Anda di halaman 1dari 40

LAPORAN PENDAHULUAN KEPERAWATAN DEWASA II LUKA BAKAR

OLEH: Nama mahasiswa NIM : Irma Ariani : 010109a055

PRO RAM STUDI ILMU KEPERAWATAN SEKOLAH TIN I ILMU KESEHATAN N UDI WALU!O UN ARAN "01"

Ka#a P$n%an#ar Puji syukur kehadihat Allah SWT atas limpahan rahmat dan kasih sayangnya hingga selesainya laporan pendahuluan tentang luka bakar ini, shalawat serta salam semoga senantiasa tercurah kepada tauladan terbaik Rasulullah Muhammad SAW. Penulis mengucapkan banyak terimakasih pada pihak pihak yang membantu penyusunan laporan pendahuluan ini. Saran dan kritik sangat penulis harapkan untuk perbaikan lebih lanjut. Semoga laporan pendahuluan ini dapat berman!aat bagi kita semua.

BAB I PENDAHULUAN A& La#ar B$'a(an% "urang lebih #,$ juta orang mengalami luka bakar di Amerika Serikat setiap tahunnya. %ari kelompok ini, #&&.&&& pasien memerlukan penanganan rawat jalan dan '&&.&&& pasien dirawat di ramah sakit. Sekitar '#.&&& orang meninggal setiap tahunnya akibat luka bakar dan cedera inhalasi yang berhubungan dengan luka bakar. Satu juta hari kerja hilang setiap tahunnya karena luka bakar. (ebih separuh dari kasus kasus luka bakar yang dirawat di rumah sakit seharusnya dapat dicegah. Perawat dapat memainkan peranan yang akti! dalam pencegahan kebakaran dan luka bakar dengan mengajarkan konsep konsep pencegahan dan mempromosikan undang undang tentang pengamanan kebakaran. Anak anak kecil dan orang tua merupakan populasi yang berisiko tinggi untuk mengalami luka bakar. "aum remaja laki laki dan pria dalam usia kerja juga lebih sering menderita luka bakar ketimbang yang diperkirakan lewat representasinya dalam total populasi. Sebagian besar luka bakar terjadi di rumah. Memasak, memanaskan atau menggunakan alat alat listrik merupakan pekerjaan yang la)imnya terlibat dalam kejadian ini. "ecelakaan industri juga menyebabkan banyak kejadian luka bakar. The *ational +nstitute o! ,um Medicine yang mengumpulkan data data statistik dari berbagai pusat luka bakar di seluruh Amerika Serikat mencatat bahwa sebagian besar pasien -.$/0 merupakan korban dari perbuatan mereka sendiri. Tersiram air mendidih pada anak anak yang baru belajar berjalan1 bermain main dengan korek api pada anak anak usia sekolah, cedera karena arus listrik pada remaja laki laki1 dan penggunaan obat bius, alkohol serta sigaret pada orang dewasa semuanya ini turut memberikan kontribusinya pada angka statistik tersebut. 2obb, Ma3well dan Sil4erstem -'55#0 menemukan bahwa sekitar '6 / pasien luka bakar yang dirawat di

rumah sakit atau pun anggota keluarganya sudah pernah dirawat sebelumnya karena luka bakar. Perawat harus menjadi alat untuk memutuskan rantai luka bakar ini. B& T)*)an '. ,akar #. Tujuan khusus a. Mengetahui tentang pengertian (uka ,akar b. Mengetahui 8tiologi dan !aktor resiko (uka ,akar c. Mengetahui pato!isiologi dan pathway (uka ,akar d. Mengetahui tanda dan gejala (uka ,akar e. Mengetahui indikasi dan komplikasi dari (uka ,akar !. Mampu melakukan pemeriksaan diagnostik (uka ,akar g. Penatalaksanaan medis h. Mampu memberikan Asuhan "eperawatan pada pasien dengan (uka ,akar Tujuan 7mum Mampu melaksanakan Asuhan "eperawatan pada pasien dengan (uka

BAB II TIN+AUAN PUSTAKA A& K,ns$- P$n.a(i# 1& D$/inisi (uka bakar adalah kerusakan atau kehilangan jaringan yang disebabkan kontak dengan sumber panas seperti api, air -cairan0 panas, bahan kimia, listrik dan radiasi. (uka bakar adalah bentuk cedera pada kulit akibat trauma oleh panas, listrik, )at kimia atau )at radioakti!. 2edera inhalasi adalah kejadian yang sering menyertai luka bakar, yang sering mengakibatkan angka kematian yang tinggi -$& 9&/0. 2edera inhalasi merupakan penyebab utama kematian pada korban korban kebakaran. %iperkirakan separuh dari kematian ini seharusnya bisa dicegah dengan alat pendeteksi asap. 2edera pulmoner diklasi!ikasikan menjadi beberapa kategori: cedera saluran napas atas1 cedera inhalasi di bawah glotis, yang mencakup keracunan karbon monoksida1 dan de!ek restrikti!. 2edera saluran napas atas terjadi akibat panas langsung atau edema. "eadaan ini bermani!estasi sebagai obstruksi mekanis saluran napas atas yang mencakup !aring dan laring. "arena 4aporisasi yang cepat dalam traktus pulmonalis akan menimbulkan e!ek pendinginan, cedera panas langsung biasanya tidak terjadi di bawah tingkat bronkus. 2edera saluran napas atas diatasi dengan intubasi nasotrakeal atau endotrakeal yang dini. 2edera inhalasi di bawah glotis terjadi akibat menghirup produk pembakaran yang tidak sempurna atau gas berbahaya. Produk ini mencakup gas karbon monoksida, sul!ur oksida, nitrogen oksida, senyawa senyawa aldehid, sianida, amonia, klorin, !osgen, ben)ena dan halogen. 2edera langsung terjadi akibat iritasi kimia jaringan paru pada tingkat

al4eoli. 2edera inhalasi di bawah glotis menyebabkan hilangnya !ungsi silia, hipersekresi, edema mukosa yang berat, dan kemungkinan pula bronkospasme. ;at akti! permukaan -sur!aktan0 paru menurun sehingga timbul atelektasis -kolapsnya paru0. 8kspektorasi partikel partikel karbon dalam sputum merupakan tanda utama cedera inhalasi ini. %alam menentukan dalamnya luka bakar, kita harus mempertimbangkan !aktor !aktor berikut ini: a. Riwayat terjadinya luka bakar -bagaimana terjadinya0 b. Penyebab luka bakar, seperti nyala api atau cairan yang mendidih c. Suhu agens yang menyebabkan luka bakar d. (amanya kontak dengan agens e. Tebalnya kulit -,runner < Suddarth, #&&#0. "& E#i,',%i Penyebab luka bakar: a. Terbakar api langsung atau tidak langsung, b. Pajanan suhu tinggi dari matahari, listrik maupun bahan kimia c. Tersiram air panas banyak terjadi pada kecelakaan rumah tangga. d. Radiasi -,runner < Suddarth, #&&#0.
0& K'asi/i(asi L)(a Ba(ar

'. ,erdasarkan kedalaman kerusakan jaringan dibagi atas: a. (uka bakar derajat +: kerusakan pada lapisan epidermis dimana kulit tampak kering, hiperemik berupa eritema tanpa bulae. Penyembuhan luka spontan dalam waktu $ = '& hari. b. (uka bakar derajat ++: kerusakan meliputi epidermis dan sebagian dermis yang ditandai ada reaksi in!lamasi disertai eksudasi, bulae,

rasanya nyeri karena ujung syara! teriritasi, dasar luka berwarna merah atau pucat

%erajat ++ dibagi atas: '. %erajat ++ dangkal -super!isial0: kerusakan mengenai bagian super!isial dari dermis, organ organ kulit seperti !olikel rambut, kelenjar sebasea, kelenjar keringat masih utuh. Penyembuhan terjadi spontan dalam waktu '& = '> hari. #. %erajat ++ dalam -%eep0: kerusakan mengenai hampir seluruh dermis, organ kulit seperti !olikel rambut, kelenjar keringat dan sebasea sebagian besar masih utuh. Penyembuhan lebih lama yaitu ' bulan c. (uka bakar derajat +++: "erusakan mengenai seluruh tebal dermis, organ organ kulit seperti !olikel rambut, kelenjar keringat dan sebasea mengalami kerusakan, tidak dijumpai bulae, kulit yang terbakar berwarna abu abu, terjadi koagulasi protein yang menyebabkan eskar dan tidak dijumpainya rasa nyeri karena ujung syara! sensorik mengalami kerusakan. #. ,erdasarkan luas luka bakar (uka bakar secara umum digunakan ?rule o! nine@ untuk orang dewasa yaitu luas kepala dan leher, dada, punggung, bokong, ekstremitas atas kanan kiri, paha kanan kiri, tungkai dan kaki kanan kiri, masing masing 5/ sisanya '/ adalah genetalia. 1& Pa#,/isi,',%i L)(a Ba(ar (uka bakar disebabkan oleh pengalihan energi dari suatu sumber panas kepada tubuh. Panas dapat dipindahkan lewat hantaran atau radiasi elektromagnetik. (uka bakar dapat dikelompokkan menjadi luka bakar termal, radiasi atau kimia. %estruksi jaringan terjadi akibat koagulasi,

denaturasi protein atau ionisasi isi sel. "ulit dan mukosa saluran napas atas merupakan lokasi destruksi jaringan. Aaringan yang dalam, termasuk organ 4isera, dapat mengalami kerusakan karena luka bakar elektrik atau kontak yang lama dengan agens penyebab -burning agent0. *ekrosis dan kegagalan organ dapat terjadi. %alamnya luka bakar bergantung pada suhu agen penyebab luka bakar dan lamanya kontak dengan agen tersebut. Sebagai contoh, pada kasus luka bakar tersiram air panas pada orang dewasa, kontak selama ' detik dengan air yang panas dari shower dengan suhu 9B,5C2 dapat menimbulkan luka bakar yang merusak epidermis serta dermis sehingga terjadi cedera derajat tiga -!ull thickness injury0. Pajanan selama '$ menit dengan air panas yang suhunya sebesar $9,' C2 mengakibatkan cedera !ull thickness yang serupa. Suhu yang kurang dari >>C2 dapat ditoleransi dalam periode waktu yang lama tanpa menyebabkan luka bakar. Perawatan luka bakar harus direncanakan menurut luas dan dalamnya luka bakar1 kemudian perawatannya dilakukan melalui tiga !ase luka bakar, yaitu: !ase darurat atau resusitasi, !ase akut atau intermediat dan !ase rehabilitasi -,runner < Suddarth, #&&#0. Pa#hwa.:

5& R$s-,n Sis#$m T)2)h T$rha3a- L)(a Ba(ar a. Respons Sistemik Perubahan pato!isiologik yang disebabkan oleh luka bakar yang berat selama awal periode syok luka bakar mencakup hipoper!usi jaringan dan hipo!ungsi organ yang terjadi sekunder akibat penurunan curah jantung dengan diikuti oleh !ase hiperdinamik serta hipermetabolik. Pasien yang luka bakarnya tidak melampaui #&/ dari luas total permukaan tubuh akan memperlihatkan respons yang terutama bersi!at lokal. +nsidensi, intensitas dan durasi perubahan pato!isiologik pada luka bakar sebanding dengan luasnya luka bakar dengan respon maksimal terlihat pada luka bakar yang mengenai 9&/ atau lebih dari luas permukaan tubuh. "ejadian sistemik awaD sesudah luka bakar yang berat adalah ketidakstabilan hemodinamika akibat hilangnya integritas kapiler dan kemudian terjadinya perpindahan cairan, natrium serta protein dari ruang intra4askuler ke dalam ruang interstisial. Eambar $$ ' melukiskan proses pato!isiologi pada luka bakar akut yang berat. "etidakstabilan hemodinamika bukan hanya melibatkan mekanisme kardio4askuler

tetapi juga keseimbangan cairan serta elektrolit, 4olume darah, mekanisme pulmoner dan pelbagai mekanisme lainnya. b. Respons "ardio4askuler 2urah jantung akan menurun sebelum perubahan yang signi!ikan pada 4olume darah terlihat dengan jelas. "arena berlanjutnya kehilangan cairan dan berkurangnya 4olume 4askuler, maka curah jantung akan terus turun dan terjadi penurunan tekanan darah. "eadaan ini merupakan awitan syok luka bakar. Sebagai respons, sistem sara! simpatik akan melepaskan katekolamin yang meningkatkan resistensi peri!er -4asokonstriksi0 dan !rekuensi denyut nadi. Selanjutnya 4asokonstriksi pembuluh darah peri!er menurunkan curah jantung. Resusitasi cairan yang segera dilakukan memungkinkan dipertahankannya tekanan darah dalam kisaran normal yang rendah sehingga curah jantung membaik. Meskipun sudah dilakukan resusitasi cairan yang adekuat, tekanan pengisian jantungFtekanan 4ena sentral, tekanan arteri pulmonalis dan tekanan baji arteri pulmonalis tetap rendah selama periode syok luka bakar. Aika resusitasi cairan tidak adekuat, akan terjadi syok distributi4e. Sebagaimana disebutkan sebelumnya, pada luka bakar yang kurang dari 6& / luas total permukaan tubuh, maka gangguan integritas kapiler dan perpindahan cairan akan terbatas pada luka bakar itu sendiri sehingga pembentukan lepuh dan edema hanya terjadi di daerah luka bakar. Pasien luka bakar yang lebih parah akan mengalami edema sistemik yang masi!. "arena edema akan bertambah berat pada luka bakar yang melingkar -sirkum!erensial0, tekanan terhadap pembuluh darah kecil dan sara! pada ekstremitas distal menyebabkan obstruksi aliran darah sehingga terjadi iskemia. "omplikasi ini dinamakan sindrom kompartemen -compartment syn

drome0. %okter harus melakukan tindakan eskarotomi -insisi pada eskar0 untuk mengurangi e!ek konstriksi dari jaringan yang terbakar. c. 8!ek pada 2airan, 8lektrolit, dan Golume %arah Golume darah yang beredar akan menurun secara dramatis pada saat terjadi syok luka bakar. %i samping itu, "ehilangan cairan akibat e4aporasi lewat luka bakar dapat mencapai 6 hingga $( atau lebih selama periode #> jam sebelum permukaan kulit yang terbakar ditutup. Selama syok luka bakar, respons kadar natrium seram terhadap resusitasi cairan ber4ariasi. ,iasanya hiponatremia -deplesi natrium0 terjadi. Hiponatremia juga sering dijumpai dalam minggu pertama !ase akut karena air akan pindah dari ruang interstisial ke dalam ruang 4askuler. Segera setelah terjadi luka bakar, hiperkalemia -kadar kalium yang tinggi0 akan dijumpai sebagai akibat dari destruksi sel yang masi!. Hipokalemia -deplesi kalium0 dapat terjadi kemudian dengan berpindahnya cairan dan tidak memadainya asupan cairan. Pada saat luka bakar, sebagian sel darah merah dihancurkan dan sebagian lainnya mengalami kerusakan sehingga terjadi anemia. "endati terjadi keadaan ini, nilai hematokrit pasien dapat meninggi akibat kehilangan plasma. "ehilangan darah selama prosedur pembedahan, perawatan luka dan pemeriksaan untuk menegakkan diagnosis serta tindakan hemodialisis lebih lanjut turut menyebabkan anemia. Transmisi darah diperlukan secara periodik untuk mempertahankan kadar hemoglobin yang memadai yang diperlukan guna membawa oksigen. Abnormalitas koagulasi, yang mencakup penurunan jumlah trombosit -trombositopenia0 dan masa pembekuan serta waktu protrombin yang memanjang juga ditemukan pada luka bakar.

d. Respons Pulmoner Pada luka bakar yang berat, konsumsi oksigen oleh jaringan tubuh pasien akan meningkat dua kali lipat sebagai akibat dari keadaan hipermetabolisme dan respons lokal -White, '5560. 7ntuk memastikan tersedianya oksigen bagi jaringan, mungkin diperlukan suplemen oksigen. 2edera inhalasi merupakan penyebab utama kematian pada korban korban kebakaran. %iperkirakan separuh dari kematian ini seharusnya bisa dicegah dengan alat pendeteksi asap. 2edera pulmoner diklasi!ikasikan menjadi beberapa kategori: cedera saluran napas atas1 cedera inhalasi di bawah glotis, yang mencakup keracunan karbon monoksida1 dan de!ek restrikti!. 2edera saluran napas atas terjadi akibat panas langsung atau edema. "eadaan ini bermani!estasi sebagai obstruksi mekanis saluran napas atas yang mencakup !aring dan laring. "arena 4aporisasi yang cepat dalam traktus pulmonalis akan menimbulkan e!ek pendinginan, cedera panas langsung biasanya tidak terjadi di bawah tingkat bronkus. 2edera saluran napas atas diatasi dengan intubasi nasotrakeal atau endotrakeal yang dini. 2edera inhalasi di bawah glotis terjadi akibat menghirup produk pembakaran yang tidak sempurna atau gas berbahaya. Produk ini mencakup gas karbon monoksida, sul!ur oksida, nitrogen oksida, senyawa senyawa aldehid, sianida, amonia, klorin, !osgen, ben)ena dan halogen. 2edera langsung terjadi akibat iritasi kimia jaringan paru pada tingkat al4eoli. 2edera inhalasi di bawah glotis menyebabkan hilangnya !ungsi silia, hipersekresi, edema mukosa yang berat, dan kemungkinan pula bronkospasme. ;at akti! permukaan -sur!aktan0 paru menurun sehingga timbul atelektasis -kolapsnya paru0.

8kspektorasi partikel partikel karbon dalam sputum merupakan tanda utama cedera inhalasi ini. "arbon monoksida mungkin merupakan gas yang paling sering menyebabkan cedera inhalasi karena gas ini merupakan produk sampingan pembakaran bahan bahan organik dan dengan demikian monoksida akan terdapat dalam asap. 8!ek pato!isiologiknya membentuk ditimbulkan oleh hipoksia jaringan yang terjadi ketika karbon berikatan dengan hemoglobin untuk karboksihemoglobin.

+ndikator kemungkinan terjadinya kerusakan paru mencakup hal hal berikut ini: a. Riwayat yang menunjukkan bahwa luka bakar terjadi dalam suatu daerah yang tertutup b. (uka bakar pada wajah atau leher c. Rambut hidung yang gosong d. Suara yang menjadi parau, perubahan suara, batuk yang kering, stridor, sputum yang penuh jelaga e. Sputum yang berdarah f. Pernapasan yang berat atau takipnea -pernapasan yang cepat0 dan tanda tanda penurunan kadar oksigen -hi peksemia0 yang lain g. 8ritema dan pembentukan lepuh pada mukosa oral atau !aring "omplikasi pulmoner yang dapat terjadi sekunder akibat cedera inhalasi mencakup kegagalan akut respirasi dan AR%S -adult respiratory distress syndrome0. "egagalan respirasi terjadi kalau derajat gangguan 4entilasi dan pertukaran gas sudah mengancam jiwa pasien. +nter4ensi yang harus segera dilakukan adalah intubasi dan 4entilasi mekanis -pemasangan respirator0. Aika 4entilasi independen

terganggu oleh ekskursi dada yang terhalang, eskaurotomi harus segera dikerjakan. e. Respons Sistemik (ainnya Iungsi renal dapat berubah sebagai akibat dari berkurangnya 4olume darah. %estruksi sel sel darah merah pada lokasi cedera akan menghasilkan hemoglobin bebas dalam urin. Aika terjadi kerusakan otot -misalnya, akibat luka bakar listrik0, mioglobin akan dilepaskan dari sel sel otot dan diekskresikan oleh ginjal. Penggantian 4olume cairan yang memadai akan memulihkan aliran darah renal, meningkatkan laju !iltrasi glomerulus dan menaikkan 4olume urin. ,ila aliran darah lewat tubulus renal tidak memadai, hemoglobin dan mioglobin menyumbat tubulus renal sehingga timbul komplikasi nekrosis akut tubuler dan gagal ginjal. Pertahanan imunologik tubuh sangat berubah akibat luka bakar. Semua tingkat respons imun akan dipengaruhi secara merugikan. "ehilangan integritas kulit diperparah lagi dengan pelepasan !aktor !aktor in!lamasi yang abnormal, perubahan kadar imunoglobulin serta komplemen serum, gangguan !ungsi neutro!il, dan penurunan jumlah lim!osit -lim!ositopeniu0. +munosupresi membuat pasien luka bakar berisiko tinggi untuk mengalami sepsis. Hilangnya kulit juga menyebabkan ketidakmampuan tubuh untuk mengatur suhunya. "arena itu pasien pasien luka bakar dapat memperlihatkan suhu tubuh yang rendah dalam beberapa jam pertama pasca luka bakar, tetapi kemudian setelah keadaan hipermetabolisme menyetel kembali suhu inti tubuh, pasien luka bakar akan mengalami hipertermia selama sebagian besar periode pasca luka bakar kendati tidak terdapat in!eksi. Ada dua komplikasi gastrointestinal yang potensial, yakni: ileus paralitik -tidak adanya peristalsis usus0 dan uikus 2urling.

,erkurangnya peristalsis dan bising usus merupakan mani!estasi ileus paralitik yang terjadi akibat luka bakar. %istensi lambung dan nausea dapat mengakibatkan 4omitus kecuali jika segera dilakukan tindakan dikompresi lambung -dengan pemasangan sonde lambung0. Pendarahan lambung yang terjadi sekunder akibat sires !isiologik yang masi! dapat ditandai oleh darah okulta dalam !eses, regurgitasi muntahan seperti bubuk kopi dari dalam lambung, atau 4omitus yang berdarah. Semua tanda ini menunjukkan erosi lambung atau duode num ulkus 2urling -,runner < Suddarth, #&&#0. 4& "omplikasi (uka ,akar "omplikasi yang sering terjadi pada luka bakar adalah: '. Hipertro!i jaringan parut Terbentuk hipertro!i jaringan parut dipengaruhi oleh: a. "edalaman luka bakar b. Si!at kulit c. 7sia klien d. (amanya waktu penutupan Aaringan parut terbentuk secara akti! pada 9 bulan post luka bakar dengan warna awal merah muda dan menimbulkan rasa gatal. Pembentukan jaringan parut terus berlangsung dan warna berubah merah, merah tua dan sampai coklat muda dan terasa lebih lembut #. "ontraktur "ontraktur merupakan komplikasi yang sering menyertai luka bakar serta menimbulkan gangguan !ungsi pergerakan. ,eberapa hal yang dapat mencegah atau mengurangi terjadinya kontraktor antara lain: a. Pemberian posisi yang baik dan benar sejak dini b. (atihan RJM baik pasi! maupun akti! c. Presure garmen yaitu pakaian yang dapat memberikan tekanan yang bertujuan menekan timbulnya hipertro!i scar -,runner < Suddarth, #&&#0.

5& Pemeriksaan %iagnostik a. Hitung darah lengkap Peningkatkan Ht awal menunjukkan hemokonsentrasi sehubungan dengan perpindahanKkehilangan cairan. Selanjutnya menurunkan Ht dan S%M dapat terjadi sehubungan dengan kerusakan oleh panas terhadap endotelium pembuluh darah. b. S%P (eukositosis dapat terjadi sehubungan dengan kehilangan sel pada sisi luka dan respons in!lamasi terhadap cedera. c. E%A %asar penting untuk kecurigaan cedera inhalasi. Penurunan

Pa2hKpeningkatan Pa2J# mungkin terlihat pada retensi karbon monoksida. Asidosis dapat terjadi sehubungan dengan penurunan !ungsi ginjal dan kehilangan mekanisme kompensasi pernapasan. d. 2JHbg -karboksi hemoglobin0 Peningkatan lebih dari '$/ mengindikasikan keracunan karbon monoksidaKcedera inhalasi.

e. 8lektrolit serum "alium dapat meningkat pada awal sehubungan dengan cedera jaringanKkerusakan S%M dan penurunan !ungsi ginjal1 hipokalemia dapat terjadi bila mulai diuresis1 magnesium mungkin menurun. *atrium pada awal mungkin menurun pada kehilangan air1 hipernatremia dapat terjadi selanjutnya saat terjadi konser4asi ginjal. !. *atrium urine random

(ebih besar dari #& m8gK( mengindikasikan kelebihan resusitasi cairan1 kurang dari '& m8LK( menduga ketidakadekuatan resusitasi cairan. g. Alkalin !os!at Peningkatan sehubungan dengan perpindahan cairan interstisial atau gangguan pompa natrium. h. Elukosa serum Peninggian menunjukkan respons stres. i. Albumin serum Rasio albumin atau globulin mungkin terbalik sehubungan dengan kehilangan protein pada edema cairan. j. ,7* atau kreatinin Peninggian menunjukkan penurunan per!usiK!ungsi ginjal1 namun kreatinin dapat meningkat karena cedera jaringan. k. 7rine Adanya albumin, Hb, dan mioglobulin menunjukkan kerusakan jaringan dalam dan kehilangan protein -khususnya terlihat pada luka bakar listrik serius0. Warna hitam, kemerahan pada urine sehubungan dengan mioglobin. "ultur luka: mungkin diambil untuk data dasar dan diulang secara periodik. l. Ioto ronsen dada %apat tampak normal pada pascaluka bakar dini meskipun dengan cedera inhalasi1 namun cedera inhalasi yang sesungguhnya akan ada saat progresi! tanpa !oto dada -S%P%0. m. ,ronkoskopi serat optic

,erguna dalam diagnosa luas cedera inhalasi1 hasil dapat meliputi edema, perdarahan, danKatau tukak pada saluran pernapasan alas. n. (oop aliran 4olume Memberikan pengkajian non in4asi! terhadap e!ekKluasnya cedera inhalasi. o. Skan paru Mungkin dilakukan untuk menentukan luasnya cedera inhalasi. p. 8"E Tanda iskemia miokardialKdisritmia dapat terjadi pada luka bakar listrik. L. Iotogra!i luka bakar Memberikan catatan untuk penyembuhan luka bakar selanjutnya -%oenges, #&&&0. 6& P$na#a'a(sanaan '. Perawatan di Tempat "ejadian Prioritas pertama dalam perawatan di tempat kejadian bagi seorang korban luka bakar adalah mencegah agar orang yang menyelamatkan tidak turut mengalami luka bakar. (angkah kerja: #. Mematikan api 7paya pertama saat terbakar adalah mematikan api misalnya dengan menyelimuti dan menutup bagian yang terbakar untuk menghentikan pasokan oksigen bagi api yang menyala. "orban dapat mengusahakan dengan cepat menjatuhkan diri dan berguling dan mencegah meluasnya bagian pakaian yang terbakar. "ontak dengan bahan yang panas juga harus cepat diakhiri missal dengan mencelupkan bagian yang terbakar atau menceburkan diri ke air

dingin atau melepaskan baju yang tersiram air panas. Aika sumber luka bakarnya adalah arus listrik, sumber listrik harus dipadamkan. 6. Mendinginkan luka bakar Proses koagulasi protein sel di jaringan yang terpajan suhu tinggi berlangsung terus setelah api dipadamkan sehingga destruksi tetap meluas. Proses ini dapat dihentikan dengan mendinginkan daerah yang terbakar dan mempertahankan suhu dingin ini pada jam pertama. Jleh karena itu merendam bagian yang terbakar selama lima belas menit pertama dalam air sangat berman!aat untuk menurunkan suhu jaringan sehingga kerusakan lebih dangkal dan diperkecil. %engan demikian luka yang sebenarnya menuju derajat ++ dapat dihentikan pada derajat + atau luka yang menjadi derajat +++ dihentikan pada tingkat + atau ++. Pencelupan atau penyiraman dapat dilakukan dengan air apa saja yang dingin sekurang kurangnya '$ menit. >. Melepaskan benda penghalang Meskipun pakaian yang menempel pada luka bakar dapat dibiarkan, pakaian lain dan semua barang perhiasan harus segera dilepaskan untuk melakukan penilaian serta mencegah terjadinya kontriksi sekunder akibat edema yang timbul dengan cepat. $. Menutup luka bakar (uka bakar harus ditutup secepat mungkin untuk memperke4il kemungkinan kontaminasi bakteri dan mengurangi nyeri dengan mencegah aliran udara agar tidak mengenai permukaan kulit yang terbakar. 9. Mengirigasi (uka bakar kimia

(uka bakar kimia akibat bahan korosi! harus segera dibilas dengan air mengalir. Aika mengenai mata harus segera dicuci dengan air bersih yang sejuk. A,2 pada semua perawatan luka bakar selama periode awal pasca luka bakar, yaitu: a. Airway -saluran napas0 b. ,reathing -pernapasan0 c. 2irculationKsirkulasi darah -dan 2er4ical spine immobili)ationK!iksasi 4ertebra cer4ikalis jika diperlukan0. Airway dan breathing terapi harus segera dilakukan. Aika oksigen dengan konsentrasi yang tinggi itu tidak dapat disediakan dalam kondisi emerjensi, pemberian oksigen lewat masker atau kanula hidung merupakan tindakan pertama yang harus dikerjakan. Apabila tersedia petugas serta peralatan yang memenuhi syarat dan bilamana korbannya menderita gangguan pernapasan yang berat atau edema saluran napas, penolong dapat memasang pipa endotrakeal dan memulai 4entilasi manual. Sistem sirkulasi harus pula dinilai dengan segera. %enyut apikal dan tekanan darah dimonitor dengan sering. Takikardia -!rekuensi jantung yang abnormal cepat0 dan hipotensi ringan diperkirakan terjadi pada pasien yang tidak ditangani segera sesudah terjadinya luka bakar. Pada saat yang sama, sur4ei sekunder dari kepala hingga ujung jari kaki pasien untuk menemukan cedera lainnya yang berpotensi menimbulkan kematian harus dilaksanakan. Pencegahan syok pada pasien luka bakar yang luas akan memperbaiki prognosis secara mengesankan. "arena itu, pemberian in!us cairan dan elektrolit harus segera dimulai. .. Penatalaksanaan Medis %arurat

Prioritas pertama dalam ruang darurat tetap A,2 (airway, breathing dan circulation). 7ntuk cedera paru yang ringan, udara pernapasan dilembabkan dar. pasien didorong supaya batuk sehingga sekret saluran napas bisa dikeluarkan dengan pengisapan. 7ntuk situasi yang lebih parah diperlukan pengeluaran sekret dengan pengisapan bronkus dan pemberian preparat bronkodilator serta mukolitik. Aika terjadi edema pada jalan napas, intubasi endotrakeal mungkin merupakan indikasi. Continuous positive airway pressure dan 4entilasi mekanis mungkin pula diperlukan untuk menghasilkan oksigenasi yang adekuat. Sesudah tercapai status respirasi dan sirkulasi yang adekuat, perhatian harus diberikan kepada luka bakarnya sendiri. Semua pakaian dan perhiasan yang dikenakan pasien dilepas. Pembilasan luka bakar kimia dengan air diteruskan. "ateter urin indwelling dipasang untuk memungkinkan pemantauan haluaran urin dan !aal ginjal yang lebih akurat. *ilai nilai dasar untuk tinggi dan berat badan, gas darah arteri, hematokrit, elektrolit, golongan darah serta hasil pencocokan silang (crossmatching), urinalisis, dan !oto rontgen toraks harus didapat. Aika pasien menderita luka bakar listrik, pemeriksaan elektiokardiogram dasar harus dilakukan. "arena luka bakar merupakan luka yang terkontaminasi, tindakan pro!ilaksis tetanus perlu dilakukan jika status imunisasi pasien tidak jelas. Meskipun !okus utama perawatan selama !ase darurat berupa stabilisasi !isik, perawat harus memperhatikan pula kebutuhan psikologis pasien dan keluarganya. B. Pemindahan ke 7nit (uka ,akar %alam dan luasnya luka bakar perlu dipertimbangkan dalam menentukan apakah pasien harus dipindahkan ke unit atau rumah sakit

khusus luka bakar. Aika pasien akan dipindahkan ke unit atau rumah sakit khusus luka bakar, tindakan berikut ini harus dilakukan sebelum pemindahan pasien: selang in!us harus terpasang dengan kecepatan tetesan yang diperlukan untuk menghasilkan haluaran urin sedikitnya 6& ml per jam1 saluran napas yang paten -lapang0 dipastikan1 terapi yang adekuat untuk meredakan nyeri dilakukan1 dari sirkulasi peri!er yang memadai dihasilkan pada setiap ekstremitas yang terbatas. (uka ditutup dengan balutan steril yang kering, dan kenyamanan serta kehangatan tubuh pasien harus dijaga. Penilaian serta penanganan pasien dicatat, dan in!ormasi ini harus disampaikan kepada petugas unit luka bakar. 5. Penatalaksanaan "ehilangan 2airan dan Syok Setelah menangani kesulitan pernapasan, kebutuhan yang paling mendesak adalah mencegah terjadinya syok ire4ersibel dengan menggantikan cairan dan elektrolit yang hilang. Selang in!us dan kateter urin harus sudah terpasang pada tempatnya sebelum resusitasi cairan dimulai. Hasil pengukuran berat badan dan tes laboratorium juga dicatat. Semua parameter ini harus dipantau dengan ketat dalam periode segera sesudah terjadinya luka bakar -periode resusitssi0. Pedoman Rumus untuk Penggantian 2airan Pada Pasien (uka ,akar: '. Rumus "onsensus (arutan Ringer (aktat -atau larutan saline seimbang lainnya0: # > ml M kg ,, M / luas luka baker. Separuh diberikan dalam B jam pertama, sisanya diberikan dalam '9 jam selanjutnya. #. Rumus 84ans a. "oloid: 'ml M kg ,, M / luas luka baker

b. 8lektrolit -saline0: 'ml M kg ,, M / luas luka baker c. Elukosa -$/ dalam air0: #&&&ml untuk kehilangan insensible Hari ': Separuh diberikan dalam B jam pertama, separuh sisanya dalam '9 jam selanjutnya. Hari #: Separuh dari cairan elektrolit dan koloid yang diberikan pada hari sebelumnya, seluruh penggantian cairan insensible. Maksimum '&.&&& selama #> jam. (uka baker derajat ++ dan +++ yang melebihi $&/ luas permukaan tubuh dihitung berdasarkan $&/ luas permukaan tubuh. 6. Rumus ,rooke Army a. b. c. "oloid: &,$ml M kg ,, M / luas luka baker 8lektrolit -larutan ringer laktat0: ',$ml M kg ,, M / luas luka baker Elukosa -$/ dalam air0: #&&&ml untuk kehilangan insensible Hari ': Separuh diberikan dalam B jam pertama, separuh sisanya dalam '9 jam selanjutnya. Hari #: Separuh dari cairan koloid, separuh elektrolit, seluruh penggantian cairan insensible. (uka baker derajat ++ dan +++ yang melebihi $&/ luas permukaan tubuh dihitung berdasarkan $&/ luas permukaan tubuh. >. Rumus ParklandK,a3ter (arutan ringer laktat: >ml M kg ,, M luas luka baker Hari ': Separuh diberikan dalam B jam pertama, separuh sisanya dalam '9 jam selanjutnya.

Hari #: ,er4ariasi. %itambahkan koloid (arutan Salin Hipertonik (arutan pekat natrium klorida dan laktat dengan konsentrasi #$& 6&& m8L natrium per(iter yang diberikan pada kecepatan yang cukup untuk mempertahankan 4olume keluaran urin yang diinginkan. Aangan meningkatkan kecepatan in!use selama B jam pertama pasca luka baker. "adar natrium serum harus dipantau dengan ketat. Tujuan: meningkatkan kadar natrium serum dan osmolalitas untuk mengurangi edema dan mencegah komplikasi paru. $. Jbat obatan Antibiotik sistemik spectrum luas diberikan untuk

mencegah in!eksi. Nang banyak dipakai adalah golongan aminoglikosida yang e!ekti! terhadap pseudomonas. ,ila ada in!eksi, antibiotic diberikan berdasarkan hasil biakan dan uji kepekaan kuman. Antasida diberikan untuk pencegahan tukak stress dan antipiretik diberikan bila suhu tinggi. *utrisi harus diberikan cukup untuk menutup kebutuhan kalori dan keseimbangan nitrogen yang negati4e pada !ase katabolisme, yaitu sebanyak #$&& 6&&& kalori sehari dengan kadar protein tinggi. "alau perlu makanan diberikan melalui pipa lambung atau ditambah parenteral. Penderita yang mulai stabil keadaannya perlu !isioterapai untuk memperlancar peredaran darah dan mencegah kekakuan sendi. Penderita luka baker harus dipantau terus menerus, keberhasilan pemberian cairan dapat dilihat dari diuresis normal

yaitu sekurang kurangnya 'mlKkg,,Kjam. Nang penting juga apakah sirkulasi normalKtidak. '&. %ebridemen %ebridemen merupakan sisi lain pada perawatan luka bakar. Tindakan ini memiliki dua tujuan: a. 7ntuk menghilangkan jaringan yang terkontaminasi oleh bakteri dan benda asing, sehingga pasien dilindungi terhadap kemungkinan in4asi bakteri b. 7ntuk menghilangkan jaringan yang sudah mati atau eskar dalam persiapan bagi gra!t dan kesembuhan luka Sesudah terjadi luka bakar derajat dua dan tiga, bakteri yang terdapat pada antarmuka jaringan yang terbakar dan jaringan 4iabel yang ada di bawahnya secara bersng sur angsur. akan mencairkan serabut serabut kolagen yang menahan eskar pada tempatnya selama minggu pertama atau kedua pasca luka bakar. Macam macam debridemen: a. Debridemen Alami. Pada peristiwa debridemen alami, jaringan mati akan memisahkan diri secara spontan dari jaringan 4iabel yang ada di bawahnya. *amun, pemakaian preparat topikal antibakteri cenderung memperlambat proses pemisahan eskar yang alami ini. b. Debridemen Mekanis. %ebridemen mekanis meliputi penggunaan gunting bedah dan !orsep untuk memisahkan dan mengangkat eskar. c. Debridemen edah. %ebridemen bedah merupakan tindakan

operasi dengan melibatkan eksisi primer seluruh tebal kulit sampai !asia -eksisi tangensiai0 atau dengan mengupas lapisan

kulit yang terbakar secara bertahap hingga mengenai jaringan yang masih 4iabel dan berdarah. ''. Era!t Aika lukanya dalam (!ull-thickness) atau sangat luas,

reepitelialisasi spontan tidak mungkin terjadi. "arena itu diperlukan gra!t -pencakokan0 kulit dari pasien sendiri -autogra!t0. %aerah daerah utama gra!t kulit mencakup daerah wajah dengan alasan kosmetik dan psikologik1 tangan dan bagian !ungsional lainnya seperti kaki1 dan daerah daerah yang meliputi persendian. Era!t memungkinkan pencapaian kemampuan !ungsional yang lebih dini dan akan mengurangi kontraktur. "alau luka bakarnya sangat luas, daerah dada dan abdomen dapat dicangkok terlebih dahulu untuk mengurangi luas luka bakar. Selama proses kesembuhan luka akan terbentuk jaringan granulasi. Aaringan ini akan mengisi ruangan yang ditimbulkan oleh luka, membentuk barier yang merintangi bakteri dan ber!ungsi sebagai dasar (bed) untuk pertumbuhan sel epitel. '#. Autogra!t Autogra!t berasal dari kulit pasien sendiri. ,entuk cangkokan ini bisa berupa split-thickness, !ull-thickness, pedicle !laps atau epitelium yang dikultur. "ull-thickness dan pedicle !laps lebih sering digunakan untuk pembedahan rekonstruksi, dan dilaksanakan beberapa bulan atau tahun sesudah terjadinya cedera pertama. Penggunaan epitelium yang dikultur masih berada dalam tahap eksprimen pada beberapa rumah sakit khusus luka bakar. Secara mendasar, prosedur ini meliputi biopsi kulit pasien di daerah yang tidak terbakar. "emudian keratinosit diisolasi dan sel sel epitel dikultur dalam laboratorium. Sampel sel epitel yang asli dapat

mengadakan multiplikasi hingga ukurannya mencapai '&.&&& kali ukuran sampel semula dalam tempo 6& hari. Sel sel ini kemudian ditempelkan pada luka bakar. Prosedur ini telah dilaporkan dengan berbagai derajat keberhasilan tetapi hasil hasil tersebut cukup menggembirakan -Wong < Munster, '5560. '6. "elainan pada Penyembuhan (uka "elainan penyembuhan luka pada pasien luka bakar terjadi akibat proses penyembuhan yang secara abnormal berlebihan atau akibat pembentukan jaringan baru yang tidak memadai Pembentukan parut yang hipertro!ik dan keloid terjadi akibat kesembuhan yang abnormal dan berlebihan. a. Parut. Parut -sikatriks0 yang hipertro!ik dan kontraktur luka lebih besar kemungkinannya untuk terjadi jika luka bakar yang primer melampaui tingkat lapisan dermis yang dalam. "esembuhan luka bakar yang dalam ini terjadi akibat penggantian integumen yang normal dengan jaringan yang secara metabolik sangat akti! sehingga kurang mengandung arsitektur kulit yang normal. %alam lapisan kolagen di bawah epilelium terdapat banyak sel !ibroblast yang mengalami proli!erasi secara bertahap. Sel sel mio!ibroblast yang memiliki kemampuan untuk berkontraksi juga terdapat dalam luka yang immatur. "etika unsur unstir ini berkontraksi, serabut kolagen yang normalnya terletak dalam berkas yang datar cenderung untuk membentuk corak yang bergelombang. Akhirnya berkas kolagen tersebut menghasilkan penampakan super koil dan terbentuk nodul nodul kolagen. Aaringan parut berwarna sangat merah -karena si!at hiper4askularitas nya0, menonjol dan keras. Penanganan parut terutama dilaksanakan dalam !ase rehabilitasi sesudah luka bakarnya menutup. Parut yang hipertro!ik dapat

menyebabkan kontraktur yang hebat pada persendian yang terkena. *amun demikian, parut ini hanya terbatas pada daerah luka bakar dan secara berangsur angsur akan mengalami regresi dengan berlalunya waktu. b. "eloid Pada sebagian pasien yang lain, massa jaringan parut yang besar dan bertumpuk akan terjadi dan dapat meluas sampai di luar permukaan luka. Massa ini dinamakan koloid. "eloid cenderung ditemukan pada orang yang kulitnya berpigmen -berwarna gelap0, tumbuh di luar tepi luka dan lebih besar kemungkinannya untuk timbul kembali sesudah dilakukan eksisi. c. "egagalan untuk Sembuh "egagalan luka untuk sembuh dapat disebabkan oleh banyak !aktor yang mencakup in!eksi dan nutrisi yang tidak adekuat. "adar albumin serum di bawah # gmKdl biasanya menjadi salah satu !aktor yang mengganggu kesembuhan pada pasien luka bakar. d. "ontraktur "ontraktur merupakan masalah lain yang dikhawatirkan terjadi ketika luka bakarnya sembuh. Aaringan tubuh yang terbakar akan memendek karena gaya yang ditimbulkan oleh sel sel !ibroblast dan !leksi otot dalam proses kesembuhan luka yang alami. Eaya lawan yang ditimbulkan oleh bidai, traksi dan pengaturan posisi serta latihan gerak yang bertujuan harus digunakan untuk melawan de!ormitas pada luka bakar yang mengenai persendian.

B& As)han K$-$rawa#an


1& P$n%(a*ian a. AKTIVITAS/ISTIRAHAT #anda$ Penurunan kekuatan, tahanan. "eterbatasan rentang gerak pada area yang sakit. Eangguan massa otot, perubahan tonus.

b. SIRKULASI #anda$ Hipotensi -syok0.

(dengan cederaluka bakar lebih dari %&' A(##)$ Penurunan nadi peri!er distal pada ekstremitas yang cedera1 4asokonstriksi peri!er umum dengan kehilangan nadi, kulit putih dan dingin -syok listrik0. Takikardia -syokKansietasKnyeri0. %isritmia -syok listrik0. Pembentukan edema jaringan -semua luka bakar0. c. INTEGRITAS EGO )e*ala$ #anda$ Masalah tentang keluarga, pekerjaan, keuangan, kecacatan. Ansietas, menangis, ketergantungan, menyangkal, menarik diri, marah. d. ELIMINASI #anda$ Haluaran urine menurunKtak ada selama !ase darurat. Warna mungkin hitam kemerahan bila terjadi mioglobin, mengindikasikan kerusakan otot dalam. %iuresis -setelah kebocoran kapiler dan mobilisasi cairan ke dalam sirkulasi0. Penurunan bising ususKtak ada, khususnya pada luka bakar kutaneus lebih besar dari #&/ sebagai stres penurunan motilitasKperistaltik gastrik. e. MAKANAN/CAIRAN #anda$ 8dema jaringan umum.

Anoreksia, mualKmuntah. f. NEUROSENSORI )e*ala$ #anda$ Area kebas, kesemutan. Perubahan orientasi, a!ek, perilaku. Penurunan re!leks tendon dalam -RT%0 pada cedera ekstremitas. Akti4itas kejang -syok listrik0. (aserasi korneal, kerusakan retinal, penurunan ketajaman penglihatan -syok listrik0. Ruptur membran timpanik -syok listrik0. Paralisis -cedera listrik pada aliran sara!0. g. NYERI/KENYAMANAN )e*ala$ ,erbagai nyeri, contoh luka bakar derajat pertama secara ekstrem sensiti! untuk disentuh, ditekan, gerakan udara, dan perubahan suhu1 luka bakar ketebalan sedang derajat kedua sangat nyeri, sementara respons pada luka bakar ketebalan derajat kedua tergantung pada keutuhan ujung sara!1 luka bakar derajat tiga tidak nyeri. h. PERNAPASAN )e*ala$ Terkurung dalam ruang tertutup, terpajan lama

-kemungkinan cedera inhalasi0. #anda$ Serak, batuk mengi, partikel karbon dalam sputum, ketidakmampuan menelan sekresi oral, dan sianosis, indikasi cedera inhalasi.

Pengembangan torak mungkin terbatas pada adanya luka bakar lingkar dada. Aalan napas atas stridorKmengi -obstruksi sehubungan dengan laringospasme, edema laringeal0 ,unyi napas: gemericik -edema paru0, stridor -edema laringeal0. sekret jalan napas dalam -ronki0.

i. KEAMANAN #anda$ "ulit: 7mum: %estruksi jaringan dalam mungkin tidak terbukti selama 6 $ hari sehubungan dengan proses trombus mikro4askuler pada beberapa luka. Area kulit tak terbakar mungkin dinginKlembab, pucat, dengan pengisian kapiler lambat pada adanya penurunan curah jantung sehubungan dengan kehilangan cairanKstatus syok 2edera api: Terdapat area cedera campuran dalam

sehubungan dengan 4anase intensitas panas yang dihasilkan bekuan terbakar. ,ulu hidung gosong1 mukosa hidung dan mulut kering, merah1 lepuh pada !aring posterior1 edema lingkar mulut danKatau lingkar nasal 2edera kimia: Tampak luka ber4ariasi sesuai agen penyebab. "ulit mungkin coklat kekuningan dengan tekstur seperti kulit samak halus1 lepuh, ulkus, nekro sis, atau jaringan parut tebal. 2edera secara umum lebih dalam dari

tampaknya secara perkutan dan kerusakan jaringan dapat berlanjut sampai .# jam setelah cedera. 2edera listrik: 2edera kutaneus eksternal biasanya lebih sedikit dari di bawah nekrosis. Penampilan luka ber4ariasi dapat meliputi luka aliran masukKkeluar -eksplosi!0, luka bakar dari gerakan aliran pada proksimal tubuh tertutup, dan luka bakar termal sehubungan dengan pakaian terbakar. Adanya !rakturKdislokasi -jatuh, kecelakaan sepeda motor1 kontraksi otot tetanik sehubungan dengan syok listrik0. j. PENYULUHAN/PEM ELA!ARAN (ertimbangan +encana (emulangan$ DR m$n)n*)((an r$ra#a 'ama 3irawa#: T$r%an#)n%

-a3a 2$ra#n.a 3an #$r'i2a#n.a sis#$m ,r%an& Memerlukan bantuan untuk pengobatan, perawatan

lukaKbahan, akti4itas perawatan diri, tugas pemeliharaan rumah, transportasi, keuangan, konsul kejuruan, perubahan susunan rumah atau !asilitas tempat tinggal selain itu rehabilitasi lama -Marlyn %oenges, #&&&0.

"& Dia%n,sa 3an In#$r7$nsi K$-$rawa#an

0& E7a')asi Hasi' .an% Dihara-(an:

'. Mencapai keseimbangan cairan yang optimal a. b. Mempertahankan asupan serta keluaran cairan dan berat badan yang mempunyai korelasi dengan pola yang diharapkan Memperlihatkan tanda tanda 4ital, 2GP, tekanan arteri pulmonalis dan tekanan baji -wedge pressure0 yang tetap berada dalam batas batas yang direncanakan c. d. Memperlihatkan peningkatan haluaran urin sebagai reaksi terhadap pemberian diuretik dan preparat 4asoakti! Memiliki !rekuensi denyut jantung yang kurang dari ''&Kmenit dengan irama sinus yang normal #. Tidak mengalami in!eksi lokal maupun sistemik a. b. Memperlihatkan hasil pemeriksaan kultur dengan jumlah bakteri yang minimal Memperlihatkan hasil pemeriksaan kultur sputum dan urin yang normal. 6. Memperlihatkan status nutrisi yang anabolik a. Mengalami kenaikan berat badan setiap hari sesudah sebelumnya menunjukkan penurunan awal yang terjadi sekunder karena diuresis cairan dan tidak adanya asupan makanan atau cairan per oral b. c. d. e. a. b. Tidak memperlihatkan tanda tanda de!isiensi protein, 4itamin atau mineral Memenuhi kebutuhan nutrisi yang diperlukan lewat asupan per oral Turut berpartisipasi dalam memilih makanan yang mengandung nutrien yang dipreskripsikan Memperlihatkan kadar protein serum yang normal Mempertahankan kulit yang secara unium tampak utuh dan bebas dari in!eksi, dekubitus serta cedera. Memperlihatkan daerah daerah luka terbuka yang berwarna merah muda, mengalami reepitelialisasi dan bebas dari in!eksi >. Memperlihatkan perbaikan integritas kulit

c. d. e. a. b. c. d.

Memperlihatkan lokasi donor -tempat cangkokan kulit diambil0 yang bersih dan sedang berada dalam proses kesembuhan Sudah memperlihatkan luka yang sembuh, teraba lunak dan halus Memperlihatkan kulit yang licin dan elastis Memerlukan preparat analgelik hanya untuk akti4itas !isioterapi atau perawatan luka yang spesi!ik Melaporkan nyeri yang minimal Tidak memperlihatkan tanda tanda !isiologik non4erbal yang menunjukkan terdapatnya nyeri yang sedang atau berat. Menggunakan tindakan untuk mengendalikan nyeri seperti inhalasi nitrous oksida, teknik relaksasi, imajinasi dan distraksi untuk mengatasi serta menghilangkan gangguan rasa nyaman

$. Mengalami nyeri yang minimal

e. !.

%apat tidur tanpa terganggu oleh rasa nyeri Melaporkan bahwa kulit terasa nyaman tanpa rasa gatal atau kencang

9. Memperlihatkan mobilitas !isik yang optimal a. b. c. d. Memperbaiki kisaran gerak pada sendi setiap hari Memperlihatkan kisaran gerak pra luka bakar pada semua sendi Tidak mengalami tanda tanda kalsi!ikasi di sekitar sendi Turut berpartisipasi dalam akti4itas hidup sehari hari

.. Menggunakan strategi koping untuk menghadapi masalah pasca luka bakar a. b. c. %engan kata kata mengutarakan reaksi terhadap luka bakar, prosedur terapeutik, kehilangan Mengidenti!ikasi strategi koping yang digunakan secara e!ekti! dalam menghadapi situasi sties yang pernah dialami sebelumnya Menerima ketergantungannya pada petugas kesehatan yang merawatnya selama !ase akut

d.

%engan kata kata mengutarakan pandangan yang realistik terhadap masalah yang terjadi akibat luka bakar dan rencananya untuk masa depan

e. !. g.

Turut bekerjasama dengan petugas kesehatan yang merawatnya dalam pelaksanaan terapi yang diperlukan Turut berpartisipasi dalam pengambilan keputusan yang berkenaan dengan perawatan Mengatasi kesedihan akibat kehilangan yang terjadi karena luka bakar dan kejadian di sekitar luka bakar tersebut Omisalnya, kematian orang lain, kerusakan pada rumah atau barang berharga lainnya0

h. i. j. a.

Menyatakan tujuan yang realistik pada bedah plastik, inter4ensi medis selanjutnya dan hasil hasilnya %engan kata kata mengutarakan kemampuan dan tujuan yang realistik Memperlihatkan sikap yang penuh harapan terhadap masa depan Pasien dan keluarganya dengan kata kata mengutarakan perasaan mereka yang berkenaan dengan perubahan dalam interaksi keluarga

B. Mengaitkan dengan tepat dalam proses pasienKkeluarga

b. c.

"eluarga memberikan dukungan emosional kepada pasien selama perawatan di rumah sakit "eluarga menyatakan bahwa kebutuhan mereka sendiri terpenuhi

5. Pasien dan keluarganya dengan kata kata mengutarakan pemahaman mereka terhadap proses penanganan luka bakar a. b. a. b. Menyatakan dasar pemikiran bagi berbagai aspek penanganan Menyatakan periode waktu yang realistik untuk kesembuhan Memperlihatkan paru paru yang terdengar bersih pada auskultasi Tidak memperlihatkan dispnea atau ortopnea dan dapat bernapas dengan bebas ketika berdiri, duduk serta berbaring

'&. Tidak mengalami komplikasi

c. d.

Tidak memperlihatkan bunyi jantung S6 atau St atau distensi 4ena jugularis Menunjukkan haluaran urin, 2GP, tekanan, arteri pulmonalis, tekanan baji serta curah jantung yang berada dalam batas batas normal

e. !. g. h. i.

Memperlihatkan hasil pemeriksaan kultur darah, sputum dan urin yang normal Mempertahankan nilai gas darah arteri yang berada dalam batas batas normal Memiliki kelenturan paru yang normal Tidak mengalami kerusakan pada organ 4iseral Memiliki irama jantung yang stabil -,runner < Suddarth, #&&#0.

BAB III

PENUTUP

A& K$sim-)'an (uka bakar merupakan suatu krisis yang menimbulkan pelbagai respons emosional. "emampuan koping pasien dan keluarga dan dukungan yang tersedia harus dinilai bersama sama dengan pengkajian terhadap status !isik dart penyelenggaraan perawatan. (ingkungan di sekeliling luka bakar perlu diperhatikan ketika melaksanakan perawatan. %ukungan psikososial yang disesuaikan dengan kebutuhan masing masing pasien harus diberikan kepada pasien dan keluarganya. "arena pasien luka bakar yang bersi!at darurat biasanya mengalami ansietas dan rasa sakit, maka petugas yang merawatnya harus menenteramkan perasaan tersebut serta memberikan dukungan, menjelaskan prosedur yang akan dilaksanakan, dan melakukan terapi untuk mengurangi rasa sakit. "arena per!usi jaringan yang buruk akan menyertai luka bakar, pemberian obat pereda nyeri -biasanya mor!in0 hanya dilakukan secara intra4ena. Aika pasien ingin menemui penasihat spiritualnya -ulama, pendeta dll.0, kita harus memberitahukannya. B& Saran %ari uraian diatas dapat kami sarankan sebaiknya para pembaca khususnya perawat dengan kasus luka bakar mengetahui tentang: penyebab luka bakar, tes laboratorium yang perlu dilakukan dan asuhan keperawatan pada klien dengan luka bakar.

DA8TAR PUSTAKA ,runner < Suddart -#&&#0 P uku A*ar ,eperawatan Medikal- edahQ, Aakarta : AE2. %oenges, M. 8., Moorhouse, M. I. < Eeissler, A. 2. -#&&&0 P +encana Asuhan ,eperawatan-, Aakarta : 8E2. Euyton < Hall -'55.0 P uku A*ar "isiologi ,edokteranQ, Aakarta : 8E2. Price, S < Wilson, (. M. -'55$0 P(ato!isiologi $ ,onsep ,linis (rosesproses (enyakit-,Aakarta : 8E2. Sudoyo Aru, dkk -#&&90 P+lmu Penyakit %alamQ. Aakarta: I"7+.

Anda mungkin juga menyukai