Anda di halaman 1dari 100

HAKEKAT PENELITIAN PENDIDIKAN DAN JENIS PENELITIAN Penelitian dikatakan tidak ilmiah jika tidak menggunakan penalaran logis,

tetapi menggunakan prinsip kebetulan, coba-coba, spekulasi. Cara-cara seperti ini tidak tepat digunakan untuk pengembangan suatu profesi ataupun keilmuan tertentu. Suatu penelitian dikatakan baik (dalam arti ilmiah) jika mengikuti caracara yang telah ditentukan serta dilaksanakan dengan adanya unsur kesengajaan bukan secara kebetulan. Dalam keseharian sering ditemukan konsep-konsep yang kurang tepat dalam memaknai penelitian antara lain: 1. Penelitian bukan sekedar kegiatan mengumpulkan data atau informasi. Misalnya, seorang kepala sekolah bermaksud mengadakan penelitian tentang latar belakang pendidikan orang tua siswa di sekolahnya. Kepala sekolah tersebut belum dapat dikatakan melakukan penelitian tetapi hanya sekedar mengumpulkan data atau informasi saja. Pengumpulan data hanya merupakan salah satu bagian kegiatan dari rangkaian proses penelitian. Langkah berikutnya yang harus dilakukan kepala sekolah agar kegiatan tersebut menjadi penelitian adalah menganalisis data. Data yang telah diperolehnya dapat digunakan misalnya untuk meneliti pengaruh latar belakang pendidikan orang tua terhadap prestasi belajar siswa. 2. Penelitian bukan hanya sekedar memindahkan fakta dari suatu tempat ke tempat lain. Misalnya seorang pengawas telah berhasil mengumpulkan banyak data/infromasi tentang implementasi MBS di sekolah binaanya dan menyusunnya dalam sebuah laporan. Kegiatan yang dilakukan pengawas tersebut bukanlah suatu penelitian. Laporan yang dihasilkannya juga bukan laporan penelitian. Kegiatan dimaksud akan menjadi suatu penelitian ketika pengawas yang bersangkutan melakukan analisis data lebih lanjut sehingga diperoleh suatu kesimpulan. Misalnya: (1) faktorfaktor yang mempengaruhi keberhasilan implementasi MBS; atau (2) faktor-faktor penghambat implementasi MBS serta upaya mengatasinya. Tujuan Umum Penelitian

1|Page

Uraian di atas memperlihatkan bahwa penelitian adalah penyaluran rasa ingin tahu manusia terhadap sesuatu/masalah dengan melakukan tindakan tertentu (misalnya memeriksa, menelaah, mempelajari dengan cermat/sungguh-sungguh) sehingga diperoleh suatu temuan berupa kebenaran, jawaban, atau pengembangan ilmu pengetahuan. Terkait dengan ilmu pengetahuan, dapat dikemukakan tiga tujuan umum penelitian yaitu: 1. Tujuan Eksploratif, penelitian dilaksanakan untuk menemukan sesuatu (ilmu pengetahuan) yang baru dalam bidang tertentu. Ilmu yang diperoleh melalui penelitian betul-betul baru belum pernah diketahui sebelumnya. Misalnya suatu penelitian telah menghasilkan kriteria kepemimpian efektif dalam MBS. Contoh lainnya adalah penelitian yang menghasilkan suatu metode baru pembelajaran matematika yang menyenangkan siswa. 2. Tujuan Verifikatif, penelitian dilaksanakan untuk menguji kebenaran dari sesuatu (ilmu pengetahuan) yang telah ada. Data penelitian yang diperoleh digunakan untuk membuktikan adanya keraguan terhadap infromasi atau ilmu pengetahuan tertentu. Misalnya, suatu penelitian dilakukan untuk membuktian adanya pengaruh kecerdasan emosional terhadap gaya kepemimpinan. Contoh lainnya adalah penelitian yang dilakukan untuk menguji efektivitas metode pembelajaran yang telah dikembangkan di luar negeri jika diterapkan di Indonesia. 3. Tujuan Pengembangan, penelitian dilaksanakan untuk mengembangkan sesuatu (ilmu pengetahuan) yang telah ada. Penelitian dilakukan untuk mengembangkan atau memperdalam ilmu pegetahuan yang telah ada. Misalnya penelitian tentang implementasi metode inquiry dalam pembelajaran IPS yang sebelumnya telah digunakan dalam pembelajaran IPA. Contoh lainnya adalah penelitian tentang sistem penjaminan mutu (Quality Assurannce) dalam organisasi/satuan pendidikan yang sebelumnya telah berhasil diterpakan dalam organisasi bisnis/perusahaan.

Jenis-jenis Penelitian o Menurut penggunaannya 1. Penelitian dasar atau penelitian murni (pure research) 2|Page

LIPI mendefinisikan penelitian dasar sebagai penelitian yang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan ilmiah atau menemukan bidang penelitian baru tanpa suatu tujuan praktis tertentu. 2. Penelitian terapan (applied research) Batasan yang diberikan LIPI : Penelitian terapan adalah setiap penelitian yang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan ilmiah dengan suatu tujuan praktis. o Menurut metodenya 1. Penelitian histories 2. Penelitian filosofis 3. penelitian observasional 4. penelitian eksperimental o Menurut sifat permasalahannya 1. Penelitian histories 2. Penelitian deskriptif 3. Penelitian perkembangan 4. Penelitian kasus dan penelitian lapangan 5. Penelitian korelasional 6. Penelitian kausal-komparatif 7. Penelitian eksperimental 8. Penelitian tindakan 1. Penelitian histories Penelitian ditujukan kepada rekonstruksi masa lampau secara sistematis dan objektif memahami peristiwa-peristiwa masa lampau. Kekhususan 1. Data yang dikumpulkan diambil dari hasil observasi orang lain. 2. Penelitian dilakukan dengan tertib, sistematis, objektif, dan tuntas. 3. Data yang dikumpulkan dari sumber primer yaitu penelitian sendiri langsung melakukan observasi atas peristiwa-peristiwa yang dilaporkan. 4. Data yang berbobot adalah data yang diuji secara eksternal dan internal

3|Page

2. Penelitian deskriptif Penelitian deskriptif berusaha memberikan dengan sistematis dan cermat fakta-fakta aktual dan sifat populasi tertentu. Kekhususan 1. Bertujuan untuk memecahkan masalah-masalah actual yang dihadapi sekarang. 2. Bertujuan untuk mengumpulkan data atau informasi untuk disusun, dijelaskan dan dianalisis. 3. Penelitian perkembangan Penelitian perkembangan menyelidiki pola dan proses pertumbuhan sebagai fungsi dari waktu. Kekhususan 1. Memusatkan perhatian pada ubahan-ubahan dan perkembangan selama jangka waktu tertentu. 2. Penelitian umumnya memakai waktu yang panjang atau bersifat longitudinal. 3. Bila metoda penelitian yang dipakai dengan pendekatan cross-sectional maka sampel yang dipilih harus representative mewakili populasi penelitian. 4. Penelitian kasus dan penelitian lapangan Penelitian kasus memusatkan perhatian pada suatu ksus secara intensif dan terperinci mengenai latar belakang keadaan sekarang yang dipermasalahkan. Kekhususan : 1. Subjek yang diteliti terdiri dari suatu kesatuan secara mendalam, sehingga hasilnya merupakan gambaran lengkap atau kasus pada kesatuan itu. 2. Selain peneliti hanya pada suatu unit, ubahan-ubahan yang diteliti juga terbatas, dari ubahan-ubahan dan kondisi-kondisi yang lebih besar jumlahnya, yang terpusat pada aspek yang menjadi kasus. 5. Penelitian korelasional Penelitian korelasional bertujuan melihat hubungan antara dua gejala atau lebih. Misalnya apakah ada hubungan antara status sosial orang tua siswa dengan prestasi anak mereka.

4|Page

6. Penelitian hubungan sebab-akibat Penelitian ini bertujuan untuk menyelidiki hubungan sebab-akibat antara factor tertentu yang mungkin menjadi penyebab gejala yang diselidiki. Misalnya sikap santai siswa dalam kegiatan belajar mungkin disebabkan banyaknya lulusan pendidikan tertentu yang tidak mendapat lapangan kerja. Kekhususan 1. Pengumpulan data mengenai gejala yang diduga mempunyai hubungan sebab akibat itu dilakukan setelah peristiwa yang dipermasalahkan itu telah terjadi. 2. Suatu gejala yang diamati, diusut kembali dari suatu faktor atau beberapa faktor pada masa lampau. 7. Penelitian eksperimental Penelitian dengan melakukan percobaan terhadap kelompok-kelompok eksperimen. Data sebagai hasil pengaruh perlakuan terhadap kelompok eksperimen diukur secara kuantitatif kemudian dibandingkan. Misalnya hendak meneliti keefektifan metode-metode mengajar. Kekhususan 1. Di dalam eksperimen terhadap kelompok yang dikenai perlakuan eksperimental dan kelompok yang dikenai perlakuakn pembanding. 2. Menggunakan sedikitnya dua kelompok eksperimen 3. Mengusahakan agar pengaruh perlakuan eksperimen menjadi maksimal dan pengaruh ubahan penyangga menjadi minimal. 4. Harus mempertimbangkan kesahihan keluar. 8. Penelitian tindakan Penelitian yang bertujuan untuk mengembangkan keterampilan baru untuk mengatasi kebutuhan dalam dunia kerja atau kebutuhan praktis lain. Misalnya, meniliti keterampilan kerja yang sesuai bagi siswa putus sekolah di suatu daerah. PROPOSAL PENELITIAN Pengertian Proposal

5|Page

Rancangan atau proposal penelitian merupakan pedoman yang berisi langkahlangkah yang akan diikuti oleh peneliti untuk melakukan penelitiannya. Dalam penyusunan rancangan penelitian , perlu diantisipasi tentang berbagai sumber yang dapat digunakan untuk mendukung dan yang menghambat terlaksananya penelitian. Penelitian dilakukan berangkat dari adanya suatu permaslahan. Masalah merupakan penyimpangan dari apa yang seharusnya terjadi , penyimpangan antara rencana dan pelaksanaan, penyimpangan antara teori dengan praktek, dan penyimpangan antara aturan dengan pelaksanaan. Masalah itu muncul pada ruang (tempat) dan waktu tertentu. Rancangan penelitian harus dibuat secara sistematis dan logis sehingga dapat dijadikan pedoman yang betul-betul mudah diikuti. Rancangan penelitian yang sering disebut proposal penelitian paling tidak berisi empat komponen utama, yaitu Permasalahan, Landasan Teori dan Pengajuan Hipotesis, Metode Penelitian, Organisasi dan Jadwal Penelitian. Proposal merupakan usulan skripsi yang dapat disusun oleh mahasiswa paling cepat bersamaan pada saat mengikuti Metodologi Penelitian dan mata kuliah yang cukup. Tiga keputusan yang harus diambil sebelum melakukan penelitian Keputusan metodologis, yang intinya berkaitan dengan substansi penelitian Keputusan organisatoris, yakni bagaimana penelitian tersebut akan diorganisasikan. Keputusan pendanaan, yang berkaitan dengan masalah keuangan/budget Pertimbangan lain pengembangan ilmu/ penelitian dasar/basic research penelitian terapan/ applied research penelitian penunjang kebijakan /policy research Secara sederhana masalah dapat dirumuskan:

6|Page

1. 2. 3. 4. 5. 6.

what is the problem? why is it a problem? where? who has done what about research on this problem? how? I. PENDAHULUAN

A.

Latar Belakang Penelitian Dalam bagian ini berisi tentang sejarah dan peristiwa-peristiwa yang sedang terjadi pasa suatu objek penelitian. Dalam latar belakang peneliti harus melakukan analisis masalah, sehingga permasalahan menjadi jelas. Melalui analisis masalah ini peneliti harus dapat menunjukkan adanya suatu penyimpangan yang ditunjukkan dengan data dengan menuliskan mengapa hal ini perlu diteliti. Pembahasan dimulai dengan uraian mengenai arti pentingnya penelitian ini dilakukan, alasan pemilihan judul, serta hasil penelitian yang telah dilakukan sebelumnya yang melandasi topik penelitian. Selanjutnya uraian bagian ini diarahkan untuk mencari jawaban atas pertanyaan:

i.

Apakah penelitian yang akan diajukan merupakan penelitian terapan (applied research)?

ii. Jika merupakan penelitian dasar (basic research) bagaimana kaitan antara penelitian ini dengan penelitian sebelumnya? iii. Mengapa penelitian yang sedang dilakukan merupakan replika (pengulangan) dari penelitian sebelumnya? iv. Merupakan perluasan/pengembangan dari penelitian sebelumnya,sebutkan dalam hal apa dan apa perlunya? B. Identifikasi masalah Dalam bagian ini perlu dituliskan berbagai masalah yang ada pada objek yang diteliti. Semua masalah dalam objek baik yang akan diteliti maupun

7|Page

yang tidak akan diteliti sedapat mungkin dikemukakan. Untuk dapat mengidentifikasi masalah dengan baik maka peneliti perlu melakukan studi pendahuluan ke objek yang diteliti, melakukan observasi dan wawancara ke berbagai sumber sehingga semua permasalahan dapat diindentifikasikan. Selanjutnya dikemukakan hubungan satu masalah dengan masalah yang lain. Masalah yang akan diteliti itu kedudukannya dimana diantara masalah yang akan diteliti. Masalah apa saja yang diduga berpengaruh positif dan negatif terhadap masalah yang diteliti. Selanjutnya masalah tersebut dapat dinyatakan dalam bentuk variabel. Merupakan rumusan masalah dalam bentukpertanyaan yang dapat diteliti secara jelas dan diuji melalui mengumpulan dan analisis data. Batasan atau asumsi yang digunakan dalam penelitian dikemukakan di bagian ini. Rumusan masalah harus spesifik dan tidak terlalu umum. Misalnya, motivasi (terlalu umum), lebih tepat jika menggunakan motivasi kerja lebih fokus),sebaiknya dirumuskan dalam kalimat pertanyaan Permasalahan kesenjangan antara: harapan dan kenyataan teori dan praktik keadaan yang seharusnya dan sebenarnya suatu yg ideal dan faktual das-sollen dan das-seins C. Batasan Masalah Karena adanya keterbatasan, waktu, dana, tenaga, teori-teori dan supaya penelitian dapat dilakukan secara lebih mendalam, maka tidak semua masalah yang telah diidentifikasikan akan diteliti. Untuk itu maka peneliti memberi batasan, dimana akan dilaksanakan penelitian, variabel apa saja yang akan diteliti, serta bagaimana hubungan variabel satu dengan variabel yang lain. D. Rumusan Masalah

8|Page

Setelah masalah yang akan diteliti itu akan ditentukan (variabel apa saja yang akan diteliti, dan bagaimana hubungan variabel satu dengan yang lain), dan supaya masalah dapat terjawab secara akurat, maka masalah yang akan diteliti itu perlu dirumuskan secara spesifik. Sebaiknya rumusan masalah itu dinyatakan dalam kalimat pertanyaan. * Rumusan masalah yang baik E. menanyakan hubungan antar variabel dinyatakan secara jelas dan singkat harus dpt diuji secara empiris tidak boleh berisi pertanyaan mengenai moral/etika

Tujuan Penelitian Tujuan dan kegunaan penelitian sebenarnya dapat diletakkan diluar pola pikir dalam merumuskan masalah. Tetapi keduanya ada kaitannya dengan permasalahan. Tujuan penelitian di sini tidak sama dengan tujuan yang ada sampul skripsi atau tesis, tetapi tujuan di sini berkenaan dengan tujuan peneliti dalam melakukan penelitian. Tujuan penelitian berkaitan erat dengan rumusan masalah yang dituliskan. Misalnya rumusan masalahnya : Bagaimanakah tingkat disiplin guru di sekolah A?. Maka tujuan penelitiannya adalah : ingin mengetahui seberapa tinggi tingkat disiplin guru di sekolah A. Kalau rumusan masalahnya : Apakah ada pengaruh latihan terhadap produktivitas kerja pegawai, maka tujuan penelitiannya adalah : ingin mengetahui apakah pengaruh latihan terhadap produktivitas kerja pegawai, dan kalau ada seberapa besar. Rumusan masalah dan tujuan penelitian ini jawabannya terletak pada kesimpulan penelitian.

F.

Kegunaan Hasil Penelitian Kegunaan hasil penelitian merupakan dampak dari tercapainya tujuan. Kalau tujuan penelitian dapat tercapai, dalam rumusan masalah dapat terjawa secara akurat, maka sekarang kegunaannya apa. Kegunaan hasil penelitian ada dua hal yaitu

a. Kegunaan untuk mengembangkan limu atau kegunaan teoritis.

9|Page

b. Kegunaan praktis, yaitu membantu memecahkan dan mengantisipasi masalah yang ada pada objek yang akan diteliti. II. LANDASAN TEORI, KERANGKA BERFIKIR, DAN PNGAJUAN HIPOTESIS A. Deskripsi Teori Deskripsi teori adalah teori-teori relevan yang dapat digunakan untuk menjelaskan tentang variabel yang akan diteliti, serta sebagai dasar untuk memberi jawaban sementara terhadap rumusan masalah yang diajukan (hipotesis), dan penyusuna instrumen penelitian. Teori-teori yang digunakan bukan sekedar pendapat dari pengarang, pendapat penguasa, tetapi teori yang betul-betul teruji kebenarannya secara empiris. Di sini juga diperlukan dukungan hasil-hasil penelitian yang telah ada sebelumnya yang ada kaitannya dengan variabel yang akan diteliti. Jumlah teori yang dikemukakan tergantung pada variabel yang diteliti. Kalau variabel yang diteliti ada lima, maka jumlah teori juga ada lima. B. Kerangka Berfikir Kerangka berfikir merupakan modal konseptual tentang bagaimana teori berhubungan dengan berbagai faktor yang telah diidentifikasi sebagai masalah yang penting. Kerangka berfikir yang baik akan menjelaskan secara teoritis pertautan antar variabel yang akan diteliti. Jadi secara teoritis perlu dijelaskan hubungan antara variabel dependen dan independen. Bila dalam penelitian ada variabel moderator dan intervening, maka juga perlu dijelaskan mengapa variabel itu ikut dilibatkan dalam penelitian. Pertautan antar variabel tersebut selanjutnya dirumuskan dalam bentuk paradigma penelitian. Oleh karena itu pada setiap penyusunan paradigma penelitian harus didasarkan pada kerangka berfikir. Kerangka berfikir yang dihasilkan dapat berupa kerangka berfikir yang asosiatif atau hubungan maupun komparatif atau perbandingan. Kerangka berfikir asosiatif dapat menggunakan kalimat : Jika begini akan begitu; jika komitmen kerja guru tinggi, maka produktivitas lembaga sekolah akan tinggi pula atau jika

10 | P a g e

pengawasan dilakukan dnegan baik (positif), maka kebocoran anggaran akan berkurang (negatif). C. Hipotesis Penelitian Karena hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap masalah penelitian yang diajukan, maka titik tolak untuk merumuskan hipotesis adalah rumusan masalah dan kerangka berfikir. Kalau ada rumusan masalah penelitian seperti: adakah pengaruh kepemimpinan terhadap motivasi pegawai, kerangka berfikirnya Jika kepemimpinan baik maka motivasi kerja akan tinggi maka hipotesisnya : Ada pengaruh yang tinggi atau rendah dan signifikan kepemimpinan terhadap motivasi kerja pegawai. Hipotesis yang baik harus memenuhi kriteria berikut ini (Indriantoro dan Supomo, 1999): o Berupa pernyataan yang mengarah pada tujuan penelitian. o Berupa pernyataan yang dirumuskan dengan maksud untuk dapat diuji secara empiris. o Berupa pernytaan yang dikembangkan berdasarkan teori-teori yang lebih kuat dibanding dnegan hipotesis rivalnya. Rumusan hipotesis dapat dinyatakan dalam salah satu dari berbagai bentuk hipotesis berikut ini: Pernyataan jika-maka (if-then statement) atau proposisi. III. PROSEDUR PENELITIAN A. Metode Penelitian Untuk menjawab rumusan masalah dan menguji hipotesis, diperlukan metode penelitian. Untuk itu bagian ini perlu ditetapkan metode penelitian apa yang akan digunakan, apakah metode survei atau eksperimen. Metodologi Penelitian, terdiri atas: a) Rancangan penelitian, disusun berdasarkan karakteristik masalah atau tujuan penelitian. Misalnya untuk penelitian korelasional, rancangan penelitian menjelaskan struktur penelitian yang menggambarkan hubungan antar variabel penelitian.

11 | P a g e

b) Obyek penelitian, bagian ini menjelaskan obyek penelitian beserta karakteristik, unit analisi, horizon waktu penelitian dan metode pengambilan sampel yang digunakan. c) Definisi operasional variabel dan pengukurannya, menguraikan tentang penentuan construct sehingga menjadi variable yang dapat diukur. Definisi operasional variable menjelaskan tipe-tipe variable yang dapat diklasifikasikan beradasarkan fungsi variable dalam hubungan antar variable serta skala pengukuran variabel yang digunakan. d) Teknik pengumpulan data, berisi uraian data-data yang digunakan dan disebutkan jenis data penelitian, data primer atau data sekunser serta bagaimana cara memperoleh data tersebut. e) Uji kualitas data, berisi uraian tentang metode dan batasan yang digunakan dalam uji kualitas data penelitian yang meliputi: a. Uji normalitas, untuk data primer dan sekunder. b. Uji outlier, dilakukan jika data tidak terdistribusi secara normal. c. Uji reliabilitas dan validitas, untuk data primer. B. Populasi dan Sampel Dalam penelitian perlu dijelaskan populasi dan sampel yang dapat digunakan sebagai sumber data. Bila hasil penelitian akan digeneralisasikan (kesimpulan data sampel yang dapat diberlakukan untuk populasi) maka sampel yang digunakan sebagai sumber data harus representatif dapat dilakukan dengan cara mengambil sampel dari populasi secara random sampai jumlah tertentu. C. Instrumen Penelitian Penelitian yang bertujuan untuk mengukur suatu gejala akan menggunakan instrumen penelitian. Jumlah instrumen yang akan digunakan tergantung pada variavbel yang diteliti. Bila variabel yang diteliti jumlahnya lima maka akan menggunakan lima instrumen. Dalam hal ini perlu dikemukakan instrumen apa saja yang akan digunakan untuk penelitian, skala pengukuran yang ada pada setiap jenis instrumen, prosedur pengujian validitas dan reliabilitas instrumen. D. Tehnik Pengumpulan Dana

12 | P a g e

Yang diperlukan di sini adalah tehnik pengumpulan data mana yang paling tepat, sehingga betul-betul didapatkan data yang valid dan reliabel. Jangan semua tehnik pengumpulan data (angket, observasi dan wawancara) dicantumkan kalau sekiranya tidak dapat dilaksanakan. Selain itu konsekuensi dari mencantumkan ketiga tehnik pengumpulan data itu adalah : setiap tehnik pengumpulan data dicantumkan harus disertai datanya. Memang untuk mendapatkan data yang lengkap dan objektif penggunaan berbagai tehnik sangat diperlukan. Tetapi bila satu tehnik dipandang mencukupi maka tehnik yang lain akan mejadi tidak efisien. E. Tehnik Analisis Data Untuk penelitian dengan pendekatan kuantitaif maka tehnik analisis data ini berkenaan dengan perhitungan untuk menjawab rumusan masalah dan pengujian hipotesis yang diajukan. Bentuk hipotesis mana yang diajukan, akan menentukan tehnik statistik mana yang digunakan. Jadi sejak membuat rancangan, maka tehnik analisis data ini telah ditentukan. Bila penelitia tidak membuat hipotesis, maka rumusan masalah penelitian itulah yang perlu dijawab. Tetapi kalau hanya rumusan masalah itu dijawab, maka sulit untuk membuat generalisasi, sehingga kesimpulan yang dihasilkan hanya dapat berlaku untuk sampel yang digunakan tidak dapat belaku untuk populasi. Hipotesis alternatif (alternative hypothesis). Langkah-Langkah Penelitian/Jadwal Kegiatan mulai dari pengajuan judul s/d penyusunan laporan hasil dibuat dlm bentuk tabel/matrik bukan harga mati, perlu penyesuaian dengan realitas lapangan menjadi acuan dlm penelitian

Daftar Pustaka semua pustaka yang dijadikan acuan dalam penelitian

13 | P a g e

salah satu bentuk pertang-gungjawaban ilmiah peneliti terhadap apa yg telah dikutip-nya. setiap pustaka yg ada dlm dp minimal satu kali dikutip dlm tulisan.

Sumber-Sumber Masalah Bacaan Pertemuan ilmiah (seminar, diskusi) Pernyataan dari otoritas Pengamatan sekilas Pengalaman pribadi Perasaan dan ilham

Topik dan Judul Penelitian Mana yg lebih dulu ditentukan, topki atau judul penelitian? Penting dalam rumusan judul: Masalah, obyek topik penelitian Subyek penelitian Lokasi penelitian Desain strategi metode penelitian Waktu penelitian

14 | P a g e

Penting dalam Penulisan Judul Masalah penelitian harus tercermin dalam judul Judul harus jelas, mudah dipahami, singkat. Tidak menggunakan bahasa sastra/puitik Ditulis dalam kalimat berita Ditulis dalam satu kalimat Ditulis secara logis Hindari singkatan Gunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar Jumlah kata antara 10 25 kata Penegasan/Pembatasan Masalah/Judul Definisi Istilah Definisi operasional Judul mencerminkan masalah Masalah tergambar dari judul Ada kata-kata kunci (key word) Sifat,tempat, waktu, instrumen penelitian sdh tergambar dari judul Judul setiap waktu bisa berubah, masalah/topik tidak boleh berubah. Jika masalah Ketentuan dalam Penyusunan Proposal Beberapa ketentuan umum dalam proses penyusunan proposal adalah sebagai berikut: 1. Proposal terdiri atas: a. Cover depan (lihat Lampiran 5). b. Daftar Isi 15 | P a g e judul terlalu panjang, bisa dijelaskan di pembatasan/penjelasan

c. Bab I d. Bab II e. Bab III, dan f. Daftar Referensi Catatan: ketentuan umum untuk setiap bagian proposal mengacu pada Bab IV poin D, Bagian Isi. 2. Proposal disusun dengan memperhatikan Buku Pedoman Format Penulisan Karya ilmiah. 3. Penyusunan proposal harus berdasarkan jurnal ilmiah/replikasi jurnal, dengan melakukan pengembangan (antara lain: variabel penelitian, obyek penelitian, tahun penelitian, metode analisis data, dll.). 4. Pemahaman mengenai teori/konsep harus jelas. 5. Penentuan dan kedalaman obyek penelitian dilakukan dengan cara memperhatikan model penelitian serta metode statistik yang digunakan dalam analisis data. Proses Penyusunan Proposal Alur penyusunan proposal dapat dilihat pada Gambar 1.1. Status proposal hasil review adalah sebagai berikut: 1. Ditolak, maka mahasiswa harus menyusun proposal kembali. 2. Disetujui (OK), proposal yang telah disetujui (status OK) langsung dilanjutkan dengan proses penyusunan skripsi, dengan terlebih dahulu mengajukan pendaftaran penyusunan skripsi untuk memperoleh Pembimbing Skripsi yang ditunjuk oleh Ketua Jurusan 3. Disetujui dengan revisi, maka mahasiswa dengan proposal ini harus menghadap ke Pembimbing teknis yang ditunjuk untuk melakukan proses bimbingan atau revisi proposal. Bimbingan teknis ini dilaksanakan dalam rangka penyempurnaan penyusunan proposal sampai dengan mendapat status Disetujui (OK). Bimbingan

16 | P a g e

teknis proposal akan diberikan oleh Pembimbing Teknis yang ditunjuk oleh Jurusan. Apabila bimbingan teknis sudah selesai, maka Pembimbing Teknis memberikan persetujuan. Jika proposal telah disetujui, mahasiswa dapat melanjutkannya ke proses penyusunan skripsi dengan terlebih dahulu mengajukan pendaftaran penyusunan skripsi untuk memperoleh Pembimbing Skripsi yang ditunjuk oleh Ketua Jurusan.

SUMBER MASALAH DAN VARIABEL PENELITIAN A. Pengertian dan Macam Variabel Istilah variabel merupakan istilah yang tidak pernah ketinggalan dalam setiap jenis penelitian, F.N. Kerlinger menyebut variabel sebagai sebuah konsep seperti hanya laki-laki dalam konsep jenis kelamin, insaf dalam konsep kesadaran. Sutrino Hadi mendefinisikan variabel sebagai gejala yang bervariasi misalnya jenis kelamin, karena jenis kelamin mempunyai variasi: laki-laki perempuan; berta badan, karena ada berat 40 kg, 50 kg, dan sebagainya. Gejala adalah objek penelitian, sehingga variabel adalah objek penelitian yang bervariasi. Variabel dapat dibedakan atas kuantitatif dan kualitatif. Contoh variabel kuantitatf misalnya luasnya kota, umur, banyaknya jam dalam sehari dan sebagainya. Contoh variabel kualitatif misalnya kemakmuran, kepandaian. Lebih jauh variabel kualitatif dapat diklasifikasikan menjadi 2 kelompok, yaitu variabel diskrit dan variabel kontinum. 1. Variabel diskrit: disebut juga variabel nominal atau variabel kategori kare na hanya dapat dikategorikan atas 2 kutub yang berlawanan yakin ya dan tidak. Misalnya ya wanita, tidak wanita, atau dengan kata lain ya dan tidak. Misalnya ya wanita, tidak wanita, atau dengan kata lain: wanita pria hadir tidak hadir, atas bawah. Angka-angka digunakan dalam variabel diskrit ini untuk menghitung, yaitu banyaknya pria, banyaknya yang hadir dan sebagainya. Maka angka dinyatakan dalam frekuensi. 2. Variabel kontinum: dipisahkan menjadi 3 variabel kecil yaitu:

17 | P a g e

a. Variabel Ordinal, yaitu variabel yang menunjukkan tingkat-tingkatan misalnya panjang, kurang panjang, pendek. Untuk sebutan lain adalah variabel lebih kurang karena yang satu mempunyai kelebihan dibanding yang lain. Contoh: Ani terpandai, Siti terpandai, Reni tidak pandai. b. Variabel Internal, yaitu variabel yang mempunyai jarak, jika dibaning dengan variabel lain, sedang jarak itu sendiri dapat diketahui dengan pasti. Misalnya: suhu udara di luar 31oC, suhu tubuh kita 37oC, maka selisih suhu adalah 6oC. c. Variabel Ratio, yaitu variabel perbandingan. Variabel ini dalam hubungan antarsesamanya merupakan sekian kali. Contoh: berat pak Karto 70 kg, sedang anaknya 35 kg. Maka pak Karto dua kali berat anaknya. Kembali kepada variabel diskrit, variabel diskrit bujan hanya hasil hitungan, tetapi juga penomoran. Nomor telepon misalnya, dapat digolongkan menjadi variabel diskrit. Tinjauannya adalah karena nomor telepon tidaak menujukkan lebih kurang, jarak, atau sekian kali. Jika kita menghendaki, variabel kontinum dapat di ubah menjadi variabel diskrit dengan cara mengklasifikasikannya menjadi ya dan tidak. Cara: 1. Menentukan batas misalnya nilai rata-rata, maka angka di atas rata-rata: diberi ya, rata-rata ke bawah diberi tidak 2. Mangambil satu nilai diberi ya, dan selain nilai itu diberi tidak. Contohnya: Nilai bahasa Indonesia berjarak antara 3 dan 9 (variabel internal), variabel ini dapat dibuat diskrit dengan mengabil isalnya nilai 7 sebagai ya, dan selain itu (di atas atau di bawahnya) di beri tidak. B. Variabel dan Data Sekali lagi, variabel adalah objek penelitian, atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian. Data adalah hasil pencatatan [eneliti, baik yang berupa fakta ataupun angka. Dari sumber SK Menteri P dan K No. 0259/U/1977 tanggal 11 Juli 1977 disebutkan bahwa data adalah segala data dan angka yang dapat dijadikan bahan untuk menyusun suatu informasi, sedangkan informasi adalah hasil pengolahan data yang dipakai untuk suatu keperluan.

18 | P a g e

Sesuai dengan macam atau jenis variabel, maka data atau hasil pencatatannya juga mempunyai jenis sebanyak variabelnya. Demikianlah maka: Data dari variabel diskrit disebut data diskrit, berupa frekuensi Data dari variabel kontinum disebut data kontinum, berupa tingkatan, angka berjarak atau ukuran. Bagi peneliti yang menginginkan mengolah data dengan metode statistik, maka datanta harus berupa data kuantitatif, yaitu berupa angka-angka. Contoh: Apabila datanya merupakan data kualitatif misalnya: sangat bagus, bagus, cukup, jelek, jelek sekali, maka data tersebut diberi simbol angka misalnya: sangat bagus 5, bagus 4, cukup 3, jelek 2, dan jelek sekali 1. Ingat, 5, 4, 3, 2, 1 hanya simbol yang menunjukkan urutan tingkatan karena datanya berupa data oridinal. Demikian juga jika ingin mengubah data tersebut menjadi data diskrit karena akan diolah dengan teknik tertentu, maka hanya di beri 2 macam simbol. Misalnya sangat bagus diberi simbol 1, yang lain (tidak perlu ditingkatannya) diberi simbol 0 atau angka lain. Boleh saja kita memberi simbol 2 untuk sangat bagus dan simbol 1 untuk yang lain, tetapi tidak berarti bahwa 2 adalah dua kali 1. angka-angka tersebut ahnya simbol untuk memisahkan menjadi dua bagi data yang ada. C. Variabel sebagai Objek Penelitian. Apabila seorang peneliti ingin menyelidiki apakah bahwa susu menyebabkan badan menjadi gemuk, maka yang menjadi objek penelitiannya adalah susu dan berat badan orang. Maka susu dan berat badan merupakan variabel penelitian. Dalam penelitian seperti ini, sebaiknya peneliti menggunakan pendekatan eksperimen. Kelompok eksperimen adalah orang-orang yang minum susu, sedangkan kelompok kontrol atau kelompok pembanding adalah orang-orang yang tidak diberi minum susu. Banyaknya susu yang diberikan kepada kelompok

19 | P a g e

eksperimen ditakar dengan ukuran liter, maka variabelnya berbentuk variabel kontinum. Sedangkan tambah-tidaknya berat badan , di ukur dengan ukurna kilogram, variabelnya juga variabel kontinum (ratio). Peneliti lalu ingin menyelidiki besarnya kesadaran bermasyarakat bagi orang-orang yang mendapat pendapat P4. dalam hal ini maka nilai penataran P4 dan kesadaran bermasyarakat dapat diukur, digambarkan dalam bentuk angka dan dikategorikan sebagai variabel interval. Dari kedua contoh penelitian ini, kita tahu bahwa kesamaannya, yaitu samasama melihat pengaruh sesuatu treatment, maka ada varaiabel yang mempengaruhi dan variabel akibat. Variabel yang mempengaruhi disebut variabel penyebab, variabel bebas atau independent variabel (X), sedangkan variabel akibat disebut variabel tidak bebas, variabel tergantung variabel terikat atau dependent variabel (Y). Dalam penelitian I, susu merupakan variabel bebas dan berat badan merupakan variabel akibat. Dalam penelitian II, nilai penataran P4 merupakan variabel bebas dan kesadaran bermasyarakat merupakan variabel terikat. Sehubungan dengan variabel dalam eksperimen ini Fred. N. Kerlinger berpendapat:All experiments have one fundamental idea behind them: to test the effect of one or more independent variables on a dependent variable (it is possible to have more than one dependent variable in experiment) Dalam dua contoh penelitian di ats susu dan penataran P4 sebagai independent variabel merupakan variabel tunggal. Demikian pula berat badan dan kesadaran bermasyarakat, keduanya merupakan variabel tunggal. Sebagai contoh eksperimen lebih dari satu variabelnya adalah sebagai berikut : Independent variabel lebih dari satu. Pengaruh lingkungan belajar terhadap prestasi belajar murid. Dalam hal ini variabel lingkungan belajar diartikan terdiri dari lingkungan belajar di rumah sebagai satu variabel atau sub variabel dan lingkungan belajar di sekolah sebagai variabel (sub-variabel) lain. Barangkali kalau akan lebih teliti lagi kita dapat memperhatikan lingkungan belajar di masyarakat atau pergaulan sebagai

20 | P a g e

variabel (sub-variabel) ketiga. Apabila demikian, maka variabel sebagai konsep dapat dimengerti sebagai sesuatu yang mempunyai nilai luas (ganda) maupun sempit (tunggal). Seperti halnya susu dan penataran p4, kelihatannya merupakan variabel yang bernilai tunggal. Tetapi lingkungan belajar merupakan variabel yang bernilai luas atau ganda. Menurut pendapat Kerlinger selanjutnya tentang variabel: It is possible, by definition, for a variable to have only one value. It is then called a constant. We deal almost exclucively with variable that have two or mare values. D. Pentingnya Memahami Variabel Memahami variabel dan kemampuan menganalisis atau mengidentifikasikan setiap variabel menjadi variabel yang lebih kecil (sub-variabel) merupakan syarat mutlak bagi setiap peneliti. Memang mengidentifikasikan variabel dan subvariabel tidak mudah, karenanya membutuhkan kejelian dan kelincahan berpikir pelakunya. Memecah-mecah variabel menjadi sub-variabel ini juga disebut dengan kategirisasi yakni memecah variabel menjadi kategori-kategori data yang harus dikumpulkan oleh peneliti. Kategori-kategori ini dapat diartikan sebagai indikator variabel. Dalam contoh kesadaran bermasyarakat, jika akan memngatur apakah seseorang cukup besar atau tidak kesadarannya bermasyarakatnya, maka perlu dicari tanda-tandanya, indikatornya, bukti-buktinya. Kategori, indikator, sub-variabel ini akan dijadikan pedoman dalam merumuskan hipotesis minor, menyusun instrumen, mengumpulkan data dan kelanjutan langkah penelitian yang lain. Sedikitnya sub-variabel atau kategori, akanmenghasilkan kesimpulan yang besar (jika variabelnya terlalu luas) dan sempit (jika variabelnya sedikit tetapi kecil-kecil). Ada kalanya, peneliti memilih sedikit variabel tetapi besar-besaran. Ini berarti bahwa peneliti hanya menghendaki data kasar. Tentu saja semakin terperinci cara pengkategorisasian variabel, datanya semakin luas, dan gambaran hasil penelitian semakin menjadi teliti.

21 | P a g e

Kesalahan yang sering terjadi pada waktu mengidentifikasikan sub-variabel adalah disebutnya sub-variabel akibat daru variabel terikat, misalnya naik kelas; disebutnya variabel bebas. Misalnya cita-cita orang tua guru (yang berpengaruh terhadap minat guru menjadi guru). Ada lagi kesalahan lagi yaitu variabel lain yang juga merupakan penyebab terpengaruhinya variabel terikat. Misalnya IQ siswa, lingkungan belajar, dan sebagainya. Variable ini bukan merupakan variabel bagian dari guru tetapi mempengaruhi timbulnya kejadian pada variable terikat. Variabel-variabel semacam ini disebut dengan intervening variable, atau lebih gampangnya dipahami disebut variabel pengganggu, karena mengotori pengaruh guru terhadap prestasi belajar. Tujuan kategorisasi variabel ini adalah agar peneliti memahami dengan jelas permasalahan yang diteliti. Karlinger dalam hal ini menjelaskan pendapatnya sebagai berikut: The must define the variables they use in hyphothesis so that the hyphothesis can be tested. They do this by using are as known as operatianal definition. E. Memahami Variabel yang Bermakna Dibagian lain sudah dijelaskan bahwa kegiatan penelitian memerlukan pengorbanan penelitian berupa dana, tenaga dan waktu. Oleh karena itu, hasil penelitian harus memiliki kemanfaatan yang besar, agar imbang dengan pengorbanannya. Bermanfaat tidaknya hasil penelitian dapat diketahui antara lain dari variabel yang ditentukan oleh peneliti. Tentang variabel ada dua hal yang diperhatikan, yaitu: (1) sifat variabel, dan (2) status variabel. 1. Sifat Variabel Ditinjau dari sifatnya, variabel penelitian dapat dibedakan menjadi dua, yaitu: a. Variabel Statis adalah variabel yang tidak dapat diubah keberadaannya, misalnya jenis kelamin, status sosial ekonomi, tempat tinggal, dan lain-lain.andaikata hasil penelitian menunjukkan sesuatu yang merupakan akibat-akibat dari variabelvariabel tersebut, peneliti tidak mampu mengubah atau mengusulkan untuk

22 | P a g e

mengubah variabel yang dimaksud.oleh karena itu untuk mempermudah mengingat-ingat kita sebut saja variabel tersebut sebagai variabel tidak berdaya. b. Variabel dinamis adalah variabel yang dapat diubah keberadannya berupa pengubahan, peningkatan atau penurunan. 2. Status Variabel Dalam membicaraka status variabel ini kita perlu melihat satu variabel dalam hubungannya dengan variabel lain. Semua variabel mempunyai status penting, namun jika dibandingkan antara dua status di bawah ini, kita dapat menentukan mana yang lebih bermakna dalam penelitian. a. Kebiasaan hidup sehari-hari motivasi berprestasi b. Motivasi berprestasi etos kerja c. Etos kerja keberhasilan kerja Kemanfaatan penelitian selalu harus dilihat dari variabel pertama. Apa yang dapat dilakukan oleh peneliti, atau apa saja yang dapat disarankan oleh peneliti terhadap orang lain tampak bahwa kegiatan penelitian yang kita lakukan mempunyai menfaat yang cukup besar. KAJIAN KRITIS / TINJAUAN PUSTAKA DALAM PENELITIAN PENDIDIKAN Mengenal pustaka dan pengalaman orang lain dalam bidang yang diminati pada hakikatnya berarti mempelajari subjek penelitian itu. Dengan membaca dan mengenal pengalaman orang lain, berarti mencari teori-teori, konsep-konsep generalisasi-generalisasi yang dapat dijadikan landasan ini ditegakkan agar penelitian yang akan dilakukan itu. Landasan ini perlu ditegakkan agar penelitian itu mempunyai dasar yang kokoh dan bukan sekedar perbuatan coba-coba (trial and error). Pada umumnya, lebih dari lima puluh persen kegiatan dalam seluruh proses penelitian itu adalah membaca. Karena itu, sumber bacaan merupakan bagian penunjang penelitian yang esensial.

23 | P a g e

Dalam usaha mengenal pustaka, patokan-patokan di bawah ini kiranya dapat dijadikan pedoman : 1. Pelajari hasil apa yang telah atau pernah didapat oleh orang lain dalam bidang penelitian yang bersangkutan. 2. Pelajari metode penelitian apa yang telah dipergunakan, termasuk metode pengambilan contoh, metode pengumpulan data, metode pengolahan data, sumber data, satuan-satuan ukuran dan kriteria-kriteria. 3. Kumpulkan data dari sumber lain yang bersangkut paut dengan proyek penelitian yang akan dikerjakan. 4. Pelajari factor-faktor deskriktif dan histories yang ada, yang akan merupakan latar belakang dari problema yang akan datang. 5. Pelajari analisis deduktif dari problema yang telah dilakukan oleh orang lain. Secara garis besar, sumber bacaan itu dapat ditemukan dalam sumber acuan umum, yaitu kepustakaan yang berwujud buku-buku teks, ensiklopedia, monograf dan sejenisnya. Generalisasi-generalisasi dapat ditarik dari laporan hasil penelitian terdahulu yang relevan bagi masalah yang sedang digarap. Hasil-hasil penelitian terdahulu itu umumnya dapat ditemukan dalam sumber acuan khusus, yaitu kepustakaan yang berwujud jurnal, bulletin penelitian, tesis, disertai dan sumber bacaan lain yang memuat laporan hasil penelitian. Dalam pada itu perlu diingat bahwa dalam mencari sumber bacaan harus selektif artinya tidak semua yang ditemukan lalu ditelaah. Dua criteria yang biasa digunakan untuk memilih sumber bacaan itu, ialah : 1. Prinsip kemutakhiran (recency) 2. Prinsip relevansi (relevance) A. Identifikasi, Klasifikasi dan Pemberian Definisi Variable-Variabel Dalam mengambil kesimpulan-kesimpulan teoritis sebagai hasil akhir penelaahan kepustakaan, seorang peneliti harus mengidentifikasikan variablevariabel utama yang akan ditelitinya. Ia harus memastikan variable-variabel apa saja yang akan dilibatkan dalam penelitiannya. Variable-variabel itu selanjutnya harus diklasifikasikan dan didefinisikan secara operasional.

24 | P a g e

1. Mengidentifikasi variable Istilah variable dapat diartikan bermacam-macam. Variable dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang akan menjadi objek pengamatan penelitian. Sering pula dinyatakan variable penelitian sebagai faktor yang berperan dalam peristiwa atau gejala yang akan diteliti. Apa yang merupakan variable dalam suatu penelitian ditentukan oleh landasan teoritisnya dan ditegaskan oleh hipotesis penelitiannya. Karena itu, apabila landasan teoritisnya berbeda, variable-variabel penelitiannya juga akan berbeda. Jumlah variable yang akan dijadikan objek pengamatan akan ditentukan oleh kecanggihan rancangan penelitiannya. Makin sederhana suatu rancangan penelitian akan melibatkan variable yang makin sedikit sebaliknya. Kecakapan mengidentifikasi variable penelitian adalah ketrampilan yang berkembang karena latihan dan pengalaman. Kecuali dengan melakukan penelitian, keterampilan ini juga dapat dikembangkan melalui kegiatan-kegiatan seminar mengenai usulan penelitian. Peran serta secara aktif dalam kegiatankegiatan seminar yang demikian itu akan mempercepat berkembangnya keterampilan itu. 2. Mengklasifikasikan variable Variable-variabel yang telah diidentifikasikan perlu diklasifikasikan, sesuai dengan jenis dan peranannya dalam penelitian. Menurut fungsinya, di dalam penelitian orang sering membedakan antara variable tergantung (dependent variable) disatu pihak dan variable bebas (independent variable), kendali, moderator dan rambang pada pihak lain. Pembedaan ini didasarkan atas pola pemikiran hubungan sebab akibat. Variabel tergantung dipikirkan sebagai akibat yang keadaannya tergantung kepada variabel bebas, moderator, kendali dan variabel rambang. Dalam mengklasifikasikan variabel menurut peranannya dalam penelitian itu, biasanya orang mulai dengan mengidentifikasikan variabel tergantungnya. Hal ini disebabkan karena variabel tergantung itulah yang menjadi titik pusat persoalan, dan karena itu, tidak mengherankan kalau sering pula disebut kriterium. Misalnya, usaha pendidikan pokok persoalannya hasil belajar, usaha pertanian pokok persoalannya taraf kesembuhan dan sebaginya.

25 | P a g e

Keadaan variabel tergantung itu, tergantung kepada banyak sekali variabel yang lain. Satu atau lebih dari variabel-variabel yang lain itu mungkin dipilih sebagai variabel yang sengaja (menurut rencana) dipelajari pengaruhnya terhadap variabel tergantung. Inilah variabel bebas. Misalnya, variabel tergantungnya prestasi belajar, variabel bebasnya dapat berupa metode mengajar atau metode mengajar dan taraf kecerdasan. Contoh lain misalnya, tingginya pendapatan tergantung pada lamanya bekerja dan keterampilan. 3. Merumuskan definisi operasional variabel-variabel Setelah variabel-variabel diidentifikasikan dan diklasifikasikan, maka variabel-variabel tersebut perlu didefinisikan secara operasional. Penyusunan definisi operasional itu akan menunjuk alat pengambil data mana yang cocok untuk digunakan. Cara menyusun definisi operasional ada bermacam-macam, yang dapat dikelompokkan menjadi 3 (tiga) macam, yaitu : a. b. c. yang menekankan kegiatan (operation) apa yang perlu dilakukan, yang menekankan bagaimana kegiatan (operation) itu dilakukan, dan yang menekankan sifat-sifat statis dari hal yang didefinisikan.

B. KERANGKA BERPIKIR Uma Sekaran dalam bukunya Business Research (1992) mengemukakan bahwa, kerangka berpikir merupakan model konseptual tentang bagaimana teori berhubungan dengan berbagai foktor yang telah diidentifikasikan sebagai masalah yang penting. Kerangkan berfikir yang baik akan menjelaskan secara teoritis pertautan antar variable yang akan diteliti. Jadi secara teoritis perlu dijelaskan hubungan antar variable independent dan dependen. Kerangka berpikir dalam suatu penelitian perlu dikemukakan apabila dalam penelitian terse but berkenaan dua variable atau lebih. Apabila penelitian hanya membahas sebuah variable atau lebih secara mandiri, maka yang dilakukan peneliti disamping mengemukakan deskripsi teoritis untuk masing-masing variable, juga argumentasi terhadap variasi besaran variable yang diteliti (Sapto Haryoko, 1999).

26 | P a g e

Penelitian yang berkenaan dengan dua variable atau lebih, biasanya dirumuskan hipotesis yang berbentuk komparasi maupun hubungan. Oleh Karen aitu dalam rangka menyusun hipotesis penelitian yang berbentuk hubungan maupun komparasi, maka diperlukan kerangka berpikir. Langkah-langkah dalam menyusun kerangkan pemikiran yang selajutnya membuahkan hipotesis ditujunjukkan pada gambar di bawah ini.

Variabel X
Analisis Membaca buku Komparatif & Hasil terhadap teoriPenelitian (HP) teori dan HP yang diambil Deskripsi Teori dan HP Analisis Membaca buku & Komparatif Hasil Penelitian terhadap (HP) teoriteori dan HP yang diambil Deskripsi Teori dan HP

Variabel Y
Analisis Membaca buku & Komparatif Hasil Penelitian terhadap (HP) teoriteori dan HP yang diambil Deskripsi Teori dan HP Analisis Membaca buku & Komparatif Hasil Penelitian terhadap (HP)teoriteori dan HP yang diambil Deskripsi Teori dan HP

Analisis kritis terhadap teori dan HP

Analisis kritis terhadap teori dan HP

Analisis kritis terhadap teori dan HP

Analisis kritis terhadap teori dan HP

Sintesa/kesimpulan teori dan HP

Sintesa/kesimpulan teori dan HP

Perumusa n Hipotesis Kerangka Berpikir

Seorang peneliti harus menguasa teori-teori ilmiah sebagai dasar argumentasi dalam menyusun kerangka pemikiran yang membuahkan hipotesis. Kerangka pemikiran ini merupakan penjelasan sementara terhadap gejala-gejala yang menjadi objek permasalahan (Suriasumantri, 1986). Criteria utama agar suatu kerangka pemikiran bias meyakinkan sesame ilmuwan, adalah alur-alur

27 | P a g e

pikiran yang logisdalam membangun suatu kerangka berfikir yang membuahkan kesimpulan berupa hipotesis. Jadi kerangka berfikir merupakan sintesa tentang hubungan abtar variable yang disusun dari berbagai teori yang telah dideskripsikan. Berdasarkan teori-teori yang telah dideskrisikan tesebut, selanjutnya dianalisis secara kritis dan sistematis, sehingga menghasilkan sintesa tentang hubungan antar variable yang diteliti. Sintesa tentang hubungan variable terse but, selanjutnya dugunakan untuk merumuskan hipotesis. Berdasarkan gambar di atas dapat diberi penjelasan sebagai berikut: 1. Menetapkan Variable yang Diteliti Untuk menentuka kelompok teori apa yang perlu dikemukakan dalam menyusun kerangka berfikir untuk pengajuan hipotesis, maka harus ditetapkan terlebih dahulu variable penelitinya. Berapa jumlah variable yang diteliti, dan apakah nama setiap variable, merupakan titik tolak untuk menentukan teori yang dikemukakan. 2. Membaca Buku dan Hasil Penelitian (HP) Setelah variable ditentukan, maka langkah berikutnya adalah membaca buku-buku dan hasil penelitian yang relevan. Buku-buku yang dibaca dapat berbentuk buku teks, ensiklopedia, dan kamus. Hasil penelitian yang dapat dibaca adalah, laporan penelitian, jurnal ilmiah, Skripsi, Tesis, Dan Disertasi. 3. Deskripsi Teori Dan Hasil Penelitian (HP) Dari buku dan hasil penelitian yang telah dibaca akan dapat dikemukakan teoriteori yang berkenaan dengan variable yang diteliti. Seperti telah dikemukakan, deskripsi teori berisi tentang, definisi terhadap masing-masing variable yang diteliti, uraian rinci tentang ruang lingkup setiap variable, dan kedudukan antara variable satu dengan yang lain dalam konteks penelitian itu. 4. Analisis Kritis terhadap Teori dan Hasil Penelitian Pada tahap ini peneliti melakukan analisis secara kritis terhadap teori dan hasil penelitian yang telah dikemukakan. Dalam analisis ini peneliti akan mengkaji apakah teori-teori dan hasil penelitian yang telah ditetapkan itu betul-betul sesuai dengan obyek penelitian atau tidak, karena sering terjadi teori-teori yang berasal dari luar tidak sesuai untuk penelitian di dalam negri. 5. Analisis Komparatif Terhadap Teori dan Hasil Penelitian

28 | P a g e

Analisis komparatif dilakukan dengan cara membandingkan antara teori satu dengan teori yang lain, dan hasil penelitian satu dengan penelitian yang lain. Melalui analisis komparatif ini peneliti dapat memadukan antara teori satu dengan teori yang lain, atau mereduksi bila dipandang terlalu luas. 6. Sintesa Kesimpulan Melalui analisis kritis dan komparatif terhadap teori-teori dan hasil penelitian yang relevan dengan semua variable yang diteliti, selanjutnya peneliti dapat melakukan sintesa atau kesimpulan sementara. Perpaduan sintesa antara variable satu dengan variable lain akan menghasilkan kerangka berfikir yang selajutnya dapat digunakan untuk merumuskan hipotesis. 7. Kerangka Berfikir Setelah sintesa atau kesimpulan sementara dapat dirumuskan maka selajutnya disusun kerangka berfikir yang asosiatif/hubungan maupun komparatif/perbandingan. Kerangka berfikir asosiatif dapat menggunakan kalimat: Jika begini maka akan begitu; Jika guru kompeten, maka hasil belajar akan tinggi. Jika kepemimpinan kepala sekolah baik, maka iklim kerja sekolah akan baik. Jika kebijakan pendidikan dilaksanakan secara baik dan konsisten, maka kualitas SDM di Indonesia akan meningkat pada gradasi yang tinggi.

8. Hipotesis Berdasarkan kerangka berfikir terse but selanjutnya disusun hipotesis. Bila kerangka berfikir berbunyi jika gugu kompeten, maka hasil belajar akan tinggi., maka hipotesisnya berbunyi ada hubungan yang poditif dan signifikanantara kompetensi guru dengan hasil belajar. Bila kerangka berfikir berbunyi Karena lembaga pendidikan A menggunakan teknologi pembelajaran yang tinngi, maka kualitas hasil belajar akan lebih tinggi bila dibandinkan dengan Lembaga Pendidikan B yang teknologi pembelajarannya renda, maka hipotesisnya berbunyi Terdapat perbedaan kualitas hasil belajar yang signifikan antara lembaga pendidikan A dan lembaga pendidikan B, atau hasil belajar lembaga pendidikan A lebih tinggi bila dibandingkan dengan lembaga pendidikan B.

29 | P a g e

Selajutnya Umma Sekaran (1992) mengemukakan bahwa, kerangka berfikir yang baik, memuat hal-hal sebagai berikut: 1. Variabel-variabel yang akan diteliti harus dijelaskan 2. Diskusi dalam kerangka berfikir harus dapat menunjukkan dan menjelaskan pertautan/hubungan antar variable yang diteliti, dan ada teori yang mendasari. 3. Diskusi juga harus dapat menunjukkan dan menjelaskan apakah hubungan antar variable itu positif atau negative, berbentuk simentris, kausal atau interaktif (timbale balik). 4. Kerangka berfikir terse but selajutnya perlu dinyatakan dalam bentuk diagram (paradigma penelitian), sehingga pihak lain dapat memahami kerangkan piker yang dikemukakan dalam penelitian. POPULASI DAN SAMPEL PENELITIAN A. POPULASI Populasi adalah kelompok subjek yang ingin dikenai generalisasi hasil penelitian. Menurut Sugiyono Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas : objek / subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Jadi populasi bukan hanya orang, tetapi juga subjek dan benda-benda alam yang lain. Populasi juga bukan sekadar jumlah yang ada pada objek / subjek yang dipelajari, tetapi meliputi seluruh karakteristik / sifat yang dimiliki oleh subjek atau objek itu. KARAKTERISTIK POPULASI Karakteristik populasi menentukan luas atau sempitnya generalisasi dan heterogenitas populasi. 1. 2. Karakteristik sempit / sedikit Generalisasi lebih luas, lebih heterogen Karakteristik luas / banyak Generalisasi lebih sempit,lebih homogen

30 | P a g e

B.

SAMPEL Menurut Sugiyono, sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi,misalnya karena keterbatasandana, tenaga dan waktu,maka penelitidapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu. Apa yang dipelajari dari sampel itu, kesimpulannya akan diberlakukan untuk populasi. Untuk itu sampel yang diambildari populasi harus betul betul representative (mewakili). SYARAT SAMPEL

1. 2. 3.

Representative; mewakili populasi; karakteristiknya harus mencerminkan karakteristik populasi. Yang diteliti adalah populasi, yang diambil datanya adalah data sampel. Kesimpulan yang diambil adalah untuk populasi. TUJUAN PENGAMBILAN SAMPEL (SAMPLING)

1. 2. 3. 4.

Mereduksi objek penelitian Ingin melakukan generalisasi Menyederhanakan tugas penelitian Efektivitas dan efisiensi LANGKAH LANGKAH DALAM PENGAMBILAN SAMPEL

1. 2. 3. 4.

Tentukan luas populasi sebagai daerah generalisasi Penegasan sifat dan ciri populasi Tentukan besarnya sampel Tentukan teknik samplingnya TEKNIK SAMPLING

1.

Probability Sampling Probability sampling adalah teknik sampling (teknik pengambilan sampel yang memberikan peluang yang sama bagi setiap unsure (anggota) populasi untuk

31 | P a g e

dipilih menjadi anggota sampel. Semua anggota populasi mempunyai kesempatan yang sama untuk dijadikan sampel. a. Simpel Random Sampling Dikatakan simple (sederhana) karena pengambilan sampel anggota populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu. Cara demikian dilakukan bila anggota populasi dianggap homogen. pengembalian Penggunaan tabel bilangan random Sistematik random Undian dengan pengembalian atau undian tanpa

b. jabatan c.

Disproportionate Stratified Random Sampling Strata berdasarkan usia Strata berdasarkan jenjang pendidikan Strata berdasarkan jenis kelamin Strata berdasarkan status perkawinan Strata berdasarkan status social ekonomi Strata berdasarkan asal sekolah Strata berdasarkan jenjang kepangkatannya atau jenjang

Proportionate Stratified Random Sampling Teknik ini digunakan bila populasi mempunyai anggota / unsure yang tidak homogen dan berstrata secara proporsional.

masing d.

Harus proporsional sesuai dengan proporsinya masing

Clusteriarea Sampling

32 | P a g e

Teknik ini digunakan untuk menentukan sampel bila objek yang akan diteliti atau sumber data sangat luas. Teknik ini sering digunakan melalui dua tahap, yaitu tahap pertama menentukan sampel daerah, dan tahap berikutnya menentukan orang orang yang ada pada daerah itu secara sampling juga. Sampling berdasarkan pada kelompok kelompok masyarakat : 2. Berdasarkan profesi / pekerjaan Berdasarkan tempat tinggal Berdasarkan tempat pekerjaan Berdasarkan area / wilayah / daerah Non Probability Sampling Non probability sampling adalah teknik pengambilan sampel yang tidak memberi peluang / kesempatan sama bagi setiap unsure atau anggota populasi untuk diplih menjadi sampel. a. Quota Sampling Sampling quota adalah teknik untuk menentukan sampel dari populasi yang mempunyai ciri ciri tertentu sampai jumlah (quota) yang diinginkan. Mengambi l sampel yang punya karakteristik / ciri tertentu serta jumlah quota / quota yang harus diambil (misalnya : mahasiswa semester V dari berbagai PT yang kuliah sambil bekerja atau kuliah tapi sudah berkeluarga). Dicari yang paling mudah dihubungi. (ciri ciri yang dicari tidak merupakan representasi dari populasi secara keseluruhan) . Kalau pengumpulan data belum didasarkan pada quota yang diinginkan maka penenlitian dipandang belum selesai, karena belum memenuhi quota yang ditentukan. b. Accidental Sampling Teknik ini adalah teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan,yaitu siapa saja yang secara kebetulan bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel, bila dipandang orang yang kebetulan ditemui itu cocok sebagai sumber data.

33 | P a g e

Pengambilan sampel seketemunya saja Tidak representative Jumlahnya tidak ditentukan secara pasti Mudah dilakukan Sulit untuk diambil generalisasi Digunakan untuk menemukan suatu issu / hal hal yang menjadi topic pembicaraan msyarakat

c.

Purposive Sampling Sampling purposive adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu. Misalnya, akan melakukan penelitian tentang kualitas makanan, maka sampel sumber datanya adalah orang yang ahli makanan. Sampel ini lebih cocok digunakan untuk penenlitian kualitatif.

d.

Memilih sampel berdasarkan tujuan tertentu Memiliki ciri ciri yang essensial dari populasi Misalnya untuk mengetahui kualitas pendidikan suatu daerah; sampelnya dari orang tua, guru, kadinas, pengawas, dst. Tidak terikat dengan jumlah sampel Snow Ball Sampling Snow ball sampling adalah teknik penentuan sampel yang mula mula jumlahnya kecil, kemudian membesar. Ibarat bola salju yang menggelinding yang lama lama menjadi besar. Dalam penentuan sampel,pertama tama dipilih satu atau dua orang, kemudian dua orang ini disuruh memilih teman temannya untuk dijadikan sampel.

34 | P a g e

Dimulai dari kelompok kecil Masing masing anggota kelompok memilih kawannya (satu atau dua orang) untuk dijadikan sampel, Kawannya memilih kawannya lagi untuk dijadikan sampel, begitu seterusnya sampai diperoleh jumlah sampel yang diinginkan Sampel tidak boleh lebih dari 100 orang

akrab. e.

Menyelidiki hubungan antar manusia dalam hubungan yang

Sampling Jenuh Sampling jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel. Hal ini sering dilakukan bila jumlah populasi relative kecil,kurang dari 30 orang. Istilah lain sampel jenuh adalah sensus, dimana semua anggota populasi dijadikan sampel.

f.

Sampling Sistematis Sampling sistematis adalah teknik pengambilan sampel berdasarkan urutan dari anggota populasi yang telah diberi nomor urut. Misalnya anggota populasi yang terdiri dari 100 orang. Dari semua anggota itu diberi nomor urut, yaitu nomor 1 sampai dengan nomor 100.pengambilan sampel dapat dilakukan dengan nomor ganjil saja, genap saja, atau kelipatan dari bilangan lima.untuk ini maka yang diambil sebagai sampel adalah nomor 1, 5, 10,15, 20, danseterusnya sampai 100. PERTIMBANGAN PERTIMBANGAN DALAM MENENTUKAN

TEKNIK SAMPLING 1. 2. 3. 4. 5. 1. 2. 3. 4. Tujuan penelitian: generalisasi, kesan kesan umum dalam waktu singkat Pengetahuan tentang populasi Kesediaan seseorang untuk dijadikan sampel Jumlah biaya yang tersedia Besarnya target fasilitas yang tersedia BESAR SAMPEL Tidak ada ketentuan yang pasti Jika homogen, sampel tidak perlu banyak Semakin heterogen populasi, jumlah smpel semakin banyak Untuk penelitian di sekolah, biasanya diambil sampel kelas MENENTUKAN UKURAN SAMPEL

35 | P a g e

Jumlah anggota sampel sering dinyatakan dengan ukuran sampel.jumlah sampel yang 100% mewakili populasi adalah sama dengan jumlah anggota populasi itu sendiri. Jadi bila jumlah populasi 1000 dan hasil penenlitian itu akan diberlakukan untuk 1000 orang tersebut tanpa ada kesalahan, maka jumlah sampel yang diambil sama dengan jumlah populasi tersebutyaitu 1000 orang. Makin besar jumlah sampel mendekati populasi, maka peluang kesalahan generalisasi semakin kecil dan sebaliknya makin kecil jumlah sampel menjauhi populasi, maka makin besar kesalahan generalisasi (diberlakukan umum). Berapa jumlah anggota sampel yang paling tepat digunakan dalam penelitian ? jawabannya tergantung pada tingkat kesalahan yang dikehendaki. Tingkat kepercayaan yang dikehendaki sering tergantung pada sumber dana, waktu dan tenaga yang tersedia. Makin besar tingkat kesalahan maka akan semakin kecil jumlah sampel yang diperlukan, dan sebaliknya, makin kecil tingkat kesalahan, maka akan semakin besar jumlah anggota sampel yang diperlukan. Berikut ini diberikan tabel penentuan jumlah sampel dari populasi tertentu yang dikembangkan dari Isaac dan Michael, untuk tingkat kesalahan, 1%, 5%, dan 100%. Rumus untuk menghitung ukuran sampel dari populasi yang diketahui jumlahnya adalah sebagai berikut :
s =

2 . N . P . Q d ( N 1) +2 . P . Q
2

2 dengan dk = 1, taraf kesaahan 1%, 5%, 10%.


P = Q = 0,5. d = 0,05 s = jumlah sampel

MENENTUKAN ANGGOTA SAMPEL Di dapan telah dikemukakan terdapat dua tekniksampling, yaitu probability sampling dan nonprobability sampling. Probability sampling adalah teknik sampling yang memberi peluang sama kepada anggota populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel. Cara demikian sering disebut dengan random sampling,atau cara pengambilan sampel secara acak. Pengambilan sampel secararandom / acak dapat dilakukan dengan bilangan random,computer, maupun dengan undian.bila pengambilan dilakukan dengan undian, maka setiap anggota populasi diberi nomor terlebih dahulu, sesuai dengan jumlah anggota populasi.

36 | P a g e

Karena teknik pengambilan sampel adalah random, maka setiap anggota popuasi mempunyai peluang sama untuk dipilih menjadi anggota sampel. Untuk contoh di atas peluang setiap anggota populasi = 1/100. Dengan demikian cara pengambilannya bila nomor satu telah diambil, maka perlu dikembalikan lagi, kalau tidak dikembalikan peluangnya menjadi tidak sama lagi. Missal nomor pertama tidak dikembalikan lagi maka peluang berikutnya menjadi 1 : (100 1) = 1 / 99. Peluang akan semakin besar bila yang telah diambil tidak dikembalikan. Bila yang telah diambil keluar lagi,dianggap tidak sah dan dikembalikan lagi. HIPOTESIS PENELITIAN Perumusan hipotesisis penelitian merupakan langkah ketiga dalam penelitian, setelah peneliti mengemukakan landasan teori dan kerangka berfikir. Tetapi perlu diketahui bahwa tidak setiap penelitian harus merumuskan hipotesis. Penelitian yang bersifat ekploratif dan deskriptif sering tidak perlu merumuskan hipotesisi. Dalamhal ini perlu dibedakan pengertian hipotesis penelitian dan hipotesisi statistik. Hipotesis statistik itu ada, bila penelitian bekerja dengan sampel. Jika penelitian tidak menggunakan sampel, maka tidak ada hipotesis statistik. Pengertian Hipotesis Dugaan / jawaban sementara terhadap permasalahan / penelitian Separuh kebenaran, kebenaran menurut teori, belum diuji secara empiris Selalu ditempatkan setelah tinjauan pustaka dan biasanya didahului oleh anggapan dasar Manfaat Hipotesis Menurut G.E.R. Brurough yaitu : o Hipotesis menghitung banyak sesuatu o Hipotesis tentang perbedaan o Hipotesis hubungan

37 | P a g e

Syarat-Syarat Hipotesis Hipotesis harus menghubungkan atau variabel Hipotesis harus dinyatakan dalam kalimat pernyataan Hipotesis harus dapat diuji kebenarannya Hipotesis harus didukung oleh teori teori yang dikemukakan oleh para ahli atau hasil penelitian yang relevan. Hipotesis harus dirumuskan dengan singkat tetapi jelas Sikap Peneliti Terhadap Hipotesis Yang Dirumuskan o Menerima keputusan seperti apa adanya seandainya hipotesisnya tidak terbukti ( pada akhir penelitian ) o Mengganti hipotesis seandainya melihat tanda tanda bahwa data yang trerkumpul tidak mendukung terbuktinya hipotesis ( pada saat penelitian berlangsung ). Bentuk-Bentuk Hipotesis Hipotesis teoritis Hipotesis statistik hipotesis nol ( ho ) hipotesis alternatif ( ha ) hipotesis mayor hipotesis minor membandingkan dua atau lebih

Hipotesis Kerja Atau Hipotesis Alternatif o Hipotesis kerja menyatakan hubungan antara variabel X dan Y, atau dengan adanya perbedaan antara dua kelompok o Rumusan hipotesis kerja : Hipotesis Nol Hipotesis yg menyatakan tidak adanya perbedaan antara dua variabel a. Jika ........ maka................. b. Ada perbedaan antara .......... dan ........

38 | P a g e

Untuk menetralisir arah pemikiran peneliti Asas praduga tak bersalah Kebalikannya adalah ha yang diuji adalah ho Jika ho ditolak, ha diterima, dan sebaliknya. Lambang Hipotesis Statistik

Hipotesis yg mengandung pengertian sama atau tidak sama Ho : 1 = 2 Ha : 1 = 2 Ho : 1 >= 2 Ha : 1 < 2 Ho : 1 <= 2 Ha : 1 >

Hipotesis yg menyatakan hubungan Ho : rho XY = 0 Ha : rho XY = 0 Ho : rho XY <= 0 Ha : rho XY > 0 Ho : rho XY >= 0 Ha : rho XY < 0 Cara Menguji Hipotesis o data. o o Hipotesis alternatif diubah menjadi hipotesis nol Menggunakan kurva normal akan diperoleh dua daerah kritik ( daerah penolakan hipotesis ) dan daerah non-signifikansi ( daerah penerimaan hipotesis ) Penyebab Gagal Ditolak-Nya Hipotesis Nol Dari landasan teori Kesalahan sampling Kesalahan instrumen penel. Apabila peneliti telah mengumpulkan dan mengolah data, bahan pengujian hipotesis tentu akan sampai kepada suatu kesimpulan menerima atau menolak

39 | P a g e

Kesalahan perhitungan Kesalahan rancangan penelitian Pengaruh variabel luar Sumber Penemuan Hipotesis

Dari peneliti sendiri Dari teori/pendapat orang lain Hasil penelitian yg relevan Jenis-Jenis Hipotesis menyatakan hubungan 2 atau lebih variabel menyatakan perbedaan/perbandingan 2 atau lebih variabel menyatakan pengaruh suatu variabel terhadap variabel lain Jenis Jenis Kekeliruan Dalam Pengujian Hipotesis ADA DUA JENIS KEKELIRUAN: 1. Menolak hipotesis null yang seharusnya diterima dengan derajat kesalahan = (alpha). Maksudnya disini bahwa seorang peneliti mengajukan hipotesisnya yang isinya sebenarnya benar namun saat pembuktian hipotesisnya ditolak. Contoh : Belajar mempengaruhi prestasi. Dilapangan ternyata yang terjadi sebaliknya bahwa anak anak yang tidak belajar ternyata dapat lulus.

2. kesalahan

Menerima hipotesis null

yg seharusnya ditolak

dengan derajat

= (beta). Maksudnya disini bahwa seorang peneliti mengajukan hipotesis yang sebenarnya salah tetapi saat pembuktian diterima. Contoh : Belajar tidak mempengaruhi prestasi. Dilapangan terbukti bahwa anak anak yang tidak belajar ternyata dapat lulus. Langkah-Langkah Dalam Pengujian Hipotesis Jadikan hipotesis teoritis menjadi hipotesis statistik

40 | P a g e

Tulis lambang statistik dari hipotesis tersebut (ho dan ha) Tentukan jenis uji statistiknya Uji z, uji t, uji x2, uji f, atau uji lainnya Tentukan derajat kesalahan atau alphanya. Tentukan daerah penolakan ho nya

Penerimaan Dan Penolakan Hipotesis ditolak Jika diterima, maka hipotesis berubah menjadi tesis Jika ditolak ada beberapa kemungkinan: Teorinya yg keliru Cara perumusan hipotesis yg keliru Sampel yang keliru Instrumen yang keliru Teknik analisis data yang tidak cocok Penelitian Tanpa Hipotesis Penelitian Deskriptif adalah penelitian untuk satu variabel . Padahal hipotesis hanya dibuat jika yang dipermasalahkan menunjukkan hubungan antara dua variabel atau lebih. Penelitian Evaluatif Penelitian eksploratif yang jawabannya masih sukar diduga dan dicari, tentu sukar ditebak apa saja, atau bahkan tidak mungkin dihipotesiskan. Penelitian Tindakan Kelas (ya atau tidak) Nilai ilmiah penelitian berhipotesis lebih tinggi dibandingkan penelitian tanpa hipotesis Anggapan Dasar / Asumsi Dasar Kebenaran atau keyakinan yang tidak perlu dibuktikan lagi dan merupakan dasar didalam memunculkan hipotesis Setelah diuji, hipotesis mempunyai dua kemungkinan: Diterima atau

41 | P a g e

Merupakan dari kegiatan penelitian / perumusan hipotesis Sebagai penegas variabel yg menjadi pusat perhatian Sumber asumsi : dari teori yang sudah mapan Contoh Penggunaan Asumsi Dasar

siswa

Judul Penelitian: Hubungan antara penampilan guru dan prestasi belajar Asumsi Dasarnya: Setiap guru punya penampilan yg berbeda Prestasi belajar siswa bervariasi Prestasi belajar dipengaruhi oleh bermacam faktor Karakteristik Hipotesis yang baik

Merupakan dugaan terhadap keadaan variabel mandiri, perbandingan keadaan variabel pada berbagai sampel dan merupakan dugaan tentang hubungan antara dua variebel atau lebih. Dinyatakan dalam kalimat yang jelas, sehingga tidak menmpulkan berbagai penafsiran Dapat diuji dengan data yang dikumpulkan dengan metode ilmiah. TEKNIK PENGUMPULAN, PENGOLAHAN, DAN ANALISIS DATA

A. Teknik Pengumpulan Data Dua hal utama yang mempengaruhi kualitas data hasil penelitian, yaitu : 1. kualitas instrumen penenlitian 2. kualitas pengumpulan data. Pengumpulan data dapat dilakukan dalam berbagai : 1. Setting alamiah (natural setting), pada laboratorium dengan metode eksperimen, dirumah dengan berbagai responden, pada suatu seminar, diskusi, di jalan dan lain lain 2. Sumber datanya, maka pengumpulan data dapat menggunakan.

42 | P a g e

a. sumber primer adalah sumber data yang berlangsung membnerikan data kepada pengumpul data. b. sumber sekunder adalah sumber yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data, misalnya orang lain arau lewat dokumen. Koleksi data merupakan tahapan dalam proses penelitian yang penting, karena hanya dengan mendapatkan data yang tepat maka proses penelitian akan berlangsung sampai peneliti mendapatkan jawaban dari perumusan masalah yang sudah ditetapkan. Data yang kita cari harus sesuai dengan tujuan penelitian. Dengan teknik sampling yang benar, kita sudah mendapatkan strategi dan prosedur yang akan kita gunakan dalam mencari data di lapangan. Pada bagian ini, kita akan membahas jenis data apa saja yang dapat kita pergunakan untuk penelitian kita. Yang pertama ialah data sekunder dan yang kedua ialah data primer. Data sekunder merupakan data yang sudah tersedia sehingga kita tinggal mencari dan mengumpulkan; sedang data primer adalah data yang hanya dapat kita peroleh dari sumber asli atau pertama. Jika data sekunder dapat kita peroleh dengan lebih mudah dan cepat karena sudah tersedia, misalnya di perpustakaan, perusahaan-perusahaan, organisasi-organisasi perdagangan, biro pusat statistik, dan kantor-kantor pemerintah; maka data primer harus secara langsung kita ambil dari sumber aslinya, melalui nara sumber yang tepat dan yang kita jadikan responden dalam penelitian kita. 1. Pertimbangan-Pertimbangan dalam Mencari Data Sekunder Meski data sekunder secara fisik sudah tersedia dalam mencari data tersebut kita tidak boleh lakukan secara sembarangan. Untuk mendapatkan data yang tepat dan sesuai dengan tujuan penelitian, kita memerlukan beberapa pertimbangan, diantaranya sebagai berikut: a. Jenis data harus sesuai dengan tujuan penelitian yang sudah kita tentukan sebelumnya. b. Data sekunder yang dibutuhkan bukan menekankan pada jumlah tetapi pada kualitas dan kesesuaian; oleh karena itu peneliti harus selektif dan hati-hati dalam memilih dan menggunakannya.

43 | P a g e

c. Data sekunder biasanya digunakan sebagai pendukung data primer; oleh karena itu kadang-kadang kita tidak dapat hanya menggunakan data sekunder sebagai satu-satunya sumber informasi untuk menyelesaikan masalah penelitian kita. 2. Kegunaan Data Sekunder Data sekunder dapat dipergunakan untuk hal-hal sebagai berikut: a. Pemahaman Masalah:Data sekunder dapat digunakan sebagai sarana pendukung untuk memahami masalah yang akan kita teliti. Sebagai contoh apabila kita akan melakukan penelitian dalam suatu perusahaan, perusahaan menyediakan company profile atau data administratif lainnya yang dapat kita gunakan sebagai pemicu untuk memahami persoalan yang muncul dalam perusahaan tersebut dan yang akan kita gunakan sebagai masalah penelitian. b. Penjelasan Masalah: Data sekunder bermanfaat sekali untuk memperjelas masalah dan menjadi lebih operasional dalam penelitian karena didasarkan pada data sekunder yang tersedia, kita dapat mengetahui komponen-komponen situasi lingkungan yang mengelilinginya. Hal ini akan menjadi lebih mudah bagi peneliti untuk memahami persoalan yang akan diteliti, khususnya mendapatkan pengertian yang lebih baik mengenai pengalaman-pengalaman yang mirip dengan persoalan yang akan diteliti. c. Formulasi Alternative-Alternative Penyelesaian Masalah yang Layak Sebelum kita mengambil suatu keputusan, kadang kita memerlukan beberapa alternative lain. Data sekunder akan bermanfaat dalam memunculkan beberapa alternative lain yang mendukung dalam penyelesaian masalah yang akan diteliti. Dengan semakin banyaknya informasi yang kita dapatkan, maka peneyelesaian masalah akan menjadi jauh lebih mudah. d. Solusi Masalah: Data sekunder disamping memberi manfaat dalam membantu mendefinisikan dan mengembangkan masalah, data sekunder juga kadang dapat memunculkan solusi permasalahan yang ada. Tidak jarang persoalan yang akan kita teliti akan mendapatkan jawabannya hanya didasarkan pada data sekunder saja. 3. Strategi Pencarian data Sekunder 44 | P a g e

Bagaimana kita mencari data sekunder? Dalam mencari data sekunder kita memerlukan strategi yang sistematis agar data yang kita peroleh sesuai dengan masalah yang akan diteliti. Beberapa tahapan strategi pencarian data sekunder adalah sebagai berikut: a. Mengidentifikasi Kebutuhan Sebelum proses pencarian data sekunder dilakukan, kita perlu melakukan identifikasi kebutuhan terlebih dahulu. identifikasi dapat dilakukan dengan cara membuat pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut: 1) Apakah kita memerlukan data sekunder dalam menyelesaikan masalah yang akan diteliti? 2) Data sekunder seperti apa yang kita butuhkan? Identifikasi data sekunder yang kita butuhkan akan membantu mempercepat dalam pencarian dan penghematan waktu serta biaya. b. Memilih Metode Pencarian Kita perlu memilih metode pencarian data sekunder apakah itu akan dilakukan secara manual atau dilakukan secara online. Jika dilakukan secara manual, maka kita harus menentukan strategi pencarian dengan cara menspesifikasi lokasi data yang potensial, yaitu: lokasi internal dan / atau lokasi eksternal. Jika pencarian dilakukan secara online, maka kita perlu menentukan tipe strategi pencarian; kemudian kita memilih layanan-layanan penyedia informasi ataupun database yang cocok dengan masalah yang akan kita teliti. c. Menyaring dan Mengumpulkan Data Setelah metode pencarian data sekunder kita tentukan, langkah berikutnya ialah melakukan penyaringan dan pengumpulan data. Penyaringan dilakukan agar kita hanya mendapatkan data sekunder yang sesuai saja, sedang yang tidak sesuai dapat kita abaikan. Setelah proses penyaringan selesai, maka pengumpulan data dapat dilaksanakan. d. Evaluasi Data Data yang telah terkumpul perlu kita evaluasi terlebih dahulu, khususnya berkaitan dengan kualitas dan kecukupan data. Jika peneliti merasa bahwa kualitas data sudah dirasakan baik dan jumlah data sudah cukup, maka data tersebut dapat kita gunakan untuk menjawab masalah yang akan kita teliti. e. Menggunakan Data

45 | P a g e

Tahap terakhir strategi pencarian data ialah menggunakan data tersebut untuk menjawab masalah yang kita teliti. Jika data dapat digunakan untuk menjawab masalah yang sudah dirumuskan, maka tindakan selanjutnya ialah menyelesaikan penelitian tersebut. Jika data tidak dapat digunakan untuk menjawab masalah, maka pencarian data sekunder harus dilakukan lagi dengan strategi yang sama. 4. Memilih Metode Pengambilan Data Pengambilan data sekunder tidak boleh dilakukan secara sembarangan, oleh karena itu kita memerlukan metode tertentu. Cara-cara pengambilan data dapat dilakukan secara a) manual, b) online dan c) kombinasi manual dan online. a. Pencarian secara Manual Sampai saat ini masih banyak organisasi, perusahaan, kantor yang tidak mempunyai data base lengkap yang dapat diakses secara online. Oleh karena itu, kita masih perlu melakukan pencarian secara manual. Pencarian secara manual bisa menjadi sulit jika kita tidak tahu metodenya, karena banyaknya data sekunder yang tersedia dalam suatu organisasi, atau sebaliknya karena sedikitnya data yang ada. Cara yang paling efisien ialah dengan melihat buku indeks, daftar pustaka, referensi, dan literature yang sesuai dengan persoalan yang akan diteliti. Data sekunder dari sudut pandang peneliti dapat diklasifikasikan menjadi dua, yaitu data internal__ data yang sudah tersedia di lapangan; dan data eksternal__ data yang dapat diperoleh dari berbagai sumber lain. Lokasi Internal: Lokasi internal dapat dibagi dua sebagai sumber informasi yang berasal dari database khusus dan database umum. Data base khusus biasanya berisi informasi penting perusahaan yang biasanyan dirahasiakan dan tidak disediakan untuk umum, misalnya, data akutansi, keuangan, sdm, data penjualan dan informasi penting lainnya yang hanya boleh diketahui oleh orang-orang tertentu di perusahaan tersebut. Data jenis ini akan banyak membantu dalam mendeteksi dan memberikan pemecahan terhadap masalah yang akan kita teliti di perusahaan tersebut. Sebaliknya, database umum berisi data yang tidak bersifat rahasia bagi perusahaan dan boleh diketahui oleh umum. Data jenis ini biasanya dapat diketemukan di perpustakaan kantor / perusaahaan atau disimpan dalam komputer yang dapat 46 | P a g e

diakses secara umum. Data ini diperoleh dari luar perusahaan biasanya berbentuk dokumen-dokumen peraturan pemerintah mengenai perdagangan, berita, jurnal perusahaan, profil perusahaan dan data-data Lokasi Eksternal: Data eksternal dapat dicari dengan mudah karena biasanya data ini tersimpan di perpustakaan umum, perpustakaan kantor-kantor pemerintah atau swasta dan universitas, biro pusat statistik dan asosiasi perdagangan, dan biasanya sudah dalam bentuk standar yang mudah dibaca, seperti petunjuk penelitian, daftar pustaka, ensiklopedi, kamus, buku indeks, buku data statistik dan buku-buku sejenis lainnya. b. Pencarian secara Online Dengan berkembangnya teknologi Internet maka munculah banyak data base yang menjual berbagai informasi bisnis maupun non-bisnis. Data base ini dikelola oleh sejumlah perusahaan jasa yang menyediakan informasi dan data untuk kepentingan bisinis maupun non-bisnis. Tujuannya ialah untuk memudahkan perusahaan, peneliti dan pengguna lainnya dalam mencari data. Pencarian secara online memberikan banyak keuntungan bagi peneliti, diantaranya ialah: a) hemat waktu: karena kita dapat melakukan hanya dengan duduk didepan komputer, b) ketuntasan: melalui media Internet dan portal tertentu kita dapat mengakses secara tuntas informasi yang tersedia kapan saja tanpa dibatasi waktu, c) Kesesuaian: peneliti dapat mencari sumber-sumber data dan informasi yang sesuai dengan mudah dan cepat, d)hemat biaya: dengan menghemat waktu dan cepat dalam memperoleh informasi yang sesuai berarti kita banyak menghemat biaya. 5. Kriteria dalam Mengevaluasi Data Sekunder Ketepatan memilih data sekunder dapat dievaluasi dengan kriteria sebagai berikut: Waktu Keberlakuan: Apakah data mempunyai keberlakuan waktu? Apakah data dapat kita peroleh pada saat diutuhkan. Jika saat dibutuhkan data tidak tersedia atau sudah kedaluwarsa, maka sebaiknya jangan digunakan lagi untuk penelitian kita.

47 | P a g e

Kesesuaian: Apakah data sesuai dengan kebutuhan kita? Kesesuaian berhubungan dengan kemampuan data untuk digunakan menjawab masalah yang sedang diteliti.

Ketepatan: Apakah kita dapat mengetahui sumber-sumber kesalahan yang dapat mempengaruhi ketepatan data, misalnya apakah sumber data dapat dipercaya? Bagaimana data tersebut dikumpulkan atau metode apa yang digunakan untuk mengumpulkan data tersebut.

Biaya: Berapa besar biaya untuk mendapatkan data sekunder tersebut? Jika biaya jauh lebih dari manfaatnya, sebaiknya kita tidak perlu menggunaknnya.

6. Pengumpulan Data Primer a. Pengertian Apakah data primer itu? Data primer ialah data yang berasal dari sumber asli atau pertama. Data ini tidak tersedia dalam bentuk terkompilasi ataupun dalam bentuk file-file. Data ini harus dicari melalui nara sumber atau dalam istilah teknisnya responden, yaitu orang yang kita jadikan obyek penelitian atau orang yang kita jadikan sebagai sarana mendapatkan informasi ataupun data. Untuk mengumpulkan data primer diperlukan metode dan instrumen tertentu. Secara prinsip ada dua metode pengumpulan data primer, yaitu: pengumpulan data secara pasif dan pengumpulan data secara aktif. Perbedaan antara kedua metode tersebut ialah: yang pertama meliputi observasi karaktersitikkarakteristik elemen-elemen yang sedang dipelajari dilakukan oleh manusia atau mesin; sedang yang kedua meliputi pencarian responden yang dilakukan oleh manusia ataupun non-manusia. Koleksi data secara pasif bermanfaat untuk mendapatkan data dari manusia ataupun tipe elemen studi lainnya. Kegiatannya meliputi melakukan observasi terhadap karaktersitik-karakteristik tertentu indivual, obyek, organisasi dan entitas lainnya yang menarik untuk kita teliti. Koleksi data secara aktif memerlukan responden dalam mendapatkan data. Dalam pencarian data primer ada tiga dimensi penting yang perlu diketahui, yaitu: kerahasiaan, struktur dan metode koleksi. Pertama, kerahasiaan mencakup 48 | P a g e

mengenai apakah tujuan penelitian untuk diketahui oleh responden atau tidak. Merahasiakan tujuan penelitian dilakukan untuk tujuan agar para responden tidak memberikan jawaban-jawaban yang bias dari apa yang kita harapkan. Kedua, struktur berkaitan dengan tingkat formalitas (resmi), atau pencarian data dilakukan secara terstruktur atau tidak terstruktur. Pencarian dilakukan secara terstruktur jika peneliti dalam mencari data dengan menggunakan alat, misalnya kuesioner dengan pertanyaan yang sudah dirancang secara sistematis, dan sangat terstruktur baik itu dilakukan secara tertulis ataupun lisan. Sebaliknya pencarian dapat dilakukan dengan cara tidak terstruktur, jika instrumennya dibuat tidak begitu formal atau terstruktur. Ketiga, metode koleksi menunjuk pada sarana untuk mendapatkan data. b. Metode Pengumpulan Data Primer secara Pasif Metode pengumpulan data primer dapat dilakukan oleh manusia atau mesin. Jika dilakukan oleh manusia dapat berbentuk 1) terstruktur dan bersifat rahasia, 2) terstruktur dan bersifat terbuka, 3) tidak terstruktur dan bersifat rahasia, dan 4) tidak terstruktur dan bersifat terbuka. Pembagian yang sama jika dilakukan oleh mesin. Metode pengumpulan data yang dilaksanakan oleh manusia: Terstruktur dan Bersifat Rahasia: metode ini mempunyai karakteristik,

yaitu pengumpulan dilakukan secara terstruktur atau resmi dan responden tidak diberi informasi mengenai tujuan penelitian yang dilakukan. Sekalipun demikian pihak peneliti biasanya memberikan informasi mengenai tema atau topik yang akan diteliti agar pihak responden tidak bias dalam menjawab pertanyaanpertanyaan yang ada di kuesioner. Terstruktur dan Bersifat Terbuka: metode ini mempunyai karakteristik,

yaitu pengumpulan dilakukan secara terstruktur atau tingkat keformalannya tinggi dan responden biasanya diberi informasi mengenai tujuan penelitian yang dilakukan. Tujuannya ialah agar responden memberikan jawaban yang sesuai dengan tujuan penelitian dan tidak menyimpang yang dapat mengakibatkan bias hasil penelitian dikarenakan tidak cocoknya data yang diperoleh.

49 | P a g e

Tidak Terstruktur dan Bersifat Rahasia: metode ini mempunyai

karakteristik, yaitu pengumpulan dilakukan secara tidak terstruktur atau kurang resmi dan responden tidak diberi informasi mengenai tujuan penelitian yang dilakukan. Perbedaan dengan metode pertama ialah terletak pada sifat keformalan dalam proses pengumpulan data di lapangan. Hal ini akan berdampak secara psikologis memberikan keleluasaan pada responden dalam memberikan jawabanjawaban pertanyaan yang diberikan. Tidak Terstruktur dan Bersifat Terbuka: metode ini mempunyai karakteristik, yaitu pengumpulan dilakukan secara tidak terstruktur atau kurang resmi tetapi pihak peneliti memberikan informasi secara terbuka mengenai tujuan penelitiannya sehingga responden dapat secara jelas mengetahui arah penelitiannya dan ini kan mempengaruhi repsonden dalam memberikan jawaban setiap pertanyaan yang diajukan oleh peneliti. c. Metode Pengumpulan Data Primer secara Aktif Metode pengumpulan data primer secara aktif meliputi beberapa diantaranya a) wawancara secara langsung dengan repsonden, b) wawancara dengan responden melalui telepon, c) wawancara dengan menggunakan surat, d) wawancara dengan menggunakan surat elektronik. B. Teknik Penyajian Data Sebelum kita masuk ke berbagai macam metode dan teknik analisis, ada baiknya kita mempelajari teknik-teknik penyajian data. Teknik-teknik ini diperlukan untuk memberikan gambaran umum informasi yang terkandung data. Di samping itu, teknik penyajian ini dimaksudkan untuk memperindah tampilan dari suatu laporan penelitian. Penyajian data yang umum digunakan adalah: o Tabel o Grafik Penyajian dalam bentuk tabel memiliki beberapa jenis: 1. Tabel Ringkasan Data : Tabel ini merupak ringkasan statistik dari beberpa kelompok. Misalkan jika kita memiliki data pendapatan keluarga di suatu propinsi, dan kita ingin menyajikan rata-rata pendapatan keluarga berdasarkan

50 | P a g e

tingkat pendidikan kepala keluarganya. Dari tabel ini ingin diperoleh informasi umum hubungan antara pendidikan dan pendapatan. Dalam penyajian menggunakan tabel ringkasan ini, mungkin informasi akan lebih lengkap jika tidak hanya menampilkan rata-rata (ukuran pemusatan data) saja. Tambahan informasi tentang simpangan baku akan memberikan pengetahuan yang lebih menyeluruh.

Dari tabel di atas bisa dilihat bahwa pendapatan keluarga berpendidikan SMA dan S1/S2/S3 lebih beragam dibandingkan yang lain. Keluarga yang pendidikannya tidak sekolah pendapatannya relatif sama, tapi keluarga yang pendidikannya SMA memiliki pendapatan yang berbeda-beda. 2. Tabel Frekuensi : Tabel ini merupakan gambaran frekuensi atau berapa banyak individu pada berbagai kelompok. Misalkan saja penelitian tentang partisipasi masyarakat suatu kota dalam program Keluarga Berencana. Kemudian kita ingin menyajikan gambaran pengguna berbagai macam alat kontrasepsi. Dari tabel frekuensi ini kita bisa mengetahui alat kontrasepsi apa yang paling banyak diminati oleh masyarakat. Seringkali tabel ini disajikan terurut berdasarkan frekuensi, dari yang terbesar ke yang terkecil atau sebaliknya. Bentuk tabelnya mungkin sebagai berikut: Tabel Kontingensi atau Tabulasi Silang : Tabel ini hampir sama dengan tabel frekuensi namun dilihat dari dua atau lebih peubah. Misalnya jika kita ingin mengetahui frekuensi penduduk suatu kota berdasarkan pendidikan, maka table frekuensi yang didapatkan adalah sebagai berikut Dari tabel di atas informasi tambahan yang diperoleh antara lain, ternyata orang yang pendidikannya S1/S2/S3 lebih menyuikai menggunakan pil atau kondom. Informasi seperti ini tidak tertangkap oleh tabel frekuensi. Catatan yang perlu diperhatikan ketika membuat tabel adalah upayakan untuk membuat nama kolom maupun baris sejelas mungkin. Misalkan jika kolom itu berisi pendapatan keluarga per bulan, maka jangan lupa menuliskan satuan dari pendapatan itu.

51 | P a g e

Sementara itu banyak orang yang berpendapat bahwa penyajian informasi menggunakan tabel yang berisi angka memiliki keefektifan yang kurang jika dibandingkan dengan grafik. Pesan visual yang diberikan oleh grafik selain lebih menarik untuk dilihat juga mempermudah seseorang dalam membandingkan. Grafik yang banyak digunakan adalah: 1. Diagram Batang : Diagram ini berupa batang-batang yang menggambarkan nilai dari masing-masing kategori. Diagram ini bisa diterapkan pada tabel ringkasan maupun tabel frekuensi dan tabel kontigensi. Pada contoh tabel di atas, jika disajikan dalam bentuk grafik akan berupa : 2. Diagram Lingkaran (Pie Chart) : Diagram ini berupa lingkaran yang terbagibagi dalam beberapa bagian. Masing-masing bagian merupakan representasi dari berbagai kelompok, dan luas dari bagian itu berdasarkan frekuensi masing-masing kelompok. Jika frekuensi penggunaan alat kontrasepsi di atas disajikan dalam bentuk pie-chart, maka yang diperoleh adalah sebagai berikut : 3. Scatter Plot : Plot ini merupakan grafik yang digunakan untuk melihat hubungan antara dua buah peubah numerik. Misalkan kita ingin tahu hubungan antara usia ibu ketika menikah dengan jarak antara menikah dan kelahiran anak pertama. Dari plot ini kita bisa melihat apakah pasangan yang menikah pada usia lebih tua memiliki anak setelah menikah lebih lama dibandingkan pasangan yang usia ibu ketika menikah masih lebih muda. Grafik yang diperoleh mungkin akan berupa grafik sebagai berikut : 4. Time Series Plot : Plot ini digunakan untuk melihat perkembangan nilai suatu peubah dari waktu ke waktu. Misalkan kita ingin membuat gambaran perkembangan peserta KB Mandiri dari tahun 1980 sampai 2000. C. Teknik Analisis Data Dari berbagai macam teknik analisis data bisa dikelompokkan menjadi beberapa kelompok sesuai dengan kegunaannya. Pengelompokan ini adalah sebagai berikut :

52 | P a g e

1. Teknik Analisis untuk Menguji Hipotesis tentang Nilai Tengah Populasi. Yang termasuk di dalamnya adalah Uji t-student, Uji Tanda (Sign Test) dan Uji Peringkat Bertanda Wilcoxon (Wilcoxon Rank Test), Uji Proporsi 2. Teknik Analisis untuk Membandingkan Nilai Tengah Dua atau Lebih Populasi. Yang termasuk di dalamnya adalah Uji t-student, ANOVA (Analysis of Variance), Uji Mann-Whitney-Wilcoxon dan Uji Kruskal-Wallis, Uji Beda Proporsi 3. Teknik Analisis untuk Melihat Hubungan Dua atau Lebih Peubah. Yang termasuk di dalamnya adalah Korelasi Pearson, Korelasi Peringkat Spearman, Regresi Linear, Regresi Logistik, Tabel Kontingensi (Uji Khi-Kuadrat), ANOVA. 4. Teknik Analisis untuk Melakukan Pendugaan. Yang termasuk didalamnya adalah segala bentuk analisis regresi. Teknik analisis untuk menguji hipotesis tentang nilai tengah populasi Hipotesis nilai tengah (atau rata-rata) merupakan suatu pernyataan tentang besarnya nilai tengah suatu populasi yang ingin diuji kebenarannya. Misalnya sebuah perusahaan air mineral mengklaim bahwa pada setiap botol produknya berisi air mineral sebanyak 500 ml. Atau sebuah perusahaan lampu bohlam menyatakan bahwa rata-rata lama hidup lampu bohlam produknya adalah 3000 jam. Pernyataan-pernyataan di atas merupakan pernyataan yang masih memungkinkan untuk di uji kebenarannya. Pihak departemen perindustrian atau mungkin YLKI tidak langsung mempercayai apa yang dikatakan oleh produsen air mineral tersebut. Prosedur pengujian yang dilakukan adalah, dengan mengambil beberapa botol air mineral dari berbagai tempat (secara acak) kemudian mengukur volume air di setiap botol. Dari data yang diperoleh kemudian akan dibuat kesimpulan, mendukung atau tidak mendukung apa yang telah diklaim oleh produsen. Jika dari 100 bohlam yang diukur ketahanannya hanya memiliki rata-rata lama hidup 1000 jam, maka ini berarti tidak mendukung apa yang diucapkan produsen. Beberapa prosedur analisis yang bisa digunakan untuk tujuan ini adalah :

53 | P a g e

Uji t-student uji ini digunakan untuk data yang bertipe numerik; misalnya volume air, lama hidup bohlam; yang diasumsikan memiliki sebaran normal. Uji ini menghasilkan apa yang disebut statistik uji t-hitung dengan basis penghitungan adalah selisih antara rata-rata yang didapat dari data dengan rata-rata yang dihipotesiskan, dan dibandingkan dengan nilai t-tabel dengan derajat bebas n-1, n adalah ukuran sampel. Uji Tanda uji tanda (sign test) ini adalah uji yang bisa diterapkan pada data yang bertipe minimal ordinal; misalnya volume air, lama hidup bohlam, nilai ujian, IQ, tingkat kesetujuan; dan tidak ada asumsi sebaran (non-parametrik). Dengan menggunakan uji ini, data ditransformasi menjadi dua + (plus) jika nilainya lebih besar dari nilai yang dihipotesiskan, dan (minus) jika nilai datanya lebih kecil dari nilai yang dihipotesiskan. Dengan melihat banyaknya tanda + dan ini, diputuskan apakah menerima atau menolak hipotesis. Uji Peringkat Bertanda Wilcoxon, uji ini memiliki syarat seperti halnya uji tanda. Basis pembandingan yang dilakukan adalah dengan terlebih dahulu menyelisihkan setiap data dengan nilai yang dihipotesiskan, kemudian membuat peringkat dari selisih tersebut. Selanjutnya dari nilai-nilai peringkat inilah diputuskan untuk menerima atau menolak suatu hipotesis. Uji Proporsi uji ini diterapkan untuk melakukan pengujian hipotesis dalam bentuk proporsi. Misalkan benarkah ada 50% warga yang mendukung pemberlakuan undangundang perpajakan yang baru ? Jadi data yang ada terdiri atas dua nilai; benartidak, ya-tidak, laki-laki-perempuan, ikut-tidak ikut. Basis pengujiannya adalah proporsi yang dieproelh dari data dibandingkan dengan proporsi yang dihipotesiskan. Jika bedanya jauh maka hipotesis itu tidak didukung oleh data. Teknik untuk membandingkan nilai tengah dua populasi atau lebih Dalam banyak kesempatan, ingin diketahui ada tidaknya perbedaan nilai tengah (atau rata-rata) dua populasi atau lebih. Misalnya seorang bupati menyatakan bahwa penduduk yang tinggal di kabupatennya memiliki tingkat kesadaran politik yang lebih tinggi dari kabupaten lain. Atau sebuah perusahaan mobil menyatakan bahwa mobil yang diproduksi di pabriknya, memiliki efisiensi penggunaan bahan bakar yang lebih baik dari produknya yang lama. 54 | P a g e

Tahapan pengujian yang dilakukan adalah dipilih beberapa orang dari kabupaten tersebut dan diukur kesadaran politiknya, kemudian dipilih juga beberapa orang dari kabupaten lain dan diukur kesadaran politiknya. Dari data kedua kabupaten ini diputuskan diterima atau tidak apa yang telah dinyatakan oleh sang bupati. Pada kasus kedua, mungkin diuji beberapa mobil produksi baru dan mobil produksi lama, kemudian dibandingkan. Populasi yang dimaksud di sini memiliki pengertian yang luas, bukan hanya berupa fisik. Misalnya saja ingin dibandingkan keefektifan 3 metode pengajaran; metode pengajaran ini merupakan populasi yang abstrak. Sehingga bentuk datanya diperoleh dari semacam percobaan. Beberapa orang diikutsertakan dalam kelas metode 1, beberapa orang lain diikutsertakan dalam kelas dengan metode 2, dan beberapa orang lain diikutsertakan dalam kelas metode 3. Pada awal percobaan, setiap orang memiliki kondisi yang sama. Dari data ketiga kelas, akan diketahui seperti apa perbedaan efektifitas ketiga pengajaran. Beberapa analisis yang bisa digunakan untuk tujuan ini adalah : Uji t-student uji ini hanya bisa digunakan untuk membandingkan nilai tengah dua populasi yang diasumsikan memiliki sebaran normal. Dasar pengujian dari analisis ini adalah selisih rata-rata contoh yang diambil dari populasi pertama dengan ratarata contoh dari populasi kedua. Berdasarkan nilai selisih ini akan diperoleh keputusan menganggap sama atau berbeda kedua nilai tengah tersebut. ANOVA Analysis of Variance digunakan untuk membandingkan nilai tengah dua atau lebih populasi, dengan asumsi menyebar normal. Dasar pengujian dengan analisis ini adalah ada atau tidaknya keragaman antar nilai tengah. Jika keragaman nilai tengah kecil, maka dikatakan nilai-nilai tengah itu tidak berbeda, tetapi jika ragamnya besar maka berarti nilai-nilai tengah itu berbeda. Mann-Whitney analisis ini hanya digunakan untuk membandingkan nilai tengah dua populasi, dan tidak ada asumsi sebaran. Dasar pengujiannya adalah peringkat dari nilai-nilai data. Jika tidak ada perbedaan nilai tengah maka apabila data kedua populasi dicampur dan diperingkatkan, maka rata-rata peringkat keduanya tidak akan berbeda. Artinya data yang bernilai kecil atau besar tidak hanya berasal dari salah satu populasi, namun tersebar merata di keduanya. 55 | P a g e

Kruskal-Wallis analisis ini adalah perluasan dari uji Mann-Whitney, dan bisa diterapkan untuk lebih dari dua populasi, dan tidak ada asumsi sebaran data. Uji Beda Proporsi pengujian ini digunakan untuk melihat perbedaan proporsi dua populasi. Misalnya ingin dibandingkan proporsi keluarga yang mengikuti program KB di Kabupaten Bogor dan Kabupaten Cianjur. Pengujian in berbasis pada selisih proporsi dari sebuah populasi dengan populasi lain. Teknik analisis untuk melihat hubungan dua atau lebih peubah Sepintas ilustrasi tentang hal ini sudah diberikan ketika kita membahas tabel kontingensi, yaitu antara pendidikan dengan penggunaan alat kontrasepsi. Hubungan antara dua peubah atau lebih, seringkali merupakan hal yang selalu ada dalam suatu penelitian. Ada dua jenis hubungan yang harus dibedakan sejak awal, yaitu hubungan yang sekedar asosiasi yang didukung hanya oleh data yang ada dan hubungan yang bersifat sebab akibat yang didukung dengan logika dan teori. Ketika kita membahas hubungan jenis yang pertama, dua peubah memiliki kedudukan yang sama, tidak ada peubah yang satu mendahului peubah yang lain. Namun pada hubungan sebab akibat ada peubah yang diposisikan sebagai sebab (peubah penjelas, peubah bebas, peubah independen) dan ada yang menjadi akibat (peubah respon, peubah tak bebas, peubah dependen). Peubah bebas biasanya dilambangkan X, sedangkan peubah tak bebas Y. Analisis hubungan dua peubah ini tergantung pada tipe dari peubah yang terlibat, apakah bertipe kategorik dan bertipe numerik, serta bentuk dari hubungan yang akan dibuat. Berikut disajikan tabel yang memberikan alat analisis apa yang bisa diterapkan pada berbagai tipe data : Numerik Numerik Korelasi Pearson, Kategorik KorelasiANOVA, tabel ringkasan

Spearman, Regresi Linear Kategorik Regresi Logistik Tabel Kontingensi

Penjelasan singkat mengenai alat analisis di atas adalah sebagai berikut:

56 | P a g e

Korelasi Pearson

korelasi ini sering juga disebut sebagai korelasi produk-momen atau

korelasi saja. Besarnya koefisien menggambarkan seberapa erat hubungan linear antara dua peubah, bukan hubungan sebab akibat. Peubah yang terlibat duaduanya bertipe numerik, dan menyebar normal jika ingin pengujian terhadapnya sah. Notasi dari koefisien korelasi ini adalah r yang besarnya antara 1 hingga 1. Jika r < 0 maka dikatakan berkorelasi negatif, artinya jika nilai salah satu peubah semakin besar maka peubah yang lain akan semakin kecil. Misalnya hubungan antara lama belajar dengan lama menonton TV. Sebaliknya jika r > 0 dikatakan terjadi hubungan linear yang positif. Misalnya pendapatan dengan konsumsi. Jika r = 0 dikatakan tidak berkorelasi tetapi bukan berarti tidak berhubungan. Mungkin berhubungan namun tidak linear. Semakin dekat nilai r dengan 1 atau 1 maka semakin erat hubungan linear antar peubah tersebut. Korelasi Spearman koefisien ini mirip saja dengan korelasi Pearson, hanya saja dalam

pengujian tidak mensyaratkan adanya asumsi sebaran normal. Di samping itu data yang digunakan bisa saja berupa data numerik yang merupakan pengkodean dari data ordinal. Misalkan hubungan antara pendapatan (numerik) dengan tingkat kesadaran politik (ordinal). Kesadaran politik dinyatakan sebagai sebuah bilangan terurut berdasarkan tingkat kesadarannya. Regresi Linear dalam analisis ini sudah jelas mana sebagai Y dan mana sebagai X. Hubungan antara Y dengan X di tuliskan sebagai : Y = a + bX Interpretasi dari b adalah besarnya perubahan Y jika X naik satu satuan. Sedangkan a adalah besarnya nilai Y ketika X bernilai 0. Umumnya a disebut sebagi intersep dan b sebgai kemiringan/slope/gradien garis regresi. Ukuran kebaikan model regresi dinyatakan sebagai R 2 (koefisien determinasi), yang besarnya dari 0% hingga 100%. Semakin mendekati 100% maka model regresi yang didapatkan semakin baik. Data yang bisa dianalisis dengan regresi linear adalah Y dan X yang bertipe numerik, dan memiliki sebaran normal.

57 | P a g e

ANOVA

Pada bagian sebelumnya dijelaskan bahwa ANOVA bisa digunakan untuk membandingkan nilai tengah dari dua atau lebih populasi. Dalam berbagai kondisi, analisis ini juga bisa diinterpretasikan untuk melihat pengaruh peubah yang bertipe kategorik (bukan numerik) terhadap peubah yang bertipe numerik. Misalnya ingin dilihat hubungan, tepatnya pengaruh, dari lokasi toko terhadap kemajuan usaha (diukur dalam rupiah). Jika ada perbedaan kemajuan usaha antara toko di perumahan dan toko di tempat wisata, bisa dikatakan bahwa ada hubungan antara kemajuan usaha dengan lokasi toko.

Tabel Ringkasan tabel ini juga sudah dibahas pada bagian sebelumnya. Dengan tabel ini juga bisa dibahas hubungan antar peubah. Misalnya jika kita ringkas rata-rata pendapatan kepala keluarga berdasarkan pendidikannya, seperti pada contoh sebelumnya, kita bisa mengetahui hubungan antara keduanya. Apakah semakin tinggi pendidikan, tingkat pendapatannya juga semakin besar. Tabel Kontingensi mengulang pembahasan tentang teknik penyajian data, tabel kontingensi bisa digunakan untuk melihat hubungan dua peubah kategorik. Pada contoh sebelumnya diberikan tabel kontingensi antara pendidikan dan penggunaan alat kontrasepsi. Dari tabel kontingensi ini bisa dibuat kesimpulan apakah ada hubungan antara pendidikan seseorang dengan alat kontrasepsi apa yang mereka sukai. Untuk menegaskan pembahasan dari tabel kontingensi, dilakukan pengujian formal yang dikenal dengan uji Khi-Kuadrat (Chi-Square Test) Regresi Logistik tipe data dalam analisis ini kebalikan dari tipe data pada ANOVA. Yang menjadi peubah bebas (X) bisa bertipe numerik maupun kategorik, sedangkan yang menjadi peubah tak bebas (Y) bertipe kategorik. Hasil dari analisis ini berupa peluang sebuah objek masuk ke dalam suatu kategori jika diketahui berbagai nilai peubah X-nya. D. Pengolahan Dan Analisis Data Pada bagian ini akan dibicarakan 3 (tiga) hal pokok, yaitu cara mengolah data, menganlisa dan menentukan teknik analisa statistiknya. 1. Pengolahan Data

58 | P a g e

Pengolahan data atau disebut juga proses pra-analisa mempunyai tahap-tahap sebagai berikut: a) Editing Data: Proses editing merupakan proses dimana peneliti melakukan klarifikasi, keterbacaan, konsisitensi dan kelengkapan data yang sudah terkumpul. Proses klarifikasi menyangkut memberikan penjelasan mengenai apakah data yang sudah terkumpul akan menciptakan masalah konseptual atau teknis pada saat peneliti melakukan analisa data. Dengan adanya klarifikasi ini diharapkan masalah teknis atau konseptual tersebut tidak mengganggu proses analisa sehingga dapat menimbulkan bias penafsiran hasil analisa. Keterbacaan berkaitan dengan apakah data yang sudah terkumpul secara logis dapat digunakan sebagai justifikasi penafsiran terhadap hasil analisa. Konsistensi mencakup keajegan jenis data berkaitan dengan skala pengukuran yang akan digunakan. Kelengkapan mengacu pada terkumpulannya data secara lengkap sehingga dapat digunakan untuk menjawab masalah yang sudah dirumuskan dalam penelitian tersebut. b) Pengembangan Variabel: Yang dimaksud dengan pengembangan variable ialah spesifikasi semua variable yang diperlukan oleh peneliti yang tercakup dalam data yang sudah terkumpul atau dengan kata lain apakah semua variable yang diperlukan sudah termasuk dalam data. Jika belum ini berarti data yang terkumpul belum lengkap atau belum mencakup semua variable yang sedang diteliti. c) Pengkodean Data: Pemberian kode pada data dimaksudkan untuk menterjemahkan data kedalam kode-kode yang biasanya dalam bentuk angka. Tujuannya ialah untuk dapat dipindahkan kedalam sarana penyimpanan, misalnya komputer dan analisa berikutnya. Dengan data sudah diubah dalam bentuk angkaangka, maka peneliti akan lebih mudah mentransfer kedalam komputer dan mencari program perangkat lunak yang sesuai dengan data untuk digunakan sebagai sarana analisa, misalnya apakah data tersebut dapat dianalisa dengan menggunakan software SPSS? Contoh pemberian kode data ialah, misalnya pertanyaan di bawah ini yang menggunakan jawaban ya dan tidak dapat diberi kode 1 untuk ya dan 2 untuk tidak

59 | P a g e

Pertanyaan: Apakah saudara menyukai pekerjaan saat ini? Jawaban: a. ya b. tidak

Untuk jawaban yang menggunakan skala seperti pertanyaan di bawah ini, maka jawaban sangat tidak setuju, tidak setuju, netral, setuju dan setuju sekali dapat diberi kode 1,2,3,4 dan 5 untuk masing-masing jawaban. Pertanyaan: Bagaimana pendapat saudara mengenai tariff telepon saat ini? Jawaban: a. sangat tidak setuju b. tidak setuju c. netral d. setuju e. setuju sekali Jika jawaban sudah dalam bentuk numeric, misalnya penghasilan per bulan sebesar Rp. 3,500.000;00 atau frekuensi membaca iklan sebesar 20 kali per bulan; pengkodean tidak perlu dilakukan lagi karena bentuknya sudah numeric. d) Cek Kesalahan: Peneliti melakukan pengecekan kesalahan sebelum dimasukkan kedalam komputer untuk melihat apakah langkah-langkah sebelumnya sudah diselesikan tanpa kesalahan yang serius. e) Membuat Struktur Data: Peneliti membat struktur data yang mencakup semua data yang dibutuhkan untuk analisa kemudian dipindahkan kedalam komputer. Penyimpanan data kedalam komputer mempertimbangkan 1) apakah data disimpan dengan cara yang sesuai dan konisten dengan penggunaan sebenarnya? 2)apakah ada data yang hilang / rusak dan belum dihitung? 3) bagaimana caranya mengatasi data yang hilang atau rusak? 4) sudahkan pemindahan data dilakukan secara lengkap? f) Cek Preanalisa Komputer: struktur data yang sudah final kemudian dipersiapkan untuk analisa komputer dan sebelumnya harus dilakukan pengecekan preanalisa komputer agar diketahui konsistensi dan kelengkapan data. g) Tabulasi: Tabulasi merupakan kegiatan menggambarkan jawaban responden dengan cara tertentu. Tabulasi juga dapat digunakan untuk menciptakan statistik deskriptif variable-variable yang diteliti atau yang variable yang akan di tabulasi silang. Di bawah ini diberikan contoh membuat tabulalsi frekuensi dan tabulasi silang:

60 | P a g e

E. Menyusun Proposal Penelitian 1. Proposal Penelitian Kuantitatif Sistematika Proposal Penelitian Kuantitatif. I. A. B. C. D. E. F. II. A. B. C. III. A. B. C. D. IV. A. B. V. A. Pendahuluan Latar Belakang Identifikasi Masalah Batasan Masalah Rumusan Masalah Tujuan Penelitian Kegunaan Hasil Penelitian Landasan Teori, Kerangka Berfikir dan Pengajuan Hipotesis Deskripsi Teori Kerangka Pikiran Hipotesis Prosedur Penelitian Metode Populasi Dan Sampel Teknik Pengumpulan Data Teknik Analisis Data Organisasi Dan Jadwal Penelitian Organisasi Penelitian Jadwal Penelitian Biaya Yang Diperlukan Pendahuluan. Latar Belakang Masalah Berisi tentang sejarah dan peristiwa yang terjadi pada obyek yang akan diteliti, tetapi peristiwa itu nampaknya ada penyimpangan dari standart keilmuan maupun aturan. Penyimpangan ini perlu ditunjukkan dalam data. Peneliti juga perlu menuliskan mengapa hal itu perlu diteliti. B. Identifikasi Masalah Semua masalah yang ada pada obyek penelitian dikemukakan, baik masalah yang akan diteliti maupun tidak diteliti. Tunjukkan hubungan masalah

61 | P a g e

satu dengan masalah yang lain. Masalah yang diteliti umumnya merupakan variabel dependen. C. Batasan Masalah Karena keterbatasan waktu, dana, tenaga, teori, dan supaya penelitian lebih mendalam maka penelitian dibatasi pada beberapa variabel saja. D. Rumusan Masalah Dinyatakan dalam kalimat tanya, jelas, dan spesifik. Dapat berbentuk rumusan masalah deskriptif, komparatif dan asosiatif. E. Tujuan Tujuan Penelitian disini berkenaan dengan tujuan peneliti dalam melakukan yang penelitian. Tujuan penelitian berkaitan erat dengan rumusan masalah kesimpulan penelitian. F. 1. 2. Kegunaan Hasil Penelitian Kegunaan hasil penelitian ada dua hal yaitu : Kegunaan untuk mengembangkan ilmu / kegunaan teoritis. Kegunaan praktis, yaitu membantu memecahkan dan mengantisipasi masalah yang ada pada obyek yang diteliti. A. Landasan Teori, Kerangka Berfikir dan Pengajuan Hipotesis Deskripsi Teori Adalah teori teori yang relevan yang dapat digunakan untuk menjelaskan tentang variabel yang akan diteliti, serta sebagai dasar untuk memberi jawaban sementara terhadap rumusan masalah yang diajukan (hipotesis), dan penyusunan instrumen penelitian. B. Kerangka Berfikir Merupakan model konseptual tentang bagaimana teori berhubungan dengan berbagai faktor yang telah didentifikasikan sebagai masalah yang penting. C. Hipotesis Penelitian Karena hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan maslah penelitian yang diajukan, maka titik tolak untuk merumuskan hipotesis adalah rumusan masalah dan kerangka berfikir.

dituliskan. Rumusan masalah dan tujuan penelitian ini jawabannya terletak pada

62 | P a g e

Prosedur Penelitian A. Metode Penelitian Dibagian ini perlu ditetapkan metode penelitian apa yang akan digunakan, apakah metode survey atau eksperimen. B. Populasi dan Sampel Dalam penelitian perlu dijelaskan populasi dan sampel yang dapat digunakan sebagai sumber data. C. Instrumen Penelitian Jumlah instrumen yang akan digunakan tergantung variabel yang diteliti. Bila variabel yang diteliti jumlahnya lima, maka akan mengggunakan lima instrumen. D. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang digunakan yang digunkan harus yang paling tepat, sehingga betul betul didapat data yang paling valid dan reliabel. Jangan semua teknik pengumpulan data dicantumkan kalau sekiranya tidak dapat dilaksanakan. E. Teknik Analisis Data Teknik analisis data ini berkenaan dengan perhitungan untuk menjawab rumusan masalah dan pengujian hipotesis yang diajukan. Organisasi dan Jadwal Penelitian A. Organisasi Penelitian Bila penelitian dilaksanakan oleh tim/kelompok maka diperlukan adanya organisasi pelaksana penelitian. Minimal ada ketua yang bertanggung jawab dan anggota, sebagai pembantu ketua. B. Jadwal Penelitian Setiap rancangan penelitian perlu dilengkapi dengan jadwal kegiatan yang akan dilaksanakan. Contoh Jadwal Penelitian : No Kegiatan 1. Penyusunan proposal Minggu Ke : 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 2 3

63 | P a g e

2. 3. 4.

Penyusunan instrumen Seminar Proposal dan instrumen penelitian Pengujian validitas dan reliabilitas instrumen Penentuan sampel Pengumpulan data Analisis data Pembuatan draft laporan Seminar laporan Penyempurnaan laporan Penggandaan laporan penelitian

5. 6. 7. 8. 9. 10 . 11 .

Biaya Penelitian Biaya merupakan hal yang sangat penting dalam penelitian. Jumlah biaya yang diperlukan tergantung pada tingkat profesionalisme tenaga peneliti dan pendukungnya, tongkat resiko kegiatan dilakukan, jarak tempat penelitian dengan tempat tinggal peneliti, serta lamanya penelitian dilakukan.

2. Proposal Penelitian KUALITATIF Sistematika Proposal Penelitian Kualitatif I. A. B. C. D. E. II. A. PENDAHULUAN Latar Belakang Fokus Penelitian Rumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian STUDI KEPUSTAKAAN ...........................

64 | P a g e

B. C. III. A. B. C. D. E. F. G. IV. A. B. V.

........................... ........................... PROSEDUR PENELITIAN Metode, dan alasan menggunakan metode Tempat Penelitian Instrumen Penelitian Sampel Sumber Data Teknik Pengumpulan Data Teknik Analisis Data Rencana Pengujian Keabsahan Data ORGANISASI DAN JADWAL PENELITIAN Organisasi Penelitian Jadwal Penelitian BIAYA YANG DIPERLUKAN I. Pendahuluan A. Latar Belakang Masalah Dalam latar belakang masalah ini perlu dikemukakan gambaran keadaan yang sedang terjadi selanjutnya dikaitkan dengan peraturan / kebijakan, perencanaan, tujuan, teori, pengalaman, sehingga terlihat adanya kesenjangan dalam suatu masalah. Masalah ini perlu dikemukakan dalam bentuk data. B. Fokus Penelitian Fokus penelitian ini adalah batasan masalah. Karena adanya keterbatasan, baik tenaga, dana, dan waktu, dan supaya hasil penelitian lebih terfokus maka peneliti tidak akan melakukan penelitian terhadap keseluruhan yang ada pada obyek tetapi perlu menentukan fokus. Penentuan fokus berdasarkan hasil studi pendahuluan, pengalaman, referensi, dan disarankan oleh pembimbing atau orang yang dupnadng ahli. Dan bersifat sementara. C. Rumusan Masalah a. penenlitian. b. tidak berkenaan dengan variabel penelitian pertanyaan penelitian yang jawabannya dicarikan melalui

65 | P a g e

c. d. 1. 2. 3.

bersifat spesifik tetapi lebih makro berkaitan dengan apa yang terjadi pada objek. Secara umum untuk menemukan, mengembangkan dan membuktikan

D. Tujuan Penelitian pengetahuan. Secara khusus untuk menemukan. Masih bersifat sementara dan masih berkembang setelah peneliti berada di lapangan. Serta berkaitan dengan rumusan masalah. E. Manfaat Penelitian Setiap penelitian memiliki manfaat yang bersifat teoritis dan praktis. Agar dapat menjelaskan, memprediksikan, dan mengendalikan suatu gejala. II. STUDI KEPUSTAKAAN Studi kepustakaan berkaitan dengan kajian teoritis dan referensi lain yang terkait dengan nilai, budaya dan norma yang berkembang pada situasi sosial yang diteliti. Terdapat 3 kriteria terhadap teori yang digunakan sebagai landasan dalam penelitian, yaitu : 1. Relevansi berarti teori yang dikemukakan sesuai dengan permasalahan yang diteliti. 2. Kemutakhiran berarti terkait dengan kebaruan tyeori atau referensi yang digunakan. 3. Keaslian terkait dengan keaslian sumber, maksudnya supaya peneliti menggunakan sumber aslinya dalam mengemukakan teori. III. METODE PENELITIAN A. Metode dan alasan menggunakan metode kualitatif Pada umumnya alasan menggunkaan metode kualitatif karena permasalahan belum jelas, holistik, kompleks, dinamis dan penuh makna sehingga tidak mungkin data pada situasi sosial tersebut dijaring dengan metode penelitian kuantitatif dengan instrumen seperti : tes, wawancara, atau kuisoner.

66 | P a g e

B. Tempat penelitian Perlu dikemukakan tempat dimana situasi sosial tersebut akan diteliti, misalnya sekolah, perusahaan, lembaga pemerintahan dll. C. Instrumen Penelitian Yang menjadi instrumen utama adalh peneliti sendiri atau anggota tim peneliti. D. Sampel Sumber Data Menurut Sanafiah Faisal (1990) dengan mengutip pendapat Spradley, Sampel sebagai sumber data atau sebagai informan sebaiknya memenuhi kriteria sebagai berikut : 1. Mereka yang menguasai atau memahami sesuatu melalui proses enkuolturasi, sehingga sesuatu itu bukan sekedar diketahui, tetapi juga dihayatinya. 2. 3. 4. 5. Mereka yang tergolong masih sedang berkecimpung atau terlibat pada kegiatan yang tengah diteliti. Mereka yang mempunyai waktu yang memadai untuk dimintai informasi. Mereka yang tidak cenderung menyampaikan informasi hasil kemasannya sendiri. Mereka yang pada mulanya tergolong cukup asing dengan peneliti sehingga lebih menggairahkan untuk dijhadikannya semacam guru atau narasumber. E. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang utama observasi, participant, wawancara mendalam studi dokumentasi, dan gabungan ketiganya atau trianggulasi. F. Teknik Analisa Data Analisis data kualitatif menurut Miles and Huberman dilakukan secara interaktif melalui proses data reduction, data display dan verivication. Sedangkan menurut Spradley dilakukan secara berurutan, melalui proses analisis domain, taksonomi, komponensial, dan tema budaya. G. Rencana Pengujian Keabsahan Data

67 | P a g e

Uji keabsahan data meliputi uji kredibilitas data (validitas internal), uji dependabilitas (reliabilitas) data, uji tgransferabilitas (validitas eksternal/ generalisasi), dan uji konfirmabilitas (obyektivitas). V. ORGANISASI PENELITIAN DAN JADWAL PENELITIAN A. Organisasi Dalam organisasi penelitian ini terdiri atas, ketua tim penilit, beberapa anggota peneliti, pengu B. Jadwal Penelitian Umumnya penelitian kualitatif memerlukan waktu yang relatif lama antara 6 bulan - 24 bulan . Makanya diperlukan merencanakan jadwal pelaksanaan penelitian. Contoh Jadwal Penelitian Kualitatif No 1. 2. 3. Bulan Ke : 1 2 3 Penyusunan proposal Diskusi proposal Memasuki lapangan, grand Kegiatan tour dan minitour question, 4. analisis domain Menentukan fokus, 4 5 6 7 8

minitour question, analisis 5. taksonomi Tahap selection, structual question, 6. 7. 8. 9. 10. analisis komponensial Menentukan tema, analisis tema Uji keabsahan data Membuat draft laporan penelitian Diskusi draft kelompok Penyempurnaan laporan

VI. PEMBIAYAAN

68 | P a g e

Biaya merupakan hal yang sangat penting dalam penelitian. Jumlah biaya yang diperlukan tergantung pada tingkat profesionalisme tenaga peneliti dan pendukungnya, tongkat resiko kegiatan dilakukan, jarak tempat penelitian dengan tempat tinggal peneliti, serta lamanya penelitian dilakukan. Dan perlu diuraikan secara rinci.

PENELITIAN TIDAKAN KELAS I. Pengertian Penelitian Tindakan Kelas (PTK) Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah penelitian tindakan ( action research) yang dilakukan dengan tujuan memperbaiki mutu praktik pembelajaran di kelasnya. PTK berfokus pada kelas atau pada proses belajar mengajar di kelas, bukan pada input kelas (silabus, materi dan lain-lain) ataupun output (hasil belajar). PTK harus tertuju atau mengenai hal-hal yang terjadi di dalam kelas. Suharsimi (2002) menjelaskan PTK dari definisi ketiga kata tersebut sebagai berikut : 1. Penelitian adalah kegiatan mencermati suatu objek, menggunakan atau metedologi 2. 3. tertentu untuk memperoleh data atau informasi yang bermanfaat untuk meningkatkan mutu suatu hal yang menarik minat dan penting bagi peneliti. Tindakan adalah suatu gerak kegiatan yang sengaja dialakuakan dengan tujuan tertentu, yang dalam penelitian berbentuk rangkaian siklus kegiatan. Kelas adalah sekolompok siswa yang dalam waktu yang sama menerima pelajaran yang sma dari seorang guru. II. Makna Kelas dalam PTK Pengertian kelas dalam PTK adalah sekelompok peserta didik yang sedang belajar. Komponen dalam sebuah kelas yang dapat dikaji melalui penelitian tindakan antara lain sebagai berikut : 1. Siswa, dapat dicermati objeknya ketika siswa yang bersangkutan sedang asyik mengikuti proses pembelajran dikelas/ lapangan/ laboraturium/ bengkel,

69 | P a g e

ketika sedang asyik mengerjakan pekerjaan rumah di malam hari , ataun sedang megikuti kerja bakti di luar sekolah. 2. Guru, dapat dicermati ketika guru yang bersangkutan sedang mengajar di kelas, sedang membimbing siswa yans sedang berdarmawisata, atau sedang mengadakan kunjungan ke rumah siswa. 3. 4. Materi pelajaran, dapat dicermati ketika guru sedang mengajar atau sebagai bahan yang ditugaskan kepada siswa. Peralatan atau sarana pendidikan, dapat dicermati ketika guru sedang mengajar, dengan tujuan meningkatkan mutu haaasil belajar, yang diamati ialah guru, siswa atau keduanya. 5. Hasil pembelajaran, merupqkqn produk yang ditingkatkan, pasti terkait dengan tindakan unsur lain, yaitu proses pembelajaran, peralatan atau sarana pendidikan, guru , dan siswa itu sendiri. 6. 7. Lingkungan, baik lingkungan siswa itu di kelas, sekolah, maupun yang melingkungi siswa di rumahnya. Pengelolaan, merupakan kegiatan yang sedang diterapkan dan dapat diatur/direkayasa dalam bentuk tindakan Unsur pengelolaan yang jelas-jelas merupakan gerak kegiatan sehingga mudah diatur dan direkayasa dalam bentuk tindakan. Dalam hal ini yang digolongkan sebagai kegiatan pengelolaan misalnya cara mengelompokkan siswa ketika guru memberikan tugas, pengaturan jadwal, pengaturan tempat duduk siswa, penempatan papan tulis, penetaan peralatan milik siswa dan sebagainya. III. Masalah yang dikaji melalui PTK Dikarenakan makna kelas dalam PTK adalah sekelompok peserta didik yang sedang belajar, maka permasalahan PTK cukup luas, diantaranya sebagai berikut : 1. 2. Masalah belajar siswa di sekolah, misalnya permasalahan belajar di kelas, kesalahan pembelajaran, miskonsepsi, misstrategi dan lain-lain. Pengembangan profesionalisme guru dalam peningkatan mutu perancangan, pelaksanaan, dan evaluasi program pembelajaran.

70 | P a g e

3. 4.

Pengelolaan dan pengendalian, misalnya pengenalan teknik modifikasi perilaku, teknik memotivasi, dan teknik pengembang potensi diri. Desain dan strategi pembelajaran di kelas, misalnya masalah pengelolaan dan prosedur pembelajaran dan implementasi dan inovasi dalam metode pembelajaran (misalnya penggantian metode mengajar baru), interaksi di dalam kelas (misalnya penggunaan strategi pengajaran yang didasarkan pada pendekatan terpadu).

5. 6. 7.

Penamaan dan pengembangan sikap serta nilai-nilai , misalnya pengembangan pola berfikir ilmiah dalam diri siswa. Alat bantu, media dan sumber belajar, misalnya penggunaan media, perpustakaan dan sumber belajar di dalam/luar kelas. Sistem asesmen dan evaluasi proses dan hasil pembelajaran. Misalnya masalah evaluasi awal dan hasil pembelajaran, pengembangan instrument asesmen berbasis kompetensi, atau penggunaan alat, metode evaluasi tertentu.

8. belajar.

Masalah kurikulum, misalnya implementasi KBK; urutan penyajian materi pokok; interaksi guru-siswa; siswa-materi ajar; dan siswa-lingkungan

IV. Tujuan PTK Tujuan utama PTK adalah memecahkan pemasalahan nyata yang terjadi di dalam kelas dan sekaligus mencari jawaban ilmiah mengapa hal tersebut dapat dipecahkan dengan tindakan yang dilakukan. Secara lebih rinci, tujuan PTK antara lain sebagai berikut: 1. 2. 3. 4. Meningkatkan mutu isi, masukan, proses, serta hasil pendidikan dan pembelajaran di sekolah. Membantu guru dan tenaga kependidikan lainnya mengatasi masalah pembelajaran dan pendidikan di dalam dan di luar kelas. Meningkatakan sikap profesional pendidik dan tenaga kependidikan Menumbuhkembangkan budaya akademik di lingkungan sekolah sehingga tercipta sikap proaktif di daalm melakukan perbaikan mutu pendidikan dan oapembelajran secara berkelanjutan (sustainable) V. Luaran Penelitian Tindakan kelas

71 | P a g e

Karena yang diharapkan dapat dihasilkan dari PTK adalah peningkatan atau perbaikan mutu proses dan hasil pemebelajaran , antara lain meliputi hal-hal berikut : 1. 2. 3. 4. 5. sekolah. 6. peningkatan atau perbaikan terhadap kualitas penerapan kurikulum dan pengembangan kompetensi siswa di sekolah. VI. Ciri Khusus Penelitan Tindakan Ciri khusus dari PTK adalah adanya tindakan (action) yang nyata. Tindakan itu dilakukan pada situasi alami (bukan dalam laboratorium) dan ditujukan untuk memecahkan permasalahan praktis. Tindakan tersebut merupakan suatu kegiatan yang sengaja dilakukan dengan tujuan tertentu. Pada penelitian tindakan, kegiatan tersebut dilakakan dalam rangkaian siklus kegiatan. Keunikan lain dari PTK diantaranya sebagai berikut : 1. 2. PTK merupakan kegiatan penelitian yang tidak saja berupaya untuk memecahkan masalah, tetapi sekaligus mencari dukungan ilmiahnya. Hal yang dipermasalahkan bukan dihasilkan dari kajian teoritis atau dari ahsil penelitian terdahulu, tetapi berasal dri adanya permasalahan yang nyata dan actual yang terjadi dalm pembelajaran di kelas. Dengan kalimat lain, PTK berfokus pada masalah praktis bukan problem teoritis atau bersifat bebas konteks. 3. 4. PTK dimulai dari permasalahan yang sederhana, nyata, jelas dan tajam mengenai hal-hal yang terjadi d idalam kelas. Adanya kolaborasi (kerja sama) antar praktisi (guru, kepala sekolah, siswa, dan lainnya) dan peneliti dalam pemahaman, kesepakatan tentang permasalahan, pengambilan keputusan yang akhirnya melahirkan kesamaan Peningkatan atau perbaikan terhadap kinerja belajar siswa di sekolah. Peningkatan atau perbaikan terhadap mutu proses pembelajaran di kelas. Peningkatan atau perbaikan terhadap kualitas penggunaan media, alat bantu belajar dan sumber belajar lainnya. Peningkatan atau perbaikan terhadap kualitas prosedur dan alat evaluasi yang digunakan untuk mengukur proses dan hasil belajar siswa. Peningkatan atau perbaikan terhadap masalah pendidikan anak di

72 | P a g e

tindakan(action).Kerja sama (kolaborasi) anatar guru dan peneliti sangat penting dalam bersama menggali mengkaji permasalahan nyata yang dihadapi terutama pada kegiatan mendiagnosis masalah, menyusun usulan, melaksanakan penelitian (melaksanakan tindakan, observasi, merekan data, evaluasi dan reflaksi), menganalisis data, menyeminarkan hasil, dan menyususn laporan akhir. 5. PTK dilakukan hanya apabila ada : Keputusan kelompok dan komitmen untuk pengembangan Bertujuan meningkatkan profesionalisme guru Alasan pokok : ingin tahu, ingin membantu, ingin meningkatkan Bertujuan memperoleh pengetahuan dan/atau sebagai pemecah masalah. VII. Menyusun Usulan PTK Kerja penelitian dimulai dengan membuat rencana. Rencana penelitian umumnya disebut usulan penelitian. Permohonan dana atau izin pelaksanaan penelitian selalu mempersyaratakan adanya ususlan penelitian. Usulan penelitian adalah langkah pertamam dari kerja penelitian. Pada umumnya usulan PTK terdiri atas: 1. Judul PTK 2. Bab Pendahuluan yang menjelaskan tentang latar belakanng masalah, perumusan masalah dan cara pemecahan masalah, tujuan dan kemanfaatan hasil penelitian (terutama potensi untuk memperbaiaki atau meningkatkan kualitas isi, proses, masukan atau hasil pembelajaran dan/atau pendidikan ). 3. Bab kajian atau Tindakan Pustaka yang mengurai kajian teori dan pustaka yang menumbuhkan gagasan yang mendasari usulan rancangan penelitian tindakan. 4. Bab Metodologi Pelaksanaan yang menjelaskan tentang rencana dan prosedur penelitian (terutama: prosedur diagnosis masalah, perencanaan tindakan, prosedur pelaksanaan tindkan, prosedur observasi dan evaluasi, prosedur reflekdi hasil penelitian). 5. Penjelasan mengenai kegiatan pendukung (terutama: jadwal penelitian, sarana pendukung pembelajaran masing-masing anggota penelitian dalam setiap kegiatan penelitian dan kelayakan pembiayaan). 6. Isi usulan penelitian 73 | P a g e

Penjelasan dan contoh dari masing-masing komponen dalam usulan penelitian tindakan kelas adalah sebagai berikut: a. Judul Penelitian Judul hendaknya ditulis dengan singkat dan spesifik. Hal utama yang seharusnya ditulis didalam judul adalah gambaran dari apa yang dipermasalahkan dan bentuk tindakan yang akan dilakukan untuk mengatasi masalahnya. Umumnya di bawah judul dituliskan pula subjudul. Subjud ditulis untuk menambahkan keterangan lebih rinci tentang populasi, misalnya dimana penelitian dilakukan,kapan,dikelas berapa, dan lain-lain. Berikut ini beberapa contoh judul PTK: 1. Peningkatan kreativitas siswa dalam proses belajar mata pelajaran Fisika melalui penerapan model pembelajaran generatif. 2. Penerapan pembelajaran model Problem Based Learning untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah mata pelajaran Fisika. 3. Pembelajaran berbasis konstruktivisme dan kontekstual pada mata pelajaran Fisika untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam pemahaman konsep. 4. Meningkatkan kemampuan membaca pemahaman pada mata pelajaran Fisika melalui penerapan Cooperative Learning. b. Pendahuluan Tujuan utama PTK adalah untuk memecahkan permasalahan pembelajaran. Untuk itu, dalam bab pendahuluan, yang intinya adalah paparan alasan atau latar belakang penelitian hendaknya dipaparkan bahwa: 1. Masalah yang diteliti adalah benar-benar suatu masalah pembelajaran yang terjadi di sekolah. Dikarenakan hal tersebut umumnya di dapat dari pengamatan dan kajian (diagnosis) yang dilakukan oleh guru atau tenaga kependidikan lainnya di sekolah, maka jelaskan pula proses atau kondisi yang terjadi. 2. Masalah yang akan diteliti merupkan sebuah masalah penting dan mendesak untuk dipecahkan serta dapat dilaksanakan, dilihat, dari sgi ketersediaan waktu, biaya, dan daya dukung lainnya yang dapat memperlancar penelitian tersebut. 3. Dari identifikasi masalah diatas, jelaskan hal-hal yang diduga menjadi akar penyebab dari masalah tersebut. Secara cermat dan sistematis berikan alasan (argumentasi) bagaimana dapat menarik kesimpulan tentang akar masalah itu.

74 | P a g e

c.

Perumusan dan Pemecahan Masalah Bagian ini umumnya terdiri atas jabaran tentang perumusan masalah, cara pemecahan masalah, tujuan serta manfaat atau kontribusi hasil penelitian.

1. Perumusan masalah: Rumusan masalah penelitian dalam bentuk suatu rumusan penelitian tindakan kelas. Dalam perumusan masalah dapat dijelaskan definisi, asumsi, dan lingkup yang menjadi batasan penelitian. Rumusan masalah sebaiknya menggunakan kalimat tanya dengan mengajukan alternatif tindakan yang akan dilakukan dan hasil positif yang diantisipasi dengan mengajukan indikator keberhasilan tindakan, cara pengukuran, serta cara mengevaluasinya. 2. Pemecahan Masalah: Uraikan alternatif tindakan yang akan dilakukan untuk memecahkan masalah. Pendekatan dan konsep yang digunakan untuk menjawab masalah yang diteliti hendaknya sesuai dengan kaidah penelitian tindakan kelas. Cara pemecahan masalah ditentukan berdasarkan pda akar penyebab permasalahan dalam bentuk tindakan (action) yang jelas dan terarah. 3. Tujuan Penelitian: Kemukakan secara singkat tentang tujuan penelitian yang ingin dicapai dengan mendasarkan pada permasalahan yang dikemukakakn. Tujuan umum dan khusus diuraikan dengan jelas sehingga dapat diukur tingkat pencapaian keberhasilannya. 4. Kontribusi Hasil Penelitian : Uraikan kontribusi hasil penelitian terhadap kualitas pendidikan dan /atau pembelajaran sehingga tampak manfatnya bagi siswa, guru, maupun komponen pendidikan disekolah lainnya. Kemukakan inovasi yang akan dihasilkan dari penelitian ini. Untuk memudahkan dalam menuliskan secara rinci hal-hal diatas, disarankan untuk terlebih dahulu menetapkan pokok-pokok pikirannya. d. Kajian pustaka Menguraikan dengan jelas kajian teori dan pustaka yang menumbuhkan gagasan yang mendasai usulan rancangan penelitian tindakan. Kemukakan juga teori, temuan, dan bahan penelitian lain yang mendukung pilihan tindakan untuk mengatasi permasalahan penelitian tersebut. Uraian ini digunakan untuk menyususn kerangka berpikir atau konsep yang akan digunakan dalam penelitian.

75 | P a g e

Pada bagian akhir dapat dikemukakan hipotesis tindakan yang menggambarkan indikator keberhasilan tindakan yang diharapkan. e. Rencana dan Prosedur Penelitian. Kemukakan objek, waktu dan lamanya tindakan, serta lokasi penelitian secara jelas. Prosedur hendaknya dirinci dari perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan evaluasi-refleksi yang bersifat daur ulang atau siklus. Tunjukkan siklus-siklus kegiatan penelitian dengan menguraikan indikator keberhasilan yang dicapai dalam setiap siklus sebelum pindah ke siklus lain. Jumlah siklus diusahakan lebih dari satu siklus, meskipun harus diingat jugas jadwalkegiatan belajar di sekolah. Perencanaan: Siklus 1 identifikasi dan alternatif masalah Merencanakan pembelajaran yang akan masalah diterapkan dalam PBM penetapan Menentukan pokok bahasan pemecahan Mengembangkan skenario pembelajaran Tindakan Pengamatan Menyusun LKM Menyiapkan sumber belajar Mengembangkan format evaluasi Mengembangkan format observasi pembelajaran Menerapkan tindakan mengacu pada skenario dan LKM Melakukan observasi dengan memakai format observasi Refleksi Menilai hasil tindakan dengan menggunakan format LKM Melakukan evaluasi tindakan yang telah dilakukan yang meliputi evaluasi mutu,jumlah dan waktu dari setiap macam tindakan. Melaukan pertemuan untuk membahas hasil evaluasi tentang skenario LKM, dan lain-lain. Memperbaiki pelaksanaan tindakan sesuai

76 | P a g e

hasil evaluasi, untuk digunakan pada siklus berikutnya Siklus II Perencanaan Evaluasi tindakan 1 Identifikasi masalah dan penetapan alternatif pemecahan masalah Pengembangan program tindakan II Tindakan Pelaksanaan program tindakan II pengamatan Pengumpulan data tindakan II refleksi Evaluasi tindakan II Siklus-siklus berikutnya Kesimpulan, saran, rekomendasi VIII. Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas 1. a. b. Yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan PTK ada tiga, yaitu: PTK merupakan penelitian yang mengikutsertakan secara aktif peran guru dan siswa dalam berbagai tindakan. Kegiatan refleksi (perenungan,pemikiran, dan evaluasi) dilakukan berdasarkan pertimbangan rasional (menggambarkan konsep teori) yang mantap dan valid guna melakukan perbaikan tindakan dalam upaya memecahkan masalah yang terjadi. c. Tindakan perbaikan terhadap situasi dan kondisi pembelajaran dilakukan dengan segera dan dilakukan secara praktis (dapat dilakukan dalam praktik pembelajaran). Prinsip PTK: Tidak mengganggu proses pembelajaran, harus dipersiapkan dengan rinci dan matang, tindakan harus konsisten dengan rancangan, masalah benar-benar ada dan dihadapi oleh guru dan seterusnya. 2. Siklus Kegiatan PTK PTK dilaksanakan dalam bentuk siklus berulang yang didalamnya terdapat empat tahapan, yaitu perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi yang digambarkan sebagai berikut:

77 | P a g e

Permasalahan

Perencanaan tindakan I

Pelaksanaann tindakan I

Siklus I

Pengamatan atau pengumpulan data Refleksi I

Permasalahan baru hasil refleksi

Perencanaan tindakan II

Pelaksanaan tindakan II

Refleksi II Siklus II Apabila masalah belum terselesaikan 3. Rincian kegiatan PTK a. Perencanaan Dilanjutkan ke siklus berikutnya

Pengamatan /pengumpulan data II

Pada tahapan ini terdiri dari kegfiatan sebagai berikut: a) b) c) Mengidentifikasi dan menganalisis masalah, yaitu secara jelas dapat dimengerti masalah apa yang akan diteliti. Menetapkan alasan mengapa penelitian mengapa penelitian tersebut dilakukan, yang akan melatarbelakangi PTK. Merumuskan masalah secara jelas, baik dengan kalimat tanya maupun kalimat pernyataan.

78 | P a g e

d) e) menjabarkan f) b.

Menetapkan cara yang akan dilakukan untuk menemukan jawaban berupa hipotesis tindakan. Menentukan cara untuk menguji hipotesis tindakan dengan indikator-indikator keberhasilan serta berbagai instrumen pengumpul data yang dapat dipakai untuk menganalisis indikator keberhasilan itu. Membuat secara rinci rancangan tindakan. Tindakan Pada tahap ini diterapkan strategi dan skenario pembelajaran. Rancangan tindakan tersebut sebelumnya telah dilatihkan kepada sang guru. Skenario tindakan yang akan dilakukan hendaknya dijabarkan serinci mungkin secara tertulios. Rincian tindakan itu menjelaskan tentang :

a) Langkah demi langkah kegiatan yang akan di lakukan, b) Kegiatan yang seharusnya dilakukan oleh guru c) Kegiatan yang diharapkan dilakukan oleh siswa. d) Rincian tentang jenis media pembelajaran yang akan digunakan dan cara menggunakannya e) Jenis instrumen yang akan digunakan untuk pengumpulan data/pengamatan disertai dengan penjelasan rinci bagaimana menggunakannya. c. Pengamatan atau Observasi Pada tahap ini, peneliti ( atau guru bertindak sebagai peneliti) melakukan dan mencatat semua hal yang diperlukan dan terjadi selama pelaksanaan tindakan berlangsung. Instrumen yang umum dipakai adalah a. soal tes, kuis b. rubrik,c. lembar observasi, dan catatan yang dipakai untuk memeperoleh data secara objektif yang tidak dapat terekam melalui lembar observasi, seperrti aktifitas sisiswa di dalam kelas selama peemberian tindakan berlangsung. Data yang telah dihibungkan hendaknya dicek untuk mengetahui keabsahannya. Data yang telah terkumpul memerlukan analisis baik untuk mempermudah penggunaan maupun dalam penarikan kesimpulan. Untuk hal berbagai teknik.analisis statistika dapat digunakan. No Indikator keberhasilan Rincian PTK atau sub indikator

keberhasilan :

79 | P a g e

Semakin waktu mahasiswa

efektifnya belajar

Siswa mampu. menggunakan

waktu teratur.

konsultasi

oleh dengan dosen secara

Menyelesaikan tugas tepat waktu Menggunakan waktu secar efektif dan efisien untuk mengerjakan tugas Menunjukkan kemajuan dari waktu ke waktu belajar/diskusi dengan teman tentang Belajar/diskusi dengan orang lain yang memilki kecakapaan sesuai dengan tugas yang telah diberikan Belajar melalui media pembelajaran lain (internet,perpustakan dan lain-lain) dalam menyelesaikan tugas yang diberikan. efektifnya belajar dalam kelompok PBM yang mengembangkan data dan bahan oleh secara mandiri mengembangkan sifat kolaboratif satu dengan yang lain mengkonstruksi, konstibusi, dan melakuakn sintesis informasi. Belajar yang diarahkan oleh dan untuk diri sendiri Bekerja secara mandiri Berupaya melakukan penilaian mandiri

Semakin kegiatan mahasiswa pihak lain

efektifnya dengan

belajar tugas yang diberikan.

Semakin kegiatan dilakukan mahasiswa.

Meningkatnya

kemampuan melakukan terhadap target waktu penyelesaian tugas penilaian terhadap diri yang telah ditetapkan sendiri Melakukan penilaian mandiri terhadap kuantitas dan kualitas tugas yang telah dikerjakan 80 | P a g e

d.

Refleksi Refleksi mencakup analisis, sintesis, dan penilaian terhadap hasi. Pengamatan atas tindakan yang dilakukan

4.

Bagaimana Menyususn Laporan Penelitian Tindakan Kelas? Proses penyusunan laporan sebenarnya tidaklah sulit jika guru sudah disiplin mencatat apa saja yang telah dilakukan. Bagaimana Rincian Dari Setiap Bagian Laporan Rincian setiap bagian laporan adalah sebagai berikut :

a) b) c) d) e) f) g) h)

Abstrak Pendahuluan Kajian pustaka Pelaksanaan penelitian Hasil penelitian dan pembahasan Kesimpilan dan saran Daftar pustaka Lampiaran-lampiran

IX. Menilai Laporan PTK 1. Bagaiamana kriteria KTI yang benar dan baik ? Sebelum dikirim untuk di evaluasi KTI hendaknya : Dinilai kembali oleh si penulis. Apakah semua komponen yang seharusnya ada KTI telah tersaji dengan bail dan benar. Telah didiskusikan terlebih dahulu Menggunakan pedoman KTI yang berlaku Secara umum KTI yang baik adalah yang APIK

RANCANGAN PENELITIAN EKSPERIMEN (EXPERIMENT DESIGN RESEARCH) Dr. Suparyanto, M.Kes

81 | P a g e

RANCANGAN RESEARCH)

PENELITIAN

EKSPERIMEN

(EXPERIMENT

DESIGN

BEDA RANCANGAN PENELITIAN OBSERVASI DAN EKSPERIMEN

Pada penelitian observasional, faktor penyebab terjadi secara alamiah, peneliti hanya mengamati (mendata) faktor penyebab dan akibat Pada penelitian eksperimental, faktor penyebab diberikan/dilakukan oleh peneliti, setelah itu diamati (didata) akibatnya

MACAM RANCANGAN PENELITIAN EKSPERIMENT Non Eksperimental 1. Hanya Pasca Intervensi 2. Praintervensi pascaintervensi 3. Perbandingan Kelompok Statik

Penelitian Eksperimental 1. Praintervensi pascaintervensi dengan kelompok kontrol 2. Pasca intervensi dengan kelompok kontrol

Eksperimental Semu (Quasy) 1. Rancangan deret berkala 2. Praintervensi pascaintervensi dengan sampel terpisah 3. Praintervensi randomisasi pascaintervensi dengan kelompok kontrol tanpa

PERBEDAAN

MACAM

RANCANGAN

PENELITIAN

EKSPERIMEN

Syarat rancangan eksperimental murni adalah:

Ada kelompok studi dan kelompok kontrol

82 | P a g e

Pemilihan kelompok studi dan kelompok kontrol dilakukan secara randominasi Ada perlakukan dari peneliti untuk kelompok studi Membandingkan hasil antara kelompok studi dan kelompok kontrol (tanpa perlakuan)

Pada Quasy Experiment, pemilihan kontrol dan kelompok studi tidak dilakukan secara randomisasi Pada Non Experiment, tidak ada kelompok kontrol, maka tidak dapat dimasukan penelitian experimental, pada beberapa buku ada yang memasukan Quasy Experiment

RANDOMISASI

Randomisasi merupakan syarat penelitian eksperimental Randomisasi bertujuan agar terjadi komparabilitas (validitas interna) antara kelompok studi dan kontrol sama Randomisasi tidak sama dengan pengambilan sampel secara random

MACAM RANDOMISASI 1. Acak Sederhana (Simple Randomization) 2. Randomisasi dengan Blok (Bloked Randomization) 3. Acak Stratifikasi (Stratified Randomization) ACAK SEDERHANA (SIMPLE RANDOMIZATION)

Dapat dilakukan dengan undian, pelemparan mata uang atau tabel random Misal dari 50 responden akan dibagi dua kelompok intervensi dan kontrol, maka dilakukan pengambilan 25 kelompok sebagai kelompok intervensi secara random, sedang sisanya sebagai kelompok kontrol

83 | P a g e

RANDOMISASI DENGAN BLOK (BLOKED RANDOMIZATION)

Randominasi dengan blok dilakukan denan rumus:

n = n! / (m/2! X m/2!) n = jumlah permutasi m = jumlah blok n! = n faktorial


Jumlah blok harus bilangan genap, misal 4 Kelompok intervesi diberi simbol A, sedang kelompok kontrol B

Setelah dimasukan rumus, akan didapat 6 permutasi: ABAB, ABBA, AABB, BABA, BBAA Kemudian dipilih satu permutasi secara random, misal terpilih ABAB Maka dalam pelaksanaan, responden 1 intervensi, ke-2 kontrol, ke-3 intervensi, ke-4 kontrol, dan seterunya...kembali lagi

ACAK STRATIFIKASI (STRATIFIED RANDOMIZATION)

Misalnya penelitian tentang pengaruh operasi bypass terhadap mortalitas PJK Mortalitas PJK juga dipengaruhi oleh umur dan perokok, maka perlu dilakuan strata agar responden homogen

Misal dibuat strata golongan umur:

1. 40 49 tahun 2. 50 59 tahun 3. 60 69 tahun

84 | P a g e

Dibuat strata perokok:

1. Perokok 2. Ex perokok 3. Bukan perokok

Berarti banyaknya strata 3x3 = 9 strata: umur 40-49 perokok, umur 50-59 ex prokok, umur 60-69 bukan perokok dst Masing2 strata diambil secara blok randomisasi

ONE SHOT CASE STUDY

Desain eksperimental yang paling sederhana disebut One Shot Case Study . Desain ini digunakan untuk meneliti pada satu kelompok dengan diberi satu kali perlakuan dan pengukurannya dilakukan satu kali. Diagramnya adalah sebagai berikut: X O ( x= intervensi, O= pengambilan data)

ONE GROUP PRE-TEST POST-TEST DESIGN


Merupakan perkembangan dari desain One Shot Case Study . Pengembangannya ialah dengan cara melakukan satu kali pengukuran didepan (pre-test) sebelum adanya perlakuan (treatment) dan setelah itu dilakukan pengukuran lagi (post-test).

Desainnya adalah sebagai berikut: O1 X O2

DESIGN TIME SERIES

85 | P a g e

Pengembangan dari One Group Pre-test Post-test Design adalah Design Time series, jika pengukuran dilakukan secara beulang-ulang dalam kurun waktu tertentu.

Maka desainnya menjadi seperti di bawah ini: O1 O2 O3 X O4 O5 O6 Pada desain time series, peneliti melakukan pengukuran di depan selama 3 kali berturut, kemudian dia memberikan perlakuan pada obyek yang diteliti. Kemudian peneliti melakukan pengukuran selama 3 kali lagi setelah perlakuan dilakukan.

STATIC GROUP COMPARISON

Dalam desain ini terdapat dua kelompok yang dipilih sebagai obyek penelitian. Kelompok pertama mendapatkan perlakuan sedang kelompok kedua tidak mendapat perlakuan. Kelompok kedua ini berfungsi sebagai kelompok pembanding / pengontrol. Desainnya adalah sebagai berikut: X O1 O2

POST TEST ONLY CONTROL GROUP DESIGN

Desain ini merupakan desain yang paling sederhana dari desain eksperimental sebenarnya (true experimental design), karena responden benar-benar dipilih secara random dan diberi perlakuan serta ada kelompok pengontrolnya.

Desainnya adalah sebagai berikut: ( R ) X O1 ( R ) O2

86 | P a g e

PRE-TEST POST TEST CONTROL GROUP DESIGN

Desain ini merupakan pengembangan design Post Test Only Control Group Design. Perbedaannya terletak pada baik kelompok pertama dan kelompok pengontrol dilakukan pengukuran didepan (pre-test). Desainnya adalah sebagai berikut: ( R ) O1 X O2 ( R ) O3 O4

SOLOMON FOUR GROUP DESIGN

Desain ini merupakan kombinasi desain Post Test Only Control Group Design dan Pre-test Post test Control Group Design yang merupakan model desain ideal untuk melakukan penelitian eksperimen terkontrol.

Peneliti dapat menekan sekecil mungkin sumber-sumber kesalahan karena adanya empat kelompok yang berbeda dengan enam format pengkuran. Desainya adalah sebagai berikut: ( R ) O1 X O2 ( R ) O3 O4 ( R ) X O5 ( R ) O6

PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN Penelitian R&D Konsep dan Pentingnya Penelitian dan Pengembangan (R&D) Metode Penelitian dan Pengembangan (Research and Development) adalah metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu, dan menguji keefektifan produk tersebut. Menurut Sujadi (2003:164) Penelitian dan

87 | P a g e

Pengembangan atau Research and Development (R&D) adalah suatu proses atau langkah-langkah untuk mengembangkan suatu produk baru, atau menyempurnakan produk yang telah ada, yang dapat dipertanggungjawabkan. Produk tersebut tidak selalu berbentuk benda atau perangkat keras (hardware), seperti buku, modul, alat bantu pembelajaran di kelas atau di laboratorium, tetapi bisa juga perangkat lunak (software), seperti program komputer untuk pengolahan data, pembelajaran di kelas, perpustakaan atau laboratorium, ataupun modelmodel pendidikan, pembelajaran, pelatihan, bimbingan, evaluasi, manajemen, dll. Untuk dapat menghasilkan produk tertentu digunakan penelitian yang bersifat analisis kebutuhan dan untuk menguji keefektifan produk tersebut supaya dapat berfungsi di masyarakat luas, maka diperlukan penelitian untuk menguji keefektifan produk tersebut. Jadi penelitian dan pengembangan bersifat longitudinal (bertahap bisa multy years). Penelitian Hibah Bersaing, adalah penelitian yang menghasilkan produk, sehingga metode yang digunakan adalah metode penelitian dan pengembangan. Penelitian-penelitian di bidang pendidikan, umumnya tidak diarahkan pada pengembangan suatu produk, tetapi ditujukan untuk menemukan pengetahuan baru berkenaan dengan fenomenafenomena yang bersifat fundamental, serta praktik-praktik pendidikan. Penelitian tentang fenomena-fenomena fundamental pendidikan dilakukan melalui penelitian dasar (basic research), sedang penelitian tentang praktik pendidikan dilakukan melalui penelitian terapan (applied research). Beberapa penelitian terapan secara sengaja diarahkan pada pengembangan suatu produk, beberapa penelitian lain melakukan pengembangan produk secara tidak sengaja, karena dalam penelitiannya mengandung atau menuntut pengembangan produk. Untuk mengetahui keampuham model pembelajaran jarak jauh dibandingkan dengan pembelajaran tatap muka, menuntut pengembangan modul atau bahan ajar yang akan digunakan dalam pembelajaran jarak jauh. Pembuatan modul atau bahan ajar yang baik menuntut penelitian pengembangan.

88 | P a g e

Penelitian dan pengembangan merupakan metode penghubung atau pemutus kesenjangan antara penelitian dasar dengan penelitian terapan. Sering dihadapi adanya kesenjangan antara hasil-hasil penelitian dasar yang bersifat teoretis dengan penelitian terapan yang bersifat praktis. Kesenjangan ini dapat dihilangkan atau disambungkan dengan penelitian dan pengembangan. Sesuatu produk yang baik yang akan dihasilkan apakah itu perangkat keras atau perangkat lunak, Dalam pelaksanaan penelitian dan pengembangan, ada beberapa metode yang digunakan, yaitu metode: deskriptif, evaluatif, dan eksperimental. Metode penelitian deskriptif, digunakan dalam penelitian awal untuk menghimpun data tentang kondisi yang ada. Kondisi yang ada mencakup: (1) kondisi produk-produk yang sudah ada sebagai bahan perbandingan atau bahan dasar (embrio) untuk produk yang akan dikembangkan, (2) kondisi pihak pengguna, seperti sekolah, guru, kepala sekolah, siswa, Berta pengguna lainnya, (3) kondisi faktor-faktor pendukung dan penghambat pengembangan dan penggunaan dari produk yang akan dihasilkan, mencakup unsur manusia, saran-prasarana, biaya, pengelolaan, dan lingkungan. Metode evaluatif, digunakan untuk mengevaluasi proses uji coba pengembangan suatu produk. Produk dikembangkan melalui serangkaian uji coba, dan setiap kegiatan uji coba diadakan evaluasi, baik evaluasi hasil maupun evaluasi proses. Berdasarkan temuan-temuan hasil uji coba diadakan penyempurnaan-penyempurnaan. Metode eksperimen digunakan untuk menguji keampuhan dari produk yang dihasilkan. Walaupun dalam tahap uji coba telah ada evaluasi (pengukuran), tetapi pengukuran tersebut masih dalam rangka pengembangan produk, belum ada kelompok pembanding. Dalam eksperimen telah diadakan pengukuran selain pada kelompok eksperimen juga pada kelompok pembanding atau kelompok kontrol. Pemilihan kelompok eksperimen dan kelompok kontro dilakukan secara acak atau random. Pembandingan hasil eksperimen men pada kedua kelompok tersebut dapat menunjukkan tingkat keampuhan dari produk yang dihasilkan.

89 | P a g e

Strategi penelitian dan pengembangan banyak digunakan dalam teknologi instruksional atau teknologi pembelajaran yang sekarang lebih difokuskan pada sistem instruksional atau sistem pembelajaran. Strategi ini banyak digunakan untuk mengembangan model-model: desain atau perencanaan pembelajaran, proses atau pelaksanaan pembelajaran, evaluasi pembelajaran dan model-model program pembelajaran. Penelitian dan pengembangan juga banyak digunakan untuk mengembangkan bahan ajaran, media pembelajaran serta manajemen pembelajaran. Penggunakan strategi penelitian dan pengembangan dalam teknologi instruksional banyak digunakan dalam pendidikan dan pelatihan bidang industri, bisnis, kemiliteran, teknologi, kedokteran, dll. Pendekatan ini digunakan untuk pengembangan segi software, hardware, teknoware maupun manage ware. Metode penelitian dan pengembangan ini telah banyak digunakan pada bidangbidang ilmu alam dan teknik. Hampir semua produk teknologi, seperti alat-alat elektronik, kendaraan bermotor, pesawat terbang, kapal laut, senjata, obat-obatan, alat-alat kedokteran, bagunan gedung bertingkat dan alat-alat rumah tangga yang moderen diproduk dan dikembangkan melalui penelitian dan pengembangan. Tapi juga model ini juga bisa digunakan dalam bidang ilmu-ilmu sosial seperti psikologi, sosiologi, pendidikan, manajemen, dan lain-lain. Langkah-langkah Penelitian Pengembangan Menurut Borg dan Gall (1989) ada langkah pelaksanaan strategi penelitian dan pengembangan yang dilakukan untuk menghasilkan produk tertentu an untuk menguji keefektifan produk yang dimaksud. Adapun langkah-langkah penelitian dan pengembangan adalah : Potensi dan Masalah- Pengumpulan data Desain Produk Validasi Desain Revisi Desain Ujicoba Produk Revisi Produk Ujicoba Pemakaian Produksi Massal Potensi dan masalah

90 | P a g e

Penelitian ini dapat berangkat dari adanya potensi atau masalah. Potensi adalah segala sesuatu yang bila didayagunakan akan memiliki suatu nilai tambah pada produk yang diteliti. Pemberdayaan akan berakibat pada peningkatan mutu dan akan meningkatkan pendapatan atau keuntungan dari produk yang diteliti. Masalah juga bisa dijadikan sebagai potensi, apabila kita dapat mendayagunakannya. Sebagai contoh sampah dapat dijadikan potensi jika kita dapat merubahnya sebagai sesuatu yang lebih bermanfaat. Potensi dan masalah yang dikemukakan dalam penelitian harus ditunjukkan dengan data empirik. Masalah akan terjadi jika terdapat penyimpangan antara yang diharapkan dengan yang terjadi. Masalah ini dapat diatasi melalui R&D dengan cara meneliti sehingga dapat ditemukan suatu model, pola atau sistem penanganan terpadu yang efektif yang dapat digunakan untuk mengatasi masalah tersebut. Mengumpulkan Informasi dan Studi Literatur Setelah potensi dan masalah dapat ditunjukan secara faktual, maka selanjutnya perlu dikumpulkan berbagai informasi dan studi literatur yang dapat digunakan sebagai bahan untuk perencanaan produk tertentu yang diharapkan dapat mengatasi masalah tersebut. Studi ini ditujukan untuk menemukan konsep-konsep atau landasan-landasan teoretis yang memperkuat suatu, produk. Produk pendidikan, terutama produk yang berbentuk model, program, sistem, pendekatan, software dan sejenisnya memiliki dasar-dasar konsep atau teori tertentu. Untuk menggali konsep-konsep atau teori-teori yang mendukung suatu produk perlu dilakukan kajian literatur secara intensif. Melalui studi literatur juga dikaji ruang lingkup suatu produk, keluasan penggunaan, kondisi-kondisi pendukung agar produk dapat digunakan atau diimplementasikan secara optimal, serta keunggulan dan keterbatasannya. Studi literatur juga diperlukan untuk mengetahui langkah-langkah yang paling tepat dalam pengembangan produk tersebut. Produk yang dikembangkan dalam pendidikan dapat berupa perangkat keras seperti alat bantu pembelajaran, buku, modul atau paket belajar, dll., atau

91 | P a g e

perangkat lunak seperti program-program pendidikan dan pembelajaran, modelmodel pendidikan, kurikulum, implementasi, evaluasi, instrumen pengukuran, dll. Beberapa kriteria yang harus dipertimbangkan dalam memilih produk yang akan dikembangkan. 1. Apakah produk yang akan dibuat penting untuk bidang pendidikan? 2. Apakah produk yang akan dikembangkan memiliki nilai ilmu, keindahan dan kepraktisan? 3. Apakah para pengembang memiliki pengetahuan, keterampilan dan pengalaman dalam mengembangkan produk ini? 4. Dapatkah produk tersebut dikembangkan dalam jangka waktu yang tersedia? Desain Produk Produk yang dihasilkan dalam produk penelitian research and development bermacam-macam. Sebagai contoh dalam bidang tekhnologi, orientasi produk teknologi yang dapat dimafaatkan untuk kehidupan manusia adalah produk yang berkualitas, hemat energi, menarik, harga murah, bobot ringan, ergonomis, dan bermanfaat ganda. Desain produk harus diwujudkan dalam gambar atau bagan, sehingga dapat digunakan sebagai pegangan untuk menilai dan membuatnya serta memudahkan fihak lain untuk memulainya Desain sistem ini masih bersifat hipotetik karena efektivitasya belum terbukti, dan akan dapat diketahui setelah melalui pengujian-pengujian. Validasi Desain Validasi desain merupakan proses kegiatan untuk menilai apakah rancangan produk, dalam hal ini sistem kerja baru secara rasional akan lebih efektif dari yang lama atau tidak. Dikatakan secara rasional, karena validasi disini masih bersifat penilaian berdasarkan pemikiran rasional, belum fakta lapangan. Validasi produk dapat dilakukan dengan cara menghadirkan beberapa pakar atau tenaga ahli yang sudah berpengalaman untuk menilai produk baru yang dirancang

92 | P a g e

tersebut. Setiap pakar diminta untuk menilai desain tersebut, sehingga selanjutnya dapat diketahui kelemahan dan kekuatannya. Validasi desain dapat dilakukan dalam forum diskusi. Sebelum diskusi peneliti mempresentasikan proses penelitian sampai ditemukan desain tersebut, berikut keunggulannya. Perbaikan Desain Setelah desain produk, divalidasi melalui diskusi dengan pakar dan para ahli lainnya . maka akan dapat diketahui kelemahannya. Kelemahan tersebut selanjutnya dicoba untuk dikurangi dengan cara memperbaiki desain. Yang bertugas memperbaiki desain adalah peneliti yang mau menghasilkan produk tersebut. Uji coba Produk Desain produk yang telah dibuat tidak bisa langsung diuji coba dahulu. Tetapi harus dibuat terlebih dahulu, menghasilkan produk, dan produk tersebut yang diujicoba. Pengujian dapat dilakukan dengan ekperimen yaitu membandingkan efektivitas dan efesiensi sistem kerja lama dengan yang baru. Revisi Produk Pengujian produk pada sampel yang terbatas tersebut menunjukkan bahwa kinerja sistem kerja baru ternyata yang lebih baik dari sistem lama. Perbedaan sangat signifikan, sehingga sistem kerja baru tersebut dapat diberlakukan Ujicoba Pemakaian Setelah pengujian terhadap produk berhasil, dan mungkin ada revisi yang tidak terlalu penting, maka selanjutnya produk yang berupa sistem kerja baru tersebut diterapkan dalam kondisi nyata untuk lingkup yang luas. Dalam operasinya sistem kerja baru tersebut, tetap harus dinilai kekurangan atau hambatan yang muncul guna untuk perbaikan lebih lanjut. Revisi Produk

93 | P a g e

Revisi produk ini dilakukan, apabila dalam perbaikan kondisi nyata terdapat kekurangan dan kelebihan. Dalam uji pemakaian, sebaiknya pembuat produk selalu mengevaluasi bagaimana kinerja produk dalam hal ini adalah sistem kerja. Pembuatan Produk Masal Pembuatan produk masal ini dilakukan apabila produk yang telah diujicoba dinyatakan efektif dan layak untuk diproduksi masal. Sebagai contoh pembuatan mesin untuk mengubah sampah menjadi bahan yang bermanfaat, akan diproduksi masal apabila berdasarkan studi kelayakan baik dari aspek teknologi, ekonomi dan ligkungan memenuhi. Jadi untuk memproduksi pengusaha dan peneliti harus bekerja sama. Tahap-tahap Penelitian dan Pengembangan yang Dimodifikasi Penelitian dan pengembangan yang dimodifikasi dari sepuluh langkah penelitian dan pengembangan dari Borg dan Gall. Secara garis besar dikembangkan oleh Sukmadinata dan kawan-kawan terdiri atas tiga tahap, yaitu: 1) Studi Pendahuluan, 2) Pengembangan Model, dan ke 3) Uji Model. Studi Pendahuluan Tahap pertama studi pendahuluan merupakan tahap awal atau persiapan untuk pengembangan. Tahap ini terdiri atas tiga langkah, pertama studi kepustakaan, kedua survai lapangan dan ketiga penyusunan produk awal atau draf model (karena yang dikembangkan umumnya berbentuk model). Studi kepustakaan merupakan kajian untuk mempelajari konsep-konsep atau teori-teori yang berkenaan dengan produk atau model yang akan dikembangkan. Umpamanya untuk penyusunan model pembelajaran bagi pengembangan kemampuan berkomunikasi anak SD kelas tinggi, studi kepustakaan difokuskan mengkaji konsep dan teori-teori tentang model-model pembelajaran bahasa, khususnya dalam pengembangan berkomunikasi. Studi kepustakaan juga mengkaji perkembangan, karakteristik anak SD kelas tinggi (kelas 5 dan 6) khususnya dalam kemampuan berkomunikasi. Selain dari itu studi kepustakaan juga

94 | P a g e

mengkaji hasil-hasil. penelitian terdahulu yang berkenaan dengan pembelajaran bahasa dan berkomunikasi. Draf model tersebut selanjutnya direvisi dalam sebuah pertemuan yang dihadiri oleh para ahli dalam bidang kurikulum dan pembelajaran, pendidikan bahasa Indonesia, dan beberapa guru SD senior yang punya pengalaman dalam pembelajaran dan pelatihan bahasa Indonesia. Berdasarkan masukan-masukan dari pertemuan reviu di atas, tim peneliti mengadakan penyempurnaan draf model tersebut. Draf yang telah disempurnakan, digandakan sesuai dengan kebutuhan. Uji Coba Terbatas dan Uji Coba Lebih Luas Selesai kegiatan pada tahap pertama Studi Pendahuluan, kegiatan dilanjutkan dengan tahap kedua, Uji Coba Pengembangan Produk pendidikan (model pembelajaran komunikatif). Dalam tahap ini ada dua langkah, langkah pertama melakukan uji coba terbatas dan langkah kedua uji coba lebih lugas. Penyusunan satpel. Sebelum uji coba dilaksanakan keenam guru yang mengajar di kelas 5 dan 6 tersebut diundang untuk bersamasama menyusun satpel Bahasa Indonesia dengan menggunakan pendekatan pembelajaran komunikatif. Kerangka satpel mengikuti format yang berlaku di sekolah, tetapi segi-segi yang dikembangkan dan langkah-langkah pembelajarannya mengikuti acuan dalam draf model pembelajaran komunikatif. Uji coba terbatas. Dalam pelaksanaan uji coba terbatas, guru-guru pelaksana uji coba melaksanakan pembelajaran berdasarkan satpel yang mereka susun. Selama kegiatan pembelajaran, peneliti melakukan pengamatan, mencatat hal-hal penting yang dilakukan guru, baik hal-hal baik maupun kekurangan, kelemalian, kesalahan dan penyimpangan yang dilakukan guru. Selain kegiatan guru, pengamatan dan pencatatan juga dilakukan terhadap respon, aktivitas dan kemajuan-kemajuan yang dicapai siswa. Selesai satu pertemuan, peneliti mengadakan diskusi dengan guru membicarakan apa yang sudah berjalan, terutama kekurang/kelemahan dan kesalahan/penyimpangan yang dilakukan.

95 | P a g e

Berdasarkan masukan-masukan tersebut guru mengadakan perbaikan terhadap satpelnya atau mencatat beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan pembelajaran. Peneliti mengadakan memberikan catatan penyempurnaan terhadap draf model pembelajaran yang digunakan. Selesai pembelajaran satu satpel para peneliti mengadakan pertemuan membicarakan temuantemuan dari uji coba. Berdasarkan temuan-temuan tersebut peneliti mengadakan penyempurnaan terhadap model pembelajaran yang dikembangkan. Kalau ada perubahan yang sangat berarti dalam draf model pembelajaran tsb., maka peneliti memberi tahukan kepada guru pelaksana uji coba agar dalam penyusunan satpel disesuikan dengan perubahan tersebut. Demikian dilakukan dengan satpel atau pokok bahasan berikutnya. Setelah beberapa putaran dilakukan dan masukan-masukan perbaikan satpel dan draf model pembelajaran tidak ada lagi, maka kegiatan uji coba dihentikan. Selesai putaran uji coba terbatas para peneliti mengadakan pertemuan untuk menibahas temuan-temuan dan melakukan penyempurnaan terakhir sebelum uji coba lebih luas. Uji coba lebih luas. Uji coba lebih luas dilakukan dengan sampel sekolah dan guru yang lebih banyak, yaitu 6 sekolah dan 12 orang guru kelas 5 dan 6. Sekolah yang diambil berbeda dengan uji coba terbatas. Penentuan sampel dilakukan berdasarkan stratified-cluster random, yaitu diambil satu sekolah baik di pusat kota dan satu di pinggiran kota, satu sekolah sedang di pusat dan satu di pinggiran dan satu sekolah kurang di kota dan satu di pinggiran kota. Pada masing-masing sekolah diambil dua orang guru, yaitu guru kelas 5 dan kelas 6, sehingga jumlah guru pelaksana uji coba lebih luas ini berjumlah 12 orang. Langkah kegiatan selanjutnya sama dengan uji coba terbatas, dimulai dengan penyusunan satpel, pembelajaran pada masingmasing kelas dengan pengamatan dari peneliti dan diskusi pelaksanaan pembelajaran uji coba, kemudian penyempurnaan satpel. Kegiatan selanjutnya penyempurnaan model pembelajaran oleh para peneliti dengan memperhatikan masukan-masukan dari pelaksanaan pembelajaran. Pengamatan, diskusi dan penyempurnaan dilakukan terus sampai dinilai tidak ada lagi kekurangan atau kelemahan, sehingga uji coba dapat

96 | P a g e

dihentikan. Para peneliti mengadakan pertemuan penyempurnaan draf terakhir, dan setelah kegiatan ini draf sudah dinilai final. Uji Produk dan Sosialisasi Hasil Uji produk merupakan tahap pengujian keampuhan dari produk yang dihasilkan. Dalam pelaksanaan pengujian digunakan dua kelompok sampel, yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Jumlah kelompok eksperimen sebanyak kelompok uji coba lebih luas, dalam penelitian kami berjumlah 12 guru atau 12 kelas dari 6 sekolah masing-masing satu sekolah dari kategori baik di pusat kota, pinggiran kota, sekolah sedang di pusat dan sekolah pinggiran kota dan sekolah kurang dari pusat kota dan pinggiran kota. Kelompok kontrol jumlah dan kategorinya sama dengan kelompok eksperimen. Di samping pertimbangan kategori dan lokasi pemilihan kelompok kontrol juga didasarkan atas kesamaan statusnya sebagai SD inti atau imbas, latar belakang dan pengalaman guru, sarana dan fasilitas pembelajaran yang dimiliki. Dengan dasar-dasar pertimbangan pemilihan tersebut masingmasing pasangan kelompok dinilai sama atau setara sehingga memenuhi syarat sebagai berpasangan atau matching. Dengan gambaran kelompok eksperimen dan kelompok kontrol seperti di etas desain eksperimen yang digunakan termasuk The Matching Only PretestPosttest Control Group Design. Dalam pelaksanaan eksperimen guru pada kelas-kelas kelompok eksperimen dalam pembelajarannya menggunakan model pembelajaran komunikatif sedang pada kelompok kontrol menggunakan pembelajaran biasa. Pokok bahasan yang diajarkan, buku sumber dan alat bantu yang digunakan relatif sama. Sebelum dirnulai pembelajaran diberikan pretest yang sama dan setelah selesai seluruh pembelajaran pokok bahasan juga diberi post test yang sama. Dalam kegiatan eksperimen tidak ada perbaikan model pembelajaran maupun satpel, keduanya menggunakan model yang telah dikembangkan pada uji coba lebih luas. Setelah selesai eksperimen dan pemberian post tes, diadakan analisis statistik uji perbedaan. Uji perbedaan yang dihitung adalah antara hasil pretest dengan posttest

97 | P a g e

pada kelompok eksperimen, dan pada kelompok kontrol, uji perbedaan pretest antara kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol, post test antara kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol, dan antara perolehan (gain) kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol. Produk yang dihasilkan disosialisasikan ke sekolah-sekolah untuk diterapkan. Laporan Penelitian Dan Pengembangan ( R & D ) Seperti yang telah dikemukakan bahwa metode penelitian dan pengembangan adalah merupaka metode penelitian yang digunakan untuk meneliti sehingga menghasilkan produk baru, selanjutnya menguji keefektifan produk tersebut. Dengan demikian laporan penelitian yang dibuat harus selalu dilampiri dengan produk yang dihasilkan berikut spesifikasi dan penjelasannya. Sistematika laporan adalah sebagai berikut : HALAMAN ABSTRAK PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL BAB I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang 2. Rumusan Masalah 3. Tujuan 4. Manfaat

98 | P a g e

BAB II. LANDASAN TEORI, KERANGKA BERFIKIR DAN PENGAJUAN HIPOTESIS 1. Deskripsi Teori 2. Kerangka Berfikir 3. Hipotesis ( Produk Yang Akan Dihasilkan) Bab III. PROSEDUR PENELITIAN 1. Langkah Langkah Penelitian 2. Metode Penelitian Tahap I 1. Populasi Sampel Sumber Data 2. Teknik Pengumpulan Data 3. Instrumen Penelitian 4. Analisis Data 5. Perencanaan Desain Produk 6. Validasi Desain 7. Imetode Penelitian Tahap II 1. Model Rancangan Eksperimen Untuk Menguji 2. Populasi Dan Sampel 3. Teknik Pengumpulan Data 4. Instrumen Penelitian 5. Teknik Analisis Data BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1. Desain Awal Produk ( Gambar Dan Penjelasan) 2. Hasil Pengujian Pertama 3. Revisi Produk ( Gambar Setelah Revisi Dan 4. Hasil Pengujian Tahap Ke Ii) 5. Revisi Produk ( Gambar Setelah Direvisi Dan 6. Pengujian Tahap Ke III (Bila Perlu) 7. Penyempurnaan Produk ( Gambar Terakhir Dan 8. Pembahasan Produk

99 | P a g e

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN PENGGUNAANNYA 1. Kesimpulan 2. Saran Penggunaan DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN INSTRUMEN LAMPIRAN DATA LAMPIRAN PRODUK YANG DIHASILKAN BERIKUT BUKU

PENJELASANNYA

100 | P a g e

Anda mungkin juga menyukai