AP = r + R = R + r. (3)d adalah panjang garis singgung persekutuan dalam AB. (4)k adalah jarak antara kedua titik pusat lingkaran. (5)SQ merupakan tranlasi dari AB, sehigga SQ sejajar AB dan panjang SQ = panjang AB = d. Karena SQ sejajar AB maka sudut PSQ = sudut PAB = 90. (6)Perhatikan PSQ Perhatikan PSQ pada gambar 2.23, sudut PSQ = 90. Maka dengan menggunakan teorema Pythagoras panjang SQ adalah: PQ2 = PS2 + SQ2 SQ2 = PQ2 PS2 d2 = k2 ( R + r )2 Jadi, panjang garis singgung persekutuan dalam dua lingkaran adalah: Dengan: d = panjang garis singgung persekutuan dalam k = jarak kedua titik lingkaran R = jari-jari lingkaran pertama r = jari-jari lingkaran kedua

34

Contoh 4) Dua buah lingkaran masing-masing berjari-jari 5 cm dan 4 cm. Jarak kedua pusat lingkaran adalah 15 cm. Hitunglah panjang garis singgung persekutuan dalamnya! Penyelesaian: Diketahui: R = 5 cm r = 4 cm k = 15 cm Ditanya: d Jawab:

152 5 4
255 81

144

= 12 Jadi, panjang garis singgung persekutuan dalamnya adalah 12 cm 2) Garis Singgung Persekutuan Luar Dua Lingkaran Langkah-langkah melukis garis persekutuan luar dua lingkaran adalah sebagai berikut: (1)Dibuat dua lingkaran dengan pusat P dan Q serta jari-jari R dan r (r < R). Kemudian dihubungkan kedua titik pusatnya.

35

Gambar 2.25 Langkah 1 (2)Dibuat busur lingkaran sebarang yang berpusat di P dan Q dengan jari-jari yang sama dan panjangnya harus lebih besar dari PQ, sehingga berpotongan di titik M dan N.

Gambar 2.26 Langkah 2 (3)Dihubungkan M dan N sehingga memotong PQ di titik T.

Gambar 2.27 Langkah 3 (4)Digambar lingkaran yang berpusat di T dengan jari-jari PT.

36

Gambar 2.28 Langkah 4 (5)Dilukis busur lingkaran yang berpusat di titik P dengan jari-jari R r sehingga memotong lingkaran yang berpusat di T pada titik A dan B.

Gambar 2.29 Langkah 5 (6)Dihubungkan P dengan A dan P dengan B, kemudian diperpanjang kedua garis tersebut sehingga memotong lingkaran yang berpusat di P pada titik C dan D.

Gambar 2.30 Langkah 6

37

(7)Dilukis busur lingkaran dengan pusat di C dan jari-jari AQ sehingga memotong lingkaran yang berpusat di Q di titik E. Dilukis busur lingkaran dengan pusat di D dan jari-jari AQ sehingga memotong lingkaran yang berpusat di Q di titik F.

Gambar 2.31 Langkah 7 (8)Dihubungkan C dengan E dan D dengan F. Garis CE dan DF adalah garis singgung persekutuan luar dua lingkaran yang berpusat di P dan Q.

Gambar 2.32 Langkah 8 Rumus panjang garis singgung persekutuan luar dua lingkaran dapat ditentukan dengan memperhatikan gambar berikut:

Gambar 2.33 Garis Singgung Persekutuan Luar Dua Lingkaran

38

A. Garis AB merupakan garis singgung persekutuan luar dua lingkaran yang berpusat di P dan Q. B. R = AP adalah jari-jari lingkaran yang berpusat di P dan r = BQ adalah jari-jari lingkaran yang berpusat di Q. C. l adalah panjang garis singgung persekutuan luar AB. D. k adalah jarak antara kedua titik pusat lingkaran. E. SQ merupakan translasi dari AB, sehingga panjang AB = panjang SQ = l. Panjang SP = AP BQ = R r. F. AB sejajar SQ sehingga sudut BAP = sudut QSP = 90 (sehadap) (7)Perhatikan SPQ, Karena sudut QSP = 90 maka dapat menggunakan teorema Pythagoras untuk mencari panjang SQ. SPQ siku-siku di S sehingga PQ2 = SQ2 + SP2 SQ2 = PQ2 SP2 l2 = k2 (R r)2 ; R > r Jadi, panjang garis singgung persekutuan luar dua lingkaran adalah: Dengan: l = panjang garis singgung persekutuan luar k = jarak kedua titik lingkaran R = jari-jari lingkaran pertama r = jari-jari lingkaran kedua , untuk R > r

39

Contoh 5) Panjang garis singgung persekutuan luar dua lingkaran adalah 12 cm. Jarak kedua titik pusat lingkaran tersebut 13 cm. Jika panjang salah satu
1 jari-jari lingkaran 3 cm, hitunglah panjang jari-jari lingkaran yang 2

lain! Penyelesaian: Diketahui : l = 12 cm k = 13 cm r = 3,5 cm Ditanya : R Jawab: 12

132 R 3,5

122 = 132 (R 3,5)2 144 = 169 (R 3,5)2 (R 3,5)2 = 25 R 3,5 R 3,5 R = =5 = 5 + 3,5 = 8,5 Jadi, panjang jari-jari lingkarannya adalah 8,5 cm
25

40

F. Kerangka Berpikir Dalam proses belajar ada beberapa faktor yang mempengaruhi berhasil tidaknya suatu proses tersebut. Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar dibedakan menjadi dua macam yaitu faktor internal dan faktor eksternal, dimana kedua faktor tersebut saling mempengaruhi satu sama lain. Media elektronik merupakan faktor eksternal yang mempengaruhi belajar,sehingga televisi dan telepon seluler merupakan media elektronik yang mempengaruhi belajar dari segi eksternal. Berdasarkan uraian di atas, penulis menduga bahwa terdapat pengaruh hasil belajar matematika siswa ditinjau dari faktor eksternal yakni penggunaan televisi dan telepon seluler kelas VIII di SMP Negeri 29

Samarinda tahun pembelajaran 2013/2014. G. Hipotesis Penelitian Berdasarkaan landasan teori dan kerangka berpikir yang telas dipaparkan sebelumnya, maka hipotesis penelitian ini adalah terdapat pengaruh secara simultan pada pengggunaaan televisi dan telepon seluler pada materi pokok lingkaran di kelas VIII SMP Negeri 29 Samarinda tahun pembelajaran 20113/2014 pada materi pokok lingkaran.

Anda mungkin juga menyukai