Anda di halaman 1dari 18

SISTEM PENYEDIAAN ENERGI TERMAL

1. Pendahuluan Pasokan energi termal diperlukan untuk: menyelenggarakan reaksi pengubahan fasa zat (penguapan, peleburan dll.) start-up pabrik pengaturan temperatur bahan dan masih banyak lagi! Sumber energi termal: pembakaran, reaksi nuklir, matahari, dll. Yang paling luas digunakan untuk pabrik kimia: pembakaran (bahan bakar) Panas dari pembakaran bahan bakar digunakan untuk: langsung memanaskan fluida proses memanaskan fluida pemindah panas (heat transfer fluid)

Pemanas sirkulasi minyak (hot oil heater) di Gas Central Production Plant milik PT E3S di Sengkang Sulsel. Pemanas menggunakan gas alam sebagai BB

2. Reaksi Pembakaran Reaksi dengan oksigen (O2) 1) O2 murni 2) Udara : 21% O2, 79% N2 ratio mol N2/O2 = 3.76 Unsur2 utama yang bereaksi dg oksigen & memberikan kontribusi panas pembakaran yg berarti pd kondisi praktis adalah: karbon (C) hidrogen (H) sulfur (S) Bahan bakar CxHySz (Rumus jelas) 1) CxHySz 1 mol 1 m3 CxHySz 1 mol + (x + y/4 +z) O2 (x + y/4 +z) mol (x + y/4 +z) m3 x CO2 + y/2 H2O + z SO2 z mol x mol y/2 mol 3 3 xm y/2 m z m3

2)

+ (x + y/4 +z)(O2 + 3.76N2) + (x + y/4 +z)(O2 + 3.76N2mol udara) y/2 H2O y/2 mol + z SO2 z mol

x CO2 + x mol

Kebutuhan udara : m4 = (4.76x + 1.19y + 4.76z) mol udara/mol bahan bakar Pembakaran sempurna, teoritis (produk CO2, tidak ada CO) Pembakaran tidak sempurna: Produk mengandung CO (dan sisa CxHySz) - racun - pemborosan (panas tidak maksimal)

Bahan bakar sering dinyatakan dengan komposisi dalam % massa C = % massa karbon H = % massa hidrogen S = % massa belerang O = % massa oksigen

Biasanya persentase dinyatakan dalam basis bebas air atau bebas air & abu ("dry, mmf basis") Oksigen dan hidrogen bersama selalu berikatan 2H + O H2O 2g 16g 1g Oksigen 1/8 Hidrogen Bila ada oksigen, hidrogen yang dapat bereaksi dengan oksigen dari luar bahan bakar berkurang dengan O/8 Kebutuhan massa udara 1 mol C = 12 gC 4.76 mol udara = 4.67 x 28.9 g udara 1 g C 11.47 g udara Dengan cara yang sama: 1gS 4.3 g 1gH 34.4 g udara Kebutuhan udara teoritik, dihitung dari komposisi bahan bakar: Gudara = [11.47 C + 34.4 (H-O/8) + 4.3 S] x 1/100 (g udara/ g bahan baku)

Agar pembakaran sempurna: 1) Oksigen cukup banyak untuk bahan bakar yang ada. 2) Oksigen dan bahan bakar campur dengan baik. 3) Campuran oksigen-bahan bakar pada temperatur temperatur nyalanya (flash ignition temperature). 4) Ruang pembakaran cukup besar sehingga cukup waktu kontak untuk reaksi. Flash point : temperatur terendah dimana uap jenuh bahan bakar menyala (tersulut) oleh adanya api (open flame) Autoignition temperature: temperatur dimana bahan bakar akan menyala spontan tanpa tersulut api. Harga temperatur diatas berkaitan dengan harga tekanan uap bahan bakar (yang menyala adalah uap/gas)

3. Panas Pembakaran: Panas reaksi standard pada pembakaran bahan bakar Panas pembakaran standard Nilai kalor (heating value/calorific value) tiap unsur: Panas Pembakaran Unsur kJ/kmol kJ/kg kcal/kmol 94,052 68,400 69,600 Carbon (C) 393,513 32,792 Hidrogen(H) 286,000 143,000 Sulfur (S) 291,000 9093

Bila diketahui % unsur unsur C, H dan S dalam bahan bakar, perkirakan panas pembakaran:

Nilai kalor =

97000 68400 O 69600 C+ S H + 1200 200 9 3200

O kCal N .K = 80.83 C + 342 H + 21.75 S 8 k bahan bakar

Persamaan Dulong:
O kJ HV = 33.950 C + 144200 H + 9400 S k b. bakar 8

C,H,O,S dalam fraksi massa. Heat of Combustion (panas pembakaran): Panas yang dihasilkan pada proses pembakaran sempurna (produknya CO2 dan H2O). Ditentukan dengan bomb calorimeter (ASTM D2015) Dua pendekatan penentuan nilai kalor: 1. Higher (Gross) heating value (HHV) panas yang dihasilkan pada pembakaran jumlah tertentu bahan bakar dimana produk H2O berupa cairan (dikondensasikan). CH4 + gas O2 gas CO2 + 2 H2O + 890346 kJ/kmol gas cair

2) Lower (Net) heating value (LHV) panas yang dihasilkan pada pembakaran jumlah tertentu bahan bakar dimana produk H2O yang dihasilkan berupa uap (gas) CH4 + gas O2 gas CO2 + 2 H2O + 808158 kJ/kmol gas gas

Hubungan antara HHV & LHV: LHV = HHV - mww Selisih HHV dengan LHV = panas laten penguapan air pada tekanan parsial uap air dalam produk pembakaran. P = 1 atm = 101325 Pa PH2O = 2/3 x 101325 = 67550 Pa Pada tekanan ini w 2283 kJ/kg = 41095 kJ/kmol LHV = 890346 (2)(41095) = 808158 kJ/kmol Sebagai pendekatan, selisih tersebut dapat diambil harga : 589 kalori/g air, 1040 Btu/lb air, atau 2450 kJ/kg air W = fraksi massa H2O dalam bahan bakar H = fraksi massa Hidrogen dalam bahan bakar LHV = HHV 2450 (W + 9H) kJ/kg

4. BAHAN BAKAR 4.1. Bahan Bakar Gas Golongan berdasarkan asalnya: A. Gas alam - melibatkan proses pemisahan sederhana B. Gas sintetik - melibatkan konversi kimiawi (1) Gas Alam Dari sumur gas alam atau sumur minyak komposisi bervariasi, tergantung sumbernya. Rentang komposisi: CH4 - 70-96% C2H6 - 3-30% C3H8 - relatif sedikit C4H10 - relatif sedikit C5H12 - relatif sedikit CO2 - relatif sedikit - relatif sedikit N2 Sebelum digunakan dibersihkan dahulu dari: - H2O - debu - CO2 - N2 - H2S (Sour), bebas H2S (Sweet) - Hidrokarbon yang mudah mengembun / kondensat (propane, butane, pentane) Sebagai bahan bakar paling disukai, bersih. H tinggi effisiensi kurang 23% Moda distribusi gas alam: sebagai gas disalurkan melalui pipeline sebagai CNG ditransportasikan dalam tangki tekanan tinggi sebagai LNG ditransportasikan dalam tangki kriogenik

Terminal pengisian CNG untuk kendaraan bermotor di Jakarta

Transportasi LNG berskala mini dg truk tangki di Guangxi, Cina Pencairan Proses cryogenic LNG hemat penyimpanan & transportasi 1 m3 cair 600 m3 gas 36 bar -100o C

Nilai kalor beberapa komponen gas alam Komponen metan Etilen Etane Propilen Propane Isobutan Isopentan Isopentan n-pentan Rumus Kimia CH4 (g) C2H4 (g) C2H6 (g) C3H6 (g) C3H8 (g) C4H10 (g) C5H12 (g) C5H12 (l) C5H12 (g) Panas Pembakaran (HHV) kJ/kmol 890,800 1,390,000 1,542,000 2,052,000 2,203,000 2,861,000 3,531,000 3,510,000 3,510,000

Nilai kalor campuran: xi = faksi mol HV = xi HVi

(2) Liquefied Petroleum Gas (LPG) Gas hidrokarbon yang dapat dicairkan pada temperatur kamar dengan tekanan tidak terlalu tinggi (3-9 atm) Pencairan dg peningkatan tekanan saja Gas berasal dari sumur minyak, dari kilang minyak. Komponen utama propan, butan sedikit, propilen, butilen, dan iso-butana. Nilai kalor 2000 3000 Btu/ft3 (STP)

(3) Gas kota Dibuat dengan proses karbonisasi batubara atau fuel oil. Contoh komposisi: o CO2 - 4% o CnHm - 5% o CO - 8.5% - 47% o H2 o CH4 - 31% o C2H6 - 3% Nilai kalor 500-650 Btu/ft3 (4) Biogas Berasal dari penguraian biomassa oleh mikroorganisme o metana (CH4): 40-70 %-volume o karbon dioksida (CO2): 30-60 %-volume o gas-gas lain (misalnya hidrogen, hidrogen sulfida): 1-5 %volume nilai kalor sebesar 750 Btu/ft3 contoh2 biomassa yg potensial utk produksi biogas: o kotoran sapi / kerbau, kuda, kambing, ayam o eceng gondok, jerami perolehan gas: Jenis kotoran sapi, kerbau babi ayam manusia Produksi gas per kg kotoran (m3) 0.023 - 0.040 0.040 - 0.059 0.065 - 0.116 0.020 - 0.028

Komposisi dan Nilai Kalor Bahan bakar Gas Bahan bakar CO CO2 H2 N2 O2 CH4 C2H6 HHV, MJ/m3 gas alam 0.8 3.2 96 36 coke blue/water Producer oven gas gas gas 6.3 42.8 27 1.8 3 4.5 53 49.9 14 3.4 3.3 50.9 0.2 0.5 0.6 31.6 0.5 3 21 11 5.5

Coke oven gas Hasil samping distilasi batu bara untuk produksi cool tar dan kokas Producer Gas Diperoleh dengan mereaksikan udara dan kukus dengan kokas atau batubara dalam keadaan panas. Water Gas (Blue Gas) Diperoleh dengan mereaksikan kukus dengan kokas atau batubara panas (>1000oC). Gas Sintesa Kukus dan batu bara direaksikan dengan cara lebih baik. proses gasifikasi: - Lurgi - Winker - Koppers Totzek - Hygas, U-gas Komponen gas: CO, CO2, CH4,dan H2 Komposisi bervariasi dengan kondisi proses Produk: : Low Btu gas, Medium Btu gas, dan High Btu gas Low Btu : HV=180-350 Btu/ft3 serbuk batu bara + kukus + udara

C + O2 + 3.76 N2 CO2 + 3.76 N2 CO2 + C 2 CO2 C + H2O CO + H2 Shift reaction : CO + H2O CO2 + H2 peningkatan H2 High Btu : HV = 950 1100 Btu/ft3 Ditambah dengan produksi metan, metanasi katalitik CO + 3 H2 CH4 + H2O (katalis Ni, pd 1000o C)
Bahan Bakar Padat 1. Kayu: Hutan, Limbah penggerajian kayu, kulit kayu. tersusun dari: - Karbonat (selulosa) - Lignin - Air - Abu - Ada yang mengandung resin (damar, resin, getah)

Kayu kering diudara : 10-15 % air bahan volatile 60 75% Nilai kalor : 4500 5000 kkal/kg yang mengandung resin & malam (wax) 9450 kkal/kg Mudah dinyalakan, nyala api panjang, berasap abu relatif sedikit. Serbuk gergaji sering dibuat briket.

2. Limbah Pertanian Ampas tebu (Bagasse), bahan bakar ketel dipabrik gula (dapat dibuat kertas). Tempurung dan sabut kelapa /sawit digunakan sebagai bahan bakar ketel dipabrik minyak kelapa sawit (CPO). 3. Arang

Dibuat dengan cara distilasi kering (destructive) kayu (pemanasan tanpa udara karbonisasi. Nilai kalor 7500 7800 kkal/kg. abu < 2.5 % bahan bakar volatile 12-17%

Kayu Bisa dipakai sebagai a. bahan bakar langsung b. gasifikasi, menghasilkan: - gas (bahan bakar) - CO2, N2 - CO - H2 - CH4, C2H6 c. karbonisasi/pirolisa/destructive distilation menghasilkan produk cair: aseton metanol asam asetat piroligneus asetat

Karbonisasi Temperatur rendah 350o C Temperatur tinggi 1000o C

Variasi produk ditentukan oleh: Jenis kayu Variasi kondisi

Kayu Pinus kering terdiri dari:

Bahan volatile 72.9 % Karbon 24.2 % Abu 2.9 %

Analisa rinci kayu pinus kering : Zat Hidrogen Karbon Sulfur Nitrogen Oksigen Abu H2O Nilai karbon (HHV) (Btu/lb) (kkal/kg) Pinus (%) 5.6 53.4 0.1 0.1 37.9 2.9 9000 4990 Bagasse (%) 2.8 23.4 0.1 20 1.7 52 4000 2220

4. Peat (Tanah Gambut) Tanah coklat-hitam terbentuk karena pelapukan tumbuh tumbuhan. kandungan air tinggi sekali yaitu 80-90%. kalo sudah dikeringkan dapat dibakar. merupakan asal usuk batubara. Peat kering : - C - 57% - H - 6% - O - 35% Nilai kalor : 5400 kkal/kg

5. Batu bara Dipilah menurut tingkat tuanya berikut ini tingkatan ketuaan batu bara, dari yang muda hingga yang paling tua: - Lignite - Subituminus - Bituminus - Semibituminus

- Antracite

Lignit : - batubara coklat, tingkat terendah - masih mengandung sisa kayu - kadar air tinggi kurang ekonomis Subituminus - tingkat lebih tinggi, hitam

Bituminus & Semibituminus - banyak digunakan di industri - untuk buat kokas, gas batu bara, bahan bakar ketel - mudah dinyalakan dan terbakar dalam bentuk sebuk - kelompok terbanyak

Antrasit - batu bara paling tua, paling keras rapuh - sukar dinyalakan - hitam mengkilat

Perbandingan tingkatan batubara Batu bara Lignit Subituminus Bituminus Semibituminus Antrasit % air 20-30 15-25 4 1-1.5 1-1.5 %C < 75 75-84 84-91 91-93 86-98 % volatile 49-60 36-42 20-34 10-15 2-10 HHV kkal/kg 7000 7500 8500 8500 8000-8500

Contoh analisa batubara bukit asam Proximate Air 23.6%

Abu Bahan volatil Karbon tetap HHV

7.8% 30.3% 38.3% 21900 kJ/kg, 5240 kkal/kg

Analisa rinci batu bara Bukit Asam Parameter 1. kandungan air 2. Abu 3. C 4. H 5.S 6. N 7. O % berat 23.6 7.8 54.2 3.9 0.4 0.9 9.2

Komposisi abu (sisa pembakaran b.bara) SiO2 59.4 (rata-rata) Fe2O3 4.6 Al2O3 24.7 CaO 3.1 MgO 1.7 Na2O 2.5 K2O 0.5

Fly Ash - Abu terbang - Abu dipisahkan dari gas hasil pembakaran

Masalh pembuangan di PLTU dengan bahan bakar batu bara Suryalaya- Merak Paiton Jawa timur

Muara Enim Sumsel

Kokas Arang yang diperoleh dari karbonisasi batu bara (Bituminous)

Kandungan air Bahan volatil Karbon tetap Abu

7.3% 2.3% 79.4% 11.0%

Keempat kandungan ini disebut proximate H2 C S N2 O2 H2O Abu 0.3% 80% 0.6% 0.3% 0.5% 7.3% 11.0% Ketujuh kandungan tersebut disebut ultimate HHV Btu/lb HHV kkal/kg 11.670 5880

Kokas dari batubara lignit berupa serbuk, perlu dibuat briket Komposisi dan sifat sifat kokas bergantung pada jenis batubara dan temperatur karbonisasi (Temperatur rendah 500-700oC sedang temperatur tinggi 900 -1200oC).

Umumnya digunakan dalam industri metalurgi (Tanur peleburan biji logam) Perlu sifat sifat khusus.

Contoh analisis Tipe-tipe batubara

Komponen

Antrasit

Bituminus

Subituminus

Lignit

Proximate Fixed C Volatil Matrial Moisture Ash Ultimate C H O2 N2 H2O HHV(kkal/kg) 83.9 2.9 0.7 1.3` 2.5 8600 80.7 4.5 1.8 1.1 3.3 8200 58.8 3.3 0.3 1.3 19.6 7500 42.4 2.8 0.7 0.7 34.8 6500 83.8 5.7 2.5 8.0 70.0 20.5 3.3 6.2 45.9 30.5 19.6 4.0 30.8 28.2 34.8 6.2

Anda mungkin juga menyukai