Anda di halaman 1dari 5

A.

Dasar Teori Diazinon termasuk ke dalam golongan organophosphat, yang merupakan suatu bahan kimia yang efektif digunakan untuk membasmi serangga, yang bekerja dengan cara menghambat enzim kolinesterase secara irreversibel, dimana enzim ini berfungsi dalam pemecahan asetilkolin yang bersifat merangsang saraf otot. Diazinon digunakan secara luas untuk membasmi serangga dalam industri pertanian. Zat ini juga efektif dalam membasmi serangga di dalam tanah dan ectoparasit seperti kutu pada domba. Untuk penggunaan rumah tangga, diazinon juga efektif untuk membasmi kecoa, semut, kutu karpet, dan serangga pada hewan piaraan. Nama dagang untuk diazinon adalah Knox-Out, Dianon, atau Basudin.
B.

Struktur Komponen Senyawa diazinon merupakan thiophosphoric acid ester, yang diperkenalkan

oleh Ciba-Geigy pada tahun 1952 (sekarang dikenal dengan nama Novartis), yang merupakan sebuahperusahaan kimia di Swiss . Diazinon memiliki rumus bangunan molekuler sebagai berikut.

C. Toksisitas

D.

Pemeriksaan Laboratorium

Untuk pemeriksaan ini diperlukan sampel yang diambil dari darah, jaringan hati, limpa, paru-paru, dan lemak badan. Untuk penentuan kadar AChE dalam darah dan plasma dapat dilakukan dengan cara tintometer (Edson) dan paper-strip (Acholest) Cara Edson, berdasarkan perubahan pH darah Caranya adalah dengan mengambil darah korban, dan menambahkan indikaor bromtimolbiru,didiamkan, dan setelah beberapa saat akan terjadi perubahan warna. Warna tersebut bandingkan dengan warna standar pada comparator disc, maka dapat ditentukan kadar AChE dalam darah.

Tabel 2.2 Kadar AChE dalam Darah

Cara Acholast Caranya dengan mengambil darah korban, dan meneteskan pada kertas Acholast bersamaan dengan kontrol serum darah normal. Pada kertas Acholast sudah terdapat ACh dan indikator. Kemudian dicatat waktu perubahan warna pada kertas tersebut. Perubahan warna harus sebanding dengan perubahan warna pembanding (serum normal), yaitu warna kuning telur. Jika waktu yang dikeluarkan kurang dari 18 menit, tidak ada keracunan. Jika 20-35 menit, termasuk dalam keracunan ringan. Jika 35-150 menit, termasuk keracunan berat. Untuk pemeriksaan toksikologik dilakukan dengan cara sebagai berikut. Kristalografi. Bahan yang dicurigai berupa sisa makanan atau minuman, muntahan, dan isi lambung dimasukkan ke dalam gelas beker, kemudian dipanaskan dalam

pemanas air 15 sampai kering, kemudian dilarutkan dalam aceton dan disaring dengan kertas saring. Filtrat yang didapat diteteskan ke dalam gelas arloji dan dipanaskan sampai kering, kemudian dilihat di bawah mikroskop. Bila terbentuk kristal-kristal seperti sapu, berarti termasuk ke dalam golongan hidrokarbon terklorinasi. Kromatografi Lapisan Tipis (TLC). Kaca berukuran 20 cm x 20 cm dilapisi dengan absorben gel silikat atau dengan aluminium oksida, lalu dipanaskan ke dalam oven dengan suhu 110 C selama 1 jam. Filtrat yang akan diperiksa (hasil ekstraksi dari darah atau jaringan korban, disertai dengan tetesan lain yang telah diketahui golongan, jenis, dan konsentrasinya sebagai pembanding. Ujung kaca TLC dicelupkan ke dalam pelarut (biasanya dengan Hexan), namun celupan tidak boleh mengenai tetesan tersebut di atas. Dengan daya kapilaritas, maka pelarut akan ditarik ke atas sambil melarutkan filtrat-filtrat tadi. Setelah itu kaca TLC dikeringkan, lalu disemprot dengan reagen Faladium klorida 0,5% dalam HCl pekat, kemudian dengan Difenilamin 0,5% dalam alkohol. Jika ditemukan warna hitam (gelap) berarti golongan hidrokarbon terklorinasi. Jika ditemukan warna hijau dengan dasar dadu berarti golongan organofosfat. Untuk menentukan jenis dalam golongannya, dapat dilakukan dengan menentukan R.f. masing-masing bercak, dengan rumus sebagai berikut. Gambar 2.3 Rumus Rf

Angka yang didapatkan, dicocokkan dengan standar, sehingga jenisnya dapat ditentukan. Selain pemeriksaan di atas, dapat pula dilakukan pemeriksaan dengan cara Spektrofotometri dan Kromatografi gas.

Anda mungkin juga menyukai