Anda di halaman 1dari 7

GULA TOTAL

NIDA ANGGIANA
24041118085
SHIFT 7
WARNA PRAKTIKUM : ORANGE
Total Gula Metode Anthrone

 Anthrone, C6H4COC6H4CH2, adalah turunan dari anthraquinone. Senyawa ini diproduksi oleh reduksi katalitik dari

anthraquinone oleh asam hidroklorat dengan keberadaan logam timah. Senyawa ini mungkin ada dalam bentuk keto
atau enol, yang masing-masing dikenal dengan nama anthrone and anthranol.
 Mekanisme pembentukan warna anthrone dengan gula telah diteliti. Hurd dan Isenhour (1932) dan Wolfrom et al

(1948) mempostulasikan bahwa karbohidrat dan turunannya mengalami pembentukan cincin dalam keberadaan asam
kuat dari mineral, seperti yang ditunjukkan untuk glukosa.
 Pada analisa total gula metode anthrone berfungsi untuk mengendapkan partikel gula reduksi (Fieha, 2005). Selain itu,

juga ditambahkan 0,5 gram Na-oksalat ke dalam labu takar. Na Oksalat berupa serbuk berwarna putih, mempunyai pH
8, dengan densitas 2,27 g/cm3, senyawa ini termasuk berbahaya jika terkena kulit, mata dan tertelan. untuk
pengondisian basa (antasid), menginaktivasi enzim penghidrolisis pati, dan mencegah hidrolisis pati dan inversi.
(Giandwood, 2007).
Total Gula Metode Anthrone

Pada analisa total gula metode Anthrone, ada beberapa tahapan yang harus dilakukan. Pertama, disiapkan alat dan bahan yang akan
digunakan. Alat yang digunakan diantaranya timbangan analitik, gelas beker, labu takar, spatula, pengaduk, corong, Erlenmeyer, tabung
reaksi, kompor listrik. Sedangkan bahan yang digunakan adalah sampel, CaCO3, aquades, Pb-asetat, Na-oksalat, kertas saring
Whatman, pereaksi Anthrone (9,10 dehidro-9 ketoanthrone)
 Tahapan persiapan sampel, bahan ditimbang sebanyak 5,8 gram menggunakan timbangan analitik.
 Kemudian bahan dipindahkan ke dalam gelas beker ukuran 100 ml
 Ditambahkan akuades sebanyak 80 ml. Penambahan akuades berfungsi sebagai pengencer.
 Timbang CaCO3 sebanyak 2 gram yang kemudian ditambahkan pada sampel. CaCO3 berfungsi untuk pengondisian basa (antasid),
menginaktivasi enzim penghidrolisis pati, dan mencegah hidrolisis pati dan inversi.
 Uji menggunakan kertas lakmus sampai larutan tersebut bersifat basa (kertas lakmus berubah warna biru).
 Dipanaskan diatas kompor listrik selama 30 menit sampai mendidih, pemanasan ini bertujuan untuk mempercepat proses reaksi yang
berlangsung.
 Terdapat pemisahan endapan setelah dipanaskan.
Total Gula Metode Anthrone

 Didinginkan, lebih cepat menggunakan air mengalir.


 Setelah dingin, diambil 5 ml larutan dan dimasukkan ke dalam labu takar berukuran 100 ml dengan menggunakan pipet volume.
 Ditambahkan Pb-asetat sebanyak 3 ml dengan menggunakan pipet volume. Pb asetat berbentuk cair atau zat penjernih yang dapat
mengikat zat pengotor atau mengendapkan asam organik asam amino, protein, dan polifenol.
 Ditambahkan akuades sampai tanda batas. Penambahan akuades berfungsi sebagai pengencer.
 Disaring dengan kertas saring whatman yang diletakkan pada corong
 Ditambahkan kembali dengan 1 gram Na-oksalat yang berfungsi untuk mengikat sisa Pb-asetat yang masih ada dalam larutan.
 Disaring kembali menggunakan kertas saring whatman yang diletakkan pada corong sehingga didapatkan filtrat sesungguhnya.
Diuji dengan pereaksi arthone
 Diambil 1 ml filtrat dan dimasukkan ke dalam tabung reaksi.
 Kemudian ditambahkan 5 ml pereaksi Anthrone dengan menggunakan pipet volum. Pereaksi Anthrone berfungsi untuk membentuk
senyawa kompleks biru kehijauan karena bereaksi spesifik dengan karbohidrat dalam asam sulfat pekat (Giandwood, 2007).
 Tabung ditutup dan dicampur sampai merata.
 Diinkubasi di shaker waterbath selama 12 menit, hal ini berfungsi agar pereaksi Anthrone secara merata dapat bereaksi dengan
sampel.
 Didinginkan cepat dengan menggunakan air mengalir. Pendinginan berfungsi agar dapat langsung diukur absorbansinya.
 Dimasukkan ke dalam kuvet secukupnya dan diiukur absorbansinya pada = 630 nm. Dicatat hasil absorbansi sampel. Kemudian
dihitung menggunakan persamaan yang telah diketahui dari larutan standar.
Metode anthrone
 Aquades
Biasa disebut air suling merupakan air hasil penyulingan (diuapkan dan disejukkan kembali). Akuades memiliki rumus kimia H2O yang
berarti dalam molekul terdapat 2 atom hydrogen kovalen dan atom oksigen tunggal. Akuades dalam metode analisis digunakan untuk
melarutkan sampel. Kandungan logam pada akuades 0 ppm dan mempunyai pH 7 (netral) (Ngili, 2010).
 Kalsium karbonat (CaCO3)
Kalsium karbonat adalah bahan aktif dalam kapur pertanian, dan biasanya merupakan penyebab utama air keras. Hal ini biasanya
digunakan secara medis sebagai kalsium suplemen atau sebagai antisida, namun konsumsi yang berlebihan dapat membahayakan.
 Pb-asetat
Pb-asetat adalah zat penjernih yang dapat mengendapkan asam organik asam amino, protein, dan polifenol. Pada analisa
total gula metode anthrone berfungsi untuk mengendapkan partikel gula reduksi (Fieha, 2005).
 Natrium Oksalat
Natrium Oksalat mempunyai pH 8, dengan densitas 2,27 g/cm3, senyawa ini termasuk berbahaya jika terkena kulit, mata
dan tertelan. Fungsinya pada metode anthrone yaitu untuk mengendapkan sisa Pb-asetat sehingga terbentuk Pb-oksalat
(Giandwood, 2007).
 Pereaksi Anthrone
Pereaksi Anthrone adalah hasil reduksi anthragunone. Fungsinya yaitu membentuk senyawa kompleks biru kehijauan
karena bereaksi dengan karbohidrat dalam asam sulfat pekat (Giandwood, 2007).
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai