Anda di halaman 1dari 9

12 Original Article Pharm Sci Res ISSN 2407-2354

Uji Penghambatan Xantin Oksidase secara In Vitro Ekstrak


Kulit Rambutan

Nurul Eka Putri1, Rissyelly1, Marista Gilang Mauldina1


1
Fakultas Farmasi, Universitas Indonesia, Depok

email : nurulekaaputrii@gmail.com, rissyelly@yahoo.com, marista.gilang@farmasi.ui.ac.id

Abstrak

Hiperurisemia adalah kondisi dimana terjadi peningkatan kadar asam urat diatas normal
sehingga dapat menyebabkan penumpukan kristal asam urat di jaringan. Xantin oksidase
merupakan enzim yang berperan dalam mengkatalisis oksidasi hipoxantin menjadi xantin
dan asam urat. Oleh karena itu, penghambatan xantin oksidase menjadi target untuk
menurunkan produksi asam urat. Pada penelitian ini bertujuan untuk menguji kemampuan
NXOLW UDPEXWDQ GDODP PHQJKDPEDW [DQWLQ RNVLGDVH GDQ LGHQWL¿NDVL JRORQJDQ NDQGXQJDQ
kimianya. Kulit rambutan diekstraksi dengan cara maserasi bertingkat yang menggunakan
tiga pelarut berdasarkan tingkat kepolaran yaitu n-heksana, etil asetat dan metanol. Pengujian
SHQJKDPEDWDQ DNWLYLWDV [DQWLQ RNVLGDVH GLODNXNDQ PHQJJXQDNDQ VSHNWURIRWRPHWHU SDGD
274,79 nm dengan kondisi pH 7,8, konsentrasi substrat xantin 0,15 mm dan suhu inkubasi
30°C. Uji penghambatan pada Alopurinol sebagai kontrol positif memiliki nilai IC50 sebesar
0,15 µg/ml. Ekstrak kulit buah rambutan yang memiliki daya hambat tertinggi pada enzim
xantin oksidase adalah ekstrak metanol dengan nilai IC50 —J PO 3HQDSLVDQ ¿WRNLPLD
pada ekstrak teraktif menunjukkan bahwa ekstrak metanol kulit buah rambutan mengandung
ÀDYRQRLG VDSRQLQ WDQLQ GDQ WHUSHQRLG

Abstract

Hyperuricemia is a condition have higher uric acid levels that can cause a cumulation uric
acid crystals in the tissues. Xanthine oxidase is an enzyme which catalyze the oxidation of
hypoxanthine into xanthine and into uric acid.Therefore, the inhibition of xanthine oxidase
will reduce ammount of uric acid. This research aims to determine xanthine oxidase inhibition
activity and also to identify chemical constituent group of extract rambutan (Nephelium
lappaceum Linn.) skin. Rambutan fruit skin was extracted by graded maceration using a
three solvent, based on polarity the solvent are n-hexane, ethyl acetate and methanol. The
WHVW RI LQKLELWLRQ [DQWKLQH R[LGDVH DFWLYLW\ ZDV XVLQJ D VSHFWURSKRWRPHWHU DW
nm, pH 7.8, substrate concentration of xanthine 0.15 mM and an incubation temperature of
30°C. Inhibition on Allopurinol as positive control has IC50 J P/ 7KH UHVXOW VKRZHG
that methanol extract of rambutan skin had the highest inhibition percentage with IC50 3.71
J P/ 3K\WRFKHPLFDO VFUHHQLQJ VKRZHG WKDW WKH PRVW DFWLYH H[WUDFW PHWKDQRO RI UDPEXWDQ
IUXLW VNLQ FRQWDLQ ÀDYRQRLGV VDSRQLQV WDQQLQV DQG WHUSHQRLGV.

Keywords : xanthine oxidase, hyperuricemia, inhibition activity, spectrophotometry,


Nephelium lappaceum Linn.

Pharm Sci Res


Nurul Eka Putri, Rissyelly, Marista Gilang Mauldina 13

PENDAHULUAN asam urat. Mekanisme alopurinol yaitu


menghambat sintesis purin yang merupakan
Hiperurisemia adalah keadaan dimana terjadi prekusor xantin. Efek samping dari alopurinol
peningkatan kadar asam urat di atas normal. yaitu ruam kulit, demam, dan leukopenia
Konsentrasi asam urat yang normal adalah (Dipiro et al., 2008). Oleh karena itu, penting
7,0 mg/dL untuk pria dan 6,0 mg/dL untuk untuk ditemukannya alternatif pengganti
wanita. Hiperurisemia terjadi akibat tingginya alopurinol sebagai inhibitor xantin oksidase.
konsumsi makanan yang mengandung purin,
seperti protein hewani dan konsumsi alkohol, Penelitian-penelitian sebelumnya telah
peningkatan produksi asam urat dalam tubuh ditemukan senyawa-senyawa yang berpotensi
atau berkurangnya ekskresi asam urat melalui sebagai inhibitor enzim xantin oksidase
ginjal. Hiperurisemia yang berkepanjangan \DLWX WDQLQ ÀDYRQRLG GDQ SROLIHQRO GDQ
dapat menyebabkan gout. Gout adalah asam ellagat (Azmi et al., 2012). Flavonoid
penyakit akibat adanya penumpukan kristal berpotensi sebagai inhibitor xantin oksidase
monosodium urat pada jaringan akibat (Cos et al., 1998), saponin dan polifenol juga
peningkatan kadar asam urat (Dipiro et al., memiliki kemampuan sebagai inhibitor xantin
2008). Prevalensi hiperurisemia di Indonesia oksidase yang mekanisme inhibisinya belum
diperkirakan antara 2,3-17,6% sedangkan diketahui. Tanaman rambutan merupakan
prevalensi gout bervariasi antara 1,6-13,6 tanaman yang memiliki banyak kandungan
per seribu penduduk (Sudoyo et al., 2006). kimia yang bermanfaat. Kulit rambutan telah
Penderita hiperurisemia di Taiwan memiliki GLODSRUNDQ PHQJDQGXQJ ÀDYRQRLG WDQLQ GDQ
prevalensi tertinggi pada pria 61,5% dan saponin (Dalimartha, 2005). Telah banyak
wanita 51,4 % (Chung et al., 2012). penelitian mengenai kulit buah rambutan
untuk kesehatan, hasil penelitian yang
Xantin oksidase merupakan enzim yang dilakukan oleh Thitilertdecha, dkk (2008)
berperan dalam mengkatalisis oksidasi yang melaporkan bahwa kulit buah rambutan
hipoxantin menjadi xantin dan menjadi asam dan biji rambutan memiliki sifat sebagai
urat. Penghambatan xantin oksidase dapat antibakteri. Selain itu, ekstrak metanol kulit
menghalangi biosintesis asam urat yang buah rambutan memiliki aktivitas antioksidan
menjadi salah satu pendekatan terapeutik (Kilburn et al., 2010). Namun, penelitian
untuk pengobatan hiperurisemia (Wang et mengenai kulit rambutan sebagai inhibitor
al., 2008). xantin oksidase untuk menurunkan asam urat
masih belum ditemukan. Oleh karena itu,
Alopurinol merupakan inhibitor xantin pada penelitian ini dilakukan ekstraksi kulit
oksidase, enzim yang mengubah hipoxantin buah rambutan untuk selanjutnya dilakukan
menjadi xantin dan selanjutnya menjadi uji aktivitas inhibisinya secara in vitro.

April 2016 (Vol. 3 No. 1)


14 Pharm Sci Res ISSN 2407-2354

METODE 7 kali dengan total volume n-heksana


yang digunakan sebanyak 35 L. Ekstraksi
Penyiapan simplisia GLODNXNDQ KLQJJD GLSHUROHK ¿OWUDW PHQGHNDWL
Prosedur penyiapan simplisia kulit rambutan tidak berwarna, lalu residu n-heksana
meliputi pengumpulan bahan baku yaitu diangin-anginkan untuk menghilangkan
buah rambutan jenis binjai yang diperoleh pelarut n-heksana yang masih tersisa.
pada bulan april 2015 dari Balai Penelitian Kemudian, serbuk ditimbang (0,955 kg) dan
Tanaman Obat dan Aromatik, Bogor. Buah dimaserasi kembali menggunakan pelarut etil
rambutan dipisah dari kulitnya, lalu kulit asetat sebanyak 8 kali dengan total volume
buah rambutan dicuci dan dibersihkan dari etil asetat yang digunakan 45 L. Maserasi
kotoran, debu, dan tanah menggunakan air GLODNXNDQ KLQJJD ¿OWUDW KDPSLU WLGDN
mengalir. Kulit buah rambutan yang telah berwarna dan residu etil asetat dikeringkan,
dicuci kemudian dirajang hingga ukuran ditimbang (0,940 kg). Kemudian, dimaserasi
simplisia mengecil. Kemudian, dikeringkan kembali dengan pelarut metanol. Ekstraksi
dengan cara diangin-anginkan. Setelah itu, dilakukan sebanyak 5 kali dengan total
1,0 kg kulit kering rambutan diblender hingga volume metanol yang digunakan adalah 25
menjadi serbuk. Diperoleh serbuk simplisia / 0DVHUDVL GLODNXNDQ KLQJJD GLGDSDW ¿OWUDW
halus sejumlah 0,964 kg. Serbuk simplisia hampir tidak berwarna.
disimpan di tempat yang kering dan bersih.
0DVLQJ PDVLQJ ¿OWUDW \DQJ GLSHUROHK GDUL
Ekstraksi simplisia ekstraksi yang terkumpul kemudian diuapkan
Ekstraksi dilakukan dengan cara maserasi dengan rotary evaporator dengan suhu
bertingkat. Maserasi dilakukan dengan 40-50°C dengan kecepatan 30 rpm hingga
menggunakan pelarut dengan tingkat diperoleh ekstrak kental, lalu di tuang ke
kepolaran yang meningkat yaitu n-heksana dalam cawan penguap dan diuapkan kembali
(non polar), etil asetat (semi polar), dan di atas penangas air dengan suhu ± 50°C
metanol (polar). sehingga didapat ekstrak kental n-heksana,
etil asetat dan metanol, ditimbang dan
Serbuk simplisia 0,964 kg dimasukkan dihitung nilai rendemen ekstraknya. Nilai
kedalam wadah kemudian ditambahkan % rendemen dihitung menggunakan rumus
pelarut heksana hingga mencapai 3-5 cm berikut :
di atas permukaan serbuk simplisia dan
didiamkan selama 24 jam sambil dilakukan
pengadukan. Setelah 24 jam, sampel yang di Bobot ekstrak kental
UHQGHPHQ x 100%
Bobot simplisia yang diekstraksi
rendam tersebut disaring dengan corong yang
dilapisi kain untuk memisahkan ampas dan
¿OWUDW 0DVHUDVL GLODNXNDQ EHUXODQJ VHEDQ\DN

Pharm Sci Res


Nurul Eka Putri, Rissyelly, Marista Gilang Mauldina 15

Bobot ekstrak yang diperoleh dari tiap kontrol blanko, pembanding alopurinol,
ekstraksi yaitu pada pelarut n-heksana 22 kontrol alopurinol, sampel dan kontrol
g, pelarut etil asetat 28,02 g, dan pelarut sampel. Sampel yang diuji yaitu ekstrak
metanol 94,04 g. heksana, etil asetat dan metanol dari kulit
buah rambutan (N. lappaceum).
Uji penghambatan aktivitas xantin
oksidase Pembanding alopurinol digunakan sebagai
Pengujian penghambatan aktivitas xantin kontrol positif. Pengujian dilakukan dengan
oksidase yaitu mengukur jumlah asam urat NRQVHQWUDVL GDQ J P/
terbentuk dari reaksi yang dikatalisis oleh Larutan sampel alopurinol dibuat dengan
xantin oksidase, dilakukan secara in vitro cara menimbang 10 mg lalu dilarutkan
dengan reaksi enzimatis dan pengukuran dengan 4 tetes natrium hidroksida 1 N
secara spektrofotometri (Umamaheswari et kemudian diencerkan dengan 10 mL akua
al., 2007). Pada pengujian penghambatan demineralisata bebas CO2.
aktivitas xantin oksidase, dilakukan
pengujian terhadap standar alopurinol dan Pada pengujian sampel, sebanyak 1 mL
ekstrak kulit buah rambutan (N. lappaceum). larutan sampel ekstrak ditambahkan dengan
Pengujian dilakukan pada larutan blanko, dapar fosfat pH 7,8 sebanyak 2,9 mL dan

Tabel 1. Prosedur pengujian penghambatan aktivitas xantin oksidase

Volume (mL)
Bahan
Kontrol Kontrol
Sampel Blanko
Sampel blanko

Larutan ekstrak
1 1 - -
J P/

2,9 3 3,9 4
Dapar fosfat pH 7,8

2 2 2 2
Substrat Xantin 0,15 mM
Diinkubasi 30ºC selama 10 menit
Larutan xantin oksidase 0,1 - 0,1 -
Diinkubasi 25ºC selama 30 menit
HCl 1 1 1 1

Absorbansi diukur pada 274,79 nm

April 2016 (Vol. 3 No. 1)


16 Pharm Sci Res ISSN 2407-2354

ditambahkan substrat xantin 1 mM. Larutan enzimatis. Pengukuran dilakukan dengan


ekstrak dibuat dengan konsentrasi 1,5; 10; menggunakan spektrofotometer UV-Vis
J P/ 6HWHODK LWX FDPSXUDQ pada panjang gelombang 274,79. Prosedur
larutan diinkubasi pada suhu 30ºC selama pengujian dapat dilihat pada tabel 1.
10 menit. ke dalam campuran ditambahkan
larutan xantin oksidase sebanyak 0,1 mL. Adanya penghambatan aktivitas xantin
Setelah itu, campuran larutan kembali oksidase oleh ekstrak dapat diketahui
diinkubasi pada suhu 30ºC selama 30 menit. dari nilai % penghambatan yang dihitung
Setelah di inkubasi ditambahkan HCl 1 menggunakan persamaan:
mL bertujuan untuk menghentikan reaksi

(Absorbansi blangko - Absorbansi sampel)


SHQJKDPEDWDQ x 100%
Absorbansi blangko

Nilai IC50 menunjukkan jumlah penghambat GDODP SHQJXMLDQ 8ML SHUWDPD ¿OWUDW
yang dibutuhkan untuk mencapai ditambahkan 2 tetes Bouchardat LP.
penghambatan 50% enzim. IC50 ditentukan Hasil positif jika terbentuk endapan
melalui regresi linier, dimana sumbu x berwarna coklat sampai hitam. Uji
menunjukkan konsentrasi sampel dan sumbu NHGXD ¿OWUDW GLWDPEDKNDQ WHWHV 0D\HU
y menunjukkan % penghambatan. Dari LP. Hasil positif jika terbentuk endapan
SHUVDPDDQ \ D E[ GDSDW GLKLWXQJ QLODL ,&50 menggumpal berwarna putih. Uji ketiga,
menggunakan rumus berikut : ¿OWUDW GLWDPEDKNDQ WHWHV 'UDJHQGRUII
50 - a LP. Hasil positif jika terbentuk endapan
IC50 jingga coklat (Departemen Kesehatan
b
Republik Indonesia, 1989).
6NULQLQJ ¿WRNLPLD
2. Flavonoid
3HQDSLVDQ ¿WRNLPLD GLODNXNDQ SDGD HNVWUDN
Sejumlah 500 mg ekstrak dilarutkan
kulit Nephelium lappaceum yang memiliki
dalam 1 – 2 mL etanol (95%), kemudian
penghambatan paling baik terhadap aktivitas
ditambah 0,5 gram serbuk seng P dan
xantin oksidase.
2 mL asam klorida 2 N dan didiamkan
1. Alkaloid
selama 1 menit. Kemudian ditambah 10
Sebanyak 100 mg ekstrak kental
tetes asam klorida pekat P, jika dalam
dilarutkan dengan 1 mL asam klorida
waktu 2 sampai 5 menit terjadi warna
2 N dan 9 mL air, lalu dipanaskan
merah intensif menandakan adanya
di atas penangas air selama 2 menit,
ÀDYRQRLG 6HODQMXWQ\D XML NHGXD \DLWX
kemudian didinginkan dan disaring.
sejumlah 500 mg ekstrak dilarutkan
Filtrat yang diperoleh digunakan sebagai
dalam 1 mL etanol (95%) P, kemudian
larutan percobaan yang akan digunakan

Pharm Sci Res


Nurul Eka Putri, Rissyelly, Marista Gilang Mauldina 17

ditambah 0,1 gram serbuk magnesium (Materia Medika Indonesia Jilid V,


P dan 10 tetes asam klorida pekat. Jika 1989).
terjadi warna merah jingga sampai merah
XQJX PHQXQMXNNDQ DGDQ\D ÀDYRQRLG HASIL DAN PEMBAHASAN
(Departemen Kesehatan Republik
Indonesia, 1995). Pada pengujian penghambatan aktivitas
3. Terpenoid xantin oksidase, terlebih dahulu dilakukan
Sejumlah 200 mg ekstrak kental uji pendahuluan untuk mengetahui kondisi
ditambah campuran asam asetat anhidrat optimum dari konsentrasi substrat, pH
dan asam sulfat pekat (2:1). Hasil positif dapar yang digunakan dan suhu prainkubasi
ditandai oleh terbentuknya warna merah dan inkubasi agar aktivitas enzim dapat
hijau atau violet biru (Departemen berlangsung secara optimal. Pada proses
Kesehatan Republik Indonesia, 1995). inkubasi terdiri dari dua tahap, tahap
4. Tanin pertama disebut prainkubasi. Prainkubasi
Sejumlah 200 mg ekstrak kental dilakukan selama 10 menit bertujuan untuk
dilarutkan dalam 5 mL air suling menyesuaikan kondisi larutan uji dengan
panas dan diaduk. Setelah dingin, kondisi lingkungan optimum dan tahap
disentrifugasi, disaring, kemudian bagian kedua, Inkubasi selama 30 menit untuk reaksi
cairan diambil dan diberi larutan NaCl enzimatis. Pengujian ini, digunakan unit
10%, larutan ini selanjutnya digunakan enzim 0,1 U/mL. Perhitungan serapan pada
sebagai larutan percobaan. Uji pertama, pengujian penghambatan aktivitas xantin
pada larutan percobaan ditambah 2 oksidase dilakukan pada panjang gelombang
tetes larutan FeCl3 3%, percobaan ini 274,79 nm sesuai dengan spektrum serapan
dilakukan di atas plat tetes. Uji kedua yang dibaca oleh alat spektrofotometer UV-
pada 1 mL larutan percobaan ditambah Vis. Lihat pada Gambar 1.
beberapa tetes larutan gelatin 10%.
Endapan yang terbentuk menunjukkan
adanya tanin (Harborne, 1987).
5. Saponin
Sejumlah 200 mg ekstrak dimasukkan
ke dalam tabung reaksi, lalu ditambah
10 mL air panas, didinginkan, kemudian
dikocok kuat-kuat selama 10 detik. Hasil
positif jika terbentuk buih yang mantap
tidak kurang dari 10 menit, setinggi
1-10 cm. Jika dilakukan penambahan 1
Gambar 1. Spektrum UV panjang gelombang
tetes asam klorida 2N, buih tidak hilang maksimum pada uji aktivitas xantin oksidase

April 2016 (Vol. 3 No. 1)


18 Pharm Sci Res ISSN 2407-2354

Berdasarkan hasil uji pendahuluan Selanjutnya, pengujian penghambatan


penghambatan aktivitas xantin oksidase aktivitas xantin oksidase terhadap ekstrak
maka diperoleh kondisi pengukuran pada heksana, etil asetat dan metanol pada kulit
panjang gelombang 274,79 nm, suhu inkubasi rambutan. Masing-masing ekstrak dibuat
30°C, pH dapar fosfat 7,8 dan konsentrasi dengan berbagai konsentrasi 1, 5, 10, 15,
substrat 0,15 mM. Pengujian dilakukan pada GDQ J P/ 9DULDVL NRQVHQWUDVL
larutan blanko, kontrol blanko, pembanding ekstrak bertujuan untuk melihat pengaruh
alopurinol, kontrol alopurinol, sampel dan penambahan konsentrasi ekstrak terhadap
kontrol sampel. Sampel yang diuji yaitu peningkatan daya hambat. Hasil pengujian
ekstrak n-heksana, etil asetat dan metanol penghambatan aktivitas enzim xantin
dari kulit rambutan. oksidase dengan nilai IC50 yang kecil yaitu
pada ekstrak metanol kulit rambutan dengan
Pengujian larutan blanko dan kontrol blanko IC50 J P/ /LKDW JDPEDU 1LODL ,&50
dilakukan untuk mengetahui aktivitas enzim yang kecil dapat disebabkan oleh senyawa
tanpa penambahan ekstrak, Pengujian larutan \DQJ EHUVLIDW SRODU VHSHUWL ÀDYRQRLG WDQLQ
sampel dan pembanding alopurinol dilakukan dan fenol yang terkandung dalam ekstrak.
untuk mengetahui kemampuan aktivitas Berdasarkan studi literatur senyawa-senyawa
enzim yang diberikan oleh ekstrak dan tersebut berpotensi menghambat xantin
pembanding alopurinol, sedangkan pengujian oksidase (Owen & Johns, 1999).
kontrol sampel dan kontrol pembanding
alopurinol dilakukan sebagai faktor koreksi
terhadap ekstrak dan pembanding alopurinol.
Pengujian ini dilakukan sebanyak dua kali
pengukuran (duplo) dengan menggunakan
spektrofotometri UV. Hasil pengujian standar
alopurinol yang diperoleh nilai IC50 yaitu
J P/ /LKDW SDGD *DPEDU

Gambar 3. Data pengukuran IC50 ekstrak


metanol kulit rambutan

Skrining yang dilakukan pada ekstrak teraktif


dari pengujian penghambatan aktivitas
enzim meliputi skrining terhadap alkaloid,
Gambar 2. Data pengukuran IC50 Alopurinol
terhadap aktivitas xantin oksidase ÀDYRQRLG WHUSHQRLG VDSRQLQ GDQ WDQLQ

Pharm Sci Res


Nurul Eka Putri, Rissyelly, Marista Gilang Mauldina 19

7DEHO +DVLO VNULQLQJ ¿WRNLPLD SDGD HNVWUDN WHUDNWLI

Jenis ekstrak Alkaloid Flavonoid Terpenoid Tanin Saponin


Metanol (-)

KESIMPULAN Dalimartha, S. (2005). Atlas Tumbuhan Obat


Indonesia Jilid 4. Jakarta: Puspa Suara
Ekstrak kulit rambutan (N.lappaceum ) yang Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
memiliki nilai persen penghambat aktivitas (1989). Materia Medika Indonesia
enzim xantin oksidase yang paling tinggi jilid V. Jakarta: Departemen Kesehatan
adalah ekstrak metanol dengan nilai IC50 Republik Indonesia
VHEHVDU J P/ 6HQ\DZD \DQJ WHUGDSDW Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
GDODP HNVWUDN PHWDQRO DGDODK ÀDYRQRLG (1995). Farmakope Indonesia edisi
tanin, saponin dan terpenoid. IV. Jakarta: Departemen Kesehatan
Republik Indonesia
DAFTAR ACUAN Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
(1995). Materia Medika Indonesia jilid
Azmi, S., Jamal, P., & Amid, A. (2012). VI. Jakarta: Departemen Kesehatan
Xantine Oxidase inhibitory activity Republik Indonesia
from potental malaysian medicinal plant Dipiro, J., Talbert, L., Yee, C., Matzke,
as remedie for gout. International Food R., Wells, G., & Posey, L. (2008).
Research Journal, 19(1), 156-159 Pharmacotherapy, Seventh edition. New
Chung, S., Wen, L., Yi, J., Du, Y., Kuei, York: McGraw-Hill Companies, Inc
F., Wen, C., et al. (2012). Prevalence Harborne, J. (1987). Metode Fitokimia
of hyperuricemia and its association Penuntun Cara Modern Mengekstraksi
with antihypertensive treatment in. Tumbuhan (Kosasih Padmawinata, K.,
International Journal of Cardiology, Soediro, I). Bandung: ITB
156, 41-46 Kilburn, J., Thitilerdecha, N.,
Cos, P., Callome, M., Hu, J., Cimanga, K., Terawutgulgulrag, A., & Rakariyatham,
Van Poel, B., Pieters, L., et al. (1998). 1 ,GHQWL¿FDWLRQ RI 0DMRU
Structure Activity Relationship and Phenolic Compounds from Nephelium
&ODVVL¿FDWLRQ RI DV ,QKLELWRUV RI lappaceum L. and Their Antioxidant
Xanthine Oxydase and Superoxide Activities. Journal Molecules, 15(3),
cavengers. Journal of Natural Products 1453-1465
, 61-76 Mitaal, A., Philips, S., Loveday, B., &
Dalimartha , S. (2003). Atlas Tumbuhan Obat Windsor, J. (2008). The potential role
Indonesia jilid 3. Jakarta: Puspa Suara for xantin oxidase inhibition in major

April 2016 (Vol. 3 No. 1)


20 Pharm Sci Res ISSN 2407-2354

intra-abdominal surgery. World Journal Sudoyo, A., Satiyohadi, B., Alwi, I., K, M., &
of Surgery, 32, 288-295 Setiati, S. (2006). Ilmu Penyakit Dalam (4
1DVUXO ( 6R¿WUL +LSHUXULVHPLD ed.). Jakarta: Departemen Ilmu Penyakit
pada pra diabetes. Jurnal Kesehatan Dalam Fakultas Kedokteran Universitas
Andalas, 1(2) Indonesia
Owen, P., & Johns, T. (1999). Xanthine oxidase Thitilertdecha, N., Teerawutgulrag, A., &
inhibitory activity of Northeastern North Rakariyatham, N. (2008). Antioxidant
American Plant remedie used for gout. and Antibacterial Activities Nephelium
Journal of Ethnopharmacology, 64, 146- lappaceum L. Extracts. Food Science
160 and Technology, Elsevier, 41
Prihatman, K. (2000). Budidaya Pertanian: Umamaheswari, M., Asok , K., Somasundaran
Rambutan. Dipetik Agustus 2015, 15, , A., Sivashanmugam, T., Subhadradevi,
dari Sistem Informasi Manajemen V., & Ravi, T. (2007). Xanthine oxidase
Pembangunan di Perdesaan, Jakarta: inhibitory activity of some indian medial
http://www.warintek.ristek.go.id/ plant. Journal of Ethnopharmacology,
pertanian/rambutan.pdf 109, 547-551.
Saleh, M., Mawardi, M., Eddy, W., & Wang, S., Liaob, J., Zhena, W., Chuc, F.,
Hatmoko, D. (2007). Determinasi dan & Chang, S. (2008). Essential oil from
morfologi buah eksotis potensial di leaves Cinnamomum osmophloem
lahan rawa. Dipetik Agustus 15, 2015, acts as a xanthine oxidase inhibitor
dari Balai Penelitian Pertanian Lahan and reduces the serum uric acid levels
Rawa Banjar Baru: http://balittra.litbang. in oxonate induced mice. Journal of
pertanian.go.id/eksotik/Monograf%20 Phytomedicine, 15, 940-945
-%207.pdf

Pharm Sci Res

Anda mungkin juga menyukai