Anda di halaman 1dari 3

Alergi oleh penisilin Terjadi reaksi sensitasi akibat pencemaran lingkungan oleh penisilin (misalnya makanan asal hewan

atau jamur) Determinan antigenic penisilin terbagi menjadi 2 yaitu determinan mayor dan determinan minor. Pembagian tersebut berdasarkan kadar hapten yang terbentuk. DMayor terdiri atas benzilpenisilin polilisin, sedangkan dminor adalah campuran dari benzyl penisili, benzyl penisiloat dan alfa benzyl penisiloilamin. Antibody pada determinan mayor dan minor bersifat skin sensitizing, sehingga dengan uji kulit sulit dibedakan. Reaksi alergi immediate dan sindrom arthralgia rekuren biasanya berhubungan dengan determinan minor. Reaksi alergi accelerated, late urticarial, beberapa reaksi makulopapular dan eritema berhubungan dengan hapten determinan mayor.
Urtikaria (urticaria, wheal, hives, biduran, kaligata, liman) adalah reaksi alergi (melibatkan pembuluh darah atau vaskuler) pada kulit dan selaput lendir yang ditandai dengan bentol-bentol (adakalanya hanya berupa bercak merah) pada kulit, berwarna merah atau berwarna keputihan dan gatal, sebagai akibat pembengkaan antar sel.

Berdasarkan waktunya, urtikaria dapat berlangsung akut (6 minggu), kronis (> 6 minggu) dan berulang (kambuhan). Angka kejadian urtikaria sekitar 15-20% populasi dalam masa hidupnya. Tidak ada perbedaan ras dan umur. Hanya saja, pada urtikaria kronis (berulang dan lama), lebih sering dialami pada wanita(60%).

Faktor pencetus urtikaria, antara lain: makanan tertentu, obat-obatan, bahan hirupan (inhalan), infeksi, gigitan serangga, faktor fisik, faktor cuaca (terutama dingin tapi bisa juga panas berkeringat), faktor genetik, bahan-bahan kontak (misalnya: arloji, ikat pinggang, karet sandal, karet celana dalam, dll) dan faktor psikis. Urtikaria terjadi sebagai akibat pelebaran pembuluh darah dan peningkatan kepekaan pembuluh darah kecil (kapiler) sehingga menyebabkan pengeluaran cairan dari dinding pembuluh darah, akibatnya terjadi bentol pada kulit. Kondisi ini dikarenakan adanya pelepasan histamin yang dipicu oleh paparan allergen.

Urtikaria mudah dikenali, yakni bentol atau bercak meninggi pada kulit, berwarna merah dan berwarna keputihan jika ditekan, gatal, dengan berbagai variasi bentuk dan ukuran. Penampakan urtikaria beragam, mulai yang ringan berupa bentol merah dan gatal hingga bengkak pada kelopak mata (bisa satu mata atau keduanya), bibir, daun telinga dan adakalanya disertai demam.

Pengelolaan: 1. Menghindari penyebabnya 1. Makanan, diketahui dengan cara:

i.Memperhatikan riwayat hubungan antara setiap makan makanan tersebut dengan timbulnya urtika, yakni apakah timbul bila makan dan tidak timbul bila tidak makan makanan tersebut. ii.Yang biasanya menyebabkan, antara lain: ikan, udang, kepiting, telur, jamur, zat aditif: pengawet (asam benzoate), pewarna(golongan azo), ragi. 1. 2. Obat, diketahui dengan cara:

i. Riwayat hubungan penggunaannya dengan timbulnya urtika. ii. Provokasi jika perlu dan tidak membahayakan. iii. Yang biasanya menyebabkan: penisilin, aspirin, vaksin, serum 1. 3. Inhalan, diketahui dengan cara:

i. Riwayat hubungan antara pajanan dengan timbulnya urtika. ii. Yang biasanya menyebabkan: tepung sari, bulu binatang, debu. 1. 4. 5. 6. 7. 8. 9. Gigitan serangga Psikis Tekanan: pada tempat-tempat yang tertekan: ikat pinggang, gelang, jam. Fisik: digores dengan benda kecil, timbul urtika Sinar: pada tempat yang kena sinar matahari Dingin: termasuk udara dingin, bisa dites dengan provokasi dengan tabung berisi air es.

2.

Menghilangkan gejalanya 1. Bila ringan, gatal bisa dikurangi dengan kompres dingin, mandi air dingin, bedak calamine yang mengandung menthol. 2. Obat-obat yang lazim digunakan, diantaranya:

i. Antihistamin, secara umum akan menghambat pelepasan histamin pada fase awal dan mengurangi datangnya sel-sel radang. Antihistamin generasi pertama biasanya menimbulkan rasa kantuk yang hebat serta memiliki dampak kurang nyaman pada pasien seperti berdebar debar. Sedangkan antihistamin generasi kedua memiliki efek kantuk yang rendah pada dosis anjuran, tidak menimbulkan rasa berdebardebar dan penggunaannya cukup satu kali dalam sehari. Diphenhydramine injeksi. Dosis dewasa: 10-20 mg per dosis, diberikan 3-4 kali sehari, dosis anak: 0,5 mg per kg berat badan per dosis, diberikan 3-4 kali sehari. Hydroxyne HCl (bestalin). Dosis dewasa: 25 mg, diberikan 3-4 kali sehari, dosis anak: 0,5 mg per kg berat badan per dosis, diberikan 3 kali sehari. Cetirizine 10 mg (cetymin, cirrus, estin, falergi, histrine, ryzen, dll), diminum 11 sehari. Loratadine 10 mg (alernitis, anlos, clarihis, claritin, clatatin, inclarin, rahistin, dll), diminum1x1 sehari. Mebhydrolin napadisylate 50 mg (interhistin, tralgi, zoline, dll), diminum 31 sehari. Dll

ii. Kombinasi steroid dan antihistamin, (misalnya: alegi, colergis, dextafen, exabetin, lorson, zestam, dll), diminum 31 sehari.

iii. Ephedrin HCl, biasanya digunakan sebagai kombinasi atau sebagai pengganti injeksi adrenalin. iv. Adrenalin injeksi. Digunakan untuk kasus yang berat dan perlu penanganan segera. (dosis dewasa: 0,3-0,5 ml per dosis dan dapat diulang 15-30 menit; dosis anak: 0,1-0,3 ml setiap kali pemberian).

Dinajani, Andi. Penatalaksanaan Penyakit Alergi. Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Jakarta, 2003.

Angioedema
Introduction:
Angioedema refers to swelling that happens just below the surface of the skin, most often around the lips and eyes. In an allergic reaction, the body produces histamine, which causes blood vessels to swell. Angioedema is similar to hives, but with hives there are itchy red welts on the surface of your skin. Angioedema is a deeper swelling. Both hives and angioedema are usually caused by an allergic reaction, to either a food or medication. Things like pollen or insect stings can also cause angioedema. In rare cases, it may be a sign of an underlying condition such as leukemia or Hodgkin's disease. There are two basic types of angioedema: Hereditary angioedema (HAE), a rare condition that is genetic Acquired angioedema (AAE)

Angioedema can take anywhere from minutes to hours to develop. It may affect an area on one side of the body but not on the other. In most cases, angioedema is mild. Severe angioedema can cause the throat or tongue to swell, cutting off the airway, and it can be life threatening.

Signs and Symptoms:


Common symptoms of angioedema include: Sudden appearance of red welts, especially near the eyes and lips, but also on the hands, feet, and the inside of the throat Burning, painful, swollen areas; sometimes itchy Discolored patches or rash on the hands, feet, face, or genitals More rarely, hoarseness, tight or swollen throat, breathing trouble In a form called angioedema-eosinophilia syndrome, hives, itching, fever, muscle pain, decreased urine, weight gain, and high white blood cell count occur.

What Causes It?:


Sometimes the cause is unknown. An angioedema reaction may be caused by allergies to foods, dyes, or pollen, or certain medications. Foods that often cause allergies include shellfish, dairy, and nuts. Drugs that often spark allergic reactions include nonsteroidal anti-inflammatory drugs (NSAIDs, such as ibuprofen or Advil), blood pressure medications, aspirin, and antibiotics. Conditions such as leukemia, Hodgkin's disease, and connective tissue disorders (such as lupus) may also trigger angioedema.

Read more: http://www.umm.edu/altmed/articles/angioedema-000011.htm#ixzz1uNekKaJA

Anda mungkin juga menyukai