Anda di halaman 1dari 4

PANDUAN PRAKTIK KLINIS

TATA LAKSANA KASUS


SILOAM HOSPITALS KEBON
JERUK
Tanggal dibuat: Tgl / Bln / Thn Revisi: Direkur RS

Dr. Agus Tanjung,


MHA

NASOFARINGITIS

1. Pengertian Nasofaringitis adalah peradangan akibat infeksi virus di


(Definisi) saluran pernafasan atas. Nama lain dari nasofaringitis
akut antara lain rhinofaringitis akut, rhinitis simpleks,
selesma, coryza atau orang awam lebih sering
menyebut masuk angin/common cold (CC).
Selesma (common cold) dan flu (influenza) sering
disebut sebagai self-limiting desease karena
sebenarnya penyakit ini merupakan penyakit yang
dapat sembuh dengan sendirinya.
2. Anamnesis Keluhan
o Pilek, bersin, hidung tersumbat
o Batuk
o Tanggorokan terasa gatal dan sakit, nyeri
menelan
o Suara serak
o Sakit kepala (pusing-pusing)
o Gejala penyerta lain, seperti badan terasa lemah,
nyeri otot dan pegal-pegal
o Sesak nafas dengan atau tanpa sumbatan hidung
Faktor Risiko
o Higiene personal yang kurang baik, terutama
jarang mencuci tangan.
o Usia bayi dan anak-anak.
o Sanitasi lingkungan yang kurang baik.
o Kondisi imunodefisiensi.
o Terdapat orang-orang yang terinfeksi di sekitar
pasien
o Pergantian cuaca.
3. Pemeriksaan Pemeriksaan Fisik
Fisik o Keadaan umum biasanya tampak sakit ringan
sampai sedang.
o Kesadaran: compos mentis.
o Demam, suhu > 37,5oC.
o Pemeriksaan mulut: faring hiperemis, uvula dan
tonsil membesar dan hiperemis, ptekie pada
palatum mole, terdapat eksudat.
o Oedema pada concha nasalis.
o Pembesaran kelenjar getah bening di leher.
4. Kriteria Suspek Nasofaringitis
Diagnosis Dari anamnesis dan pemeriksaan fisik dapat dijumpai faring
yang hiperemis, eksudat, tonsil yang membesar dan hiperemis,
oedema concha nasalais, dan pembesaran kelenjar getah bening
di leher.
5. Diagnosa Kerja Nasofaringitis

6. Diagnosa 1. Influenza
Banding 2. Tonsilitis
3. Rinitis alergi
4. GERD
7. Pemeriksaan 1. Pemeriksaan darah lengkap
Penunjang 2. Throat culture
Namun pada umumnya peran diagnostik pada laboratorium dan
radiologi tidak diperlukan. Pemeriksaan penunjang dilakukan
apabila gejala sudah berlangsung selama 10 hari atau dengan
demam > 37,8 C

8. Terapi 1. Non medikamentosa


o Minum banyak cairan untuk membantu
mengencerkan dahak selain itu Minum air akan
mencegah dehidrasi dan menjaga tenggorokan
lembab.
o Tirah baring

2. Medikamentosa
o Nasofaringitis biasanya adalah self limiting
disease sehingga pengobatan yang dilakukan
adalah pengobatan secara simtomatik saja.
o Antibiotik tidak diperlukan apabila penyebabnya
adalah virus. Jika diduga penyebabnya adalah
streptococcus group A diberikan antibiotik yaitu
Penicillin G Benzatin 50.000 U/kgBB/IM dosis
tunggal atau amoksisilin 50mg/kgBB dosis dibagi
3kali/hari selama 10 hari dan pada dewasa
3x500mg selama 6-10 hari atau eritromisin
4x500mg/hari
o Untuk demam, nyeri tenggorok dan nyeri badan :
menggunakan obat obat analgesik seperti
acetaminofen, ibuprofen, atau naproxen.
Acetaminofen atau paracetamol bekerja dengan
menghambat sintesis prostaglandin. Ibuprofen
dan naproxen adalah jenis obat NSAID ( non
steroid anti inflamatory drugs) Ibuprofen bekerja
dengan cara menghentikan Enzim Sikloosigenase
yang berimbas pada terhambatnya sintesis
prostaglandin sebagai mediator inflamasi.
Aktivitas antipiretik (penurun panas) bekerja di
hipotalamus dengan meningkatkan vasodilatasi
(pelebaran pembuluh darah). Jangan memberikan
aspirin pada anak anak karena dapat
menimbulkan reyes syndrome.
o Batuk : menggunakan obat expectoran atau
mukolitik
o Hidung tersumbat : bisa menggunakan
decongestan. Decongestan adalah alfa agonis
yang bekerja dengan menyebabkan vasokontriksi
sehingga menurukan volume mukosa dan bisa
mengurangi hidung tersumbat.
Decongestan sistemik : efedrin,
fenilpropanolamin, fenilefrin
Decongestan oral : oxymetazolin,
xylometazolin yang merupakan derivat
imidazolin. Karena efeknya dapat
menyebabkan depresi susunan saraf pusat
bila banyak terabsorbsi terutama pada bayi
dan anak-anak, maka sediaan ini tidak boleh
untuk bayi dan anak-anak. Jika digunakan
berlebihan bisa bisa menyebabkan rinitis
medikamentosa.
9. Edukasi 1. Pasien diinstruksikan untuk menghabiskan antibiotik
(jika diberikan).
2. Jaga kebersihan tangan dan cuci tangan dengan
benar memakai sabun.
3. Segera cuci tangan dengan sabun cair jika tangan
kotor karena terkena sekresi pernafasan, misalnya
setelah bersin atau batuk.
4. Hindari menyentuh mulut, hidung atau mata.
5. Tutup hidung dan mulut bila bersin dan batuk.
10.Prognosis o Ad vitam : bonam
o Ad sanationam : bonam
o Ad fungsionam : bonam
11.Kriteria
Pulang/Discharge

12.Indikator Medis

13.Kepustakaan Adam, Goerge L.1997. Penyakit-penyakit Nasofaring dan


Orofaring dalam: Boeis Buku Ajar Penyakit THT
Edisi 6. EGC. Jakarta; 328-29.
Berhman, E. Richard dan Victor C.V.1992. Sistem
pernafasan: Infeksi-infeksi Saluran Nafas Bagian
Atas dalam: Nelson Ilmu Penyakit Anak Bagian 2.
EGC. Jakarta; 297-98.
Mansjoer, A (ed). 1999. Ilmu Penyakit Telinga, Hidung, dan
Tenggorok: Tenggorok dalam: Kapita Selekta
Kedokteran Edisi 3. FK UI. Jakarta; 118.
Nizar NW, Mangunkusumo E. 2000. Buku ajar Ilmu
Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok. Edisi 4.
Jakarta : Balai penerbit FKUI.

Ketua Komite Medik Penyusun

Dr. Maizul Anwar, SpBTKV

Anda mungkin juga menyukai