Anda di halaman 1dari 1

Setiap biji kedelai mempunyai ukuran bervariasi, berkisar antara 6-30 gram/100 biji.

Di
Indonesia ukuran biji kedelai diklasifikasikan dalam 3 kelas yaitu biji kecil (6-10 gram/100 biji),
sedang (11-12 gram/100 biji) dan besar (13 atau lebih/100 biji) (Rukmana dan Yuniarsih, 1996).
Bentuk biji bervariasi, tergantung pada varietas tanaman, yaitu bulat, agak gepeng, dan bulat
telur. Namun demikian, sebagian besar biji berbentuk bulat telur.
Biji kedelai terbagi menjadi dua bagian utama, yaitu kulit biji dan janin (embrio). Pada
kulit biji terdapat bagian yang disebut pusar (hilum) yaitu jaringan bekas biji melekat pada
dinding buah yang berwarna coklat, hitam, atau putih. Pada ujung hilum terdapat mikrofil,
berupa lubang kecil yang terbentuk pada saat proses pembentukan biji. Biji kedelai berkeping
dua, terbungkus kulit biji dan tidak mengandung jaringan endospperma. Embrio terletak diantara
keping biji.
Warna kulit biji bervariasi, mulai dari kuning, hijau, coklat, hitam, atau kombinasi
campuran dari warna-warna tersebut. Biji kedelai tidak mengalami masa dormansi sehingga
setelah proses pembijian selesai, biji kedelai dapat langsung ditanam. Namun demikian, biji
tersebut harus mempunyai kadar air berkisar 12-13%. Biji kedelai temasuk biji kelompok
ortodoks. Karna sifatnya yang dapat disimpan dalam kadar air yang rendah.
Aep, Wawan I. 2006. Budiaya Tanaman Kedelai (Glycine max (L.) Merill). Makalah. Fakultas
Pertanian. Universitas Padjadjaran. Jatinangor.
DIY Agricenter. Tanpa tahun. Kedelai. Dinas Pertanian Provinsi D.I. Yogyakata.
(http://agricenter.jogjaprov.go.id/index.php?action=generic_content.main&id_gc=130)
diakses pada tanggal 17 September 2014 pukul 09.01 WIB
Rukmana, R. dan Yuyun Yuniarsih., 1996. Kedelai Budidaya dan pascapanen. Kanisius,
Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai