Anda di halaman 1dari 14

KATA PENGANTAR

Puji syukur kita ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat limpahan rahmad dan karuniaNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah Pendidikan Agama Islam mengenai Macam-macam Nafsu Manusia tepat waktu. Semoga makalah ini dapat menambah dan memberikan wawasan serta ilmu pengetahuan baru baik bagi pembaca maupun penulis. Penulis menyadadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna baik dari penyusunan maupun materinya. Demikianlah makalah ini saya buat semoga bermanfaat dan mohon maaf atas segala kesalahan. Akhir kata penulis ucapkan terima kasih.

Padang, 02 Oktober 2013

Penulis

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................................................... i DAFTAR ISI......................................................................................................................................... ii BAB 1 Pendahuluan.............................................................................................................................. iii A. Latar Belakang........................................................................................................................ 1 B. Rumusan Masalah.................................................................................................................... 2 C. Tujuan....................................................................................................................................... 3 Bab 2 Pembahasan................................................................................................................................. BAB 3 Penutup.......................................................................................................................................

ii

BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tidak sedikit manusia yang diperbudak oleh hawa nafsu. Selalu menuruti semua keinginan hati yang tidak sejalan dengan agama Allah. Contohnya saja pada saat sekarang ini begitu banyak perbuatan yang tidak senonoh separti pembunuhan, perkosaan, perampokan, dan lain-lain. Tapi tidak semua manussu, masih banyak diantaranya yang berada dijalan Allah. Baik buruknya manusia adalah bergantung kepada tahap-tahap kesucian batinnya atau nafsunya. Nafsu dalam diri manusia ada beberapa tingkatan. Ada nafsun yang selalu mengajak kepada kejahatan dan semua perbuatan yang di larang oleh Allah SWT. Dan ada juga nafsu yang membawa kepada kebaikan.

B. Rumusan Masalah
Apa pengertian nafsu? Apa saja jenis-jenis nafsu manusia?

C. Tujuan
Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui macam-macam dari nafsu yang ada pada diri manusia.

iii

BAB 2 PEMBAHASAN

A. Pengertian Nafsu
Nafsu mempunyai dua pengertian: 1. Suatu pengertian yang meliputi segala tabiat-tabiat seperti marah, nafsu berahi dan syahwat serta semua yang keji seperti hasad dengki, ria, dendam, sum'ah dan sebagainya. Nafsu ini ada juga pada binatang. Tapi tiada sama sekali pada malaikat. Sabda Rasulullah s.a.w: "Sejahat-jahat musuh engkau ialah nafsu engkau yang terletak di antara dua lambung engkau" 2. Makna yang kedua adalah berkaitan kejadian "latifah rabbaniyyah' iaitu sesuatu yang batin yang tidak dapat dilihat dengan mata kasar sebaliknya ia adalah melibatkan soal-soal kerohanian. Jenis-jenis nafsu yang saya uraikan adalah: 1.Amarah 2.Lawammah 3.Mulhammah 4.Mutmainah 5.Radhiah 6.Mardhiah 7.Kamaliah

B. MACAM-MACAM NAFSU
1. NAFSU AMARAH Amarah adalah martabat nafsu yang paling rendah dan kotor di sisi Allah. Segala yang lahir darinya adalah tindakan kejahatan yang penuh dengan perlakuan mazmumah (kejahatan/keburukan). Pada tahap ini hati nurani tidak akan mampu untuk memancarkan sinarnya kerana hijab-hijab dosa yang melekat tebal, lapisan lampu makrifat benar-benar terkunci. Dan tidak ada usaha untuk mencari jalan menyucikannya. Kerana itulah hatinya terus kotor dan diselaputi oleh berbagai penyakit. Firman Allah, yusuf ayat 53:

Dan aku tidak (menyatakan) diriku bebas (dari kesalahan), karena sesungguhnya nafsu itu selalu mendorong kepada kejahatan, kecuali (nafsu) yang diberi rahmad oleh tuhanku. Sesungguhnya tuhanku maha pengampun, maha penyayang. Dalam kehidupan seharian segala hukum hakam, halal-haram, perintah dan larangan tidak pernah di ambil peduli. Tidak ada penyesalan, malah kadang-kadang bangga buat jahat. Contohnya dia berbangga dapat merasakan anak gadis orang, bangga dengan minum minuman keras, berjudi, pergaulan bebas malah lebih dari orang barat. Bagi mereka pada peringkat nafsu ini, konsep hidupnya adalah sekali, jadi masa mudalah untuk sepuas-puasnya tanpa mengenal batas-batas. Baik jahat adalah sama saja di sisinya tanpa ada perasaan untuk menyesal. Malah kadang-kadang bila sudah berbuat jahat seolah-olah terdapat perasaan lega dan puas.. Hatinya telah dikunci oleh Allah sebagaimana firmanNya: "Tidaklah engkau perhatikan orang-orang yang mengambil hawa nafsunya (amarah) menjadi Tuhan dan dia disesatkan oleh Allah kerana Allah mengetahui (kejahatan hatinya) lalu Allah mengunci mati pendengarannya (telinga batin) dan hatinya dan penglihatannya (mata hatinya) diletak penutup." Manusia pada peringakat nafsu amarah ini bergembira bila menerima nikmat tetapi berdukacita dan mengeluh bila tertimpa kesusahan. Firman Allah: "Dan apabila Kami rasakan sesuatu rahmat kepada manusia,nescaya mereka gembira dengan rahmat itu.Dan apabila mereka ditimpa suatu musibah akibat kesalahan tangan mereka sendiri, lantas mereka berputus asa." Jelasnya pada peringkat ini segala tindak tanduknya adalah menuju dan mengikut apa kehendak syaitan yang mana telah dikuasai sepenuhnya olehnya(Syaitan). Rupa saja manusia, tapi hati dikuasai syaitan. Pada peringkat ini, manusia itu tidak menerima nasehat. Dengan apapun ditegur, dia tetap tidak akan berubah kecuali diberi hidayah olehNya. Mereka tidak pernah takut pada Allah dan hari pembalasan. Malah meremehkan lagi ada. Mengejek dan mencemuh. Mereka tidak pernah peduli dengan ancaman Allah seperti:

2 "Akan dicampakkan ke dalam neraka jahanam dari golongan jin dan manusia yang mempunyai hati tidak memrhati,mempunyai mata tidak melihat,mempunyai telinga tidak mendengar.Mereka itu adalah binatang malah lebih hina dari binatang kerana mereak termasuk di dalam golongan yang lalai". Mereka suka mencela orang lain, memandang kelemahan orang lain dan melihat dirinya sendiri serba sempurna. Mereka tidak pernah menyandarkan hasil usahanya kepada Allah. Mereka pikir apa saja kejayaan mereka adalah hasil dari keringat sendiri. Jiwa mereka pada tahap ini adalah kosong dan hubungan dirinya dengan Allah boleh dikatakan tidak wujud. Dalam konteks penerimaan ilmu, orang yang bernafsu amarah hanya berupaya menerima ilmu diperingkat ilmu Qalam. Terutamanya yang mementingkan soal-soal lahiriah dunia saja. Tak ada minat kepada pelajaran agama dan hari akhirat. Pada peringkat ini tidak ada peluang sama sekali untuk menerima ghaib dan ilmu syahadah selagi hatinya kotor dan tidak disucikan dengan pembersihan zikrillah. Sabda Rasulullah s.a.w: "Tiap sesuatu ada alat penyucinya dan yang menyuci hati ialah zikir kepada Allah " Sabda Rasulullah s.a.w: "Sesungguhnya syaitan itu telah menaruh belalainya pada hati manusia, maka apabila manusia itu berzikir kepada Allah , maka mundurlah syaitan dan apabila ia lupa, maka syaitan itu menelan hatinya" 2. NAFSU LAWWAMAH Nafsu lawwamah ialah nafsu yang selalu mengkritik diri sendiri bila berlaku suatu kejahatan dosa atas dirinya. Ini lebih baik sedikit dari nafsu amarah. Kerana ia tidak puas atas dirinya yang melakukan kejahatan lalu mencela dan mencerca dirinya sendiri. Bila berbuat kesalahan dia lebih cepat sadar dan terus kritik dirinya sendiri. Perasaan ini sebenarnya timbul dari sudut hatinya sendiri bila berbuat dosa, secara otomatis terbitlah semacam bisikan dilubuk hatinya. Inilah yang di katakan lawwamah. Bisikan hati seseorang akan melarang dirinya melakukan sesuatu yang keji timbul secara spontan dihatinya. Cepat rasa bersalah pada Allah Rasulullah atas keterlanjurannya. Ia ibarat taufik dan hidayah Allah untuk memimpinnya kembali dari kesesatan dan kesalahan kepada kebenaran dan jalan yang lurus. Rasulullah s.a.w bersabda: * "Apabila Allah menghendaki kebaikan kepada seseorang, maka Allah akan menjadikan untuknya penasihat dari hatinya sendiri" * "Barangsiapa yang hatinya menjadi penasihat baginya, maka Allah akan menjadi pelindung ke atasnya." Tapi bila seseorang itu meningkat ke martabat nafsu lawwamah tapi tidak mematuhi isyarat lawwamah yang memancar di hatinya, maka lama-kelamaan isyarat ini akan padam dan malap. Hingga jatuhlah kembali pada tahap nafsu amarah kembali. Sebab itu kadang-kadang kita lihat sebentar orang itu baik, sebentar berubah jahat kembali. Kemudian berubah lagi. Inilah bolakan hati yang di sebabkan oleh keadaan nafsunya yang berubah-ubah.

3 Tanda-tanda dan sifatnya: 1.Tercela 2.Menuruti hawa nafsu 3.Bangga diri (merasa tertingg) 4. Menggunjing 5. Pamer 6.Menganiaya diri 7.Lupa diri 8.Menipu Pada tahap lawwamah ini masih bergelimang dengan sifat-sifat mazmumah tapi jumlahnya mulai berkurang sedikit. Keinsyafan memancar. Sekiranya dia terus mematuhi isyarat lawwamah yang ada, sedikit demi sedikit sifat-sifat keji dapat dihapuskan. Pada peringkat ini dia banyak meneliti diri sendiri dan merenung segala kesilapan yang lampau. Bila perasaan menyesal datang, orang-orang pada peringkat ini sangat mudah mengeluarkan air mata penyesalan. Kerap menangis dalam solat, atau bila sendirian, sewaktu berzikir, bersolawat. Air matanya bukanlah disengajakan tetapi berlaku secara spontan. Inilah dikatakan sebagai tangisan diri. Pada peringkat ini mulai banyak mengkaji dan meneliti alam dan kejadian. Malah sentiasa membandingkan sesuatu dengan dirinya. Rasulullah s.a.w bersabda: * "Bahawasanya orang-orang mukmin itu perhatiannya pada solat, puasa dan ibadat dan orang munafik itu perhatiannya lebih kepada makanan dan minuman seperti halnya binatang" * "Sedikit taufik adalah lebih baik dari banyak berfikir dan berfikir perkara duniawi itu mendaruratkan dan sebaliknya berfikir perkara agama pasti mendatangkan kegembiraan" Firman Allah, al-qiyamah ayat 2:

"Aku bersumpah dengan jiwa yang selalu menyesali (dirinya sendiri)" Ciri-ciri orang yang jiwanya dikuasai nafsu lawwamah adalah watak dan jiwanya dikuasai kefasikan, yaitu nafsu yang suka mengoreksi ketika ia melakukan dosa tapi berkhianat atau berbohong pada dirinya sendiri. Misalnya mengetahui dan menyesali bahwa perbuatannya salah tapi masih mengulangi lagi perbuatan tersebut.

4 3. NAFSU MULHAMAH Nafsu mulhamah adalah setingkat lebih baik dari nafsu lauwamah. Ia dapat dicapai oleh orang awam jika mereka bersungguh-sungguh dalam memperbaiki akhlak mereka. Nafsu mulhamah menentang segala yang disukai oleh nafsu ammarah. Nafsu mulhamah dapat dicapai melalui mujahadah yaitu berjihad melawan nafsu ammarah. Adalah tidak mustahil bagi orang awam mencapai nafsu mulhamah ini. Sebagaimana Firman Allah surat Asy Syam ayat 7-10. 7- dan jiwa serta penyempurnaannya (ciptaannya), 8- maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketakwaannya, 9- sesungguhnya beruntunglah orang yang menyucikan jiwa itu, 10- dan sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya. Inilah martabat dimana jiwa manusia memperoleh najah (keselamatan) dari segala kelemahan, lalu dipenuhi oleh kekuatan kekuatan rohaniah dan sedemikian rupa melekat jadi satu dengan Allah Taala sehingga ia tidak dapat hidup tanpa Dia. Laksana air mengalir dari atas ke bawah yang karena banyaknya dan tiada sesuatu yang menghambatnya, maka air itu terjun dengan deras, begitu pula jiwa manusia tak henti hentinya mengalir terus dan menjurus ke arah Tuhan. Ke arah ini-lah Allah Taala mengisyaratkan, Hai jiwa yang mendapat ketenteraman dari Tuhan! Kembalilah kepada-Nya! Jadi, inilah tiga keadaan yang dengan kata lain dapat disebut keadaan keadaan thobii, akhlaki, dan rohani. Orang yang telah mencapai tingkatan ini telah mampu mengendalikan dirinya dari keingainan nafsu yang rendah. Ia bisa membedakan yang hak dan batil. Ia selalu menjaga dirinya dari melakukan perbuatan tercela dan selalu berusaha untuk meningkatkan iman dan taqwanya. Berusaha mengerjakan amal soleh sebanyak banyaknya. Tanda-tanda nafsu mulhamah: 1.Sukhawah. Ertinya merasa murah hati seperti suka bersedekah, suka menolong orang, suka memberi orang makan dan sebagainya. Orang yang mempunyai nafsu mulhamah tidak sayang kepada harta bendanya malahan sentiasa mencari cara baginya supaya dapat menggunakan harta bendanya kepada jalan yang diredai ALLAH swt. 2. Qana'ah Pada zahirnya dia berusaha untuk kejayaan tetapi dalam hatinya merasa cukup dan syukur dengan apa yang ada serta reda pada ketentuan ALLAH swt pada dirinya. 3.Dapat ilmu ladunni. Ilmu ladunni adalah ilham yang datang dari ALLAH swt melalui malaikat Mulhim. 4.Tawaduk. Yaitu merasa rendah diri kepada ALLAH swt. 5. Sabar. Kekuatan jiwa dan iman dalam menghadapi ujian ALLAH swt iaitu kesusahan mahupun kesenangan. ALLAH menguji siapa yang hendak dinaikkan darjatnya.

5 Sabda Rasulullah S.a.w: "Barangsiapa yang merasa gembira dengan kebaikannya dan merasa susah (gelisah) dengan kejahatan yang dilakukan, maka itu orang-orang mukmin" Firman Allah: "Sesungguhnya orang-orang mukmin itu, bagi mereka apabila saja disebut nama Allah, niscaya gementarlah seluruh hati mereka"

4. NAFSU MUTMAINNAH Nafsu muthmainnah adalah keinginan untuk berbuat kebaikan. Hakikatnya manusia itu hanif (cenderung pada kebaikan), karena itu manusia akan merasa tenang, tentram, dan bangga kalau sudah berbuat kebaikan. Sebagaimana firman Allah dalam surat Al fajr ayat 27-31. 27- Hai jiwa yang tenang. 28- Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas lagi diridai-Nya. 29- Maka masuklah ke dalam jemaah hamba-hamba-Ku, 30- dan masuklah ke dalam surga-Ku. Orang yang telah mencapai tingkat ini jiwanya jadi tenang , penuh rasa tawakkal, ridho dengan semua ketetapan Allah , tidak disentuh rasa duka , sedih dan cemas. Pada peringkat ini jiwa mutmainnah merasakan ketenagan hidup yang hakiki yang bukan dibuat-buat. Tidak ada lagi perasaan gelisah. Semuanya lahir dari tauhidnya yang tinggi dan mendalam. Tauhid yang sejati dan hakiki. Tidak ada lagi perbedaan senang dengan susah baginya sama saja.

Inilah martabat dimana jiwa manusia memperoleh najah (keselamatan) dari segala kelemahan, lalu dipenuhi oleh kekuatan kekuatan rohaniah dan sedemikian rupa melekat jadi satu dengan Allah Taala sehingga ia tidak dapat hidup tanpa Dia. Laksana air mengalir dari atas ke bawah yang karena banyaknya dan tiada sesuatu yang menghambatnya, maka air itu terjun dengan deras, begitu pula jiwa manusia tak henti hentinya mengalir terus dan menjurus ke arah Tuhan. Ke arah ini-lah Allah Taala mengisyaratkan, Hai jiwa yang mendapat ketenteraman dari Tuhan! Kembalilah kepada-Nya! Jadi, inilah tiga keadaan yang dengan kata lain dapat disebut keadaan keadaan thobii, akhlaki, dan rohani. Jika ada pertanyaan, apa pengaruh Alquran Suci terhadap keadaan-keadaan thobii manusia, dan bimbingan apakah yang diberikannya dalam hal itu, serta secara amal, sampai batas manakah yang diperkenankannya? Hendaklah diketahui bahwa menurut Alquran Suci keadaan-keadaan thobii manusia mempunyai hubungan yang erat sekali dengan keadaan-keadaan akhlaki serta rohaninya. Bahkan, cara manusia makan-minum pun mempengaruhi keadaan keadaan akhlaki dan rohani manusia. 6

Jika keadaan-keadaan thobii dipergunakan sesuai dengan bimbingan-bimbingan syariat, maka sebagaimana benda apa pun yang jatuh ke dalam tambang garam akan berubah menjadi garam juga, seperti itu pula semua keadaan tersebut berubah menjadi nilai nilai akhlak dan memberi pengaruh yang mendalam sekali pada kerohanian. Oleh karena itu, Alquran Suci amat memperhatikan kebersihan jasmani, tata tertib jasmani, dan keseimbangan jasmani dalam usahanya mencapai tujuan segala ibadah, kesucian batin, kekhusyukan, dan kerendahan hati. Jika kita merenungkan Firman suci Allah taala dan memperhatikan maka di dalam ajarannya terkandung kaidah-kaidah guna perbaikan pada keadaan thobii (alamiah), lalu secara perlahan mengangkatnya keatas dan mengantarkannya sampai ke derajat tertinggi kerohanian. Antara sifat-sifatnya adalah: 1. Taqwa yang benar. 2. Arif 3. Syukur yang benar 4. Tawakkal yang hakiki 5. Kuat beribadat 6. Ridha dengan ketentuan Allah 7. Murah hati dan dermawan 8. Dan lain-lain sifat mulia yang tidak dibuat-buat.

5. NAFSU RADHIAH Orang yang mencapai tingkat ini selalu merasa puas dengan apa yang diterimanya dari Allah . Bagi mereka sama saja kejadian baik maupun buruk yang menimpanya. Hatinya tidak terpengaruh oleh kehidupan dunia. Mereka selalu kembali pada Allah dan ridho dengan semua keputusannya. Pada tahap radhiah ini ,ia melihat melalui basyirahnya, merenung dengan kasyafnya , bertindak melalui perintah ilmu laduninya.Mulutnya dan doanya sangat mustajab. Sifat-sifatnya: 1.Mulia 2.zuhud 3.ikhlas 4.perwira 5.riyadloh/mujahalah hawa nafsu diri sendiri 6.menepati janji

6. NAFSU MARDHIAH Tingkatan ini berada setingkat lagi di atas nafsu rodhiah, sesuatu yang sunnaf menjadi wajib dan yang subhah menjadi haram. Kedudukan mereka ridha meridhai, Allah ridha atas mereka dan mereka ridha kepada Allah. Ciri-cirinya : Semua yang dimiliki pada tingkatan nafsu Radhiah ditambah mempunyai daya Amal ma'ruf nahi munkar sejati, menjadi pemberi peringatan dan berita gembira. (Qs: Ali Imran, 3/104 & 19/97).

7. NAFSU KALIMAH Tingkatan nafsu yang sempurna, ini hanya dimiliki oleh setingkat Nabi-nabi dan Rasul-rasul (penyrahan diri secara totalitas pengabdian kepada Allah) Ciri-ciri : Sifat Nabi / Rasul : Siddiq (jujur/benar) amanah (dipercaya) Fathonah (cerdas), Tabliq (menyampaikan). (Qs: Ali Imran,3/110, 33/21).

BAB 3 PENUTUP
Kesimpulan Ada tujuh tingkatan nafsu dalam diri manusia. Mulai dari nafsu yang mengagajak kepada kejahatan atau keburukan sampai nafsu yang membawa kepada kebaikan. Yaitu nafsu amarah, nafsu yang selalu membawa kepada keburukan. Nafsu lawwamah adalah nafsu orang yang selalu menyesalai setiap perbuatannya yang salah namun tetap mengulangi tindakan tersebut, nafsu malhamah yaitu nafsu yang telah dapat mengendalikan dirinya dari keinginan nafsu yang rendah, nafsu muthmainnah adalah nafsu yang berkeinginan berbuat kebaikan, nafsu rodhiah yaitu nafsu yang sudah merasa puas dengan apa yang diberikan Allah kepadanya, dan nafsu mardhiyah adalah nafsu yang berada pada tingkatan paling tinggi di sisi Allah.

DAFTAR PUSTAKA

http://www.fadhilza.com/2008/03/tadabbur/kekuatan-hati-qolbu.html http://www.mustikoning-jagad.com/en/index.php? view=article&catid=36%3Aspiritualitas&id=930%3Atingkatan-nafsumanusia&option=com_content&Itemid=55 https://atcontent.com/Publication/869692877359999pj.text/-/Konsep-Dasar-tentang-Nafsu http://www.mustikoning-jagad.com/en/index.php? view=article&catid=36%3Aspiritualitas&id=930%3Atingkatan-nafsumanusia&option=com_content&Itemid=55 http://www.fiqhislam.com/index.php?option=com_content&view=article&id=58326:tiga-macamnafsu-manusia-menurut-al-quran&catid=46:syariahakidahakhlakibadah&Itemid=362 http://kalam-insani.livejournal.com/32892.html1. Nafs Ammarah

MACAM-MACAM NAFSU DALAM DIRI MANUSIA

Anda mungkin juga menyukai