Anda di halaman 1dari 7

TUGAS

ALAT PENAKAR CURAH HUJAN MANUAL

Mata kuliah Penyaliran Tambang

DOSEN:
FACHRUL ROZI RAMADAN, S.T ., M.T.

DISUSUN OLEH:
FERALDO SANDRIO 17080024
INTAN SUCI RAMADANI 17080030
MUHAMMAD SHABBAH RAYHAN 17080043
REGIF PRAKARSA 17080052
REYHAN SURYADI 17080053

FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
PRODI D3
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2019
BAB I

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN ALAT UKUR HUJAN MANUAL

Alat penakar hujan manual adalah alat penakar hujan standard dimana
pencatatan data curah hujan berlangsung secara manual (tidak otomatis). Alat
ini dibuat beberapa tabung dalam bentuk bulat memanjang arah vertical dengan
diameter tertentu.

Diameter dan ketinggian bidang penagkap air hujan dari permukaan tanah
bervariasi, tapi ukuran standard yang digunakan adalah diameter 20 cm dan
ketinggian 79 cm dari permukaan tanah. Hujan yang tertampung dalam tabung
selanjutnya diukur volumenya, tetapi jika hujan melebihi kapasitas tabung.
Maka data curah hujan tidak akan tercatat.
B. ALAT PENAKAR CURAH HUJAN MANUAL
1. JENIS Obs/Observatorium

Hujan merupakan salah satu parameter cuaca yang dibutuhkan untuk


kepentingan BMKG dalam menentukan kondisi lingkungan dan masyrakat
yang memerlukan data curah hujan.

Penakar hujan OBS adalah manual. Jumlah air hujan yang tertampung ukur
denga gelas ukur yang telah dikonversi dalam satuan tinggi atau gelas ukur yag
kemudian di bagi 10 karena luas penampang nya adalah 100 cm sehingga
dihasilkan satuan mm. Pengamatan dilakukan sekali dalam 24 jam yaitu pada
pagi hari. Hujan yang di ukur pada pagi hari adalah hujan kemaren bukan hari
ini.

Syarat – syarat pemasangan :

a. Penakar hujan harus dipasang pada lapangan terbuka, tanpa ada


gangguan disekitar penakar, seperti pohon dan bangunan, kabel atau
antene yang melintang diatasnya. Jarak yang terdekat antara pohon /
bangunan dengan penakar hujan adalah 1 kali tinggi pohon / bangunan
tersebut.
b. Penakar hujan tidak boleh dipasang pada tanah miring (lereng bukit),
puncak bukit, diatas dinding atau atap.
c. Penakar dipasang dengan cara disekrup / dipaku pada balok bulat yang
dicat putih dan ditanam pada pondasi beton, sehingga tinggi penakar
hujan dari permukaan corong sampai permukaan tanah 120 cm. letak
penampang corong harus datar (horizontal) bukaan kran diberi kunci
gembok sebagai pengaman.
d. Penakar harus dipagar keliling dengan kawat, ukuran 1.5 m x 1.5 m
dengan tinggi 1 m, agar tidak dapat diganggu binatang dan orang yang
tidak berkepentingan

Cara pengamatan :

a. Pengamatan untuk curah hujan harus dilakukan tiap hari pada jam
07.00 waktu setempat, atau jam-jam tertentu.
b. Buka kunci gembok dan letakkan gelas penakar hujan dibawah kran,
kemudian kran dibuka agar airnya tertampung dalam gelas penakar.
c. Jika curah hujan diperkirakan melebihi 25 mm. sebelum mencapai
skala 25 mm. kran ditutup dahulu, lakukan pembacaan dan catat.
Kemudian lanjutkan pengukuran sampai air dalam bak penakar
habis, seluruh yang dicatat dijumlahkan.
d. Untuk menghindarkan kesalahan parallax, pembacaan curah hujan
pada gelas penakar dilakukan tepat pada dasar meniskusnya.
e. Bila dasar meniskus tidak tepat pada garis skala, diambil garis skala
yang terdekat dengan dasar meniskus tadi.
f. Bila dasar meniskus tepat pada pertengahan antara dua garis skala,
diambil atau dibaca ke angka yang ganjil, misalnya : 17,5 mm.
menjadi 17 mm.. 24,5 mm. menjadi 25 mm.
g. Untuk pembacaan setinggi x mm dimana 0,5 / x / 1,5 mm, maka
dibaca x = 1 mm.
h. Untuk pembacaan lebih kecil dari 0,5 mm, pada kartu hujan ditulis
angka 0 (Nol) dan tetap dinyatakan sebagai hari hujan.
i. Jika tidak ada hujan, beri tanda ( – ) atau ( . ) pada kartu hujan.
j. Jika tidak dapat dilakukan pengamatan dalam satu atau beberapa
hari, beri tandz (X) pada kartu hujan.
k. Apabila gelas penakar hujan biasa (Obs.) pecah, dapat digunakan
gelas penakar hujan Hellman dimana hasil yang dibaca dikalikan 2.
Atau dapat juga dipakai gelas ukur yang berskala ml. (Cc), yang
dapat dibeli di Apotik.

Cara Pemeliharaan :

a. Alat harus selalu dijaga tetap bersih, dan dicat aluminium.


b. Kayu di cat putih, supaya tahan lama terhadap rayap dan cuaca.
c. Corong harus tetap bersih, tidak boleh tertutup oleh benda-benda
atau kotoran yang dapat menyumbatnya.
d. Kran harus selalu diperiksa, jika bocor (air menetes keluar)
sumbu pembuka kran dikeluarkan kemudian diberi gemuk.
Apabila badan penakar hujan bocor, maka harus segera
diperbaiki dengan disolder.
e. Bak penampung air hujan harus sering dikontrol dan dibersihkan
dari endapan debu / kotoran, dengan jalan menuangkan air
kedalamnya dan kran dibuka.
f. Gelas penakar hujan harus dijaga tetap bersih jangan sampai
berlumut, dan disimpan pada tempat yang aman agar tidak
terjatuh / pecah.
g. Rumput disekitar tempat penakar hujan dipasang, harus selalu
pendek dan rapih tidak boleh ada semak semak disekitarnya.
Cara Kerja Alat :

Saat terjadi hujan, air yang tercurah masuk dalam corong penakar. Air yang
masuk dalam penakar dialirkan dan terkumpul di dalam tabung penampung.
Pada jam - jam pengamatan air hujan yang tertampung diukur dengan
menggunakan gelas ukur. Apabila jumlah curah hujan yang tertampung
jumlahnya melebihi kapasitas ukur gelas ukur, maka pengukuran dilakukan
beberapa kali hingga air hujan yang tertampung dapat terukur semua.
DAFTAR PUSTAKA

Alat Untuk Mengukur Curah Hujan Manual dan Otomatis. Dikutip 1 Septemper 2019
dari Materi Pelajaran IPA (Ilmu Pengetahuan Alam) Lengkap dan Terbaru:
http://materipelajaranterbaruipa.blogspot.com/2016/05/alat-untuk-mengukur-curah-
hujan-manual.html?m=1

Yulizar, David (2013, 04 April). Alat Pengukuran Curah Hujan. Dikutip 1 September
2019 dari David Instrumentasi: http://davidyulizar.blogspot.com/2013/04/alat-
pengukuran-curah-hujan.html?m=1

Cara Menggunakan Alat Pengukur Curah Hujan OBS. Dikutip 3 September 2019 2019
dari Teknologi survey: hhtp://teknologisurvey.wordpress.com/2012/04/28/cara-
menggunakan-alat-pengukur-curah-hujan-obs/amp/

Anda mungkin juga menyukai