Anda di halaman 1dari 18

KERACUNAN ORGANOFOSFAT

Novita Iskandar

Farmakokinetik
Diabsorbsi secara cepat melalui oral,
inhalasi, mukosa, dan kulit.
Sebagian besar diekskresi dalam urin,
hampir seluruhnya dalam bentuk metabolit.
Metabolit dan senyawa aslinya di dalam
darah dan jaringan tubuh terikat pada
protein.
Enzim-enzim hidrolitik dan oksidatif terlibat
dalam metabolisme senyawa organofosfat
dan karbamat.

Farmakodinamik

Takaran fatal:

Organofosfat: malathion 1-5 g,


parathion 10 mg/kg, systox 100 mg,
dan tetraetilpirofosfat 0,4 mg/kg.
Karbamat: Aldicarb 0,9-1 mg/kg,
propoxur 95 mg/kg.

Pemeriksaan Penunjang :

Keracunan dapat diduga bila:


Gejala cepat timbul (< 6 jam)
Besifat progresif.
Gejala tidak dapat digolongkan dalam
sindrom penyakit apapun.
Pd korban yang meninggal tidak
ditemukan tanda-tanda khas.

Pada kasus keracunan akut hanya ditemukan


tanda-tanda asfiksia, edema paru-paru, dan
pembendungan organ-organ tubuh,tercium
bau zat pelarut (misalnya minyak tanah)
Pada kasus keracunan kronik ditemukan
nekrosis sentral dan degenerasi bengkak
keruh pada hati, vakuolisasi, girolisis dan
retikulasi basofilik yang jelas pada otak dan
medula spinalis, perlemakan pada
miokardium, degenerasi sel tubuli ginjal.

Pemeriksaan Laboratorium:

Untuk pemeriksaan toksikologi perlu


diambil darah, jaringan hati, limpa, paruparu, dan lemak badan.
Penentuan kadar AChE dalam darah dan
plasma: cara tintometer (Edson) dan cara
paper strip (Acholest).
Pemeriksaan toksikologi: cara kristalografi,
kromatografi lapisan tipis (TLC),
spektrofotometri, atau kromatografi gas.

Cara Edson : berdasarkan perubahan


pH darah
Achkolin + asam asetat
- Ambil darah dan tambahkan
indikator brom-timol-biru didiamkan
beberapa saatperubahan warna
- Bandingkan warna yang timbul
dengn warna standarpada
comparator disc kadar AChE
dalam darah

Adapun tingkat keracunan insektisida


berdasarkan aktivitas enzim kholinesterase
dalam darah yang diukur melalui
pemeriksaan tintometer kit dengan
perangkat uji Lovibond yaitu sebagai
berikut.
75-100% kategori normal,
50-<75% katagori keracunan ringan,
25-<50% katagori keracunan sedang,
0%-<25% katagori keracunan berat.

Cara acholest : ambil serum darahteteskan


pada kertas Acholest (Ach+ indikator) + kontrol
serum darah normal
Perubahan warna = perubahan warna
pembanding (serum normal)
Interpretasi : >18 menit = Tidak ada keracunan
20-35 menit = keracunan ringan
35-150 menit = keracunan berat

Kristalografi:
Bahan (sisa makanan/minuman),
muntahan gelas beker panaskan
(sampai kering)dilarutkan
acetondisaring dengan kertas
saringfiltrat diteteskan kedalam
gelas arloji + dipanaskan sampai
kering diihat dibawah mikroskop

Kromatografi lapisan tipis (TLC)


- Kaca ukuran 20x20 cm (dilapisi absorben gel
silikat/aluminium oksida) dipanaskan dalam
oven 1100 C selama 1 jam.
- filtrat diperiksa (hasil ekstraksi dari darah dan
jaringan korban)diteteskan pada kaca +
tetesan lain sebagai pembanding ujung kaca
dicelupkan kedalam pelarut (n- Hexan)
dikeringkandisemprot (reagensia paladium
klorida 0,5% dalam HCl pekat + Difenilamin
0,5% dalam alkohol

Interpretasi :
- Warna hitam berarti golongan
hidrokarbon terklorinasi
- Warna hijau dengan dasar dadu
berarti golongan organofoafat

Pengobatan
Pada keracunan akut
Tindakan darurat
- Berikan sulfas atropin dalam dosis tinggi
- Pernapasan buatan dan oksigen
- Kulit yang terkontaminasi dicuci dengan air
dan sabun
- Bilas lambung (emetik)- air hangat atau
sirup ipekak
- Laksativa, Mg-sulfat 25 gr dalam 1 gelas air.

Antidotum : Sulfas atropin 2 mg IM


diulang tiap 3-6 menit (2mg) .
Pemberian atropin 12 mg dalam 2 jam
pertama cukup aman
Terapi atropin yang terputus dapat
terjadi kegagalan pernapasan.
Dosis sulfas atropin untuk anak-anak
adalah 0,04 mg/kgBB.
Bila terjadi takikardi diberikan propanolol

Kolinesterase reaktivatorkeracunan
organofosfat, sedangkan untuk keracunan
karbamat berbahaya.
Pradiloksim (Protopam, Piridin-2-aldoksim
metoklorida, 2-PAM) 1 gr dalam aquades IV
perlahan-lahan diulang setalah 30 menit
bila tidak membaik. Takarannya 2x/24 jam.
2-PAM harus diberikan secepatnya karena
dapat timbul aging phenomen.

Tindakan umum
- Sekresi jalan napas dikeluarkan
dengan postural drainage atau
dengan penyedot kateter
- Hindari pemakaian morfin, aminofilin,
barbiturat, fenotiazin
- Kejang diberikan obat anti kejang

DAFTAR PUSTAKA
Hodgson, Ernest. A Textbook of Modern Toxicology. Third Edition.
New
Jersey: John Wiley & Sons, Inc. 2004. Page 55, 60.
2. Budiyanto, Arif, dkk. Ilmu Kedokteran Forensik. Edisi pertama.
Jakarta :
Bagian Kedokteran Forensik Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia. 1997.
Hal 121, 123-124.
3. Munim, Abdul. Pedoman Ilmu Kedokteran Forensik. Edisi satu.
Jakarta :
Binarupa Aksara. 1997. Hal 331.
4. Hoediyanto. A., Hariadi. Ilmu Kedokteran Forensik dan
Medikolegal. Edisi
tujuh. Surabaya: FK Universitas Airlangga. Hal 132-134.

Anda mungkin juga menyukai