Anda di halaman 1dari 12

GILLES DE LA TOURRETE SYNDROM

DEFINISI

Tourette syndrome adalah kelainan saraf yang muncul pada masa kanak kanak yang dikarakteristikan dengan gerakan motorik dan suara yang berulang serta satu atau lebih tarikan saraf (tic) yang bertambah dan berkurang keparahannya pada jangka waktu tertentu. Berdasarkan DSM IV, gerakan saraf terjadi tiba-tiba, sering, berulang, tidak teratur, dicirikan dengan gerakan motor dan vokal (Hoekstra, Kallenberg, Korf, & Minderaa, 2002).

EPIDEMIOLOGI Tourette Syndrom bisa dialami oleh kelompok etnis manapun namun laki-laki mengalami tiga sampai empat kali lebih sering dibandingkan dengan wanita. Sindrom Tourette sering terjadi, mempengaruhi 1 dari 100 orang. Hal ini 3 kali lebih sering terjadi pada pria dibandingkan wanita. Yang seringkali dimulai di awal masa kanak-kanak Onset
biasanya usia 7-8 tahun. Pada kebanyakan orang, gejala-gejalanya ringan dimana gangguan

tersebut tidak dikenali Di Amerika Serikat diperkirakan terdapat 200.000 orang yang mengalami Tourette Syndrom. Genetik 50 % pada kembar monozigot, 8 % pada dizigot, neurokimiawi: lemahnya pengaturan dopamin di caudate nucleus.

ETIOLOGI

Penyebab yang pasti tidak diketahui. Secara garis besar penyebab terjadinya penyakit ini adalah faktor genetic, serotonin, faktor-faktor lingkungan, psikososial factor, kimia dopamin otak.
Keluarga yang telah memiliki anak dengan Sindrom Tourette, maka anak berikutnya berisiko 25% menderita Sindrom Tourette.

Menurut Moe PG, et. Al (2007), syndrom tourrete dapat dipicu oleh stimulan seperti : methylphenidate dan dextroamphetamine, disamping itu juga adanya ketidak seimbangan (imbalance) atau hipersensitivitas terhadap neurotransmitte, terutama dopamin dan serotonin. Hipotes is terbaru menyebutkan bahwa sindrom Tourette diakibatkan oleh PANDAS (Pediatric Autoimmune Neuropsychiatric Disorders Associated with Streptococcal
Page 1

TASK READING GILLES DE LA TOURRETE SYNDROM

infections), atau gangguan neuropsikiatris autoimun yang disebabkan oleh infeksi bakteri streptokokus maupun virus-virus yang diduga berperan dalam perkembangan gangguan Sindrom Tourette (Dhamayanti, dkk., 2004, Hoekstra, dkk., 2002, Glickman, 2008).

PATOFISIOLOGI Meskipun patofisiologi Sindrom Tourette belum diketahui, diduga merupakan suatu kelainan genetik, meskipun belum ada gen spesifik yang teridentifikasi. Diyakini akibat dari disfungsi tripartit dalam sistem saraf pusat. Teknik pencitraan telah menggejala ganglia basal dan korteks frontal dalam patogenesis tourette syndrome. Sumber kedua kelainan dianggap peraturan yang tidak sesuai neurotransmiter, terutama dopamine. Bukti kuat menunjukkan bahwa kelebihan dopamin atau supersensitivity dari dopamin postsynaptic reseptor adalah mekanisme patofisiologis yang mendasari Tourette syndrome. Hipotesis lain menyebutkan disfungsi neurofisiologis adalah defisit sekunder terhadap kelainan neurotransmitter, sehingga kegagalan penghambatan frontal subkortikal-bermotor circuits. Daerah ini memiliki interkoneksi menonjol dengan basal ganglia. Akibatnya, tic terkait sirkuit saraf untuk kliring tenggorokan, mengendus, mata menyipitkan mata atau wajah meringis mungkin berjalan terlalu sering dan keluar dari sinkroni dengan mereka untuk gerakan motor lain. Stres dan kecemasan neurochemically mungkin mengintensifkan defisit penghambatan ini.

KARAKTERISTIK PENDERITA SINDROM TOURETTE Sindrom Tourette seringkali diawali dengan gerakan otot sederhana, seperti meringis, sentakan kepala, dan berkedip kedip. Gerakan sederhana kemungkinan hanya gelisah biasa dan bisa hilang dengan waktu. Beberapa gerakan tidak diperlukan untuk menyebabkan sindrom tourette, yang melibatkan lebih dari pada gerenyet sederhana. Misalnya, orang dengan Sindrom Tourette bisa menggerakkan kepala mereka dengan berulang ulang dari sisi ke sisi, mengedipkan mata mereka, membuka mulut mereka, dan meregangkan leher mereka. Gerakan syaraf vokal bisa diawali dengan mendengkur, mendengus, mendengung, atau membentak keras dan menjadi kompulsiv, mengutuk tanpa sengaja. Untuk alasan yang tidak jelas dan seringkali pada pertengahan perbincangan, beberapa orang yang menderita sindrom tourette bisa berteriak kacau atau berkata yang kotor (disebut corprolalia). Suara

TASK READING GILLES DE LA TOURRETE SYNDROM

Page 2

meledak-ledak yang keluar ini kadangkala salah dianggap disengaja, khususnya pada anakanak. Penderita bisa mengucapkan kata-kata yang kasar di tengah-tengah percakapan, tanpa alasan yang jelas. Penderita juga bisa dengan cepat mengulang-ulang kata yang didengarnya (ekolalia). Penderita sering mengalami kesulitan dalam bersosialisasi. Ada 2 kategori untuk sindrom Tourette (Tourette Syndrome Association, 2008) : A. Simple: Gejala gejala yang ditunjukkan adalah tics (seperti kedipan mata, gerak tubuh dan wajah) dan vokalisasi (seperti suara-suara serak yang berulang). B. Complex: Gejala gejalanya lebih berat, termasuk melompat, berputar-putar, kompulsi, dan vokalisasi pengulangan kata-kata atau suara (echolalia) dan umpatan (coprolalia).

GEJALA KLINIS UTAMA Ciri ciri dan gejala utama yang terdapat pada Sindrom Tourette antara lain 1.) Adanya tics Tics disebut juga gerakan syaraf. Orang yang menderita Sindrom Tourette tidak bisa mengendalikan gereakan-gerakan yang terjadi pada tubuhnya. Gerakan gerakan yang tak terkendali itu berlangsung secara terus menerus dan mendadak. Gerakan yang terjadi biasanya adalah gerakan yang berlangsung cepat dan stereotype. Gejala awal nya mendadak dan bisa berlanjut hingga semakin parah. Namun gejala gejala itu akan jauh berkurang ketika penderita memasuki usia remaja akhir. Tics yang terjadi pada Sindrom Tourette antara lain adalah tics motorik dan pada beberapa pasien ditemukan tics vokal (berdehem, palilalia).

2.) Masa awal terjadinya gejala penyakit ini adalah sebelum usia 21 tahun

Gejala awal penyakit ini biasanya menyerang pada usia muda. Gejalanya biasanya mulai tampak pada usia 2 tahun sampai dengan 21 tahun, dengan usia rata rata permulaan terjadinya gejala sekitar usia 7 tahun. Permulaan tics biasanya ringan dan jarang, namun dari hari ke hari dapat bertambah parah.

3.) Frekuensi tics harus terjadi berkali kali sehari, hampir setiap hari, selama lebih dari satu

TASK READING GILLES DE LA TOURRETE SYNDROM

Page 3

tahun, tanpa periode pengurangan selama tahun terjadi yang berlangsung lebih lama dari dua bulan.

4.) Lokasi, jumlah, frekuensi, jenis, kompleksitas atau keparahan tics harus berubah dari waktu ke waktu.

5.) Gangguan ini dapat menyebabkan stres yang ditandai oleh penurunan yang signifikan dalam hal belajar, pekerjaan dan sosial.

6.) Selain gangguan tics, penderita juga kesulitan untuk memusatkan perhatian dan berkonsentrasi terhadap suatu hal. Penderita bisa kehilangan konsentrasi dan tidak bisa memusatkan perhatiannya terhadap suatu hal dalam jangka waktu yang lama.

7.) Terjadi keanehan gerak tubuh

Pada penderita Sindrom Tourette, jelas nyata terlihat bahwa penderita tidak bisa menyeimbangkan posisi tubuhnya. Terjadi keanehan dalam setiap gerakan dan dapat menimbulkan gerakan postur yang abnormal.

8.)

Penyakit

ini

juga

sangat

berkaitan

dengan

faktor

psikologis

Stres dan depresi juga berkaitan dan sangat berpengaruh terhadap penyakit ini.

9.) Biasanya penderita Sindrom Tourette juga memiliki gejala neuropsikiatri lain yang terkait seperti OCD (Obsessive Compulsive Disorder) dan anxiety (gangguan kecemasan). Itulah ciri ciri utama dari Sindrom Tourette. Penyakit ini memang memiliki persamaan dengan dystonia, namun keduanya berbeda. Ada ciri ciri utama yang membedakan penyakit ini dengan dystonia. Begitu juga dengan chorea dan athetosis. Ciri ciri penderita chorea adalah mereka tidak dapat mempertahankan postur yang berkelanjutan. Sementara perbedaan nya dengan Parkinson dapat dibedakan. Gejala awal Sindrom Tourette terjadi pada usia muda, sedangkan gejala awal Parkinson terjadi pada usia tua. Itulah gejala dan ciri ciri utama Sindrom Tourette dan perbedaannya dengan gangguan gerak (movement disorders) lain. Semoga bermanfaat.

TASK READING GILLES DE LA TOURRETE SYNDROM

Page 4

Kriteria diagnosis untuk penyakit Tourette (Bagheri, Kerbeshian, and Burd, 1999): 1. Memiliki lebih dari satu gerak motorik dan satu atau lebih gerak syaraf vokal yang telah Gerak syaraf terjadi pada banyak waktu dalam sehari pada setiap hari atau berselang

muncul pada waktu tertentu selama sakit, walaupun hal itu belum tentu terjadi. 2.

seling selama periode waktu tertentu selama lebih dari satu tahun, dan selama periode tersebut tidak ada periode waktu yang terbebas dari gerak syaraf selama lebih dari tiga bulan. 3. Penyebab yang mengganggu penyakit ini ditandai dengan stres atau ketidaksesuaian

sosial, hubungan dengan yang lain yang berkaitan dengan pentingnya area fungsi. 4. 5. Kemunculannya sebelum usia 18 tahun. Hal yang mengganggu tidak tergantung pada pengaruh fisik atau obat-obatan (seperti

stimulan) atau kondisi medis umum (seperti penyakit Hutington atau postiviral encephalitis). Kriteria diagnostik DSM-IV-TR dari untuk sindrom Tourette Kriteria diagnostik dari DSM-IV-TR untuk sindrom Tourette adalah sebagai berikut:

beberapa bermotor dan satu atau lebih tics vokal harus hadir pada beberapa waktu selama sakit, meskipun tidak selalu bersamaan

Tics terjadi beberapa kali sehari (biasanya dalam pertarungan) hampir setiap hari atau sebentar-sebentar selama lebih dari 1 tahun, selama waktu tidak ada pasti periode ticbebas lebih dari 3 bulan berturut-turut

Usia saat onset lebih muda dari 18 tahun Gangguan tidak disebabkan oleh efek fisiologis langsung dari suatu zat (misalnya, stimulan) atau kondisi medis umum (misalnya, penyakit Huntington atau ensefalitis postviral)

Kriteria kelima, termasuk dalam DSM-IV sebelumnya tetapi dihapus dari DSM-IVTR, adalah Gangguan menyebabkan penderitaan ditandai atau penurunan yang signifikan dalam bidang sosial, pekerjaan, atau lainnya penting dari fungsi. Alasan di balik menghapus unsur ini diagnosis adalah bahwa banyak pasien dengan TS ringan tidak memiliki gejala yang mengganggu fungsi sehari-hari dan pekerjaan.

Selanjutnya, kriteria ini memiliki potensi untuk menyebabkan pasien dengan TS dicap untuk memiliki kondisi yang menyebabkan gangguan signifikan dalam fungsi seharihari. DSM-IV-TR i dapat menyebabkan diskriminasi pekerjaan dan bentuk lain dari

TASK READING GILLES DE LA TOURRETE SYNDROM

Page 5

label. Penghapusan kriteria ini mencerminkan pengakuan bahwa banyak pasien dengan TS tidak memiliki masalah berarti terkait dengan kondisi mereka.

Gangguan-Gangguan yang memiliki Komorbiditas dengan Sindrom Tourette Attention Deficit Hyperactivity Disorder Executive dysfunctions (seperti (AD/HD) kemampuan organisasi yang buruk dan Obsessive-Compulsive Disorder (OCD) atau proses intelektual yang inefisien) Gangguan belajar Perilaku melukai diri Gangguan kecemasan Gangguan kepribadian Gangguan suasana hati (mood) Oppositional Defiant Disorder (ODD) Gangguan tidur

Penatalaksanaan Terapi pengobatan Karena gejala-gejala tidak seluruhnya terjadi pada kebanyakan pasien dan perkembangan biasanya berjalan dengan normal, kebanyakan orang dengan TS tidak memerlukan pengobatan. Bagaimanapun, pengobatan tersedia jika gejala yang terjadi berhubungan dengan fungsi tubuh. tidak ada pengobatan yang sepenuhnya membantu atau sepenuhnya menghilangkan gejala-gejala sindrom tourette; dan tentu saja setiap pengobatan memiliki efek samping. Kini, obat yang tersedia untuk sindrom tourette hanyalah untuk mengurangi gejala yang spesifik.

Beberapa pasien yang memerlukan pengobatan untuk mengurangi frekuensi dan intensitas gejala tic dapat dirawat dengan pengobatan neuroleptic seperti haloperidol dan pimozide, Fluphenazine Trifluoperazine. Haloperidol Menstimulasi reseptor adrenergik dan dopaminergik; dosis yang lebih rendah terutama menstimulsi dopaminergik dan menghasilkan vasodilatasi renal dan mesenterik. dosis yang lebih tinggi menstimulasi dopaminergic dan beta1-adrenergik dan menyebabkan stimulasi jantung dan vasodilatasi renal. dosis besar menstimulasi reseptor alfa-adrenergik.Pengobatan ini biasanya diberikan dalam dosis kecil dan kemudian bertambah hingga keseimbangan antara gejala dan efek samping obat mencapai porsi seimbang. Efek samping neurologis seperti tremor, reaksi dystonic (gerakan atau postur memutar), gejala parkinsonian, dan dyskinetik lainnya yang cenderung lebih umum telah siap diatur dalam pengurangan dosis. Pengobatan neuroleptic yang tidak berkelanjutan setelah
TASK READING GILLES DE LA TOURRETE SYNDROM Page 6

penggunaan jangka panjang harus dilakukan secara perlahan untuk menghindari kemngkinan tic dan dyskinesias. Peneliti telah menemukan bahwa penggunaan jangka panjang obat neuroleptic dapat menimbulkan gangguan gerakan tidak diinginkan yang disebut tardive dyskinesia. Bagaimanapun, kondisi ini biasanya hilang setelah mendapat pengobatan yang biasa digunakan untuk Parkinson. Efek samping lain seperti letih, depresi, cemas, berat badan berlebih dan kesulitan berfikir jernih dapat lebih mengganggu.

Clonidine dan guanfacine, keduanya merupakan obat antihypertensive, yang juga digunakan untuk perawatan tic, efek samping paling umum dari pengobatan ini sejak pertama kali dipakai adalah lelah, mulut kering, irritabilitas, pusing, sakit kepala, dan insomnia adalah efek yang paling umum. Fluphenazine dan clonazepam dapat juga dijadikan rujukan awal untuk mengontrol gejala tic.

Pengobatan lain yang juga efektif untuk merawat beberapa gangguan tingkah laku terkait adalah stimulant seperti methyphenidate dan dextroamphetamine, biasanya sebagai rujukan kurangnya konsentrasi-gangguan hiperaktif, juga diketahui efektif tanpa

menyebabkan tic menjadi lebih sering. Untuk tingkah laku obsessive-compulsive yang mengganggu fungsi keseharian dapat merujuk fluoxetine, clomipramine, sertraline atau paroxcetine.

Terapi yang juga dapat menolong, walaupun tidak ada masalah psikologis yang menyebabkan TS, psikoterapi dapat menolong seseorang untuk lebih baik dalam menangani gangguan yang timbul dan menangani permasalahan sosial dan emosional yang kadang terjadi. Psikoterapi tidak akan menolong untuk mengurangi tic. Baru-baru ini, perawatan tingkah laku yang lebih spesifik termasuk latihan kepekaan dan respon seperti respon gerak yang menunjukkan keefektifannya dalam beberapa percobaan terkontrol.

E.

Prognosis dan Prevalensi Walaupun TS tidak dapat disembuhkan, kondisi pada kebanyakan individu berkembang ketika mereka dewasa, individu dengan TS dapat menjalankan hidup normal. gejala tetap berlangsung dan kronis. Tic tidak mempengaruhi proses berfikir. Tic akan berkurang seiring dengan bertambahnya umur, membuat beberapa pasien menghentikan
TASK READING GILLES DE LA TOURRETE SYNDROM Page 7

penggunaan obat. Dalam beberapa kasus, penghentian pengobatan total dilakukan ketika memasuki masa lansia. gejala tic akan berkurang, tetapi gangguan neurobehavioral seperti depresi, panic, anti sosial tetap dapat terjadi dan meyebabkan ketidakseimbangan pada usia lanjut.

Tourette's dikaitkan dengan beberapa kondisi komorbiditas, atau co-terjadi diagnosis, yang seringkali merupakan sumber utama penurunan untuk anak terpengaruh. Pada anakanak dengan Tourette's, ADHD dikaitkan dengan gangguan fungsional, perilaku yang mengganggu, dan tingkat keparahan tic. kondisi komorbiditas lainnya termasuk perilaku yang merugikan diri sendiri (SIB), kecemasan, depresi, gangguan kepribadian, gangguan menantang oposisi, dan gangguan perilaku.

Salah satu penulis laporan bahwa gambaran sepuluh tahun catatan pasien mengungkapkan sekitar 40% dari pasien dengan Tourette's memiliki "TS murni" "TS-only" atau, mengacu pada sindrom Tourette dalam ketiadaan ADHD, OCD dan gangguan lainnya. dan registri 1973 melaporkan hanya 485 kasus di seluruh dunia. Namun, beberapa studi diterbitkan sejak tahun 2000 telah secara konsisten menunjukkan bahwa prevalensinya jauh lebih tinggi daripada yang diperkirakan sebelumnya.

Perbedaan di estimasi prevalensi kini dan sebelumnya berasal dari beberapa faktor: Penetapan bias dalam sampel sebelumnya diambil dari kasus klinis dimaksud, penilaian metode yang mungkin gagal untuk mendeteksi kasus lebih ringan, dan perbedaan dalam kriteria diagnostik dan ambang.; sekitar 20% dari orang dengan Tourette sindrom tidak menyadari bahwa mereka memiliki tics. Sebagai ambang diagnostik dan metodologi penilaian telah bergerak ke arah pengakuan kasus ringan, hasilnya adalah peningkatan prevalensi diperkirakan. menggambarkan Marquise de Dampierre, seorang wanita penting bangsawan di zamannya.

TASK READING GILLES DE LA TOURRETE SYNDROM

Page 8

TERAPI Disamping pemberian obat-obatan yang harus terus diberikan, terapi secara psikologis juga harus dilakukan dan diberikan kepada subjek untuk membantu proses pencegahan penyakit tourette syndrome ini agar tidak semakin parah. Intervensi tersebut antara lain: 1. Terapi Perilaku Program pemberian reinforcement positif menjadi suatu cara yang dapat menolong penyimpangan gerak syaraf. Perilaku target mungkin dikategorisasikan dalam dua kelompok, yaitu defisiensi keahlian, atau area yang secara khusus menjadi konsentrasi untuk melatih keahlian sosial dan akademis, serta perilaku diluar batas, hal ini bertujuan untuk membantu pasien mengurangi frekuensi dari munculnya perilaku yang dimiliki. Dapat digunakan skala sederhana untuk merangking perilaku yang bermasalah, dibuat dengan dasar pertimbangan respon untuk intervensi. Pendekatan ini dapat membantu anak dengan masalah perkembangan ganda. Untuk anak dengan masalah kronis, skala ini menolong khususnya saat mulai sulit untuk mengetahui seberapa jauh kemajuan yang telah terjadi. Seperti peraturan penting lainnya, orang tua dan guru harus melengkapi tiga rating untuk anak yang menjadi penderita. Data ini, lalu akan dikombinasikan dengan asesmen dari ahli medis yang akan mengetahui dasar keparahan penyakitnya. Skala rating mungkin juga dapat digunakan untuk mengevaluasi perubahan dalam respon dan intervensi saat melakukan monitoring sepanjang waktu mengenai tingkat keparahan penyakitnya. 2. Pemantauan Walaupun bukan sesuatu yang darurat, seperti perilaku menyakiti diri sendiri atau keadaan yang tak terduga, terapis dapat mengikuti pasien selama beberapa bulan sebelum melakukan tritmen yang telah dirancang. Beberapa tujuan dari pengobatan tahap pertama adalah untuk : membuat dasar dari simptom yang ada; menemukan hal yang berhubungan dengan kesulitan di sekolah, keluarga, dan hubungan dengan teman; memberikan tes psikologis dan medis; memantau jarak dan fluktuasi simptom yang paling sering; dan membentuk hubungan. 3. Psikoterapi Sebagai tambahan, terapis harus menggunakan teknik perilaku khusus (seperti hipnoterapi dan relaksasi) dan akan ada alternatif pengobatan lain yang dapat dilakukan (seperti akupuntur dan suplemen diet). Teknik perilaku kognitif yang spesifik dapat dikembangkan untuk digunakan untuk pasien tertentu dengan tourette syndrome. TASK READING GILLES DE LA TOURRETE SYNDROM Page 9

4. Habit Reversal Habit reversal terdiri dari beberapa komponen, yaitu pelatihan terhadap kesadaran awareness training) dan pemantauan terhadap diri sendiri, pelatihan relaksasi, prosedur respon pengganti (competing response), manajemen yang berkelanjutan, dan pemantauan terhadap

ketidaknyamanan. Penderita akan diberikan hal-hal tersebut sebagai tugas rumah. 5. Supportive Therapy Dalam kondisi terapi bentuk dukungan ini, penderita memilih topik pembahasan sendiri dalam sesi pertemuan dan fokus terhadap pengalaman, refleksi, dan mengekspresikan perasaan tentang apa yang terjadi di dalam kehidupan dan bagaimana pemecahan masalahnya. 6. Intervensi sekolah Tetapi akan menjadi lebih baik bila penderita tourette syndrome dapat berinteraksi dengan teman-teman di kelas apabila memang tingkat keparahannya belum terlalu tinggi. Hal ini supaya keparahan penyakitnya tidak bertambah karena membuat penderita merasa mendapat dukungan dan perhatian dari teman-teman di sekolahnya. 7. Hubungan dengan keluarga Keluarga dapat menolong penderita untuk melawan hal-hal negatif yang dapat mengganggu stabilitas si penderita (Dhamayanti, Riandani, & Resna, 2003). Sejumlah anak-anak yang mengalami kerusakan neuropsychiactirc (saraf) dan keluarganya memang perlu mendapatkan dorongan dan pelayanan terutama mereka yang sedang mengalami pertumbuhan pada saat sekarang ini 8. Psikoedukasi Dalam hal ini, pemerintah seharusnya memiliki program yang bertujuan untuk memberikan pengetahuan dan pemahaman kepada seluruh masyarakat mengenai kesehatan mental. Program ini dapat menyertakan pihak Departemen Sosial, Departemen Sosial, BKKBN, hingga LSM di bidang-bidang kesehatan. Tidak hanya itu, pemerintah dapat memperkenalkan tiap-tiap penyakit yang ada melalui cara-cara tertentu untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat dan membuat masyarakat lebih memahami dan lebih peduli dengan lingkungan sekitar. Hal ini dikarenakan sebenarnya masyarakat harus memberi dukungan secara moral bagi penderita suatu penyakit, dalam hal ini adalah tourette syndrome untuk mencegah bertambah parahnya penyakit itu.

TASK READING GILLES DE LA TOURRETE SYNDROM

Page 10

Masyarakat harus diberi tahu bahwa tourette syndrome bukanlah penyakit menular yang perlu ditakutkan.

KESIMPULAN Gangguan neuropsikiatri yang diwariskan pada masa anak anak yang gejalanya antara lain muncul tic (gerakan spontan) pada anggota tubuh maupun suara yang tidak terkendali dan selalu berulang. Penyebab dari munculnya Tourrete Syndrom belum dapat diketahui secara pasti. Para ahli memperkirakan bahwa faktor genetik dan lingkungan memiliki peran penting dalam sindrom ini. Sindrom Tourette seringkali diawali dengan gerakan otot sederhana, seperti meringis, sentakan kepala, dan berkedip-kedip. Gerakan sederhana kemungkinan hanya gelisah biasa dan bisa hilang dengan waktu. Beberapa gerakan tidak diperlukan untuk menyebabkan sindrom tourette, yang melibatkan lebih dari pada gerakan sederhana. Misalnya, orang dengan sindrom tourette bisa menggerakkan kepala mereka dengan berulang-ulang dari sisi ke sisi, mengedipkan mata mereka, membuka mulut mereka, dan meregangkan leher mereka.

TASK READING GILLES DE LA TOURRETE SYNDROM

Page 11

DAFTAR PUSTAKA
American Psychiatric Association. Diagnostic and statistical manual of mental disorders. 4th ed. Washington, D.C.: American Psychiatric Association, 1994. Burd L. Children with Tourette syndrome: a handbook for parents and teachers. 1995; CETP1300 S. Columbia Road, Grand Forks, ND:58202. Santos CC, Massey EW. Tourette's syndrome. Tics, jerks, and quirks. Postgrad Med. 1990;80:718. Varcarolis,Elizabeth M dan Halter, Margaret Jordan. 2010. Psychiatric Mental Health Nursing a Clinical Approach.Saunders Elsivier, Canada:eVolve http://istanamerahjambu.blogspot.com/2008/05/tourettes-syndrome.html http://www.forumkami.net/kesehatan/140593-penyebab-sindrom-tourette.html#ixzz0l37rYKu7

TASK READING GILLES DE LA TOURRETE SYNDROM

Page 12

Anda mungkin juga menyukai