Abstrak
Telah dilaku kan penelitian tentang pengaruh ekstrak rokok, kopi dan minu man beralkohol
terhadap aktivitas enzim papain. Tujuan penelitian in i untuk mengetahui pengaruh ekstrak rokok,
kopi dan minu man beralkohol terhadap aktivitas enzim pencernaan terutama enzim protease
dimana papain digunakan sebagai model. Enzim papain menghidrolisis substrat dihambat dengan
mencegah interaksi antara gugus –SH dari Sis25 dengan atom N imidazo l dari His159 dari papain
untuk membuat sisi aktif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak roko k, ekstrak kopi dan
minu man beralkohol masing-masing menunjukkan penghambatan terhadap aktivitas enzim papain
sebesar 27,3%, 35%, dan 22,3%.
Abstract
Has done research on the influence of Cigaretes extracts, coffee and alcoholic beverages on the
activity of the enzy me papain. The purpose of this study to determine the effect of extracts of
cigarettes, coffee and alcoholic beverages on the activity of digestive enzymes, especially protease
enzy me papain which is used as a model. Papain enzy me hydrolyzes the substrate is inhibited by
preventing the interaction between-SH groups of Cys25 with imidazo le N atom of His159 of
papain to make the active side. The results showed that the ext ract of cigarettes, coffee and
alcoholic ext racts each showed inhibition against papain enzyme activity of 27.3%, 35%, and
22.3%.
449
Penghambatan Enzim Papain La Ode Sumarlin, et. al.
Uji Penghambatan Aktivitas Papain dan dibuat kurva antara konsentrasi larutan
BSA terhadap absorbansi.
Uji daya inhibisi ekstrak rokok, kopi dan
minuman beralkohol terhadap enzim papain Pembuatan Sampel Inhibitor
dilakukan pada kondisi optimumnya. Kondisi
optimum pengujian mengacu pada hasil Sampel ekstrak rokok dibuat dengan
penelitian Shukor et al. (2006), yaitu pada cara melarutkan 4 batang rokok (7,8 g) dengan
waktu inkubasi 30 menit, suhu 40o C, pH 6,5, pelarut akuades dan direndam selama satu hari
konsentrasi larutan papain 2.000 ppm, dan (maserasi), dengan variansi volume akuades 50
konsentrasi larutan substrat (kasein) 300 ppm. mL, 100 mL, dan 250 mL. Sampel ekstrak
kopi dibuat dengan cara melarutkan 10g kopi
Larutan papain 2.000 ppm sebanyak 0,5 dengan akuades dengan variansi volume 50
mL ditambahkan 5 mL bufer fosfat 100 mM mL, 100 mL, dan 250 mL. Sampel minuman
dengan pH 6,5 dan sampel dengan range 0,25, alkohol dengan kadar alkohol 43% yang siap
0,5, 2,5 dan 4,5 mL dengan volume akhir digunakan.
dibuat sampai dengan 10 mL menggunakan
akuades dan campuran diinkubasi selama 20
menit pada suhu kamar. Setelah masa inkubasi,
Aktivitas Relatif (%) = AE/AK x 100%
ditambahkan larutan kasein 300 ppm sebanyak
5 mL. Sebagai kontrol, larutan sampel AE= aktivitas papain dengan adanya
digantikan dengan akuades. inhibitor
AK= aktivitas papain tanpa inhibitor
Sebanyak 2 mL larutan uji dimasukkan
ke dalam tabung reaksi dan ditambahkan 5 mL
pereaksi Bradford dye dan diinkubasi selama 5 Pada penelitian ini, 1 unit aktivitas
menit. Larutan diukur absorbansinya pada 595 papain didefinisikan sebagai jumlah kasein
(dalam mg) yang dihidrolisis per menit oleh 1
nm untuk waktu nol (tanpa inkubasi). Larutan
mg protease pada kondisi percobaan tertentu
sisanya diinkubasi pada 40o C selama 30 menit. (Shukor et al., 2006).
Setelah masa inkubasi, 2 mL dari larutan
tersebut diambil lagi dan diperlakukan dengan
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
cara yang sama dengan larutan pada waktu nol.
Enzim papain dan mekanis me inhibisi
Pembuatan Larutan Standar BSA
Mekanisme kerja papain melibatkan
BSA ditimbang sebanyak 10 mg lalu triad katalitik yang terbentuk antara Cys25,
ditambahkan 50 mL akuades dan diaduk. His159, dan Asn 175. Gugus amida dari Asn
Larutan BSA 200 ppm ini digunakan untuk 175 akan menarik proton dari inti imidazol
pembuatan kurva standar BSA untuk His159 sehingga kebasaannya meningkat. Inti
menentukan aktivitas papain. imidazol dari His159 akan menarik H + dari–SH
pada Cys25 sehingga kenuklofilikan gugus SH
Larutan BSA 200 ppm diambil sebanyak
bertambah. Sementara itu nitrogen amida dari
10 ppm, 20 ppm, 30 ppm, 40 ppm, 50 ppm, 60
Cys25 membentuk ikatan hidrogen dengan
ppm, 70 ppm, dan 80 ppm dan ditambahkan
atom O gugus karbonil pada substrat. Ikatan
pereaksi Bradford 2 mL. Campuran diinkubasi
hidrogen kedua terbentuk antara gugus –NH2
selama 5 menit pada suhu 30o C. Blanko yang
dari Gln 19 dengan O gugus karbonil pada
digunakan adalah akuades yang ditambahkan
substrat. Keadaan ini akan mempermudah
dengan pereaksi Bradford sebanyak 2 mL.
penyerangan ion sulfida (S2-) terhadap gugus
Pengukuran absorbansi dilakukan secara
C=O dari substrat yang diikuti oleh pecahnya
spektroskopi pada panjang gelombang 595 nm
451
Penghambatan Enzim Papain La Ode Sumarlin, et. al.
ikatan peptida dari substrat membentuk suatu amina (Gambar 1) (Fersht, 1985).
His159
H
N
Substrat Asn 175
O S-H N
NH
19 Gln H H Cys 25 O NH2
N
N
Aktivitas enzim papain ditandai aktif enzim. Selama proses hidrolisis protein,
dengan proses pemecahan substrat menjadi gugus-gugus amida akan terhidrolisis oleh
produk oleh asam amino His dan Sis pada sisi papain secara bertahap (Gambar 2).
452
Valensi Vol. 2 No. 3, Nop 2011 (449-458) ISSN : 1978 - 8193
Pertama, asam amino Sis25 yang substrat. Hasilnya gugus amida pada substrat
bersifat sangat reaktif berikatan dengan akan terdifusi dan kedudukannya digantikan
substrat pada sisi aktif papain sehingga oleh molekul-molekul air yang akan
dihasilkan ikatan kovalen substrat dengan menghidrolisis hasil intermediet. Molekul
enzim yang berbentuk tetrahedral. Asam enzim akan kembali ke dalam bentuk dan
amino His159 terprotonasi sehingga berikatan fungsinya seperti semula (Sabariyyah, 2005).
dengan nitrogen yang terdapat di dalam
Sisi aktif dibentuk oleh residu asam subsite S1 memiliki spesifitas yang lebih
amino Sis25 dan His159. Gambar 4 rendah dibandingkan subsite S2, yang
menunjukkan selektivitas Enzim papain. memiliki sisi rantai hidrofobik seperti Phe.
Menurut Berger dan Schechter, Situs S2 dari enzim bersifat hidrofobik,
(Gambar 4), papain memiliki tujuh subsites dibentuk oleh residu amino residu asam
sisi aktif yang masing- masing dapat Trp69, Tir67, Phe207, Pro68, Ala160,
mengikat residu asam amino substrat. Val133, dan Val157.
Papain sangat baik dalam melepaskan
peptida pada residu Arg dan Lis (P1), tapi
Gambar 4. Model dari spesifitas enzim protease (Su mber: Otto dan Schirmeister, 1997).
453
Penghambatan Enzim Papain La Ode Sumarlin, et. al.
Papain adalah terisolasi sebagai rokok diantaranya yaitu tar, nikotin, karbon
bentuk tidak aktif, terdapat residu sistein monoksida, asam sianida dan fenol (Stedman,
pada situs aktif diblokir oleh ikatan 1968).
disulfida dengan Cys22 dan Cys63 yang Hasil analisis menunjukkan bahwa
memiliki kelompok thiol bebas. Proses ekstrak rokok dapat menghambat aktivitas
sebaliknya berupa aktivasi dimungkinkan papain. Daya hambat tertinggi pada ekstrak
oleh pertukaran disulfida intramolekul rokok terjadi pada konsentrasi 8333 ppm
dengan reagen thiol atau dengan agen dengan aktivitas relatif 72,7% dan daya
reduksi (Otto dan Schirmeister, 1997). hambatnya sebesar 27,3%. Konsentrasi ini
merupakan pengenceran dari rokok sebanyak 4
Daya Hambat Ekstrak Rokok terhadap batang yang dilarutkan dalam 100 mL akuades
Aktivitas Enzim Papain (75000 ppm), yang diambil sebanyak 0,5 mL
Analisis daya hambat ekstrak rokok dengan volume zat setelah pengenceran
terhadap enzim papain, dilakukan pada sebesar 4,5 mL.
berbagai variasi konsentrasi dari ekstrak yang Terjadinya hambatan pada rokok
didasarkan pada dosis letal nikotin yang
tersebut dapat diduga bahwa senyawa yang
merupakan senyawa komponen penyusun
rokok. Menurut Susanna (2003) bahwa dosis berperan sebagai inhibitor berhubungan
letal nikotin pada manusia sekitar 60 mg. Satu dengan komponen yang terkandung di dalam
batang rokok putih mengandung nikotin antara rokok tersebut diantaranya yaitu gugus –OH
15 - 20 mg (Alaunir, 1992), sehingga 4 batang fenolik. Fenol merupakan asam yang lebih
rokok ketika di ekstraksi sudah mengandung kuat dari pada alkohol, pKa fenol sendiri
kadar nikotin dengan dosis letal. adalah 10, hal ini dikarenakan anion yang
dihasilkan dapat distabilkan oleh resonansi,
100 dengan muatan negatifnya disebar
90
(delokalisasi) oleh cincin aromatik (Fessenden
80
Daya Hambat (%)
454
Valensi Vol. 2 No. 3, Nop 2011 (449-458) ISSN : 1978 - 8193
His
His
CH2
Cys CH2
CH2 R NH-R
N NH Cys
S H N NH
CH C
+ + CH2 +
R NH-R HN
HO O OH
CH C Fenol SH
HN O
namun asam karboksilat lebih bersifat asam satu asam amino saja, yaitu sistein, yang
daripada alkohol atau fenol, terutama karena merupakan analog –SH dari serin, rumus
stabilisasi resonansi anion karboksilatnya, R- sistein adalah HSCH2 -CHNH2 -COOH
CO2 - (Fessenden dan Fessenden, 1986). (Sadikin, 2002). Senyawa asam klorogenat
Sangatlah mungkin bahwa gugus –COOH memiliki gugus –COOH dan gugus –OH,
diperlukan untuk membentuk ikatan hidrogen gugus ini merupakan gugus pemberi proton
intramolekuler, sehingga menyebabkan dan dapat berikatan hidrogen dengan atom N
terbentuknya konfigurasi molekul yang sesuai pada imidazol dari asam amino His159
dengan konfigurasi pusat aktif dari papain sehingga mencegah ionisasi gugus –SH dari
(Budinti et al., 2004). asam amino Sis25 untuk membentuk sisi aktif
sehingga substrat tidak dapat lagi mencapai sisi
Gugus –SH berperan sebagai sisi aktif
katalitik dan enzim tidak dapat lagi melakukan
dalam enzim protease untuk menjalankan
fungsinya untuk menghidrolisis kasein.
fungsinya. Gugus –SH hanya terdapat dalam
His His
CH2 CH2
Cys OH
HO
CH2 OH OH N NH
N NH HO HO
S H O OH OH
+ HO
R O O OH
NH-R OH O
CH C O
OH O
HN O R + NH-R Cys
CH C
+ CH2
HN
O
SH
70
hambatan, karena gugus-gugus tersebut 60
diperlukan untuk membentuk ikatan hidrogen 50
sehingga ketika gugus tersebut dimetilasi akan 40
30 19.5 22.3
meniadakan ikatan hidrogen tersebut. 20 11.7 11.7
10 0
Daya Hambat Minuman Beralkohol 0
terhadap Enzim Papain 19111 38222 191111 344000 kontrol
Konsentrasi Sampel (ppm)
Hasil analisis aktivitas relatif minuman
beralkohol terhadap enzim papain (Gambar 9), Gambar 9. Daya hambat minu man beralkohol
menunjukkan bahwa minuman beralkohol terhadap aktivitas enzim papain
berpotensi menjadi penghambat terhadap
penguraian protein oleh enzim protease. Daya Proses penghambatan ini terjadi
hambat tertinggi pada minuman beralkohol karena alkohol mengandung suatu oksigen
terjadi pada konsentrasi 38.222 ppm dengan dengan dua pasang elektron valensi
menyendiri yang bersifat polar, sehingga
aktivitas relatif 77,7% dan daya hambatnya
alkohol dapat membentuk ikatan hidrogen
sebesar 22,3%. antara molekul-molekulnya, dengan air
456
Valensi Vol. 2 No. 3, Nop 2011 (449-458) ISSN : 1978 - 8193
maupun senyawa lain apa saja, yang dengan senyawa alkohol dan membentuk
mengandung NH atau OH (Fessenden dan ikatan hidrogen antar molekul maka gugus –
Fessenden, 1986). SH tidak terionisasi dan kenukleofilikannya
Menurut Lehninger (1982) bahwa menjadi rendah, sehingga gugus aktif pada
gugus sulfihidril (-SH) dari residu Sis25 dan enzim papain yaitu gugus –SH dari residu
gugus imidazol dari residu His159 dapat Sis25 yang terdapat disisi katalitik enzim tidak
dihambat oleh gugus hidroksil. Atom N dapat melakukan fungsinya yaitu
imidazol dari asam amino His159 bereaksi menghidrolisis kasein (Gambar 10).
His
CH2
Cys H3C
CH2 R NH-R His
CH3 Cys
N NH
S H H2C CH2
CH C OH
H2C CH2 +
+ +
R NH-R HN
O NH
CH C OH N
SH
HN O
Gambar 10. Mekan isme penghambatan yang disarankan antara enzim papain dengan inhibitor etanol
457
Penghambatan Enzim Papain La Ode Sumarlin, et. al.
4. Budiati, T. Noor C., dan Soekeni S. 2004. 18. Sadikin, M. 2002. Biokimia Enzim. Jakarta:
Sintesis Metil Anakardat dan Uji Aktivitasnya Widya Medika.
sebagai Inhibitor Enzim Sulfhidril (The
19. Salisbury. FB, dan Ross CW. 1995. Fisiologi
Syntheses and Sulfhydryl Enzyme Inhibition of
Tumbuhan, Jilid 2. penerjemah: Lukman DR,
Methyl Derivates of Anacardic Acid). JBP 6(2):
Sumaryono. Bandung:Penerbit ITB. Hal:145-
47-51.
147.)
5. Das, M., D.R. Bickers, and H. Mukhtar, 1984,
20. Shukor, Y. NA Baharom, FA Rahman, MP
Plant Fenols as in vitro Inhibitors of
Abdullah, NA Shamaan, & MA Syed. 2006.
Glutathione S-Transferase, Biochem. Biophys.
Development of a heavy metals enzymatic-
Res. Co mmun., 120 (2), 427-433.),
based assay using papai n. Anal. Chim.Acta
6. Doll, R. & A.B.Hill. 1964. Mortality in (566):283–289
relation to smoking: ten years’ observations of
British doctors. Brit. Med. J. 1: 1460-1467. 21. Soedigdo. P, dan Soedigdo S, 1977.
Dimercaprol: A Suggested Antidote for
7. Fachmi, A.P. 2006. Penetapan kadar etanol Bongkrekic Acid Poisonings, 1%' Federation of
dan metanol pada minuman beralkohol Asian and Oceanian Biochemists Congress.
secara kromatografi gas. UI. FMIPA. Nagoya, Abstra ct, pp : 112.
Departemen Farmasi. Depok.
22. Suhartono, MT. 1991. Pro tease. Bogor: Pusat
8. Fersht A, 1985. Enzyme: Structu re and Antar Universitas Bioteknologi IPB.
nd
mechanism, 2 Edition, New York: Wr
Freeman and Company. 23. Stedman, R.L. 1968. The Chemical
Co mposition of Tobacco and Tobacco Smoke.
9. Fressenden R. dan J. Fressenden. 1986. Kimia Chemical Re-views. 68(2), hal: 153-207.
Organik. Jakarta: Erlangga.
24. Susanna, D. 2003. Penentuan Kadar
10. Kirk R E, Oth mer J B. 1953. Encyclopedia of Nikotin. Makara Kesehatan. Universitas
chemical technology. Vol.5 hal 299-300. new Indonesia. Jakarta.
york: the interscience encyclopedia lnc.
25. Tutik, N. 2003. Pengaruh Konsentrasi Enzim
11. Lehninger AL. 1982. Dasar-dasar Biokimia Jilid Papain dan Suhu Fermentasi Terhadap
1. Jakarta: Erlangga. Kualitas Keju Cottage. Program Studi Biologi
FMIPA–ITS. Surabaya
12. Muchtadi D, Nurheni SP, dan Made A. 1992.
Enzim dalam industri pangan. Bogor: Pusat
Antar Universitas pangan dan Gizi IPB.
13. Murachi, T, Kamei A, dan Soedigdo P, 1982.
Effect of Bongkrekic Acid.A product of
Pseudomonas Cocovenenans. On Thiol
Proteases, Toxicon 20: 1011-1017
14. Otto, HH dan T Schirmeister. 1997. Cysteine
Proteases and Their Inhibitors. Chem. Rev.
(97):133-171
15. Poedjiadi A. 2006. Dasar-dasar Biokimia.
Jakarta: UI-Press.
16. Ranheim T, dan Halvorsen B. 2005. Coffee
consumption and human health - beneficial
or detrimental? - Mechanisms for effects of
coffee consumption on different risk factors
for cardiovascular disease and type 2 diabetes
mellitus. Mol Nutr Food Research 49(3):274-
284.
17. Sabariyyah, P. 2005. Pemanfaatan Crude
papain dalam produksi hidrolisat protein susu
sapi. Departemen Biokimia Fakultas MIPA IPB.
458