Anda di halaman 1dari 7

Nama NPM

: Ifah Kisyafah : P2.31.33.0.11.025 TIMBULAN SAMPAH

Timbulan sampah adalah volume sampah atau berat sampah yang dihasilkan dari jenis sumber sampah di wilayah tertentu per satuan waktu (Departemen PU, 2004). Timbulan sampah sangat diperlukan untuk menentukan dan mendesain peralatan yang digunakan dalam transportasi sampah, fasilitas recovery material, dan fasilitas Lokasi Pembuangan Akhir (LPA) sampah. Timbulan sampah biasanya dinyatakan dalam (Damanhuri, 2004) : Satuan berat : kilogram per orang per hari (kg/o/h), kilogram per meter-persegi bangunan per hari (kg/m2/h) atau kilogram per tempat tidur per hari (kg/bed/h). Satuan volume : liter per orang per hari (l/o/h), liter per meter-persegi bangunan per hari (l/m2/h) atau liter per tempat tidur per hari (kg/bed/h).

Prakiraan timbulan sampah baik untuk saat sekarang maupun di masa mendatang merupakan dasar dari perencanaan, perancangan dan pengkajian sistem pengelolaan persampahan. Prakiraan rerata timbulan sampah merupakan langkah awal yang biasa dilakukan dalam pengelolaan persampahan. Satuan timbulan sampah biasanya dinyatakan sebagai satuan skala kuantitas per orang atau per unit bangunan dan sebagainya. Rata- rata timbulan sampah tidak akan sama antara satu daerah dengan daerah lainnya, atau suatu negara dengan negara lainnya. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain (Damanhuri, 2004): 1. 2. 3. 4. 5. 6. Jumlah penduduk dan tingkat pertumbuhannya; Tingkat hidup; Perbedaan musim; Cara hidup dan mobilitas penduduk; Iklim; Cara penanganan makanannya.

Faktor faktor yang mempengaruhi Timbulan Sampah a. Jenis bangunan yang ada Jenis bangunan yang ada akan menentukan macam jenis dan besarnya timbulan sampah seperti perkantoran, pasar, industri dll. b. Tingkat aktifitas Jumlah sampah yang timbul pada setiap bangunan berhubungan dengan tingkat aktifitas orang-orang yang menggunakan misalnya pabrik gula,bangunan pasar dll.

c. Iklim Pada daerah banyak hujan, umumnya mempunyai jenis tumbuhan yang lebih lebat daripada musim kering. d. Musim Setiap pergantian musim akan berganti pula jenis sampah yang timbul akan berbeda pula volumenya dan saat itu timbul fluktuasi volume sampah. e. Letak geografis dan topografi Mempengaruhi musim buahan dan jenis tumbuhan yang ada. f. Kepadatan penduduk dan jumlah penduduk Dikota besar makin padat penduduknya makin besar pula sampah yang dihasilkan sehingga berbeda pula jumlah peralatan yang diperlukan. Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat timbulan limbah padat (timbulan sampah kota) 1. Lokasi geografi. Lokasi geografi terutama berhubungan dengan iklim yang dapat mempengaruhi jumlah maupun jenis limbah padat yang dihasilkan, sehingga akan berpengaruh pada metode pengumpulan. Misalkan daerah yang berada di pantai akan banyak sampah yang berhubungan dengan hasil laut, atau sampah daerah pegunungan akan dominan sisa buah dan sayuran. 2. Musim dalam setahun. Musim akan berpengaruh pada kuantitas serta jenis limbah misalnya musim buah mangga, durian, dll. Misalnya pada musim durian maka kulit durian akan dominan pada sampah yang dihasilkan. 3. Frekuensi pengumpulan. Frekuensi pengumpulan berpengaruh terhadap banyaknya sampah yang dapat ditangani. Bila sarana pelayanan pengumpulan tersedia, semakin tinggi frekuensi pengumpulan maka akan semakin banyak limbah yang dikumpulkan, sehingga tidak tampak sampah bertumpuk di tempat sampah maupun di LPS maupun tempat sampah. 4. Pengelolaan pada sumber. Aktifitas pada sumber sampah seperti pemilahan, recycle, reuse, pengomposan akan dapat mereduksi banyaknya sampah yang harus dikelola. Sedangkan penghancuran sampah makan dan sampah organik dan dialirkan ke saluran air limbah akan meningkatkan beban pengolahan air limbah [umumnya di negara barat dengan penggunaan grinder]. 5. Karakteristik populasi. Karakteristik populasi berupa kebiasaan atau adat istiadat akan dapat berpengaruh pada banyaknya limbah padat yang dihasilkan. Misalkan kebiasaan/buda/adat masyarkat sering melaksankan upacara adat, maka akan mempengaruhi karakteristik sampah. Pola makan masyarakat, bila terbiasa mengkonsumsi makanan olahan /kemasan/awetan maka banyak sampah berupa kaleng, plastik, styrofoam.

6. Peraturan. Peraturan lokal maupun nasional yang mengatur penggunaan dan pembuangan material tertentu, akan mempengaruhi tingkat timbulan dan jenis limbah. Misalkan untuk mereduksi sampah plastik, ada peraturan / himbauan penggunaan tas belanja yang dapat dipakai berulang. Peraturan atau stnadard kualitas produk, akan mempengaruhi masa pakai (life time) suatu produk. Bila barang produk yang digunakan masyarakat memiliki kualitas tinggi, maka akan awet , tidak mudah rusak, akhirnya tidak mudah berubah menjadi sampah. 7. Peran serta masyarakat. Reduksi limbah yang dihasilkan dapat terwujud bila masyarakat secara sadar mau merubah kebiasaan dan gaya hidup untuk lebih melindungi sumber daya alam dan mereduksi beban pengelolaan sampah Tempat-tempat yang menjadi sumber timbulan sampah antara lain adalah : 1) Pemukiman Mengingat cukup bervariasinya kondisi pemukiman yang ada, maka sebagai sumber timbulan sampah dan untuk mempermudah operasi pengelolaan persampahan. Pemukiman ini dibedakan atas : a. Perumahan teratur dengan kriteria : Rumah-rumah yang dibangun denagn susunan rapi dan teratur dilengkapi dengan infrastruktur kota Jalan yang dapat dilalui kendaran pengumpulan dan pengangkut. Kondisi rumah yang umumnya permanen. Tingkat penghasilan masyarakat yang relatif tinggi dan sedang. Kepadatan penduduk relatif kurang padat sekitar < 50 jiwa/Ha. b. Perumahan tidak teratur dengan kriteria : Rumah dengan susunan tidak rapi dan tidak teratur. Jalan yang relatif sempit sehingga tidak dapat dilalui kendaraan pengumpul dan pengangkut. Kondisi perumahan pada umumnya bersifat non-permanen Tingkat penghasilan relatif rendah. Kepadatan penduduk relatif tinggi > 50 jiwa/Ha. 2) Daerah komersial Daerah komersial dalam wilayah kota yang dibedakan menjadi 2 bagian yaitu : Pasar Pertokoan 3) Perkantoran Daerah perkantoran wilayah kota yang berkonsentrasi didaerah pertokoan dan

sekitarnya yang menjadikan pusat kota, dengan kegiatan perdagangan yang meliputi: Kabupaten atau kotamadya dan kantor aparat Pemda lainnya. Bank Telekomunikasi ABRI dll. 4) Jalan dan Tempat Umum Daerah ini umumnya merupakan wajah dari suatu kota sehingga kebersihan sangat mempengaruhi penampilan kota, yang meliputi : Jalan- jalan utama/arteri. Kawasan selokan ditepi jalan. Taman-taman. Gedung sekolah dll. PERSYARATAN-PERSYARATAN Persyaratan pengambilan dan pengukuran contoh timbulan dan komposisi sampah meliputi: peraturan-peraturan dan petunjuk di bidang persampahan yang berlaku di daerah lokasi dan waktu pengambilan yang dipilih harus dapat mewakili suatu kota alat pengambil dan pengukur contoh yaitu: Terbuat dari bahan yang tidak mempengaruhi sifat contoh (tidak terbuat dari logam) Mudah dicuci dari bekas contoh sebelumnya

Pelaksanaan Langkah-langkah pengambilan dan pengukuran contoh timbulan dan komposisi sampah dapat dilihat pada Gambar berikut Pengambilan contoh di perumahan Rata timbulan dan komposisi sampah rumah tangga

Besaran timbulan dan komposisi sampah perkotaan

Rata timbulan dan Pengambilan http://id.scribd.com/doc/61662354/SNI-19-3694-1994-Metode-Pengambilan-Dankomposisi sampah non contoh di non Pengukuran-Contoh-Timbulan-Dan-Kompos rumah tangga perumahan

Pengukuran dan Perhitungan Timbulan Sampah Teknik Pengukuran Timbulan sampah yang dihasilkan dari sebuah kota dapat diperoleh dengan survey pengukuran atau analisa langsung di lapangan, yaitu: Mengukur langsung satuan timbulan sampah dari sejumlah sampel (rumah tangga dan non-rumah tanga) yang ditentukan secara random-proporsional di sumber selama 8 hari berturut- tu rut (SNI 19-3964-1995 dan SNI M 36-1991- 03 ) Load-count analysis: mengukur jumlah (berat dan/atau volume) sampah yang masuk ke TPS, misalnya diangkut dengan gerobak, selama 8 hari berturut-turut. Dengan melacak jumlah dan jenis penghasil sampah yang dilayani oleh gerobak yang mengumpulkan sampah tersebut, akan diperoleh satuan timbulan sampah perekivalensi penduduk Weigh-volume analysis: bila tersedia jembatan timbang, maka jumlah sampah yang masuk ke fasilitas penerima sampah akan dapat diketahui dengan mudah dari waktu ke waktu. Jumlah sampah sampah harian kemudian digabung dengan perkiraan area yang layanan, dimana data penduduk dan sarana umum terlayani dapat dicari, maka akan diperoleh satuan timbulan sampah per-ekuivalensi penduduk Material balance analysis: merupakan analisa yang lebih mendasar, dengan menganalisa secara cermat aliran bahan masuk, aliran bahan yang hilang dalam system, dan aliran bahan yang menjadi sampah dari sebuah sistem yang ditentukan batas-batasnya (system boundary)

Pengukuran dan perhitungan contoh timbulan sampah harus mengikuti ketentuanketentuan sebagai berikut: Satuan yang digunakan dalam pengukuran timbulan sampah adalah: 1. Volume basah (asal): L/unit/hari 2. Berat basah (asal): Kg/unit/hari Satuan yang digunakan dalam pengukuran komposisi sampah adalah dalam % berat basah/asal. Jumlah unit masing-masing lokasi pengambilan contoh timbulan sampah, yaitu: 1. 2. 3. 4. 5. 6. Perumahan Toko Sekolah Pasar Kantor Jalan : jumlah jiwa dalam keluarga : jumlah petugas/luas areal : jumlah murid dan guru : luas pasar atau jumlah pedagang : jumlah pegawai : panjang jalan dalam meter

7. Hotel : jumlah tempat tidur 8. Restoran : jumlah kursi/luas areal 9. Fasilitas umum lainnya : luas areal Metode pengukuran contoh timbulan sampah, yaitu: 1. Sampah terkumpul diukur volume dengan wadah pengukur 40 Liter dan ditimbang beratnya, dan/atau; 2. Sampah terkumpul diukur dalam bak pengukur besar 500 Liter dan ditimbang beratnya, kemudian dipisahkan berdasarkan komponen komposisi sampah dan ditimbang beratnya. Perhitungan besaran timbulan sampah perkotaan berdasarkan 1. Rata-rata timbulan sampah perumahan 2. Perbandingan total sampah perumahan dan non perumahan Peralatan dan perlengkapan yang digunakan terdiri dari: a) alat pengambil contoh berupa kantong plastik dengan volume 40 liter; b) alat pengukur volume contoh berupa kotak berukuran 20 cm x 20 cm x 100 cm, yangdilengkapi dengan skala tinggi; c) timbangan (0 5) kg dan (0 100) kg; d) alat pengukur, volume contoh berupa bak berukuran (1,0 m x 0,5 m x 1,0 m) yang dilengkapidengan skala tinggi; e) perlengkapan berupa alat pemindah (seperti sekop) dan sarung tangan Pengambilan contoh dapat dilakukan dengan frekuensi sebagai berikut: 1. Pengambilan contoh dilakukan dalam waktu 8 hari berturut-turut pada lokasi yang sama dan dilaksanakan dalam 2 pertengahan musim tahun pengambilan contoh 2. Butir 1 dilakukan paling lama 5 tahun sekali

Menurut SNI 19 -3964 -1994, bila pengamatan lapangan belum tersedia, maka untuk menghitung besaran sistem, dapat digunakan angka timbulan sampah sebagai berikut: Satuan timbulan sampah kota besar = 2 2,5 L/orang/hari, atau = 0,4 0,5 kg/orang/hari Satuan timbulan sampah kota sedang/kecil = 1,5 2 L/orang/hari, atau = 0,3 0,4 kg/orang/hari

Data mengenai timbulan, komposisi, dan karakteristik sampah merupakan hal yang sangat menunjang dalam menyusun sistem pengelolaan persampahan di suatu wilayah. Jumlah timbulan sampah ini biasanya akan berhubungan dengan elemen-elemen pengelolaan seperti:

Pemilihan peralatan, misalnya wadah, alat pengumpulan, dan pengangkutan Perencanaan rute pengangkutan Fasilitas untuk daur ulang Luas dan jenis TPA.

Anda mungkin juga menyukai