Anda di halaman 1dari 4

Validity: Konsep, Jenis & Cara-cara Merumuskan Serta Membuktikannya 1.

Pengertian/Konsep Para ahli berpendapat tentang definisi validity, diantaranya: Anastasi (1968) dalam A. Muri Yusuf, 2005:63 mengatakan the validity of a instrument concern what does the instrument measure and how well it does so . Sedangkan menurut Thorndike, dkk (1991 : 123) mengemukakan bahwa validitas adalah : the concept of validity refers to the appropriateness, meaningfulness, and usefulness of specific inferences made from instrument score. Instrument validation is the process of accumulating evidencd to support such inferences. Thus, a intrument does not have validity in any absolute, sense, rather, the instrument score are valid for some ases and not valid for others. Pendapat para ahli tersebut, menghasilkan kesimpulan, yaitu bahwa konsep validitas menunjuk kepada kesesuaian, kebermaknaan dan kebergunaan kesimpulankesimpulan yang dibuat berdasarkan skor instrumen. Makin tinggi validitas instrumen maka akan semakin baik kesimpulan yang diambil dan semakin baik pula tingkat kebermaknaan maupun kegunaannya. Suatu insturmen dikatakan valid jika instrumen atau alat ukur tersebut benar-benar mengukur sesuatu yang hendak diukur. Makin tinggi validitas suatu alat ukur maka akan semakin baik alat ukur itu untuk digunakan. Tetapi validitas alat ukur itu tidaklah dapat dilepaskan dari kelompok yang dikenai alat ukur itu. Berlakunya validitas hanya terbatas pada kelompok tersebut atau kelompok lain yang kondisinya hampir sama dengan kelompok itu. Gronlund (1981) mengemukakan, bahwa : a. Validitas menunjukkan pada suatu instrumen atau instrumen evaluasi untuk kelompok atau individual, tidak mungkin instrumen itu sendiri. b. Validitas merupakan dagree (derajat) seperti : tinggi, sedang dan kurang. c. Validitas itu selalu spesifik penggunaannya. 2. Jenis Validitas Validitas suatu intrumen atau alat ukur itu dapat dilihat dari isi atau kensep yang terdapat pada alat ukur itu. Disamping itu dapat pula dilihat dengan memperhatikan bentuknya atau hubungan dengan intrumen lain secara empirik atau statistik. Sehubungan dengan itu, maka validitas dapat dibedakan atas : a. Validitas Isi (Content Validity) Validitas isi pandangan dari segi alat ukur itu sendiri berdasarkan materi yang disampaikan dalam pembelajaran dan diharapakan dikuasai oleh peserta didik. Hal ini untuk memungkinkan tersusunya isi instrumen yang tepat dan mewakili meteri yang disampaikan serta diharapakan dikuasai oleh para peserta didik. Untuk mendapatkan
1

validitas isi yang tinggi perlu dilakukan suatu diskusi yang mendalam, yang diikuti oleh orang-orang yang ahli dalam bidang studi yang bersangkutan serta ahli dalam pengukuran dan penilaian. b. Validitas konstruk (Construct Validity) Konstruk merupakan konsep atau rekaan konsep atau pemikiran cerdas tentang sesuatu objek, baik yang berhubungan dengan aspek-aspek kognitif, afektif maupun psikomotor yang disusun menurut pandangan seseorang posisi construct dibawah hukum dan teori. Suatu alat ukur dapat dikatakan mempunyai validitas konstruk yang tinggi dalam kreativitas, kalau instrumen tersebut umpamanya dapat membedakan orang yang mempunyai kreativitas yang tinggi dari orang yang mempunyai kreativitas rendah. Validitas kontruk mempersoalkan apakah bagian yang penting didalam suatu konsep ditanyakan atau merupakan bagian dari suatu instrumen yang disusun. Seandainya instrumen yang disusun itu berdasarkan ketentuan dan memenuhi pula ketentuan yang berlaku dalam menyusun butir instrumen yang benar dan baik, maka instrumen tersebut akan mempunyai validitas konstruk yang tinggi. Kunci dasar untuk mendapatkan construct validility yang tinggi adalah ketepatan, kesesuian dan kebenaran construct yang disusun sebelumnya. c. Validitas Patokan (Criterion Validity) Jenis validitas patokan dapat dibedakan menjadi dua tipe, yaitu : 1. Validitas Prediktif (Predictive Validity) Validitas ini dikaitkan dengan prediksi/perkiraan yang akan terjadi dimasa yang akan datang. Suatu instrumen masuk perguruan tinggi dikatakan mempunyai valititas prediktif yang tinggi apabila mahasiswa yang mendapatkan skor tinggi pada waktu ujian masuk, akan mampu menyelesaikan studinya tepat waktu bahkan lebih pendek dari yang seharusnya. 2. Validitas Pengukuran Serentak (Concurrent Validity) Validitas ini merunjuk pada kesesuaian tingkah laku atau bukti-bukti diri yang dimiliki seseorang dengan instrumen yang diberikan, sebagaimana direfleksikan/ditujukan oleh skornya dalam instrumen paralel atau instrumen lain yang mempunyai karakteristik yang sama. 3. Cara Mengukur Validitas Validitas Instrumen mencakup validitas tiap item/butir soal dan validitas keseluruhan instrumen. Untuk dapat menyusun instrumen harus sadar bahwa yang akan diketahui adalah sejumlah kemampuan, keterampilan, nilai, sikap maupun kepribadian dan latar belakang lainnya yang sesuai dangan tujuan suatu kegiatan sedangkan instrumen yang
2

disusun hendaklah representetive (mewakili), baik dari aspek yang dilakukan adalah, sebagai berikut : a. Menyusun tujuan yang jelas b. Merumuskan spesifikasi yang terarah pada tujuan c. Membuat kisi-kisi (blue-print) d. Menyusun instumen e. Mereview instrumen f. Uji coba instrumen g. Analisis uji coba h. Revisi/penyempurnaan instrumen 4. Cara Menentukan Validitas Tiap Butir Soal Tinggi rendahnya validitas soal secara keseluruhan berhubungan erat dengan validitas tiap butir soal tersebut. Validitas butir soal dicari dalam hubungannya dengan skor total tiap individu yang ikut serta dalam evaluasi. Langkah yang ditempuh adalah, sebagai berikut : a. Skor suatu instrumen/alat ukur dengan baik dan teliti b. Jumlah skor total untuk tiap individu c. Gunakan rumus product moment Correlation 1) Penggunaan Product moment Correlation 2) Penggunaan Korelasi Biserial Langkah yang ditempuh adalah: a. Buat tabel persiapan b. Seleksi dari semua peserta dan tentukan siapa yang menjawab butir 1 dengan benar c. Jumlahkan skor total dari subjek yang menjawab benar dan kemudian tentukan rata-ratanya d. Cari data deviasi total e. Tentukan proporsi peserta didik yang menjawab butir tersebut dengan benar dan yang salah f. Masukkan ke dalam rumus.

DAFTAR RUJUKAN Yusuf, Muri. 2011. Asesmen Dan Evaluasi Pendidikan. UNP Press. Padang.

Anda mungkin juga menyukai