Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN PENDAHULUAN PENYULUHAN KERUSAKAN INTEGRITAS KULIT PADA KELOMPOK KERJA PETANI DUSUN III DAN DUSUN IV DESA

TALANG AUR KABUPATEN OGAN ILIR

KEPERAWATAN KOMUNITAS Oleh: KELOMPOK II Deasy Natalia, S. Kep Eko Ariansyah Putra, S. Kep Fatsiwi Nunik A, S. Kep M Ramadhani, S. Kep Prana Prihani P, S.Kep Safrina Waldini, S. Kep Septa Riza Stiawitri, S. Kep Septi Viantri K, S. Kep Susilawati, S. Kep Widya Sari Pratiwi, S. Kep

PROGRAM PROFESI NERS PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA 2010

LAPORAN PENDAHULUAN PENYULUHAN KERUSAKAN INTEGRITAS KULIT PADA UNIT KELOMPOK KERJA PETANI SENIN, 15 NOVEMBER 2010 PUKUL: 15.00 WIB DI DUSUN III DAN IV DESA TALANG AUR

A. Latar Belakang Perawatan Kesehatan Kerja (Occupational Health Nursing) merupakan cabang dari perawatan kesehatan masyarakat, yang memberikan pelayanan pada tenaga kerja atau kelompok tenaga kerja. Pelayanan berfokus pada promosiproteksi, dan pemulihan kesehatan naker dalam hubungannya dengan keselamatan dan lingkungan kerja yang sehat. Pelayanan keperawatan kesehatan kerja bersifat otonom dan independen dalam menentukan penatalaksanaan keperawatan bidang kesehatan kerja. (AAOHN-American Association of Occupational Health Nursing, 1994). Sehubungan dengan definisi ini, maka standar pelayanan keperawatan kesehatan kerja juga diformulasikan. Sebagai pemberi pelayanan yang berhubungan dengan bidang kesehatan dan keselamatan kerja maka mudah dipahami bahwa seseorang perawat harus bekerja sama dengan bidang-bidang lain yaitu misalnya dokter, ahli higine perusahaan, ergonomi, psikolog, ahli gizi dan lain-lainnya Asuhan keperawatan kesehatan kerja meliputi hal sebagai berikut yaitu :

melaksanakan proses perawatan, memberikan pertolongan pertama pada kecelakaan dan pelayanan kesehatan primer, melakukan assessment phisik, melakukan anamnesa, melakukan testing medis, melaksanakan immunisasi sesuai protokol, respon terhadap hal-hal yang emergensi, dan memberikan pengetahuan tentang issues kesehatan Dalam kesehatan dan lingkungan kerja perawat K3 harus mempunyai pengetahuan tentang alur dan proses produksi di perusahaan, mampu mengidentifikasi paparan yang ada pada tempat kerja, mampu membuat rekomendasi yang tepat dan sasaran yang tepat dalam mengendalikan bahaya potensial dan mempunyai

pengetahuan tentang pengendalian engineering, administrasi serta alat pelindung diri untuk pencegahan bahaya. Peranan perawat pada program Kesehatan dan Keselamatan Kerja bisa dikatakan sangat bermakna, mengingat tugas fungsional perawat dalam K3 begitu luas. Bisa dikatakan bahwa fokus utama perawatan kesehatan kerja adalah kesehatan dan keselamatan kerja bagi tenaga kerja dengan penekanan pada pencegahan terjadinya penyakit dan cidera. Berdasarkan data dari pengkajian dan kuisioner yang didapatkan di Dusun III dan IV Desa Talang Aur 75 dari 113 Kepala Keluarga bekerja sebagai petani. Saat Forum komunitas tokoh masyarakat mengatakan empat pekerjaan terbesar adalah petani, penenun, supir, pedagang dan lainnya pegawai negeri sipil (PNS). Windshield survey

menunjukkan tampak banyak petani yang sedang menjemur padi di halaman rumah, setiap pagi rumah warga sepi karena sedang ke sawah menurut hasil wawancara. Setelah melakukan wawancara, observasi, survey dan penyebaran kuesioner maka didapatkan analisa data dan dirumuskan 4 masalah keperawatan kesehatan kerja pada unit kelompok kerja petani yang ada di Dusun III dan Dusun IV Desa Talang Aur yang satu diantaranya yaitu Resiko gangguan integritas kulit pada petani di Dusun III dan IV Desa Talang Aur dengan didukung data senjang sebagai berikut: S: 51,92% responden menggunakan pembasmi hama 46,97% warga menggunakan pembasmi hama buatan 80,30% responden menggunakan pupuk Hanya 15,15% menggunakan sarung tangan saat memupuk 51,52% responden mencegah keluhan yang dialami dengan dibiarkan saja

WS : Petani mengatakan jarang memakai sarung tangan saat memupuk, hanya jika akan membasmi hama yang sering dipakai sarung tangan Petani sering berendam di dalam lumpur Saat musim hujan semua sawah terendam air hingga ke dada. Para petani mengeluhkan gatal-gatal kaki/tangan setelah bersawah Petani mengatakan gatal-gatal tersebut disebabkan oleh serbuk padi, atau terkena ulat, lama berendam di lumpur Berdasarkan kedua masalah keperawatan di atas maka akan dilakukan intervensi yang bersifat promotif, rehabilitatif berupa penyuluhan mengenai kerusakan integritas kulit.

B. Tujuan 1. Tujuan Umum Setelah penyuluhan kerusakan integritas kulit pada kelompok petani, diharapkan: a. Adanya persamaan persepsi tiap pekerja mengenai kerusakan integritas kulit b. Terjadinya peningkatan pengetahuan pekerja tentang kerusakan integritas kulit 2. Tujuan Khusus Petani dapat: a. Menyebutkan pengertian dari kerusakan integritas kulit b. Menyebutkan penyebab kerusakan integritas kulit c. Menyebutkan faktor resiko kerusakan integritas kulit

d. Menyebutkan fatanda dan gejala kerusakan integritas kulit e. Menyebutkan kelainan dan penyakit kulit pada petani

f.

Menyebutkan pencegahan kerusakan integritas kulit

g. Menyebutkan pengobatan kerusakan integritas kulit

C. Perencanaan Kegiatan 1. Nama Kegiatan Penyuluhan kerusakan integritas kulit di Dusun III dan IV Desa Talang Aur 2. Sasaran Seluruh patani di Dusun III dan IV Desa Talang Aur 3. Metode Kegiatan Penyuluhan 4. Media/Alat a. Leaflet b. Flipchart

5. Waktu dan Tempat Hari/Tanggal Tempat Waktu : Senin, 15 November 2010 : Rumah Bapak Herman : 15.00 16.00 WIB

6. Pengorganisasian a. Susunan Acara 1. Fase Orientasi (5 menit) a. Pembukaan oleh MC b. Penjelasan maksud dan tujuan 2. Fase Kerja ( 30 menit) a. Penyuluh menjelaskan tentang kerusakan integritas kulit b. Curah pendapat dan diskusi 3. Fase Terminasi (25 menit) a. Evaluasi dengan memberikan pertanyaan pada peserta b. Memberikan reward (applaus dan pujian) c. Membuat kesimpulan

d. Salam penutup

D. Uraian Tugas 1. Penanggung Jawab Kegiatan : Septa Riza Stiawitri, S.Kep a. Menyusun laporan pendahuluan b. Bertanggung jawab terhadap kelangsungan acara sejak perencanaan, persiapan, pelaksanaan dan evaluasi c. Mengkoordinasi pelaksanaan kegiatan

d. Menyusun laporan kegiatan

2. Pembawa Acara : Fatsiwi Nunik A, S.Kep a. Membuka acara b. Menyampaikan susunan acara c. Menyampaikan tujuan pertemuan

d. Menutup acara

3. Penyaji: Susilawati, Skep Menyampaikan materi penyuluhan mengenai Kerusakan integritas kulit

4. Notulen: Septi Viantri K, Skep Bertanggung jawab mendokumentasikan seluruh kegiatan

5. Observer: Prana Prihani, S.Kep Eko Ariansyah Putra, S. Kep a. Mengobservasi jalannya acara b. Mengingatkan penyaji dan fasilitator jika ada penyimpangan c. Memberikan masukan atau laporan dari kegiatan diskusi

d. Membuat catatan penting selama acara

6. Fasilitator : Deasy Natalia S, Skep M Ramadhani F, S.Kep Safrina Waldini, S. Kep Widya Sari P, S. Kep a. Bersama Kader Pokjakes menyebarkan leaflet b. Bersama Kader Pokjakes menyebarkan absensi

E. Kriteria Evaluasi 1. Evaluasi Struktur a. Jumlah pekerja yang hadir > dari 50 % b. Perlengkapan memadai c. Mahasiswa yang hadir 100% dan anggota kelompok menjalankan tugas sesuai dengan job description 2. Evaluasi Proses a. Kader dan mahasiswa aktif dalam memberikan penyuluhan b. Petani memahami pesan dari penyuluhan yang disampaikan c. Alat/media cukup

d. Waktu sesuai dengan alokasi 3. Evaluasi Hasil Petani dapat : a. Menyebutkan pengertian dari kerusakan integritas kulit b. Menyebutkan faktor-faktor resiko kerusakan integritas kulit c. Menyebutkan cara perawatan kerusakan integritas kulit

d. Meredemonstrasi posisi tidur yang baik e. Meredemonstrasi program latihan untuk kerusakan integritas kulit

Anda mungkin juga menyukai