Oleh:
ALBERTUS SRI AGSEYOGI NIM : 2010401011181 Pembimbing: dr. G.S Heru Tribawono, Sp. OG
BAB 1 PENDAHULUAN
Kontrasepsi adalah usaha-usaha untuk mencegah terjadinya
kehamilan (Sarwono, 2005)
Hasil Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia [SDKI] 2002/3 dan 2007 memberi sinyal adanya ledakan penduduk. Selama kurun waktu 2 SDKI tersebut Contraceptive Prevalence Rate [CPR] Nasional hanya naik 0,7 % dari 56,7 menjadi 57,4 %. (BKKBN, 2011) Gerakan Nasional Peningkatan Penggunaan Air Susu Ibu (GNPP-ASI) oleh presiden pada hari Ibu tanggal 22 Desember 1990 (Arifin, 2004). Terjadinya kerawanan gizi pada bayi disebabkan karena selain makanan yang kurang juga karena Air Susu Ibu (ASI) banyak diganti dengan susu botol dengan cara dan jumlah yang tidak memenuhi kebutuhan (Arifin, 2004).
FISIOLOLOGI MENSTRUASI
Bagan 2.2 Proses keluarnya air susu (Guyton & Hall, 2008)
ADH
Oxytocin
Mekanisme Kerja
Penekanan Ovulasi
Keuntungan MAL
Ekonomis Efektifitas yang tinggi (98% pada 6 bln pasca persalinan)
*) IBU 1. Mengurangi perdarahan 2. Mengurangi resiko anemia 3. Meningkatkan hubungan psikologik ibu dan bayi *) BAYI 1. Mendapat kekebalan pasif 2. Sumber asupan gizi terbaik dan sempurna untuk tumbuh kembang bayi yang optimal 3. Terhindar dari paparan kontaminasi air, susu lain, atau alat minum yang dipakai
1. Perlu persiapan sejak perawatan kehamilan agar segera menyusui dalam 30 menit pascapersalinan 2. Mungkin sulit dilaksanakan karena kondisi sosial 3. Efektivitas tinggi hanya sampai kembalinya haid atau sampai dengan 6 bulan 4. Tidak melindungi terhadap IMS termasuk virus hepatitis B/HBV dan HIV/ADIS
BAB 4 KESIMPULAN
KESIMPULAN
Metode amenorea laktasi adalah kontrasepsi yang mengandalkan pemberian air susu ibu (ASI) secara eksklusif, artinya diberikan ASI saja tanpa tambahan makanan atau minuman apapun lainnya selama 6 bulan. Selain karena gizi yang terdapat dalam ASI cukup untuk bayi, ASI eksklusif dapat bermanfaat bagi ibu sebagai salah satu metode KB. Metode KB dengan MAL tidak sepenuhnya mutlak dan berhasil 100 %. Oleh karena itu perlu diperhatikan beberapa hal seperti munculnya tanda-tanda haid, bayi yang mendapat makanan tambahan, dan usia bayi yang lebih dari 6 bulan, sehingga dapat ditentukan pilihan KB lainnya yang cocok dengan ibu tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Arifin, 2004, Pemberian ASI Eksklusif dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya , Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Sumatera Utara, Medan BKKBN, 2011, Bom Kependudukan, diakses 9 Juli 2011, <http://www.bkkbn.go.id/Webs/index.php/rubrik/detail/620> Cuninggham, 2008, Williams Gynecology : Reproductive Endocrinology , ed.22, vol.2, United States, McGraw-Hill, chapter 15 Cunningham, 2006, Obstetri Williams: Endometrium dan Desidua, ed.21, Jakarta, EGC, hal 79-80 Esti, 2007, Asuhan Kebidanan, ed.4, vol.1, Jakarta, EGC
Guyton & Hall, 2008, Textbook of Medical Physiology : Endocrinology and Reproduction , ed.11, hal 906-907;1038-1041
Hanifa, 2005, Ilmu Kandungan: Haid dan Siklusnya, ed.2, cetakan 4, Jakarta, Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, hal.103-104 Kent & Ward, 2001, Human Anatomy and Physiology : Endocrine System, vol.1, United States, McGraw-Hill, hal.106-107 Saifuddin, 2006, Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi: Metode Amenorea Laktasi, ed.2, cetakan.2, Jakarta, Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, hal.1-6 WHO, 2011, Familly Planning, diakses 7 Juni 2011, <http://www.who.int/mediacentre/factsheets/fs351/en/index.html>