Biokimia Pangan 1
Biokimia Pangan 1
Bagian I
Pokok Bahasan
Nutrisi:
Pengolahan & Pengawetan Bahan Pangan Senyawa tambahan & Pengotor bahan Pangan
1. NUTRISI
Makronutrien:
Karbohidrat Lipid Protein
Mikronutrien
Vitamin Mineral
Nutrisi- Karbohidrat
Hubungan
KH:
Serat
Katabolisme Karbohidrat
Glikolisis
diperlukan
glikolisis diolah berbeda antara sel yang anaerob dan aerob Fermentasi alkohol
hasil glikolisis, dalam keadaan aerob akan diubah menjadi asetil-KoA. Asetil-KoA ini kemudian akan masuk ke dalam daur asam trikarboksilat, tempat dihasilkannya NADH, FADH2, dan GTP, diawali dengan bereaksinya oksaloasetat membentuk sitrat Rantai respirasi/ fosforelasi oksidatif
Fosforelasi Oksidatif
Reaksi
redoks Sistem transport elektron: . . . Lokasi & mekanisme reaksi rantai respirasi p/o rasio dan reaksi oksidatif ATP sintesis inhibitor
dan transport:
dikatalisis
di dalam mitokondria. Tahapan -tahapan -oksidasi FADH2 dan NADH yang dihasilkan akan masuk ke dalam sistem transport elektron, sehingga dihasilkan ATP perolehan energi
propionil-KoA yang tidak dapat langsung digunakan pada TCA Propionil-KoA ini harus di konversi menjadi suksinil KoA
Asam
Ketogenesis
Terjadi
jika jumlah asetil-KoA berlebih merupakan sumber energi otak jika dalam keadaan kelaparan
protein
gugus amin, biasanya glutamat, kepada asam -Keto. Macamnya: SGPT, SGOT
Deaminasi:
glutamin
Detoksifikasi amonia
Transport
ptpt-hati
amonia:
Siklus
Urea:
salah
satu cara penghilangan amonia hanya dimiliki oleh organisme ureotelik sintesis arginin dari ornitin
Nutrisi- Karbohidrat
Merupakan
komponen penyusun pangan terbesar setelah air. Beberapa KH yang banyak terdapat di pangan:
Glukosa,
Sukrosa Maltosa
fruktosa
Laktosa
Contoh : madu kelarutan Semua monosakarida adalah gula pereduksi, karena dapat mereduksi senyawa/unsur seperti Cu2+ menjadi Cu+ Pereksi untuk identifikasi gula pada pangan:
Uji Ketosa
Disakarida
Kebanyakan diperoleh dari hasil hidrolisis sebagian dari polisakarida Sukrosa : gula meja
Diperoleh dari tebu atau beet Sifat: bukan gula pereduksi, pemanasan menghasilkan karamel, dapat di fermentasi Gula Invert:
Hasil hidrolisis sukrosa dengan asam/panas atau dengan invertase dgn perbandingan glukosa : fruktosa = 1 : 1
Fermantasi: pembuatan roti, pakan ternak Brown sugar: kristal gula putih yang diberi perlakuan dangan molase. Gula bubuk: bubuk sukrosa yang mengandung 3% tepung jagung sbg anticaking agent Gula fondant, untuk hiasan kue atau permen: kristal sukrosa yang sangat halus diselaputi larutan jenuh gula invert, sirup jagung, maltodextrin.
Disakarida-Maltosa
Struktur:
Jarang diproduksi oleh tanaman, hasil hidrolisis tepung oleh enzim -amilase (bakteri Bacillus), merupakan senyawa antara pada proses fermentasi. Sifat: gula pereduksi, mutarotasi, hidrolisis oleh asam/panas maltase Manfaat: sirup jagung, kombinasi pemanis
Disakarida - Laktosa
Kelimpahan:
Susu sapi/kambing (4.54.8%), susu manusia (~7%) Produk susu tanpa fermentasi
Sifat: gula pereduksi, mutarotasi, menghasilkan glukosa & galaktosa pada hidrolisis dgn asam/panas atau laktase (galaktosidase)
Gula yang paling tidak manis Paling sukar larut Digunakan sebagai pembawa senyawa pewarna atau senyawa pembangkit rasa (adsorbsi) Tidak dapat difermentasi oleh kapang Bereaksi dgn protein reaksi pencoklatan Merangsang adsorbsi nutrisi di usus halus & menyebabkan waktu tinggal Ca lebih lama.
Manfaat laktosa
Sumber
karbohidrat utama selama masa pertumbuhan mamalia (40%) Tidak di dapatkan pada makanan fermentasi (asam laktat) Pencernaan: laktase pada lumen usus halus Lactosa intolerance
Kristalisasi
Digunakan
utk memurnikan gula Makin murni larutan, makin cepat kristalisasi Proses ini tidak selalu diinginkan terjadi pada produk pangan e.g kristalisasi laktosa pada es krim Pertumbuhan kristal:
Polisakarida
dari monosakarida derajat polimerisasi (DP) DP < 100 beberapa 200<DP<3000 kebanyakan 7000<DP<15000 beberapa e.g selulosa
Polimer
Sifat polisakarida
Terhubung
melalui ikt glikosidik Ada yang berantai lurus atau bercabang Massa molekul tinggi Tidak larut dalam air Tidak dapat dikristalkan Bukan gula pereduksi
pada sifat bahan : Mengatur -menurunkan mobilitas air pada sistem bahan pangan Air dapat mengubah sifat fisik & fungsional polisakarida Bersama-sama air, polisakarida dapat megubah sifat fungsional bahan pangan. e.g
Komposisi tepung
Amilosa (17-30%), kec Sweet corn & peas: 70% Struktur: rantai lurus: 1,4-glikosidik right handed spiral Dp ~ 103 Larut dalam air Hidrolis dengn amilase 100% dextrin glukosa Strong pliable films Crystalline X-Ray pattern
Amilopektin (70-80%), kecwaxy starch e.g Waxy corn kernel: 100% Struktur : bercabang + -1,6 Glikosidik heliks ganda DP > 106 Tak laruk dalam air Hidrolisis dengan amilase 60% glukosa Brittle films amorph
adhesive (bread) binding (formed meats) clouding (cream fillings); dusting (bread) film forming; foam strengthening (marshmallows) gelling (gum drops) glazing (nuts); moisture retaining (breading) thickening (soups)
Gelatinisasi
Proses
jika tepung & air dipanaskan pada suhu kritiknya susunan molekul butiran tepung menjadi tak teratur terjadi leaching amilosa butiran besar, tergelatinisasi lebih dulu
Pada saat suhu mencapai 95-100 C dan suhu dipelihara tetap sambil diaduk, terjadi kerusakan butiran, dan terbentuk gel pati dalam larutan yang disebut pasta. Massa menjadi kental yang terdiri atas fasa kontinu dari amilosa terlarut dan/atau amilopektin dan fasa tak kontinu fragmen-fragmen butiran. Pemanasan menerus pada 95-100 C dengan pengadukan menghasilkan penurunan viskositas akibat rusaknya semua butiran.
Pektin
Sturuktur Pektin:
polimer dari -D-Galakturonat melalui ikatan 1,4-glikosidik Beberapa gugus -COOH teresterifikasi dgn metanol (ester Metoksil ~7-12%, kec strawberi ~0.2%)
Sifat & kemampuannya utk membentuk gel ditentukan oleh bentuk gugus asamnya : e.g: -COOH, -COOCH3, keterikatannya dgn ion Ca2+ & Mg2+
Pektin (lanjutan)
Derajat
esterifikasi (Degree of Esterification, DE) : perbandingan jumlah galakturonat teresterifikasi thd jml seluruh galakturonat dlm persen Alami : 60-10% (bubur apel strawberi) Jenis : as pektat (DE=0%), as pektanat (DE>0), protopektin (DE>60%)
Struktur protopektin
Nutrisi-Protein
Struktur : primer, sekunder, tertier, kuarterner Sifat protein yang berperan pada bahan pangan:
1.
2.
Hidrasi protein: water binding capacity, water holding capacity (WHC) . Kelarutan:
1. 2.
peran: pengental, pengemulsi, Foaming, gelling. faktor: hidrofobicity & ionic repulsion Faktor Efek thd sifat fungsional: kelarutan, WHC, viskositas, rentan thd proteolitik
3.
Denaturasi protein:
1. 2.
4.
Gel Protein
menurun Viskositas meningkat Koagulasi, presipitasi Kapasitas penjebakan air menurun tekstur Rentan thd enzim proteolitik
Gel protein
Definisi:
agregasi dari molekul-molekul protein terdenaturasi dengan keteraturan tertentu sehingga dihasilkan jaringan yang kontinu Faktor yang mempengaruhi pembentukan gel protein: T, pH, garam, [protein]
Definisi:
Kemampuan protein dengan berat molekul tertentu untuk membentuk gel dengan mengikat sejumlah air pada kondisi percobaan tertentu
Gel protein
Proses
pembentukan:
(pada saat didinginkan)
Denaturasi Agregasi
Progel (if reversibel) Ikatan silang dalam rantai protein: Akibatnya: absorpsi air prot exterior & interior
Nutrisi - Lipid
Kegunaan Lipid pada bahan pangan: rasa & tekstur, medium penggorengan, kepuasan Penggelongan Lipid:
Lipid sederhana:trigliserida: fats & oils, wax Lipid kompleks: glikolipid, fosfolipid, lilpoprotein Turunan Lipid: sterols, carotenoids, terpens
Contoh:
Asam lemak
20:4w6
Jumlah atom C Jumlah gugus C=C,
Tidak terkonjugasi, tapi dengan -CH2- - diantaranya
dapat mensintesis asam lemak tak jenuh dengan posisi C=C- pada posisi >9 (dari COOH) Contoh:
16:1w7
18:2w6
Fats & Oil : ester dari gliserol dgn asam lemak Wax: alkohol 1atau 2 dgn Lipid kompleks:
Glikolipid : Lipoprotein:
Sifat fisik Lipid yang berhubungan dengan sifat fungsional lipid 1. Plastisitas lemak (fat): 2. Titik leleh 3. Polimorfisme 4. Massa jenis 5. Titik asap minyak
1. Plastisitas
Definisi:merupakan
sifat lemak sehingga ia dapat dioleskan, lembut dan tak berubah. Penyebab: perbandingan fasa padat : fasa cair
<10% padatan cair 10-50% plastik padatan > 50% Rigid, tidak plastik
2. Titik Leleh
Tidak memiliki titik leleh yg tajam rentang leleh Utk TG murni,
titik leleh = f(panjang rantai, ketakjenuhan) P. rantai >> t.l >> Ketakjenuhan >> t.l <<
Contoh: cocoa butter, margarin & butter perlu rentang leleh yg lebar u/ plasticity & spreadablelity
lemak lambat Kalor kristalisasi dibebaskan volume berkurang Lemak tidak membentuk keadaan gelas pada kristalisasi
Nukleasi vs Pertumbuhan kristal pada lemak Laju dari pendinginan menentukan mana yang lebih dominan: nukleasi atau pertumbuhan kristal : Lambat: nukleasi lambat terbentuk kristal yang besar Cepat: nukleasi cepat kristal kecil-kecil Ukuran kristal umumnya antara 0.1-5.0 mm, tetapi beberapa dapat mencapai 50 mm Jika kristal lemak yang terbentuk besar-besar akan megubah rasa & penampilan yang seperti berpasir
kristal dari komposisi kimia yang sama tetapi berbeda struktur , tetapi jika meleleh menghasilkan fasa yang identik Hal ini terjadi pada kristalisasi lemak Tiap bentuk kristal polimorf dapat dibedakan dengan menentukan titik leleh, pola kristalografi sinar X, spektrum infra merah
Tiga
Molekul Trigliserida dalam kristalnya berlapislapis Rantai asam lemak tersusun sangat rapat satu dengan yang lainnya Rantai asam lemak itu tersusun tegak lurus (bentuk )atau miring (bentuk and ) terhadap bidang-bidang gugus gliserol dan bidang gugus metil terminal Bentuk kristal: :hexagonal : ortorombik : triklinik
Bentuk
Paling tidak stabil Titik leleh paling rendah Paling stabil Titik leleh paling tinggi Kestabilan berada diantara kedua bentuk diatas Titik leleh berada diantara kedua bentuk diatas
Bentuk
Bentuk '
Trimyristin
Tristearin
-32 14 32 54
-13 34 44 64
4 44 56 73
4. Massa Jenis
<
1 = f(MW, ketakjenuhan)
Beberapa istilah:
Titik asap Titik nyala Titik api Castor oil Corn oil (crude) Corn oil (refined) Linseed oil (crude) Linseed oil (refined) Olive oil (raw) Soybean oil (crude) Soybean oil (refined) 200 C 178 C 227 C 163 C 160 C 199 C 181 C 256 C
Dalam tiap lemak alami, meskipun mengandung beberapa trigliserida, biasanya hanya salah satu bentuk polimorf yang dominan Bentuk Bentuk ' coconut butter cottonseed oil coconut oil canola oil lard (pork fat)) tallow (beef fat) olive oil herring oil corn oil whale oil safflower oil cows milk fat
Mikronutrien: Vitamin
Vitamin merupakan senyawa organik yang tidak dapat disintesis tubuh tapi sangat dibutuhkan kehadirannya, meskipun dalam jumlah yang sangat kecil. Fungsi metabolik:
Koenzim Terlilbat dalam proses transfer energi Diperlukan utk keutuhan membran
Vitamain yang larut dalam air: mengandung atom yang elektronegatif dipol (polar)
C, golongan vit B
2.
Vitamin yang larut dalam lemak : tidak mengandung atom yang elektronegatif non polar
A, D, E, K
Vit C, lanjutan
Paling tidak stabil Proses pencoklatan enzimatis pada buah & sayuran dapat mengoksidasi as askorbat Yang berperan dalam hal ini adalah senyawa-senyawa quinone L-dehydroascorbic acid dioksidasi lebih lanjut menjadi asam diketo-L-gulonat nonreversible delactonization Kestabilan: rentan thd: T, [garam] [gula], pH, Oxygen, Enzim, katallis logam
Kelompok Vitamin B
Riboflavin Vitamin Niacin
B6
Folic
Vit. B1 : Tiamin
Struktur
Secara alami tiamin ditemukan sebagai: Ester antara gugusdengan asam difosfat menghasilkan difosfat, thiamine pyrophosphate (TPP)
wholemeal % extraction 73% extraction whole rice polished rice 0.03 rice bran
Rice:
Kestabilan Vit B1
Cahaya
dan keadaan asam pada bahan pangan tidak mempengaruhi kadar e.g. heating to 120 C at pH 3.5 or below Stabil pada suhu kamar dengan aktivitas air yang rendah
Retinol
Vitamin A lainnya
Provit. A
-Carrotene