Anda di halaman 1dari 2

Nama Kelas/NIM Matkul

: Tifani Titah D. T. : CB/105020300111064 : Forensic Accounting and Fraud Examination RESUME JURNAL SKANDAL KORPORASI DAN AKUNTAN

Awal abad ke-21 merupakan awal bagi kebangkrutan perusahaan-perusahaan raksasa Amerika akibat adanya tindakan fraud (manipulasi pembukuan, penggelapan pajak, penipuan sekuritas, dan insider trading). Namun terdapat pandangan bahwa tindakan fraud tersebut merupakan mega kolusi dimana kesalahan tidak dapat dibebankan pada satu orang saja. Berdasarkan hasil survei, mayoritas responden menyatakan menggunakan car yang tidak wajar apabila menjalankan bisnis dengan birokrasi pemerintah maupun dengan bank pemerintah. Survei yang lain meyatakan bahwa kematangan pribadi seseorang berpengaruh terhadap persepsi etisnya. Perilaku tidak etis di lingkungan pendidikan merupakan prediktor atas perilaku tidak etis dalam dunia kerja.

Berdasarkan studi yang dilakukan Albrecht, tahun 1980-1990 terjadi puluhan kasus penuntutan di pengadilan atau litigasi terhadap akuntan publik di AS. Litigasi tersebut disebabkan karena kegagalan atau kelalaian akuntan dalam mengungkap terjadinya kecurangan (fraud) oleh manajemen. Diantara berbagai faktor yang diduga menjadi penyebab munculnya litigasi terhadap akuntan, terutama pada akuntan publik (independent auditor), adalah adanya perbedaan ekspektasi (expectation gap) antara auditor dengan publik dan atau pemakai laporan keuangan dalam memandang tanggungjawab auditor dalam mendeteksi dan melaporkan terjadinya kecurangan oleh manajemen.

Carmichael dan Willingham (1971) mencatat bahwa peran pendeteksian kecurangan oleh manajemen sesungguhnya merupakan peran historis auditor (the historical role of auditors). Pandangan ini didasarkan pada pendapat Montgomery di tahun 1920an yang menyatakan bahwa ada tiga tujuan utama dari audit, masing-masing (1) The detection of fraud, (2) The detection of technical errors, dan (3) the detection of errors in principle. Terjadi metamorfosis atau penghalusan makna atas tugas dari auditor dari keharusan menjadi mempertimbangkan. Metamorfosis tersebut dilakukan untuk mempersempit adanya expectation gap yang merupakan penyebab utama permasalahan litigasi terhadap akuntan.

Jejak sejarah akuntansi menunjukkan bahwa di awal-awal perintisannya, profesi ini sesungguhnya dekat dan menjunjung tinggi nilai-nilai etis/moral/agama. Berbicara mengenai akuntansi pasti tidak akan pernah lepas dari peran Luca Pacioli seorang pendeta dari Itali. Setelah lebih dari lima abad, beberapa konsep dasar akuntansi yang dikembangkan Pacioli masih tetap digunakan. Namun pesan moralnya kepada pelaku bisnis dan akuntan kurang mendapat perhatian sebesar pemanfaatan konsep-konsep dasar akuntansi lainnya.

Praktek-praktek

bisnis

untuk

mengeruk

keuntungan

sebanyak-banyaknya

dengan

meniscayakan moralitas, kejujuran dan sudah dianggap lumrah, yang pada ujungnya menghasilkan berbagai skandal. Pacioli menyatakan bahwa praktek bisnis yang sehat ternyata tidak cukup hanya dengan akuntan yang baik saja. Akuntan yang baik dan terpercaya (good accountants) hanyalah salah satu pilar dari tiga pilar utama dalam praktek bisnis, dua pilar lainnya adalah para pelaku bisnis (good merchants) dan tata kelola manajemen yang baik (good governance)

Anda mungkin juga menyukai