Anda di halaman 1dari 4

Book Review Digital Journal Al-Manr Edisi I/2004 Copyleft 2004 Digital Journal Al-Manr

MODEL MANUSIA MUSLIM


Pesona Abad ke-21
Pereview: Tri Rahayu

LISENSI DOKUMEN Copyleft: Digital Journal Al-Manar. Lisensi Publik. Diperkenankan untuk melakukan modifikasi, penggandaan maupun penyebarluasan artikel ini bagi kepentingan pendidikan dan bukan untuk kepentingan komersial, dengan tetap mencantumkan atribut penulis dan keterangan dokumen ini secara lengkap.

Judul Penulis Cetakan Penerbit Tebal

: Model Manusia Muslim: Pesona Abad ke-21 : H. M. Anis Matta, Lc. : Ketiga, Juni 2003 : Asy Syaamil : 150 + x halaman

Book Review Digital Journal Al-Manr Edisi I/2004 Copyleft 2004 Digital Journal Al-Manr

Ada sebuah catatan menarik dari pertemuan antara Anis Matta dan Dr. Boyke. Dari beberapa kalimatnya, Dr. Boyke berkata, Saya baru bertemu ustadz seperti ini. Ternyata dalam Islam ada juga yang seperti ini! Ungkapan yang terakhir, ada anggapan bahwa seolah-olah Islam hanya mengurusi bagaimana cara orang masuk surga dengan ibadah-ibadah mahdhoh. Islam lebih dari itu, bahkan mungkin di luar bayangan orang-orang yang sudah mengenal Islam sekalipun. Proses pengembangan diri dalam kacamata Islam diilhami akan adanya rekonstruksi (pembangunan ulang) dari manusia-manusia yang berada di zaman pasca keberadaan Rasulullah di medan revolusi peran manusia di dunia. Dalam kondisi perubahan peradaban manusia, diperlukan kekuatan-kekuatan yang dapat mengimbanginya. Konsep-konsep pengembangan diri yang dalam Agama Islam berorientasi pada pembentukan pribadi Muslim yang berkarakter kuat, lahir sebagai manusia baru yang membawa pencerahan pada peradaban Islam. Buku ini merupakan kumpulan ceramah pengembangan diri yang diarahkan pada pembentukan model manusia Muslim yang bisa menghadapi segala tantangan pada abad ke-21. Buku ini hampir sama dengan buku-buku tentang motivasi, mengenal diri, manajemen waktu, buku-buku lain sejenisnya. Dalam buku ini, Anis Matta mengungkapkan bahwa untuk menjadi manusia Muslim yang bisa diandalkan pada abad ke-21 harus memenuhi tiga kualifikasi, yaitu afiliasi, partisipasi, dan konstribusi. Afiliasi adalah kita memahami dengan baik mengapa kita memilih Islam sebagai agama dan jalan hidup. Dengan afiliasi, manusia diharapkan mempunyai kecenderungan terhadap sesuatu, yaitu wilayah nilai Islam sehingga dapat menjadi pribadi yang saleh. Saleh secara pribadi dapat dibentuk melalui komitmen terhadap akidah, metodologi, dan sikap/akhlak. Setelah dapat saleh secara pribadi, Anis Matta memberikan kualifikasi partisipasi. Dalam hal ini, manusia dapat mensalehkan orang lain karena dia sudah bisa mensalehkan pribadinya. Kualifikasi yang terakhir adalah konstribusi, yaitu manusia Muslim abad ke-21 haruslah mempunyai spesialisasi dalam satu bidang keilmuan/profesi. Spesialisasi yang diusulkan Anis Matta adalah spesialisasi dalam pemikiran, kepemimpinan, profesional, dan keuangan. Selanjutnya dalam buku ini diungkapkan bahwa untuk menjadi manusia abad ke-21 kita perlu memiliki konsep diri yang jelas. Sehingga kita akan mempunyai orientasi yang jelas dalam melakukan pengembangan diri. Dalam pengenalan diri ini, Anis Matta
2

Book Review Digital Journal Al-Manr Edisi I/2004 Copyleft 2004 Digital Journal Al-Manr

mengambil ungkapan Ibnu Qoyyim bahwa untuk mengenal diri diperlukan pengetahuan tentang Marifatullh dan Marifatunns (hlm. 21). Dengan kedua pengetahuan ini manusia mempunyai orientasi/tujuan hidup, dan mengetahui cara mencapainya. Tingkatan konsep diri yang ditawarkan oleh Anis, yang pernah mengikuti pendidikan di Lemhanas ini, adalah aku diri (di sini manusia memandang dirinya apa adanya seperti yang dia pahami); aku sosial (pada tingkatan ini manusia adalah sesuai anggapan orang lain); dan aku ideal (yaitu tingkatan dimana manusia pada kondisi seperti yang dia inginkan). Untuk menjadi manusia Muslim abad ke-21 --yang secara otomatis telah melalui seleksi alam-- kita perlu merencanakan pengembangan diri. Sehingga tantangantantangan dakwah sekeras dan seberat apa pun dapat diatasi. Berbekal pemahaman akan diri dengan berlandaskan pada pemahaman syariat akan melahirkan kemampuan untuk mengembangkan diri secara optimal. Anis Matta mengambil Quran surat Al Hasyr ayat 1, yang didefinisikannya sebagai perintah untuk merencanakan hari esok yang diiringi dengan ketakwaan, sebagai landasan syari untuk melakukan pengembangan diri. Anis menafsirkan ayat ini lewat ungkapannya, Ekspresi yang paling kuat dari bertakwa adalah merencanakan pengembangan diri kita (hlm. 36). Anis juga merujuk Shirah Nabawiyyah untuk semakin memperjelas pembahasan mengenai bab ini. Analisis SWOT yang biasa digunakan pelaku manajemen diulas juga oleh Anis Matta untuk membuat SWOT pribadi. Banyak contoh yang ditulis dalam buku ini bertujuan agar pembaca lebih paham dan dapat langsung mengaplikasikan ulasannya. Dengan analisis SWOT, pribadi Muslim akan mengetahui titik kekuatan dan kelemahan sekaligus peluang untuk diambil dan ancaman yang harus diantisipasi. Hal yang cukup berpengaruh dalam proses pengembangan diri adalah adanya motivasi dan kemauan untuk menujunya. Anis Matta mendefinisikan kemauan sebagai tenaga jiwa, sehingga untuk membangun kemauan kita hanya butuh manajemen tenaga. Manajemen itu meliputi bagaimana kita dapat mengumpulkan tenaga, menggunakannya dan mengembalikan tenaga yang telah dimanfaatkan sebelumnya sehingga kita dapat mengantisipasi hadirnya kejenuhan. Proses pengembangan diri berlanjut pada mengembangkan kemampuan berpikir. Dalam salah satu paragraf pada bagian ini, Anis mengibaratkan sebagai berikut :
Pikiran itu seperti tanah. Bibit yang Anda tanam didalamnya adalah motivasi. Yang tumbuh dari bibit tersebut adalah perilaku. Anda tidak dapat sembarangan menanam bibit pada sembarang tanah.

Book Review Digital Journal Al-Manr Edisi I/2004 Copyleft 2004 Digital Journal Al-Manr

Anda harus mengapling terlebih dahulu tanahnya dan mengetahui tanaman yang cocok untuk pikiran seperti ini. (hlm 91)

Kemampuan berpikir merupakan salah satu dari nilai-nilai dasar untuk menjadi orang multidimensi di samping mentalitas yang luar biasa, karakter yang seimbang, dan kondisi fisik yang mendukung. Dengan mengembangkan kemampuan berpikir, manusia dapat hidup di mana-mana, terlepas dia sebagai mahasiswa, pengusaha, atau bagian dari masyarakat. Pengetahuan tentang otak juga dipaparkan dalam buku ini, mulai dari fungsi otak, pembagian otak, sel pembentuk otak, hingga pertanyaan mengenai letak akal. Penjelasan yang lebih lengkap lagi mencakup langkah pengembangan kemampuan berpikir dan bagaimana cara mengubah diri dan orang lain. Pada akhir tulisannya, Anis Matta memberikan tips yang bermuatan dua belas kebiasaan produktif dalam hidup. Satu di antaranya adalah membiasakan lebih banyak berdiam dan mendengar daripada bicara. Secara keseluruhan buku ini mempunyai sisi kelebihan, yaitu pertama, sarat dengan tindakan aplikatif dengan menyediakan form untuk dapat diisi oleh pembaca sesuai dengan pokok bahasan dan disertai petunjuk pengisian. Dengan demikian pembaca tidak sekedar membaca pasif namun juga bisa langsung mempraktekkan apa yang telah dibacanya. Kedua, wawasan yang luas dari penulis membuat buku ini semakin sarat muatan hal-hal baru yang mungkin tidak terpikirkan sebelum membaca buku ini. Ketiga, karena merupakan kumpulan ceramah, buku ini seolah-olah mengajak berbicara kepada pembaca sehingga suasana dapat benar-benar hidup. Keempat, dengan disertakan landasan syari secara Islam, memperkuat proses penerimaan materi yang disampaikan. Namun selain kelebihan, buku ini memiliki kekurangan, yakni dalam gaya bahasa, yang terkadang menggunakan diksi agak ilmiah, sehingga membuat buku sulit dipahami oleh pembacapembaca pemula.

Anda mungkin juga menyukai