Anda di halaman 1dari 15

BAB III PEMBAHASAN

3.1. Kondisi Operasi


Serangkaian langkah pemilihan pompa sesuai kondisi operasi adalah sebagai berikut : 3.1.1 Menentukan Flow Rate Flow rate dapat dievaluasi dengan perhitungan angka, namun biasanya ditetapkan berdasarkan volume dari solid yang akan dipompakan dan konsentrasi solid dan cairan yang ada. Perhitungan flow rate terdapat pada tipe perhitungan pompa yang akan dibahas pada bab ini. 3.1.2 Menentukan Head Statis Head statis (ketinggian vertikal dari sisi hisap dan keluar pompa) harus ditetapkan, dan perbedaan hasil perhitungan menentukan head statis bersih pada pompa. 3.1.3 Menentukan Head Pompa dan Koreksi Efisiensi Diperlukan juga menentukan dampak dari slurry terhadap unjuk kerja/performa pompa. Beberapa hal yang perlu diketahui : a) Rata-rata ukuran partikel, d50, dari solid yang akan dipompakan (d50 adalah ukuran kehalusan teoritis dimana 50% akan lolos dan 50% akan retained), b) Konsentrasi dari solid dalam cairan/fluida (% berdsarkan berat), dan c) SG kering dari solid. Tiga nilai diatas dapat dimasukkan dalam nomograph seperti diperlihatkan Gambar 2-3, untuk menentukan koreksi rasioHead and Efisiensi (HR dan ER). 3.1.4 Menentukan Diameter Pipa Diperlukan untuk menentukan diameter pipa yang diperlukan untuk mengusahakan velocity yang optimal dan meminimalisir gesekan dalam menjaga ketidakpastian dari solid (untuk mencegah terhentinya aliran solid).

29

3.1.5 Menghitung Head Loss Akibat Gesekan Kerugian akibat gesekan dapat timbul melalui semua variasi elemen pada sistem pompa dan harus diperhitungkan dari awal. 3.1.6 Menghitung Total Head Dinamis Head dinamis total dapat diperhitungkan melalui variasi elemen dari sistem pompa. 3.1.7 Memilih Jenis dan Material Pompa Dalam memilih ukuran pompa yang spesifik, diperlukan untuk menentukan jenis pompa yang dibutuhkan dan menetapkan jenis material yang dibutuhkan. Diskripsi umum dari jenis pompa Warmandapat dilihat pada APPENDIX 1 PUMP TYPES. Konsep dasar yang digunakan dalam pemilihan jenis material dapat dilihat pada APPENDIX 2 MATERIALS. 3.1.8 Pemilihan Pompa Pemilihan awal dapat dilakukan dengan membaca grafik pemilihan umum untuk variasi jenis pompa, sebagai contoh ditunjukkan Gambar 3-1 untuk pompa slurry horisontal. Setelah pemilihan awal pompa dilakukan, selanjutnya dapat dipertimbangkan grafik performa individu pompa.

30

Gamb Pemilihan Awal

ar

3-1

Grafik

Pompa Warman

29

CATATAN : Service factor mengindikasikan indikasi tak berdimensi dari ukuran relatif dan ketahanan aus dari tiga model yang digambarkan. 3.1.9 Menentukan Kecepatan / Putaran Pompa Kecepatan pompa yang dibutuhkan dapat diketahui melalui grafik performa pompa yang dipilih. 3.1.10 Menghitung Daya (Power) yang dibutuhkan Tenaga yang diperlukan dapat dihitung sebagaimana ditunjukkan pada perhitungan pompa yang akan dibahas lebih lanjut. Perhitungan ini juga dapat digunakan untuk memilih ukuran motor penggerak yang tepat. 3.1.11 Pertimbangan Desain Tambahan a) NPSH Net Positive Suction Head harus dievaluasi untuk memastikan bahwa pompa yang dipilih mampu melayani kebutuhan tanpa kavitasi. Data mengenai NPSH dijelaskan lebih lanjut pada APPENDIX 6 NET POSITIVE SUCTION HEAD (NPSH). b) Tekanan Casing Dalam hal ini diperlukan untuk memperhitungkan tekanan maksimal dari pompa (biasanya dihitung pada sisi keluar pompa), untuk memastikan tekanan maksimal pada pompa tidak melewati batas. c) Pemompaan Buih Flow rate aktual dari buih (Gelembung udara pada slurry) yang ditangani dapat berubah-ubah secara nyata, dibandingkan dengan flow rate slurry saja (tanpa gelembung). Faktor buih mungkin serendah 120% untuk buih yang tidak stabil dan setinggi 150% untuk buih yang sangat bertahan. Flow rate (Q) harus dikalikan dengan Faktor Buih untuk menentukan flow rate aktual dari buih (Qf), yang akan ditangani oleh pompa. Q dan Qf dapat juga berubah karena variasi tingkatan dan kealamian mineral yang ditangani dari waktu ke waktu. Keberadaan dari gelembung udara pada buih menurunkan nilai efektif Sm begitu buih memasuki pompa. Nilai Sm meningkat dengan cepat karena kompresi dari 29

gelembung sepanjang head pompa. Nilai ini secara berurutan mengalami penurunan begitu buih meninggalkan pompa sepanjang rangkaian pipa, menuju titik keluar yang berada pada tekanan atmosfir. Sebaliknya, nilai Vd akan meningkat sepanjang rangkaian pipa karena ekpansi dari gelembung. d) Pembesaran Kerucut Pada banyak kejadian diameter dalam dari pipa discharge lebih besar dari flange discharge dari pompa yang dipilih. Pembesaran kerucut diperlukan untuk menghubungkan pompa dengan pipa discharge. Dalam hal untuk meminimalisir head losses dan mencegah kenaikan tingkat keausan dari pembesaran kerucut dan pipa discharge yang terdekat, desain yang baik adalah membuat sudut masuk = 6. Pada prakteknya hal ini sama dengan membuat penambahan diameter sebesar 10mm untuk setiap 100mm panjang kerucut.

Gambar 3-2 Pembesaran Kerucut e) Pemilihan Penggerak Direct coupling umumnya digunakan untuk menghubungkan motor dengan tipe pompa centrifugal non-slurry. Variasi kebutuhan biasanya didasarkan pada variasi diameter impeller. Untuk pompa slurry, impeller terbuat dari logam tuang keras atau elastomer dengan penguatan logam. Pada prakteknya tidaklah ekonomis untuk memperkecil diameter impeller standard untuk menemukan kondidi spesifik yang dibutuhkan. Katup pengatur tidak direkomendasikan untuk digunakan pada sistem slurry untuk mengontrol flowrate (dengan head loss), karena dampak terhadap resultan nilai head yang lebih tinggi, kecepatan, keausan pada pompa dan katup, dan peningkatan kebutuhan tenaga (power). Disamping akan mempertinggi resiko penyumbatan pada rangkaian pipa. Diameter impeller pompa slurry standar lebih direkomendasikan untuk aplikasi pompa slurry yang sangat abrasif. 30

Kecepatan pompa yang optimal, atau range kecepatan harus tercapai dengan tepat (sebagai contoh, penggerak v-belt atau penggerak dengan kecepatan variabel). Kemajuan perubahan kecepatan sangat bermanfaat, dengan menyediakan kecepatan pompa terendah untuk menangani tugas sewaktu-waktu. Hasil kecepatan pompa terendah pada konsumsi tenaga yang terendah dan tingkat keausan terendah, suatu pompa slurry Warman digunakan sesuai bebannya. Untuk beban mendekati 250 kW, penggerak dengan v-belt dari motor dengan kecepatan tetap umumnya dipergunakan (meskipun penggerak dengan belt tersedia untuk 700 kW ke atas). Kecepatan pompa dapat berubah sesuai kebutuhan, melalui perubahan rasio v-pulley secara berkala (sebagai contoh pemasangan diameter pulley yang lebih besar). Jika frekwensi variasi sering diperlukan, solusi ini kurang tepat karena pompa harus berhenti bekerja untuk perubahan kecepatan dan perubahan kecepatan dilakukan secara bertahap. Untuk beberapa kebutuhan, variasi kecepatan pompa sangat diperlukan karena faktor : a) keausan, b) menjaga head statis sisi intake pada nilai yang konstan, atau c) kebutuhan variasi flow rate, head statis, tekanan pada pipa keluar atau konsentrasi solid. Sebagai contoh berikut : a) disposal berantai, b) gilingan pemisah (cyclone) pada sirkuit tertutup operasi penggerindaan, dan c) pengerukan dengan variasi hisap. Maksud dari pemenuhan faktor diatas adalah untuk mendapatkan kecepatan variable yang efisien. Dimana ukuran motor melebihi batas untuk aplikasi penggerak dengan v-belt, maka penggunaan motor dengan direct coupling yang dihubungkan sebuah transmisi untuk mereduksi kecepatan adalah solusi yang paling praktis.

3.2. Perhitungan Pompa Slurry


Pada project ini diperlukan sebuah pompa yang mampu menangani kebutuhan sebagai berikut : 175 ton per jam pasir 31

Specific gravity solid S = 2.65 Ukuran partikel rata-rata d50 = 211 microns (0.211mm) Konsentrasi solid Cw = 30% Head statis discharge (Zd) = 8.4 meter Head statis suction (Zs) = 1 meter (positif) Panjang pipa = 100 meter Valves dan fitting = 5 x 90 (bengkok radius panjang)

Gambar 3-3 Kondisi Operasi

32

Gambar 3-4 Aplikasi Pompa Ukuran pompa, putaran, power dan rekomendasi ukuran pipa ditentukan sebagai berikut : a) Quantity yang akan dipompakan : Berat solid dalam slurry = 175 ton 175 Berat volume air sebanding dengan volume solid = = 66.04 ton 2.65 175 (100 30) Berat air dalam slurry Cw 30% = = 408.33 ton 30 Total persamaan volume air = 408.33 + 66.04 = 474.37 ton *(1m H2O = 1 ton) Total berat campuran slurry = 175 + 408.33 = 583.33 ton 583.33 Specific gravity campuran slurry (Sm) = = 1.23 474.37

33

100 Konsentrasi solid berdasarkan volume (Cv) = x 66.04 = 13.92% 474.37 Quantity slurry b) Ukuran pipa Pipa rubber diameter 8inchi (d = 203.2mm) dipilih dengan pertimbangan sebagai berikut : Volume campuran slurry ditentukan dengan rumus : Q x 1273 V = d dimana V = velocity slurry dalam m/s Q = Flow rate slurry dalam L/s d = diameter pipa dalam mm g = 9.81 m/s Sehingga velocity V dalam hal ini adalah : 131.77 x 1273 = 4.06 m/s (203.2) Menggunakan formula Durand : VL = FL2gD(S-Sl/Sl), dimana D = Diameter pipa dalam m. Nilai FL berdasarkan Gambar A5-2, dengan Cv sebesar 13.92% dan ukuran partikel rata-rata d50 = 211 micron. Nilai FL = 1.04 Dengan substitusi angka dari persamaan Durand batas velocity tetap VL : VL = 1.042x9.81x0.202x(2.65-1/1) = 2.66 m/s Sehingga penggunaan pipa diameter 8 inchi sesuai pertimbangan sepanjang batasan velocity tetap (2.66 m/s) lebih rendah dari velocity campuran aktual (4.06 m/s). = 474.37 m/hr = 131.77 l /s

34

c) Head gesekan Hf untuk pipa Pertama menentukan persamaan panjang pipa, menggunakan tabel head loss dari valve dan fitting yang ditunjukkan Gambar A4-3 dand Gambar A4-4. Panjang aktual jalur pipa = 100m 5 x 90 bengkok radius panjang pada 4.27 meter = 21.35m Persamaan panjang jalur pipa = 121.35m Menggunakan pipa rubber hdpe diameter 203.2mm dan velocity campuran slurry 4.06 m/s, nilai f = 0.019 didapat dari Grafik A3-2. Dengan substitusi Darcys equation untuk head gesekan pada Gambar A3-2: 121.35 4.06 Hf = 0.019x x 0.203 2 x 9.81 = 9.54m campuran untuk pipa sepanjang 121.35m. d) Kerugian pada pembesaran pipa Untuk menghubungkan sisi discharge pompa yang berdiameter 200mm dengan pipa diameter 203.2mm diperlukan asesoris pipa difergen. Head loss pada pembesaran pipa sebagai berikut : (V-Vl) (4.06 2.66) Ke = 0.55 x = 0.05m 2g 2 x 9.81 e) Kerugian pada pipa discharge Pada kondisi discharge terbuka dibawah normal, head velocity pada discharge pompa harus ditambahkan ke dalam total head. (V) 4.06 Dalam hal ini head velocity = = = 0.84m 2g 2 x 9.81

f) Total head dinamis dari pompa (referensi Gambar A4-1 dan Gambar A4-2) Total head dinamis dari pompa adalah sebagai berikut : Hm = Z + Hf dimana Z adalah head statis ; (Zd Zs) Hm = ((8.4 1) + 9.54 + 0.05 + 0.84)) = 17.83m campuran slurry 35

h) Persamaan total head dinamis untuk air Dari Gambar 2-3, dapat ditentukan koreksi tepat (HR dan ER) dalam hal ini adalah 0.89. Sehingga persamaan total head untuk air (Hw) adalah: Hm 19.09 = = 19.64 HR 0972 Dengan demikian total head sebanding dengan 20.03 m untuk air. i) Pemilihan pompa Pompa dapat dipilih berdasrakan kebutuhan flow rate sebesar 131.77 L/s. Total head 19.58m pada persamaan untuk air dan SG slurry 1.23. Dalam hal ini dipilih pompa slurry Warman 200SVSP dengan 5 sudu terbuka diameter 520mm dengan putaran pompa pada 656 rpm. Konsumsi power pada shaft pompa dapat dihitung dari efisiensi pompa 61,1% sebagai berikut : Q x Hm x Sm = 1.02 x em Q x Hw x Sm atau (HR diasumsikan sama dengan ER) 1.02 x ew 131.77 x 19.64 x 1.23 = 52.01 kW 1.02 x 61.1%

Pada project ini dipilih motor 90 kW ; 3 ph ; 380 V ; 50 Hz ; 730 rpm ; 8 poles.

36

37

Gambar 3.5. Grafik Performansi Pompa Slurry Warman 200SVSP 38

Gambar 3.6. Pompa Slurry

Gambar 3.7 Hooper Fed Tank di Elevasi -22.3m

Gambar 3.8 Setting Equipment

39

3.3

Permasalahan
Pengeringan sump merupakan hal yang harus dilakukan untuk menambah lahan (working geometri) dan menambah simpanan komoditi

geometri

(commodity inventory). Material yang ringan dan besar, dalam hal ini partikel batubara kasar sering menyebabkan sumbatan pada strainer impeller yang mengakibatkan penurunan flow rate. Direncanakan modifikasi pontoon pompa slurry 200SVSP dengan penambahan Gantry Crane di atas pontoon, untuk memudahkan aktivitas pembersihan strainer ketika terjadi buntu, sehingga tidak perlu dilakukan penarikan pontoon ke darat seperti yang dilakukan selama ini. Diperlukan density yang konstan agar permasalahan pada area rangkaian (kemampuan pompa, pipa dll) tidak menjadi hambatan berikutnya.

40

Anda mungkin juga menyukai