Anda di halaman 1dari 18

REFERAT Konjungtivitis Vernal

Pembimbing: dr. Sri Sutarsih Lukman Sp.M

Andi Wahyudi 030.08.024

Pendahuluan
Konjungtivitis adalah peradangan selaput bening yang menutupi bagian putih mata dan bagian dalam kelopak mata. Konjungtivitis dapat disebabkan oleh virus, bakteri, alergi, atau kontak dengan benda asing. Konjungtivitis vernal adalah bentuk konjungtivitis alergi yang lebih serius dimana penyebabnya tidak diketahui. Kondisi paling sering terjadi pada anak laki-laki, khususnya yang berumur kurang dari 10 tahun yang memiliki eksema, asma, atau alergi musiman. Konjungtivitis vernal biasanya kambuh setiap musim semi dan hilang pada musim gugur dan musim dingin. Banyak anak tidak mengalaminya lagi pada umur dewasa muda. Umumnya terdapat riwayat keluarga yang bersifat alergi atopik (turunan). Kami menemukan bahwa 65% pasien kami yang menderita konjungtivitis vernal memiliki satu atau lebih sanak keluarga setingkat yang memiliki penyakit turunan (misalnya asma, demam rumput, iritasi kulit turunan atau alergi selaput lendir hidung permanen). Penyakitpenyakit turunan ini umumnya ditemukan pada pasien itu sendiri.

Tinjauan Pustaka
Anatomi Konjungtiva

Terdiri dari 2 bagian: 1. Konjungtiva Bulbar 2. Konjungtiva Palpebra

Histologi Konjungtiva

1. Lapisan epitel konjungtiva 2. Sel-sel epitel supercial 3. Stroma konjungtiva 4. Kelenjar air mata asesori

Definisi Konjungtivitis Vernal

Konjungtivitis vernal adalah peradangan konjungtiva bilateral dan berulang (recurrence) yang khas, dan merupakan suatu reaksi alergi.

Etiologi dan Predisposisi

Konjungtivitis vernal terjadi akibat reaksi hipersensitivitas tipe I yang mengenai kedua mata, sering terjadi pada orang dengan riwayat keluarga yang kuat alergi Mengenai pasien usia muda 3-25 tahun dan kedua jenis kelamin sama. Biasanya pada laki-laki mulai pada usia dibawah 10 tahun

Reaksi Alergi terdiri 4 jenis: Tipe 1 (Anafilaktik) Tipe 2 (Sitotoksik) Tipe 3 (Imun Kompleks) Tipe 4 (Tipe Lambat)

Patofisiologi

Patofisiologi
Bentuk palpebra Konjungtiva tarsal superior Papil yang besar (cobble stone) yang diliputi sekret yang mukoid Konjungtiva tarsal bawah hiperemi dan edema, dengan kelainan kornea lebih berat dibanding bentuk limbal Papil besar tampak sebagai tonjolan bersegi banyak dengan permukaan yang rata dan dengan kapiler ditengahnya.

Bentuk limbal, hipertrofi papil pada limbus superior yang dapat membentuk jaringan hiperplastik gelatin, dengan Trantas dot yang merupakan degenerasi epitel kornea atau eosinofil di bagian epitel limbus kornea, terbentuknya pannus, dengan sedikit eosinofil

Manifestasi Klinis

Gejala yang mendasar adalah: 1.Rasa gatal 2.Mata berair 3.Sensitif pada cahaya 4.Rasa pedih terbakar 5.Merasa ada benda asing yang masuk 6.Muncul berulang

Pemeriksaan Penunjang

1 2. 3.

4.

Giemsa,pulasan eksudateosinofil dan granula eosinofilik bebas Pada pemeriksaan darah eosinofilia dan peningkatan kadar serum IgE.3 Pengawetan menggunakan glutaraldehyde peningkatan jumlah kolagen dan pembuluh darah. Kandungan IgE pada air mata lebih banyak

Trakoma

Konjungtivitis folikularis

Konjungitvitis vernal

Gambaran lesi (kasus dini) papula kecil atau bercak merah bertaburan Penonjolan konjungtiva tarsal (kasus lanjut) granula (menyerupai butir deretan beads sagu) dan parut, terutama konjungtivatarsal atas

merah-muda Nodul lebar datar dalam susunan

dengan bintik putih-kuning (folikel trakoma). Pada pucat tersusun teratur seperti cobble stone pada konjungtiva tarsal atas dan bawah, diselimuti lapisan susu

Ukuran lesi Lokasi lesi

Penonjolan besar lesi konjungtiva tarsal atas dan Penonjolan kecil terutama Penonjolan besar tipe tarsus atau teristimewa lipatan retrotarsal kornea-panus, bawah konjungtiva tarsal bawah dan palpebra; infiltrasi abu-abu dan pembuluh tarsus terlibat. konjungtiva tarsus

forniks bawah tarsus tidak terlibat, forniks bebas. Tipe limbus terlibat. atau bulbus; limbus terlibat forniks bebas, konjungtiva tarsus bebas (tipe campuran lazim) tarsus tidak terlibat

Tipe sekresi

Kotoran air berbusa atau frothy pada stadium lanjut.

Mukoid atau purulen

Bergetah, bertali, seperti susu

Pulasan

Kerokan

epitel

dari

konjungtiva

dan

kornea Kerokokan karakteristik

tidak Eosinofil karakteristik dan konstan (Koch-Weeks, pada sekresi

memperlihatkan ekfoliasi, proliferasi, inklusi seluler.

Morax-Axenfeld, mikrokokus stafilokokkus, pneumokokkus) Penyulit sekuela atau Kornea: panus, kekeruhan kornea, xerosis, kornea Konjungtiva: simblefaron Palpebra: ektropion atau entropion trikiasis Kornea: ulkus kornea Palpebra: ektropion Kornea: infiltrasi kornea (tipe kataralis

blefaritis, limbal) Palpebra: pseudoptosis (tipe tarsal)

Kojungtivitis Folikular

Trachoma

Konjungtivitis Vernal

Komplikasi

1.

2. 3. 4.

Keratitis epitel atau ulkus kornea superfisial sentral atau parasentral, yang dapat diikuti dengan pembentukan jaringan sikatriks yang ringan Penglihatan menurun. Panus, yang tidak menutupi seluruh permukaan kornea. Perjalanan penyakitnya sangat menahun dan berulang, sering menimbulkan kekambuhan terutama di musim panas

Penatalaksanaan
Farmakologi
Natrium kromoglikat 2% topikal dapat diberikan 4 kali sehari untuk mencegah degranulasi sel mast. Anti histamin dan steroid sistemik dapat diberikan pada kasus yang berat. Cromolyn topical adalah agen profilaktik yang baik untuk kasus sedang sampai berat. Bila tidak ada hasil dapat diberikan radiasi, atau dilakukan pengangkatan giant papil. Antibiotik dapat diberikan untuk mencegah infeksi sekunder disertai dengan sikloplegik. Anti-radang non-steroid yang lebih baru, seperti kerolac dan iodoxamine, cukup bermanfaat mengurangi gejala.

Non Farmakologis
Penderita diusahakan untuk menghindari menggosok-gosok karena akan menyebabkan iritasi berlanjut. Kompres dingin dapat juga digunakan untuk menghilangkan edema. Selain itu, tidur di tempat ber AC dapat menyamankan pasien. Lebih baik apabila penderita pindah ke tempat beriklim sejuk dan lembab

Prognosis

Kondisi ini dapat terus berlanjut dari waktu ke waktu, dan semakin memburuk selama musim-musim tertentu

Kesimpulan
Konjungtivitis vernal adalah peradangan konjungtiva bilateral dan berulang (recurrence) yang khas, dan merupakan suatu reaksi alergi. Penyakit ini juga dikenal sebagai catarrh musim semi dan konjungtivitis musiman atau konjungtivitis musim kemarau. Konjungtivitis vernal terjadi akibat reaksi hipersensitivitas tipe I yang mengenai kedua mata, sering terjadi pada orang dengan riwayat keluarga yang kuat alergi. Terdapat dua bentuk penyakit ini, yaitu: palpebral dan limbal, yang perbedaan utamanya terletak pada lokasi. Bentuk palpebra, terutama mengenai konjungtiva tarsal superior. Terdapat pertumbuhan papil yang besar (cobble stone) yang diliputi sekret yang mukoid. Bentuk limbal, hipertrofi papil pada limbus superior yang dapat membentuk jaringan hiperplastik gelatin, dengan Trantas dot yang merupakan degenerasi epitel kornea atau eosinofil di bagian epitel limbus kornea, terbentuknya pannus, dengan sedikit eosinofil. Pada eksudat konjungtiva yang dipulas dengan Giemsa terdapat banyak eosinofil dan granula eosinofilik bebas. Penyakit ini biasanya sembuh sendiri tanpa diobati. Dapat diberi obat kompres dingin, natrium karbonat dan obat vasokonstriktor. Kelainan kornea dan konjungtiva dapat diobati dengan natrium cromolyn topikal. Bila terdapat tukak maka diberi antibiotik untuk mencegah infeksi sekunder disertai dengan sikloplegik. Lebih baik penderita pindah ke tempat beriklim sejuk dan lembab.

DAFTAR PUSTAKA
Ilyas, Sidarta Prof. Dr. SpM. Ilmu Penyakit Mata. Edisi 3. Jakarta: FK UI;2008, hal 3, 133-134 Vaughan, Daniel G., Asbury Taylor, Riordan Eva-Paul. Ofthalmologi Umum. Edisi 14. Jakarta: Widya Medika,2000,hal 5-6, 115 Kapita Selekta Kedokteran. Editor, Mansjoer Arif. Jilid I. Ed.3. Jakarta: Media Aesculapius,2000, hal 54 Wijana S.D, Nana Dr. Ilmu Penyakit Mata. Ed. rev. Cet.6. Jakarta: Abadi Tegal, hal 54 Anonim. Alergi Mata Merah (Allergic Conjunctivitis ). Diakses tanggal 1 Februari 2010. Dari: http://forum.um.ac.id/index.php?topic=5087.0 Anonim. Konjungtivitis Vernal. Diakses tanggal 7 April 2010. Dari: http://francichandra.wordpress.com/2010/04/07/konjungtivitis-vernal/ Anonim. Konjungtivitis Vernal. Diakses tanggal 30 Maret 2008. Dari: http://www.kabarindonesia.com/berita.php?pil=3&jd=Tips+Praktis+Mengenali+Konjungtivitis+Vernal&dn=200803 30030607 Anonim. Vernal Conjunctivitis. Diakses 25 Januari 2008. Dari: http://www.umm.edu/ency/article/001390.htm Anonim. Konjungtivitis. Diakses tanggal 17 Mei 2009. Dari: http://referatku.blogspot.com/2009/05/konjungtivits.html Anonim. Konjungtivitis Vernal. Diakses tanggal 7 September 2009. Dari: http://health.detik.com/read/2009/09/07/165651/1198534/770/kojungtivitis-vernal http://www.wisedude.com/images/eye_lid.gif&imgrefurl www.atlasophthalmology.com/atlas http://webeye.ophth.uiowa.edu/eyeforum/cases/70-Vernal-Keratoconjunctivitis-Atopic-Asthma.htm Anonim. Reaksi Hipersensitivitas. Diakses November 2008. Dari: http://urangbanua85.blogspot.com/2008/11/reaksi-hipersensitivitas.html

Anda mungkin juga menyukai