Kompros Scilab
Kompros Scilab
Komputasi Proses
1. 2. 3. 4. Pengenalan Scilab Bahasa pemrograman dengan Scilab Metoda Numerik Aplikasi Komputasi Proses dengan Scilab
Introduction
Physical & Mathematical MODELS Simplified picture of REALITY Engineers are symbolic analysts
Forecasting Controlling
Software
Language
Programme
Interactive program
Scilab
Software gratis: http://www.scilab.org OS: Windows dan Linux Mirip dengan program Matlab
Menu Bar
Tool Bar
-->r=6 r = 6. -->luas=0.25*%pi*r^2 luas = 28.274334 deff((out1,out2,)=modul(in1,in2,),persamaan Fungsi: mendefinisikan persamaan (rumus) pada jendela kerja
Perintah membuka Jendela Editor Dari menu bar: (klik) Editor Atau tekan [alt d] Dari Tool bar: (klik)
Hasil
Tips:
Cara lebih mudah, dapat dilakukan (pilih salah satu): Pada menu bar jendela editor, pilih Execute (Alt+x) Load into Scilab Pada menu bar jendela editor, Ctrl + l Pada menu bar jendela kerja, pilih File Exec pilih file yang akan dieksekusi
-->exec('c:\scilabc\luasbs.sci') -->function hsl=luasbs(r); --> hsl = 0.25*%pi*r^2; -->endfunction; -->
getf()
Fungsi: mengambil / mengaktifkan file *.sci pada suatu fungsi yang lain
1 2 3 4
ls file_dir
Apabila fungsi atau modul yang akan digunakan cukup banyak,maka penggunaan getf() tidak efektif
genlib(nama,file_dir)
-->genlib('libsbs','c:/scinum')
load(file_dir/lib)
-->load('c:/scinum/lib')
DIFFERENSIASI NUMERIK
Persamaan differensial merupakan model matematis yang paling sering muncul dalam bidang keteknikan maupun saintifik Salah satu penyelesaiannya dengan metode beda hingga (finite difference)
f ' (x 0 )
f (x ) f (x 0 ) f (x ) f (x 0 ) = h x
dy dx pada x = x0.
Penyelesaiannya dapat menggunakan 3 cara yaitu : 1. Forward Difference (Beda Maju) 2. Backward Difference (Beda Mundur) 3. Central Difference (Beda Pusat)
f (x 0 + x) f (x 0 ) dy x dx x = x
0
f (x 0 ) f (x 0 x) dy x dx x = x
0
y i = y i + 12 y i 12
atau y(x) = y(x+1/2 h) y(x-1/2 h) Turunan beda terpusat selanjutnya adalah :
dy i 1 (y i+1 y i1 ) = dx 2h
;
d 2 yi 1 (y i+1 2 y i + y i1 ) = 2 2 dx h
d3 yi 1 (y i+ 2 2 y i+1 + 2 y i1 y i2 ) = 3 3 dx 2h
Penyelesaiannya dapat dituliskan
dy i 1 (y i+1 y i1 ) = dx 2h
atau
f (x 0 + x) f (x 0 x) dy 2x dx x = x
0
f (x 0 + x) 2f (x 0 ) + f (x 0 x) x 2
INTEGRASI NUMERIS
Jika ada fungsi Y = x f (x)dx sedangkan f(x) sulit sekali 0 untuk diintegrasikan secara analitik, maka cara yang paling mudah adalah dengan mengintegrasikannya secara numerik
xn
f(x)
x0
x1
x2
xn-1
xn
Dalam perhitungan integrasi numerik, luasan di bawah kurva akan diubah dalam bentuk trapesium, dimana ruang kosong merupakan bagian dari kesalahan numerik Untuk mengatasi kesalahan dilakukan dengan cara membagi menjadi trapesium dengan segmen yang lebih kecil Integrasi dilakukan dengan menggunakan interval x yang sama (homogen) sepanjang batas integrasi dari x0 sampai xn Batas/interval integrasi dibagi menjadi n interval x = (x n x 0 )
x i = x 0 + i . x
Simpson Rule
xn n 1 n 2 x f (x) dx 3 f (x 0 ) + 4 f (x i ) + 2 f (x i ) + f (x n ) x i=1,3,5 i=2,4,6 0
aljabar yang nilainya sama dengan nol [ Untuk satu variabel bebas x, maka f(x) 0 [ Banyak digunakan dalam model keteknikan maupun saintis
1. METODE PENGURUNGAN
Dilakukan dengan menebak 2 angka a. Metode Bisection (bagi dua) b. Metode Regula Falsi (posisi palsu) atau Metode Interpolasi Linier
b. Metode Regula Falsi (Posisi Palsu) Merupakan perbaikan dari metode bisection Dilakukan dengan menarik garis lurus pada kedua interval xb dan xa Harga
f (x a )(x b x a ) xc = xa f (x b ) f (x a )
Algoritma sama dengan metode bisection, hanya tahapan 5 diganti nilai xcnya
2. METODE TERBUKA
Dilakukan dengan menebak 1 angka a. Metode Pertemuan Dua Grafik b. Metode Newton Raphson c. Metode Secant
kemudian dipotongkan thd kurva dan ditarik garis singgung Garis singgung merupakan tangen atau slope. Slope merupakan turunan pertama dari f(xi) sehingga didapat hubungan : f (x i ) f ' (x i ) = (x i x i + 1 ) Persamaan Newton Raphson :
f (x i ) x i +1 = x i f ' (x i )
7. 8.
c.
Iterasi = iterasi + 1
c. Metode Secant
[ Kelemahan metode Newton Raphson, harus mencari turunan pertama dari fungsi f(xi) [ Metode secant untuk menghindari turunan pertama dengan turunan numerik mundur
f (x i 1 ) f (x i ) f ' (x i ) = x i 1 x i
f1 (x, y ) = x 2 + xy 10 = 0
f 2 (x, y ) = y + 3xy 2 57 = 0
Persamaan ditulis dalam bentuk matrik dengan x sebagai x(1) dan y sebagai x(2)
Contoh :
Diketahui persamaan Van der Waals untuk menggambarkan kondisi gas non-ideal :
a Vb P + 2 V
) = RT
Hitunglah volume molar udara (V) pada 50 atm dan suhu -100oC jika diketahui nilai konstanta a = 1.33 atm.liter2/gmol, b = 0.0366 liter/gmol dan R = 0.08205 liter.atm/K.gmol
PERSAMAAN DIFERENSIAL
1. Persamaan Diferensial Biasa (ODE), hanya terdapat 1 variabel bebas
d 2 y + y dy = kx dx dx 2
2 T T 2 = t x
d2y dy + = kx y dx dx 2
d2y d3y dy b + a + = kx dx 2 dx 3 dx
2
PDB Orde tiga : Berdasarkan kondisi batas : IVP (Initial Value Problems), bila nilai variabel tak bebas atau turunannya diketahui pada kondisi nilai mula-mula BVP (Boundary Value Problems), bila nilai variabel tak bebas atau turunannya diketahui lebih dari satu nilai variabel bebasnya
Persamaan Diferensial Parsial (PDE) PDE Order satu : PDE Order dua PDE Order tiga : :
C C =0 x y
2C C + De =0 2 y x
u 2 u u x 3 + xy + y = 0
3 2
Kondisi awal
y i +1
: y(x0) = y0
y i +1 y i =
x i +1 xi
yi
dy = f (x, y) dx
xi
x i +1
f (x, y ) dx
y i +1 = y i + h f (x i , y i )
dy = 4x 3 6x 2 + 8 dx
xi 0 0.5 1 1.5 2 2.5 3
Dimana x = 0, y = 2 (kondisi awal); xa=3, h=0.5 yanaltk 2 5.81 9 12.31 18 29.81 53 yeuler 2 6 9.5 12.5 16.5 24.5 41 % kslhan 3.27 5.56 1.54 8.33 17.81 22.64
y i +1 = y i + y i +1
[ sehingga
y i +1 = y i + h f (x i +1 , y i +1 )
(y i+1 )pred = y i + h f (x i , y i )
fpred
(y i+1 )kork
= y i + h f x i +1 , (y i +1 )pred
fcorr
Korektor atau Metode Heun Kombinasi metoda beda maju dan beda mundur dituliskan dalam bentuk
( ) y i +1 = y i + 1 2 y i + y i +1
fpred
1 (y i+1 ) = y i + 1 ( ) ( ) h f x , y + i i 2 h f x i +1 , y i +1 2
fcorr
3. Metode Runge-Kutta
[ Merupakan metode untuk menyelesaikan persamaan diferensial dengan ketelitian dan kestabilan yang cukup tinggi. [ Sangat umum digunakan untuk menyelesaikan bentuk PDB baik linear maupun non linear dengan problema kondisi awal
Bentuk penyelesaian berdasarkan orde (pangkat): ( ) Orde (pangkat) dua: y i +1 = yi + 1 2 k1 + k 2 Dimana nilai dari ki adalah : k 1 = h f (x i , y i )
k 2 = h f (x i + h , y i + k 1 )
k 3 = h f (x i + h , y i + 2k 2 k 1 )
( ) y i +1 = y i + 1 6 k 1 + 2k 2 + 2k 3 + k 4
k h k 3 = h f x i + , yi + 2 2 2
k 4 = h f (x i + h, y i + k 3 )
k 1 = h f (x i , y i )
k h k 2 = h f x i + , yi + 1 2 2
% kslhan Eulermod
% kslhan rk4
0 0 0 0 0 0
(k
1j
+ 2k 2 j + 2k 3 j + k 4 j )
Jika dalam sistem terdapat dua persamaan diferensial biasa dengan bentuk
dy1 = f 1 (x , y1 , y 2 ) dx dy 2 = f 2 (x , y1 , y 2 ) dx
Maka penyelesaian persamaan diferensial biasa tersebut dengan menggunakan metode Runge Kutta orde 4 secara simultan adalah :
( ) y i +1, 2 = y i , 2 + 1 6 k 1, 2 + 2k 2 , 2 + 2k 3, 2 + k 4 , 2
dimana :
k 1,1 = hf 1 (x i , y i ,1 , y i , 2 )
k 1, 2 = hf 2 (x i , y i ,1 , y i , 2 ) k 1,1 k 1, 2 h k 2,1 = hf 1 x i + , y i ,1 + , y i,2 + 2 2 2 k 1,1 k 1, 2 h + + + k 2, 2 = hf 2 x , y , y i,2 i 2 i ,1 2 2 k 2,1 k 2, 2 h + + + k 3,1 = hf 1 x , y , y i,2 i 2 i ,1 2 2 k 2, 2 k 2,1 h , y i,2 + k 3, 2 = hf 2 x i + , y i ,1 + 2 2 2 k 4,1 = hf 1 (x i + h, y i ,1 + k 3,1 , y i , 2 + k 3, 2 ) k 4, 2 = hf 2 (x i + h, y i ,1 + k 3,1 , y i , 2 + k 3, 2 )
Akan diselesaikan dan divisualisasikan dua buah persamaan diferensial biasa sebagai berikut :
dy1 = 0.5 y1 dx dy 2 = 4 0.3 y 2 0.1 y 1 dx
Dengan kondisi awal (batas) : x = 0; y1 = 4; y2 = 2
Contoh :
Dua buah tangki air tersambung secara seri dan saling berinteraksi. Kecepatan aliran keluar merupakan fungsi akar kuadrat dari ketinggian air, jadi untuk tangki 1 kecepatan alirannya adalah h1 h 2 sedangkan untuk tangki 2 sebagai fungsi h 2 . Akan ditentukan ketinggian h1 dan h2 sebagai fungsi waktu dari t = 0 sampai t = 40 menit dengan interval 4 menit. Setelah disusun neraca bahan, diperoleh persamaan diferensial simultan sebagai fungsi waktu :
dh1 F 1 h h = dt A1 A1 1 2
dh 2 2 = h1 h 2 2 h 2 dt A 2 A
2
Harga-harga parameter yang ada : 1 = 2,5 ft2,5/menit 2 = 5/6 ft3/menit A2 = 10 ft2 F = 5 ft3/menit A1 = 5 ft2 Dengan kondisi awal pada t = 0, h1 = 12 ft dan h2 = 7 ft
Uap campuran keluar dari kondensor parsial kolom destilasi yang beroperasi pada 1 atm dengan komposisi 47% mol air (1), 20% mol asam formiat (2) dan sisanya methanol (3). Pada kondensor terjadi kesetimbangan antara uap dan cairannya dan berlaku persamaan-persamaan berikut :
xi = yi oi 0 diperkirakan dengan P dimana, dan untuk P = K i Ki i P persamaan Antoine : Bi o P i = exp A i x =1 T + Ci dengan i = 1, 2, 3 dan i
i
Perkirakanlah suhu operasi pada operasi kondensor (=dewpoint uap campuran) dalam oC, dengan data konstanta A1 = 18,304 A2 = 16,988 A3 = 18,510 B1 = 3816,4 B2 = 3599,6 B3 = 3593,4 C1 = -46,13 C2 = -26,09 C3 = -35,225 Po dalam mmHg dan T dalam Kelvin