14 380343171748
14 380343171748
REKAYASA HIDROLOGI
MODUL 14
Perhitungan Debit Banjir Rencana Dengan Hidrograf
Bab XIV - 1
JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK SIPIL & PERENCANAAN UNIVERSITAS MERCU BUANA
Mata Kuliah : Rekayasa Hidrologi Modul No.14 : Perhitungan Debit Banjir Rencana Dengan Hidrograf
Mahasiswa mengetahui maksud dan tujuan perhitungan debit banjir rencana dengan menggunakan hidrograf, mempelajari parameter-parameter yang mempengaruhi, dan kegunaan hasil perhitungan debit banjir rencana untuk bangunan sipil dan informasi kepada masyarakat pengguna aliran sungai.
Mahasiswa mampu menjelaskan dan mampu memberikan contoh-contoh arti dari debit banjir rencana, mampu mengolah data hujan sebagai bahan masukan perhitungan banjir rencana dengan menggunakan hidrograf, mampu memberikan pilihan periode Wang banjir rencana dengan dasar pertimbangan yang diperlukan dan dapat menerapkan hasil perhitungan untuk bahan masukan kebutuhan perhitungan selanjutnya, seperti perhitungan stabilitas konstruksi, bangunan pengolah banjir dan bangunan pelimpah.
14.1. Pendahuluan
Dalam perencanaan bendungan, spillway, bangunan Flood Control, jembatan, Culvert, dan drainage jalan raya, perlu memperkirakan debit terbesar dari aliran sungai yang mungkin terjadi dalam suatu periode tertentu, debit ini disebut debit rencana. Periode tertentu yang mungkin terjadi banjir rencana berulang disebut "Peiode Ulang".
Penentuan
debit
rencana
berikut
periode
ulang
ditentukan
berdasarkan
Bab XIV - 2
Biaya pembangunan dan biaya pemeliharaan bangunan pengendalian banjir : makin besar periode Wang, makin aman, tetapi biaya makin besar (over design). Umur ekonomis dari bangunan pengendalian banjir. (Jangan mendesain untuk Q dengan perido ulang 75 tahun kalau umur bangunan hanya 50 tahun)
Besamya kerugian yang akan ditimbulkan, bila bangunan pengendalian banjir dirusak oleh banjir, serta sering/tidaknya kerusakan itu terjadi.
Qo dapat dihitung dengan mencari distribusi nilai-nilai extreem/max, bila tersedia data pengamatan aliran sungai jangka panjang (Metoda E.J. Gumble, metoda California, metoda Faster, metoda Hazen, metoda Ven Te chow, analisa frekwensi). 2. Metoda Infiltrasi. 3. Metoda Rational : Q = C.i.A. Bila data aliran sungai tidak mencukupi, sehingga data curah hujan dipakai dalam rumus tersebut (i = intensitas curah hujan ; C = koef run off = R.O P 4. Metoda Empiris Sama dengan metoda rational, hanya di sini hubungan debit dan intensitas curah hujan diturunkan menurut persamaan matematis berdasarkan pengamatan di suatu daerah aliran tertentu.
Metode ini menghitung besarnya kapasitas infiltrasi dan sehingga dapat diketahui run off yang terjadi dan merupakan debit aliran. Parameter prinsip dasar yang perlu diketahui diantaranya adalah
Bab XIV - 3
Indeks Infiltrasi adalah nilai rata-rata dari intensitas air y ang hilang (intensitas hujan yang datang dikurangi tinggi aliran permukaan)
= (Ptot Pnet) / t
= (d (P Q)) / dt
Limpasan langsung adalah besamya presipitasi dikalikan dengan koefisien limpasan langsung.
Sedangkan K =
Bab XIV - 4
Windex
= kecepatan infiltrasi rata-rata selama intensitas hujan melebihi kapasitas infiltrasi: [ cm/jam ] =
Fe P Q.O Se = Te Te
infiltrasi.
F,
Te P R.O se
= Waktu selama infiltrasi yang terjadi sacra dengan kapasitas infiltrasi [jam]. = Hujan komulative yang menyebabkan R.O. = Aliran permukaan komulative yang ada hubungannya dengan P. = Aliran permukaan effective (depression storage), umumnya diabaikan.
Di dalam rumus yang dipakai, terlihat hubungan antara debit (Q), dengan intensitas hujan (i), y a n g merupakan fungsi dari parameter fisika.
Q = C.i.A dengan
Q = C =
debit rencana Koef Limpasan (berbeda-beda untuk macam-macam D.A.S. harus ditentukan berdasarkan
R.O P
Intensitas hujan
A =
Luas D.A.S
Yang termasuk cara rational ini, adalah : - Metoda Melchior - Metoda Weduwen - Metoda Haspers
Ketiga Metoda di atas mengikuti konsep yang sama tetapi masing-masing metoda mempunyai parameter yang berbeda.
Metoda Melchior
Bab XIV - 5
Rumus yang dipakai dikenal sebagai rumus Pascher, yaitu: Qp = ..q.A Lim pasan
= Koef. Limpasan =
Curah hujan total
= koefisien reduksi =
Hujan harian mak sim um dari salah satu staisun dalam DAS tsb pada hari yang sama = besamya hujan terbesar (max. point rain fall) (m3/det/km2) = Iuas D.A.S (km2)
q A
Metoda Weduwen
Rumus yang dipakai : Qp = . . q . A Lim pasan Dengan : = Koef. Limpasan = Curah hujan total = 0.2 +
0. 8
tc + 1
tc = waktu konsentasi = waktu yang dibutuhkan oleh air untuk bergerak dari titik terjauh mencapai titik tertentu dihilir sungai (mulut D.A.S.)
= koef Reduksi
Bab XIV - 6
180 +
=
T +1 .F T +9 180 + F
Indonesia) T = Duration hujan yang diharapkan dapat menyebabkan banjir =2tc F = luas ellips yang dapat mencakup D.A.S. = .a.b. a b q = sumbu panjang ellips (km) = sumbu pendek ellips (km) = besamya hujan terpusat y ang maksimum
Ketiga metoda ini, dahulu sering dipakai di Indonesia, tetapi kini telah ditinggalkan, karena dianggap estimasinya terlalu besar (Over estimate).
Rumus-rumus berikut ini digunakan, dengan mendasarkan ketentuan-ketentuannya pada hasil pengamatan. Rumus-rumus empiris yang sudah dipakai antara lain : Unit graph method/ Actual unit hydrograph Sherman L.K. 1932. Synthetic unit Hydrograph Snyder. FF. 1938. Dimensionless Unit Hydrograph. Distribution Graph.
Dalam metode ini dikemukakan bahwa unit hydrografh hasil pengolahan data dan pengukuran merupakan salah satu alat untuk memperkirakan hidrograph jika
Bab XIV - 7
diketahui data curah hujan, selama karakteristik fisik daerah aliran tidak mengalami banyak perubahan. Metode ini dipergunakan bila data-data yang tersedia didapatkan dengan periode pendek dan berlaku untuk D.A. yang tidak terlalu besar.
Prosedure Pengerjaan Hidograf Satuan (Actual Unit Hydrograph): 1. Dari pencatatan hujan lebat, yang turun merata di suatu daerah, pilih beberapa intensitas dengan duration tertentu. 2. Dari pencatatan data debit banjir, dipersiapkan hidrograph banjir (Flood Hydrograph) selama beberapa hari sebelum dan sesudah perioda hujan pada butir 1 3. Pisahkan aliran dasar (Base Flow): terhadap aliran permukaan dengan berbagai metoda yang ada 4. Dari hasil pemisahan ini, akan didapat/ dihitung ordinat aliran dasar dan ordinat limpasan langsung 5. Dihitung vol. limpasan langsung dengan persamaan:
Heff = deff =
dengan: A = luas daerah aliran (m2) Qnet Qtot QBF t = Ordinat debit limpasan langsung
(Qnet = Qtot- QBF) = debit limpasan total = debit limpasan dasar = batas interval
Bab XIV - 8
(1)
(2)
(3)
Q
heff =
net
= ..............................
net
. t
Q net . x 60 x 60 t A
Dimana: Q = debit (m3/det) A = Luas Daerah Aliran Sungai (DAS) (m2) T = periode / durasi waktu lamanya debit aliran (detik atau jam)
Contoh soal 1 : Data dibawah ini (Tabel 14.2) adalah hasil pengukuran aliran dan hujan lebat dengan duration 6 jam, luas daerah pengaliran sungai yang diukur ini = 316 Km2.
Pertanyaan : 1. Hitung dan gambar unit hydrograph dengan duration 6 jam 2. Hitung tinggi hujan reff. Yang diwakili oleh Flood Hyidrograph
Tabel No. 14.1. Data Debit Aliran Aliran (m3 / det) 17,0 Aliran (m3 / det) 53,8
Bab XIV - 9
Penyelesain :
Langkah-Iangkah perhitungan a) Pemisahan aliran dasar (base flow) terhadap aliran permukaan.
Debit total = limpasan langsung + aliran dasar atau Ordinat limpasan langsung = debit total aliran dasar (4) (2) (3)
Q
=
0
net . dt
A
Q net t A
Bab XIV - 10
Ordinat limpasan langsung Ordinat-ordinat hydrograph satuan = heff atau kol . (5) =
(1)
(2)
(3)
1 Juni
17,0 113,2 254,5 198,0 150 113,2 87,7 67,9 53,8 42,5 31,1 22,64 17,00
17 17 17 17 17 17 17 17 17 17 17 17 17 Qnet = 947,54
0 96,2 237,5 181 131 96,2 70,7 50,9 36,8 25,5 14,1 5,64 0
0 14,846 36,651 27,932 20,252 14,846 10,910 7,855 5,679 3,935 2,176 0,870 0
2 Juni
3 Juni
4 Juni
0.00
Bab XIV - 11
Bab XIV - 12
Contoh Soal Hitung ordinat dari hydrograf banjir yang dihasilkan dari 3 jam hujan lebat. Masing masing hujan eff. Besarnya 2; 6,75 dan 3,75 cm dan dimulai selang 3 jam. Ordinat dari unit hydrografnya diberikan dalam tabel berikut.
03
06
09
12
15
18
21
24
03
06
09 12 15 18 21 24
Asumsikan kehilangan air awal = 5 mm, indeks infiltrasi = 2,5 mm/jam, aliran dasar (base flow) = 10 m3 / det
Penyelesaian :
Bab XIV - 13
Dianggap: Hujan dipermukaan sungai dan interflow sangat kecil dibandingkan surface run off, jadi hujan efektif seluruhnya akan menjadi direct run off. Jadi Infiltrasi dan kehilangan air awal tidak mempengaruhi hujan efektif. Ordinat limpasan langsung = hujan efektif x ordinat unit hydrograph.
=2
x kolom (2)
Bab XIV - 14
(2) x heff II
03 06 09 12 15 18 21 24 03 06 09 12 15 18 21 24 03 06 09
0 220 730 1000 780 620 500 470 350 250 190 130 80 44 20 0 0 742,5 2463,75 3375 2632 2092,5 1687,5 1586,25 1181,25 877,5 641,25 438,75 270 148,5 67,5 0 0 412,5 1368,75 1875 1462,5 1162,5 937,5 881,25 656,25 487,25 356,25 234,75 150 82,5 37,5 0
0 220 1472,5 3876,25 5522,75 5127,5 4055 3320 2873,75 2322,5 1723,75 1258,5 875 557,75 318,5 150 37,5 0
10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
10 230 1482,5 3886,25 5532,75 5137,5 4065 3330 2883,75 2332,5 1733,75 1268,5 885 567,75 328,5 160 47,5 10
Bab XIV - 15
antara debit, time of concentration, terhadap karakteristik daerah aliran data suatu bentuk persamaan-persamaan seperti dibawah ini:
** qp = C p.
275 tp
Dengan qp = debit maximum unit hydrograph [ma/det/km2] tp = lag time. [jam] = Ct.(Lc.L)" L = panjang sungai [Km] Lc = panjang sungai ke titik das [km] n = koefisien yang bersifat proporsional terhadap Ct.
Ct&Cp = koefisien yang tergantung pada karakteristik daerah aliran. Umumnya dipakai harga: Ct = 1.1 - 1.4 Cp = 0,56 - 0.69 Menurut Snyder
* y = 10-a
(1 x )
2
x
y = Q/Qp x = t/Tp a = 1.32 2 + 0.15 + 0.045
dengan :
Qp . Tp W
Qp . Tp heff . A
Bab XIV - 16
n, Ct, & Cp. Didapat dengan Trial & Error sehingga hydrograph banjir (Flood hydrograph) hasil perhitungan = hasil pengamatan.
Prosedure pembuatan
1)
Menentukan satuan curah hujan efektif. (heft) dan tr = time duration. heft tr = 1 mm atau 1 cm atau 1 inch. = 1 jam atau 1 menit.
2)
Menentukan nilai Ct, Cp, n untuk kemudian menghitung: - tp. (lag.time = Ct. (Lc. L") - qp. (debit max unit hydrogaph / Km2 bias)
= 275
Cp tp
Bab XIV - 17
3)
4)
Menghitung Qp (debit maaxumum Synthetic unit hidrograph) Qp = qp. A. Heft. Dengan : qp [m3 /det/km2 ] A [Km2] heff [m] Qp [m3/det]
5)
y = 10-a
(1 x )
2
dengan :
Qp . Tp W Qp . Tp heff . A
Setelah X dan a dihitung, maka nilai y untuk masing-masing x dapat dapat dihitung. (secara langsung atau tabel) Sehingga apabila nilai x ditransper menjadi t = x.Tp. dan nilai y ditransfer menjadi Q = y.Qp. maka grafik hubungan Q dan t dapat diplot.
Bab XIV - 18
heff =
6) 7)
Buat hidrograph banjir (flood hydrograph) bare berdasarkan perhitungan. Cek hidrograph banjir hasil perhitungan di atas terhadap hidrograph hasil pengamatan.
8)
Bila masih jauh berbeda, ulangi prosedure no. 2 sampai dengan no. 7, sehingga didapat hidrograph banjir hash perhitungan mendekati hidrograph pengamatan.
Q = C.A." dengan Q = debit banjir A = luas daerah aliran n = indeks banjir C = Koefisien banjir
C dan n didasarkan atas hasil pengamatan, di mana nilai ini bervariasi menurut : Ukuran, bentuk dan letak daerah aliran. Topography daerah aliran Intensitas dan lamanya (duration hujan serta pola distribusi dari hujan lebat pada daerah aliran). 1. Rumus Dicken : Q = C. A3/4 Q = debit (m3/det)
Bab XIV - 19
A = luas d.a.s: (km2) C = 11.4 untuk area dengan hujan tahunan 24" s/d 50 = 13.9 - 19.5 untuk Madya Pradesh (India Tengah) = 22.2 25 untuk Ghat Barat.
Batasan : Umumnya dipakai untuk daerah dengan ukuran sedang (di daerah India Utara dan Tengah)
1290 . R .A T
Q = debit T = time base dari hydrograph (jam) R = faktor hujan Batasan : Penggunaan lebih umum, selama tersedia data hydrograph hasil pengamatan dan data hujan.
Ordinat Limpasan Total Time concentration Debit maksimum Synthetic Unit Hydrodraph.
Hitung ordinat dari hydrograf banjir yang dihasilkan dari 3 jam hujan Iebat. Masingmasing hujan eff. Besamya 2,5; 6,5 dan 3,5 cm dan dimulai selang 3 jam. Ordinat dari unit hydrografnya diberikan dalam tabel berikut.
Bab XIV - 20
03
06
09
12
15
18
21
24
03
06
09 12 15 18 21 24
Asumsikan Kehilangan Air Awal = 5 mm, Indeks Infiltrasi = 2,5 mm/jam, aliran dasar (base flow) = 15 m3/det
14.7. Referensi
1. Hidrologi Untuk Pengairan, Ir. Suyono Sosrodarsono , Kensaku Takeda, PT. Pradnya Paramita, Jakarta , 1976. 2. Hydrotogi for Engineers, Ray K. Linsley Ir. Max. A. Kohler, Joseph L.H. Apaulhus.Mc.Grawhill, 1986. 3. Mengenal dasar dasar hidrologi, fr. Joice Martha, Ir. Wanny Adidarma Dipl. H. Nova, Bandung. 4. Hidrologi & Pemakaiannya, jilid I, Prof. Ir. Soemadyo, diktat kuliah ITS. 1976 5. Hidrologi Teknik Ir. CD. Soemarto, Dipl. HE