Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN

KULIAH KERJA NYATA MAHASISWA


SEMESTER GENAP 2017/2018

SOSIALISASI BUDIDAYA LEBAH MADU TANPA SENGAT TRIGONA SPP


DI JATINANGOR

Disusun oleh:
Hana Mutia Salma 130110150031
Athira Rafida Hanum 130110150221
Hanip Ismail 140410150008
Hamdan Dzulfian Iqbal 180610150056
Rizki Ikhwan Setiaman 180810150008
Siti Nuthalisya 200110150094
Raka Pratama 210104160025
Ari Susanto 210110150038
Wahib Fauzi Ramdhani 220110156035
Ujang Khaerullah 220110156079
Syifa Aulia 230110150151
Adilah 270110150074

UNIVERSITAS PADJADJARAN
2018
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Desa Jatiroke berlokasi di sekitar kaki Gunung Geulis bagian barat
sampai ke puncaknya sehingga memiliki topografi berupa lereng pengunungan.
Wilayah paling barat Desa Jatiroke merupakan kawasan padat penduduk yang
memanjang dari utara ke selatan, mengikuti jalur jalan yang menghubungkan
Desa Hegarmanah dengan Desa Jatimukti. Terdapat lahan persawahan,
perkebunan dan lading terselip di Desa Jatiroke sehingga menjadikan Desa
Jatiroke kawasan yang cukup strategis untuk dikembangkan budidaya lebah.
Trigona spp atau yang lebih dikenal dengan sebutan lebah klanceng atau
teuweul, merupakan lebah yang tidak menyengat dan hidupnya tidak
bergantung dengan polen bunga seperti lebah madu biasanya. Sehingga karena
sumber makanannya yang lebih mudah didapat, lebah Trigona spp menjadi
lebih mudah dikembang biakkan dibandung lebah jenis lain tanpa mengurangi
fungsinya sebagai penghasil madu dan propolis.
Berbagai penelitian menyatakan bahwa madu efektif untuk menjaga
kesehatan. Madu telah terbukti berperan sebagai antibakteri dan antijamur
tanpa efek samping, juga mengandung zat antiseptik yang berfungsi untuk
menghambat pertumbuhan bakteri (Molan, 2001; Martos et al., 2008; Ashok V
et al., 2014). Jika seseorang mengalami luka sayat ataupun luka bakar, maka
madu sering dijadikan obat pertolongan pertama untuk menghindari terjadinya
infeksi (Molan, 1999; Yuliarti, 2015).1
Penelitian menunjukkan bahwa madu dari lebah ini memiliki manfaat
yang lebih banyak dibandingkan dengan madu lebah jenis lain yang digunakan
dalam pengobatan tradisional. (Biswa et al., 2017).2 Lebah Trigona spp.
diketahui dapat menghasilkan madu yang mempunyai kandungan vitamin C
yang berfungsi sebagai antibiotik, antitoksin, antioksidan serta untuk
meningkatkan sistem imun atau kekebalan tubuh (Angraini, 2006).3
Selain dari produk yang dihasilkan, lebah Trigona spp. juga dapat
difungsikan sebagai indikator kebersihan lingkungan. Kebersihan
lingkungan sangat penting bagi kesehatan. Hewan maggot menurut blabla
bisa membantu ____________

1.2 Identifikasi Masalah


Berdasarkan hasil survey yang dilakukan, masalah yang ditemukan di
Desa Jatiroke adalah:
1.
2.
3.
Maka dari itu, penulis ingin melakukan sosialisasi mengenai topik-topik
tersebut.

1.3 Tujuan dan Manfaat


Tujuan pelakasanaan acara ini adalah untuk mensosialisasikan pembudidayaan
maggot dengan kebersihan(?????), budidaya Trigona Spp. dan pengendalian
hama tikus

1.4 Waktu dan Lokasi Kegiatan


Persiapan dari kegiatan ini dilakukan pada 14 April 2018 – 6 Juni 2018
sedangkan pelaksanaan kegiatan ini dilakukan pada 7-8 Juni 2018.
Lokasi kegiatan ini adalah di RW 01-05 Desa Jatiroke, Kecamatan
Jatinangor, Kabupaten Sumedang.
BAB II
PROSES PELAKSANAAN

I. Tahap Persiapan
1. Perkenalan dan Training KKN pada 14 April 2018
2. Training mengenai lebah Trigona spp pada 21 April 2018
3. Survei Lokasi pada 28 April 2018
4. Perencanaan kegiatan dan pembuatan list pertanyaan pada 5 Mei 2018
5. Kunjungan ke Desa Jatiroke pada 12 Mei 2018
6. Pembagian kuesioner lebah Trigona spp pada 19 Mei 2018
7. Evaluasi hasil kuesioner pada 26 Mei 2018
8. Perencanaan kegiatan pada 2 Juni 2018
9. Kunjungan ke Ibu Kader RW 3 dan pembahasan kegiatan pada 9 Juni 2018
10. Pembahasan kegiatan, penyusunan acara dan pembagian kepanitiaan pada 23
dan 30 Juni 2018
11. Persiapan logistik yang akan digunakan pada kegiatan dilaksanakan pada 1-6
Juli 2018
12. Pelaksanaan kegiatan pada 7-8 Juli 2018

II. Tahap Lapangan


A. Kegiatan Penyuluhan Kesehatan (7 Juli 2018)
1. Titik keberangkatan dilakukan dari Jatinangor tepatnya di Universitas
Padjadjaran, panitia berangkat bersama menggunakan sepeda motor menuju
Desa Jatiroke.
2. Panitia berkumpul di rumah Ibu Roro, Kader RW 3 Desa Jatiroke.
3. Panitia dibagi menjadi 5 kelompok dengan anggota 4-5 orang, dimana 3-4
orang berperan sebagai edukator dan 1 orang sebagai penanggungjawab
dokumentasi.
4. Penyuluhan materi kesehatan ibu hamil dilakukan kepada 13 ibu hamil dengan
metode door-to-door dan dilakukan sesi tanya jawab secara personal.

B. Kegiatan Sosialisasi Kebersihan, Pengendalian Tikus, dan Lebah Trigona Spp.


(8 Juli 2018)
1. Titik keberangkatan dilakukan dari Jatinangor tepatnya di Universitas
Padjadjaran, panitia berangkat bersama menggunakan sepeda motor menuju
Desa Jatiroke.
2. Panitia berkumpul di saung Forum Komunikasi Gunung Geulis Desa Jatiroke.
3. Acara diawali dengan sambutan dari ketua pelaksana dan dosen pembimbing
lapangan.
4. Sosialisasi materi maggot oleh pemateri (((INSERT NAME HERE))
5. Sosialisasi materi pengendalian tikus di Desa Jatiroke oleh Pak Ichsan
6. Sosialisasi materi budidaya lebah Trigona spp. oleh Pak Yadi
7. Acara diakhiri dengan kegiatan ngaliwet bareng antara panitia dengan peserta
sosialisasi.

III. Tahap Pengolahan dan Penulisan laporan


1. Merekap data hasil wawancara warga.
2. Analisis data hasil wawancara warga.
3. Diskusi mengenai konsep dan persiapan acara.
4. Pelaksanaan acara.
5. Penulisan laporan.
BAB III
PELAKSANAAN KEGIATAN

3.1 Analisis Situasi Hasil Kegiatan/Program PPM-KKN


Berikut hasil pemetaan potensi dan masalah RW 01-05 Desa Jatiroke yang di
dapatkan selama proses kegiatan PPM-KKN melalui diskusi bersama dengan
perwakilan petinggi tiap RW Desa Jatiroke:

3.1.1 Topik 1: Kesehatan


A. Latar belakang:
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang dilakukan pada ibu kader
RW 3 (Ibu Roro), bahwa masyarakat mengalami kendala pada masalah gizi
dan MPASI
B. Rencana kegiatan:
Penyuluhan gizi dan MPASI
C. Rencana pelaksanaan:
Dilaksanakan pada minggu pertama setelah libur lebaran (tentatif,
menyesuaikan dengan jadwal di posyandu)
D. Sasaran:
Ibu-ibu kader RW 3 Desa Jatiroke
E. Hal yang perlu dilakukan:
1. Mendatangi posyandu untuk memastikan jadwal perkumpulan kader,
menyesuaikan dengan tanggal pelaksanaan, dan menyampaikan
rencana program KKN kesehatan
2. Mencari pemateri
3. Menyusun mekanisme kegiatan dan pembagian tugas untuk persiapan
hari H
3.1.2 Topik 2: Kebersihan
A. Latar belakang:
Sesuai dengan observasi dan wawancara yang telah dilakukan kepada tokoh desa,
bahwa masalah utama masyarakat Jatiroke adalah tidak adanya tempat
pembuangan sampah (TPS). Upaya pembuatan TPS dinilai kurang reliabel bagi
mahasiswa, sehingga kami memutuskan untuk membuat kegiatan yang bertujuan
mengurangi sampah dengan cara dipisahkan dan diolah kembali menjadi barang
guna.
B. Rencana kegiatan:

Evaluasi fasilitas pemilahan sosialisasi pengelolaan daur


sampah : layak ulang sampah
Sharing session dan edukasi
tentang program pemilahan
sampah Evaluasi kesadaran
masyarakat dalam memilah
Evaluasi fasilitas pemilahan
sampah yang benar, dengan
sampah : tidak layak
cara ada kegiatan kerja bakti
secara berkala

a. Sharing session dan edukasi tentang program pemilahan sampah yang sudah
pernah dilakukan sebelumnya (organik dan anorganik)
b. Selanjutnya dilakukan pengecekan untuk melihat apakah fasilitas pemilahan
sampah masih layak apa tidak:
 Jika masih, maka dilanjutkan dengan program tindak lanjut tentang
sosialisasi pengelolaan daur ulang sampah, misalnya menjadi pupuk
margot.
 Jika sudah tidak ada, maka dilakukan evaluasi kembali terhadap
kesadaran masyarakat dalam memilah sampah yang benar, dengan cara
ada kegiatan kerja bakti secara berkala (minimal 2x)
C. Rencana pelaksanaan:
Setelah menentukan jadwal kegiatan topik 1 (tentatif)
D. Sasaran:
Perwakilan tokoh masyarakat Desa Jatiroke
E. Hal yang perlu dilakukan :
1. Menemui ketua forum pertanian (Bapak Saepudin) untuk menyampaikan
rencana program KKN kebersihan
2. Menentukan 2 orang pemateri, untuk edukasi pemilahan sampah dan
sosialisasi pengelolaan sampah.
3. Menentukan mekanisme kegiatan

3.1.3 Topik 3: Budidaya Trigona Spp.

3.1.4 Topik 4: Pengendalian hama tikus

3.2 Output Kegiatan


Setelah dilakukan survey, diskusi bersama warga untuk pemetaan masalah, dan
dilakukan pengambilan sampel data, maka dapat dinilai beberapa hal yang
kemudian diambilah berbagai betuk langkah solusi atau output. Bentuk
solusi/output yang dihasilkan dari kegiatan ini antara lain adalah:
1. Melakukan penyuluhan mengenai kesehatan ibu hamil untuk
menanggulangi masalah kesehatan.
2. Melakukan sosialisasi mengenai blabla maggot sebagai blabla untuk
menanggulangi masalah kebersihan
3. Melakukan sosialisasi mengenai budidaya Trigona Spp. terkait dengan
banyaknya manfaat yang bisa didapatkan
4. Melakukan sosialisasi mengenai penanggulangan hama tikus
5. Meningkatnya kedekatan peserta KKN dengan warga sehingga warga bisa
lebih terbuka untuk menjabarkan permasalahan yang dirasakan.
6. Meningkatnya keterbukaan serta pengetahuan warga tentang informasi
baru.
BAB IV
SIMPULAN DAN REKOMENDASI

4.1 Simpulan

Berdasarkan hasil yang didapatkan melalui wawancara dengan warga Desa


Jatiroke, permasalahan yang dihadapi diantaranya adalah mengenai kebersihan
dan kesehatan ibu hamil. Kebersihan menjadi topik yang paling sering dikeluhkan
warga karena ternyata di Desa Jatiroke sendiri belum terdapat Tempat
Pembuangan Sampah (TPS) sehingga selama ini warga hanya mengandalkan
pembakaran sampah di depan rumah mereka ataupun pembuangan sampah
langsung ke sungai. Hal ini menyebabkan lingkungan sekitar Desa Jatiroke belum
nyaman dan menimbulkan adanya pencemaran lingkungan dari asap dan sampah
yang dihasilkan. Tidak hanya itu, setelah melakukan wawancara ke Ibu Kader
diketahui bahwa kurangnya edukasi terhadap ibu hamil juga menjadi masalah di
Desa Jatiroke mengingat jumlah ibu hamil di Desa Jatiroke juga meningkat.
Berdasarkan informasi diatas, solusi yang dapat dilakukan adalah sosialisasi
mengenai pengolahan sampah yang lebih baik sehingga tidak dibuang di sungai
ataupun dibakar di perkarangan rumah oleh narasumber dengan mengundang
warga Desa Jatiroke di Forum Komunikasi Gunung Geulis. Selain itu dilakukan
juga sosialisasi mengenai rekomendasi nutrisi, kegiatan dan persiapan ibu hamil
dengan metode door-to-door di Desa Jatiroke RW 03. Hal ini diharapkan dapat
membantu warga Desa Jatiroke untuk menanggulangi masalah yang dikeluhkan
selama ini.

4.2 Rekomendasi
Rekomendasi kami pada warga Desa Jatiroke agar program ini dapat
berlangsung berkepanjangan, yaitu meliputi;
1. Menerapkan sosialisasi yang diberikan oleh narasumber agar masalah
kebersihan di Desa Jatiroke dapat teratasi
2. Mengimplementasikan saran yang diberikan narasumber dengan
membuat Tempat Pembuangan Sampah (TPS) di Desa Jatiroke
3. Sosialisasi yang diberikan ke ibu hamil dapat diteruskan ke ibu-ibu hamil
lainnya oleh ibu kader Desa Jatiroke.

Anda mungkin juga menyukai