Anda di halaman 1dari 3

ISSN 1693-7511

LOLITJERUK

Volume: 02, Pebruari 2004

TEKNOLOGI PRODUKSI BIBIT JERUK OKUCANG UNTUK LAHAN PASANG SURUT


A. Supriyanto, A. Sugiyatno, dan Setiono PENDAHULUAN Okulasi masih merupakan metode standar perbanyakan jeruk secara komersial, yaitu semaian batang bawah umur tertentu ditempel atau diokulasi dengan mata tempel varietas komersial dan setelah tumbuh disebut bibit okulasi. Bibit okulasi ternyata tidak cocok untuk semua tipe lahan yang berair tanah dangkal, artinya setelah akar tunggang bibit okulasi menembus permukaan air tanah atau daerah kedap air, tanaman kemudian mengalami kemunduran pertumbuhan dan bahkan ada yang mati karena akarnya membusuk. Okucang adalah teknologi pembibitan yang memadukan metode Okulasi dan Cangkok dalam memproduksi bibit jeruk bebas penyakit. Bibit okucang yang dihasilkan mempunyai sistem perakaran yang menyebar di daerah permukaan lapisan olah seperti bibit cangkokan yang sering digunakan petani di lahan pasang surut. Selain itu, bibit okucang dinilai hemat dan lebih efisien dalam penggunaan materi perbanyakan dibandingkan dengan cara cangkokan. Walaupun waktu yang diperlukan memproduksi bibit okucang lebih lebih lama 2 - 3 bulan dibandingkan dengan cara okulasi, bibit okucang terbukti sesuai untuk lahan berair tanah dangkal seperti lahan pasang surut yang banyak dijumpai di Kalimantan, Sumatera dan Papua. PERSEMAIAN BENIH BATANG BAWAH Jenis batang bawah yang digunakan dalam memproduksi bibit okucang sebaiknya yang relatif tahan terhadap genangan, salinitas tinggi, penyakit busuk akar dan mampu mendukung pertumbuhan PENYIAPAN SEMAIAN BATANG BAWAH Benih batang bawah disemaikan pada bedengan pasir halus atau ladegan dan diberi sungkup plastik transparant atau diberi naungan sehingga terhindar dari tetesan air hujan yang dapat mengakibatkan serangan penyakit busuk akar, busuk pangkal batang, bahkan busuk pucuk. Semaian yang telah mencapai tinggi antara 5 - 10 cm atau sekitar 2 - 3 bulan dari saat benih dikecambahkan, siap dipindahkan ke bedengan. Semaian batang bawah yang akan ditransplanting harus merupakan semaian nuselar yang mempunyai akar lurus karena semaian nuselar berakar berkelok, melengkung atau melingkar setelah ditanam di lapang sering mengalami kelambatan pertumbuhan. Semaian nuselar ditransplanting di bedengan yang telah dipersiapkan sebelumnya dengan jarak tanam 20 cm x 40 cm yang sebelumnya telah diberi pupuk basal sebanyak kurang lebih 1 karung plastik pupuk kandang ( 10 kg), 10 gram urea, 10 gr SP-36 dan 10 gr ZK per meter persegi bedengan. dan produksi yang optimal. Varietas batang bawah Citrumello mempunyai prospek untuk dikembangkan di lahan pasang surut karena diketahui relatif tahan terhadap genangan dan penyakit busuk akar, walaupun evaluasi lebih lanjut masih terus dilakukan. Jenis batang bawah JC yang relatif tahan terhadap salinitas tinggi dan kekeringan juga memberikan keragaan yang cukup memuaskan di lahan pasang surut karena kemampuannya dalam beradaptasi di daerah yang kondisinya kurang menguntungkan.

771693
1

751197

PERBANYAKAN OKUCANG Saat kritis proses pembibitan jeruk okucang adalah menentukan saat pencangkokan yang tepat sehingga tidak mengganggu pertumbuhan selanjutnya dari mata okulasi yang mulai tumbuh. Pelaksanaan produksi bibit okucang jeruk berlabel bebas penyakit mengikuti tahapan sebagai berikut: (1). Semaian batang bawah siap diokulasi jika pada ketinggian 25 cm, penampang batangnya telah berbentuk bulat atau telah mencapai ketinggian antara 40 - 50 cm. Okulasi dilakukan pada ketinggian 20 cm di atas permukaan tanah dengan mata tempel varietas komersial yang berasal dari Blok Penggandaan Mata Tempel. (2). Pencangkokan semaian batang bawah dilakukan pada saat membuka tali okulasi atau sekitar 3 minggu setelah penempelan, atau pada saat tunas okulasi telah berhenti tumbuh sekitar 2 bulan setelah tali okulasi dibuka. Tinggi cangkokan 5 cm dari pangkal tanah. (3). Media yang digunakan untuk pencangkokan adalah sabut kelapa, tanah moss yang dicampur butiran bata merah, atau menggunakan bahan lain yang tersedia di lokasi pembibitan. (4). Pencangkokan bersamaan dengan saat okulasi terbukti dapat menghambat pertumbuhan tunas hasil okulasi.

(5). Saat yang tepat untuk transplanting adalah jika akar cangkokan telah berwarna kecoklatan dan sedang dalam keadaan tidak tumbuh. Pemberian perlakuan hormon tumbuh perangsang pertumbuhan perakaran seperti Rooton-F dan jenis lainnya sangat disarankan. (6). Bibit okucang dari bedengan kemudian ditransplanting di polybag berukuran diameter x tinggi: 15 cm x 25 cm berisi media tumbuh campuran tanah + pupuk kandang (1:1, volume) atau yang dicampur bahan organik lain yang tersedia di lokasi pembibitan, misal sekam, pasir, cacahan sabut kelapa, serbuk gergaji dan lainnya. (7). Tinggi okulasi 25 cm dan tinggi cangkokan 5 cm di atas permukaan tanah memungkinkan dihasilkan bibit okucang yang mempunyai tinggi okulasi 20 cm yang merupakan ketinggian ideal bibit okulasi jeruk. (8). Semaian batang bawah berakar serabut dapat pula diproduksi dengan teknik kultur jaringan dari eksplan tunas pucuk. (9). Bibit okucang dinyatakan siap siar atau siap ditanam di lapang jika setelah ditransplanting ke polibag telah berpupus satu periode dan tidak dalam kondisi mengeluarkan pupus baru. Kondisi ini mencerminkan bahwa sistem perakaran bibit okucang telah tumbuh dan berkembang optimal.

PEMELIHARAAN Agar diperoleh bibit okucang jeruk bebas penyakit yang bermutu maka pemeliharaan semaian batang bawah di bedengan perkecambahan, bedengan di lapang, pemeliharaan pasca proses okulasi-cangkok di bedengan dan transplating ke polybag hingga bibit okucang siap siar, harus dilakukan secara optimal meliputi: Penyiraman seperlunya dan pemupukan daun dosis anjuran setiap dua minggu dilakukan pada semaian yang mulai tumbuh hingga siap ditransplanting. Penyiraman dilakukan secukupnya sesuai kebutuhan tanaman. Media dalam cangkokan jika mulai mengering harus disiram dapat dengan spet alat suntik atau cara lainnya. Pemupukan semaian batang bawah di bedengan dapat dilakukan setiap bulan dengan takaran 5-10 gr NPK atau dengan 1-3 gr urea per tanaman; atau dipupuk cair 0.5-1.0 gr urea/l air atau 1.5-2.0 gr NPK/l air setiap 2 minggu sekali. Pupuk daun dengan dosis anjuran diaplikasikan 2 minggu sekali bergantian dengan pemupukan cair lewat tanah. Pengendalian vektor CVPD yaitu Diaphorina citri dan kutu daun Aphid (Toxoptera citricidus) yang merupakan vektor Tristeza dan Vein enation, perlu dilakukan secara cermat dengan penyemprotan insektisida anjuran; demikian pula dengan hama penting lainnya (Tabel 1). Serangan penyakit cendawan di pembibitan dapat dikendalikan dengan fungisida dosis anjuran disesuaikan dengan tingkat serangan. Seluruh tahapan produksi bibit okucang jeruk dilakukan berdasarkan regulasi yang berlaku dan dalam pengawasan petugas sertifikasi benih setempat.
4.

Tabel 1. Jenis hama penting dan pestisida yang disarankan untuk pengendaliannya.
No 1. Spesies hama Diaphorina citri Pengendalian Dimethoate(foliar spray) Endosulfan (foliar spray) Alfa sipermetrin Imidakloprid Dosis 2 cc/l 0.05% 2 cc/l murni, disesuaikan dengan diameter batang 2 gr/l 5 gr/tanamn 2 cc/l 2 cc/l 2 cc/l 2 cc/l 2 cc/l 2 cc/l 2 cc/l 2 cc/l 2 cc/l Sesuai diameter btg 2 cc/l 2 cc/l

2.

Phyllocnistis citrella

3.

Tetranychus sp. (tungau)

4.

Toxoptera citricidus (kutu daun)

Kombinasi : Cyromycin Aldicarb (dibenamkan di dalam tanah) Karbosulfan (foliar spray) Flufenoksuron (foliar spray) Imidakloprid (foliar spray) Dimethoate (foliar spray) Amitraz Prepagite Cyhexatin Dicofol Flufenoksuron Imidakloprid

5.

Endosulfan (foliar spray) Methamidophos (foliar spray) Papilio demolian Mekanis : membuang telur, larva dan kepompong

Tabel 2. Jenis penyakit penting dan pestisida yang disarankan untuk pengendaliannya.
No 1. Penyakit Diplodia (Diplodia) (Botryodiplodia Teobromae Pat.) Bahan Aktif Pestisida Bubur California (Belerang : Kapur : air) (1 : 2 : 10) Difenokonazol Siprokonazol Metil tiofanat Asam fosfit Siprokonazol Tembaga hidroksida Propineb Benomil Dosis Murni

2 ml/lt 2 gr/lt 2 gr/lt 2 gr/lt 2 gr/lt 2 gr/lt 2 gr/lt 2 gr/lt Cairan 10ml/lt

2. 3.

Busuk Pangkal Batang (Phytophthora spp) Embun Tepung ( Powdery Mildew) (Oidium tingitaninum C. N. Carter) Kanker Jeruk (Citrus Canker) (Xanthomonas axonopodis pv. citri) Embun Jelaga (Scooty Mold) (Capnodium citri Berkl & Desm.) Antraknose (Anthracnose) (Collectotrichum gloeosporiodes Penz.) Jamur Upas (Pink Disease) (Corticium salmonicolor B & B) Kudis (Scab) (Spaceloma Fawcettii Jenkins.)

Bubur California

5. 6.

detergen

5 gr/lt

7. 8.

Bubur California

Murni

Gambar 1. Tanaman okucang di lahan pasang surut.

Frekuensi Terbit : setiap bulan Staf Redaksi : A. Supriyanto, M.E. Dwiastuti, Hardiyanto dan R. Riati. Penerbit : Loka Penelitian Tanaman Jeruk dan Hortikultura Subtropik-Tlekung, Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura, Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Departemen Pertanian. Alamat : Jl. Raya Tlekung no 1, Tlekung-Junrejo, BATU. Telp. : (0341) 592683 Facsimile : (0341) 593047 e-mail : lolit_jeruk@yahoo.com website : www.citrusindo.org
3

Anda mungkin juga menyukai