Anda di halaman 1dari 20

Acacia mangium

Acacia mangium (web gambar: http://www.toptropicals.com/…) Pada tumbuhan Acacia mangium, salah satu organ pada tumbuhan ini adalah daun dan filodium. Filodium sebenarnya buklanlah daun yang sesungguhnya dari tanaman Acacia mangium. Pada pengamatan langsung dilihat dari morfologinya, terlihat lembaran-lembaran berwarna hijau yang disebut lamina. Filodium tersebut tersusun dalam fitotaksis dan terdapat pada pucuk-pucuk batang. Dilihat dari sayatan paradermalnya, tampak stomata dan klorofil yang berperan dalam proses fotosintesis. Dari beberapa bukti yang dipaparkan diatas, filodium tampak seperti daun pada Acacia mangium, namun organ tersebut bukanlah daun dari tumbuhan tersebut. Organ tersebut adalah tangkai daun yang termodifikasi berkembang memipih seperti daun sebagai organ fotosintesis (Fahn, 1982). Jika diamati lebih jauh lagi, kedua sisi permukaan filodium tidak terdapat sisi abaksial dan sisi adaksial sehingga kedua sisi filodium tampak sama. Tulang daun yang terdapat pada filodium tidak tersusun sesuai dengan pola yang biasa dijumpai pada daun umumnya. Secara anatomi berdasarkan sayatan melintang, berkas pembuluh tersusun berpasangan (berkas pembuluh lebih dari 1) sejajar pada kedua sisi permukaan sehubungan dengan bentuknya yang pipih. Pada batang umumnya (normal) berkas pembuluh tersusun melingkar. Dari penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa filodium yang terdapat pada Acacia mangium bukanlah daun melainkan modifikasi batang, daun yang sesungguhnya adalah tonjolan kecil yang terdapat pada ujung filodium. Pustaka: Fahn, A. 1982. Plant Anatomy. Jerusalem: The Hebrew University of Jerusalem.
\

Biologi

Filodium (phyllodium) : tangkai daun yang pipih menyerupai daun dan berfungsi seperti daun, misalnya pada Acacia

Morfologi perkembangan daun majemuk dan filodium pada kecambah tumbuhan Acacia auriculiformis, Acacia podalyriifolia and Acacia glauca Developmental morphology of compound leaves and phyllode in Acacia auriciliformis, Acacia podalyriifolia and Acacia glauca seedling Master Theses from JBPTITBBI / 2004-02-19 10:33:13 Oleh : Pujiastuti, Perpustakaan Departemen Biologi

Dibuat : 2004-02-19, dengan 0 file Keyword : daun majemuk,filodium,kecambah,Acacia auriculiformis, Acacia podalyriifolia,Acacia glauca Subjek : Perkembangan tumbuhan Nomor Panggil (DDC) : T 583.322 044 PUJ m Telah dilakukan penelitian untuk mengetahui morfologi perkembangan daun majemuk dan filodium pada kecambah Acacia auriculiformis, A. podalyriifolia dan A. glauca. Biji yang telah masak penuh dikecambahkan dan diamati mulai dari membukanya kotiledon, sampai terbentuknya daun majemuk dan filodium. Filodium merupakan organ yang terbentuk dari proses dilatasi petiolus dan rakis. Untuk mengetahui tahap-tahap morfologi perkembangannya dilakukan pengamatan langsung dan pengukuran batang, daun dan filodium. Pada fase primordium dilakukan pengamatan dengan mikroskop elektron skaning (SEM), yang preparasinya menggunakan fiksatif glutaraldehid dan osmium tetraoksida. Pola berkas pembuluh pada daun majemuk dan filodium, diamati dengan menggunakan metode pembeningan. Jaringan penyusun organ, tipe berkas pengangkut, susunan berkas pengangkut dan tahap-tahap dilatasi tangkai daun dan rakis, diamati dengan cara penyayatan terhadap batang, daun, tangkai daun ke satu dan seterusnya sampai filodium. Preparasi bahan menggunakan metode parafin dan pewarnaan safranin fast-green untuk jaringan tua, dan haemalum untuk jaringan muda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pola tipe perkecambahan pada tiga jenis Acacia yang diteliti adalah tipe epigeal. Tahap perkembangan setelah munculnya kotiledon, dimulai dengan satu daun majemuk menyirip (pinnatus), disusul dengan daun majemuk menyirip ganda (bipinnatus) dengan 2 rakila, kemudian terbentuk filodium (A. auriculiformis dan A. podalyriifolia), atau daun majemuk menyirip ganda (bipinnatus) dengan banyak rakila (A. galuca). Pembentukan anak daun terjadi secara akropetal, sistem berkas pembuluh pada daun berakhir dengan ujung terbuka, sedangkan pada filodium berkas pembuluh beranostomosis. Tipe berkas pengangkut kolateral, pada buku batang memiliki 3 jalan daun dengan 3 celah daun. Dapat disimpulkan bahwa model perkembangan kecambah pada A. glauca adalah tipe 2A, tipe kecambah pada A. auriculiformis dan A. podalyriifolia tidak sama dengan model perkembangan kecambah yang sudah diketahui. Pembentukan filodium terjadi secara bertahap dan terbentuk filodium pada umumnya pada minggu ke lima pada A. auriculiformis dan minggu ke sembilan pada A. podalyriifolia
Acacia auriculiformis Species identity
Taxonomy Current name: Acacia auriculiformis Authority: A. Cunn. ex Benth. Family: Fabaceae - Mimosoideae

Synonym(s) Acacia auriculaeformis A. Cunn. ex Benth.

Racosperma auriculiforme (A. Cunn. ex Benth.) Pedley

Common names (Bengali) : akash mono (English) : Australian wattle, coast wattle, Darwin black wattle, earleaf acacia, earpod black wattle, earpod wattle, Japanese acacia, nothern black wattle, Papua wattle, tan wattle, wattle (Filipino) : auri (Indonesian) : akasai, akasia, kasia, ki hia (Malay) : akasia kuning, kasia (Swahili) : mkesia (Thai) : krathin-narong (Vietnamese) : smacht:hes Botanic description Acacia auriculiformis is an evergreen tree that grows between to 15-30 m tall, with a trunk up to 12 m long and 50 cm in diameter. It has dense foliage with an open, spreading crown. The trunk is crooked and the bark vertically fissured. Roots are shallow and spreading. Leaves 10-16 cm long and 1.5-2.5 cm wide with 3-8 parallel nerves, thick, leathery and curved. Flowers are 8 cm long and in pairs, creamy yellow and sweet scented. Pods are about 6.5 x 1.5 cm, flat, cartilaginous, glaucous, transversely veined with undulate margins. They are initially straight but on maturity become twisted with irregular spirals. Seeds are transversely held in the pod, broadly ovate to elliptical, about 4-6 x 3-4 mm. The generic name acacia comes from the Greek word akis meaning a point or a barb and the specific epithet comes from the Latin auriculaexternal ear of animals and forma- form, figure or shape, in allusion to the shape of the pod.

Ecology and distribution


History of cultivation Natural stands of A. auriculiformis are found in Australia, southwestern Papua New Guinea and Indonesia. It is planted widely in tropical Asia with extensive plantings in China and India. In western Malaysia it has also become naturalized. It is planted to a lesser extent in Africa and South America. Natural Habitat A. auriculiformis occurs from near sea level to 400 m, but is most common at elevation less than 80 m. It is predominantly found in the seasonally dry tropical lowlands in the humid and sub-humid zones. The mean annual rainfall in its natural range varies from 700-2000 mm, and the dry season (i.e. monthly rainfall less than 40 mm) may be 7 months. The mean maximum temperature of the hottest month is 32-34 deg C and the mean minimum of the coolest month is 17-22 deg C. The species is commonly riparian, i.e. ringing perennial rivers and semi-perennial creeks, and tends to form discontinuous populations along drainage systems. Seedlings have the ability to compete with Imperata cylindrica during early growth phases and once mature may reduce the grass to a sparse ground cover. Frost does not occur in its natural range, but elsewhere, it tolerates light frost. It does not tolerate shade, and strong wind easily breaks its branches. Geographic distribution Native : Australia, Indonesia, Papua New Guinea Exotic : Cambodia, Cameroon, China, Democratic Republic of Congo, India, Japan, Kenya, Malawi, Malaysia, Nigeria, Philippines, Tanzania, Thailand, Uganda, Zanzibar, Zimbabwe Biophysical limits Altitude: 0-500(1 000) m Mean annual temperature: 24-38 deg. C Mean annual rainfall: (650) 760-2 000 (6 000) mm Soil type: Found most commonly on clay soils, it exhibits the ability to grow in a variety of soils including calcareous sands and black cracking clays, seasonally waterlogged soils, sandy loams and coral rag. It can also tolerate highly alkaline and saline soils, pH ranging between 4.3 and 9. Reproductive Biology Acacia auriculiformis is hermaphroditic and pollinated by a wide range of insects including Coleoptera, Diptera, Hemiptera, Hymenoptera and Lepidoptera, which forage mainly on pollen.

Propagation and management


Propagation methods Seeds picked at physiological maturity do not show dormancy, but mature seeds require a pre-germination treatment, such as immersion in boiling water for 1-2 minutes followed by soaking in cold water overnight or soaking in warm water for 24 hours; 40-80% germination occurs between 6-15 days. Direct seed sowing by hand has been successful. Plantations

are established using seedlings raised in containers. In general, 3-4 months are needed to raise seedlings to a plantable size, 25 cm in height. Inoculation with appropriate rhizobia may be beneficial, especially when seedlings are raised in sterilized soil. Methods of vegetative propagation through juvenile cutting have been developed and are now a routine and simple operation. Tree Management Newly emerged seedlings should receive 50% shade. Once they are established, 70% full sunlight is optimal. In genera, 34 months are needed to raise transplantable seedlings that are 25 cm tall. The optimal planting density is not clearly established. Most current plantings are spaced at 2-4 x 2-4 m, the closer spacing being more suitable for firewood and pulp plantations. Removal of lower branches and of young plants has been suggested as a means of improving stem form and of reducing the incidence of multiple stems. A. auriculiformis responds well to pollarding. Young trees respond to coppicing better than old trees, but the tree does not sprout vigorously or prolifically. Best results are obtained if the stump is cut at a height of 0.6-1 m above the ground. Under favourable conditions, trees may reach a height of 15 m in 5 years and produce an annual wood increment of 15-20 cubic m/ha over 10-12 years. An increment in height of 2-4 m per year in the first few years is common even on soils of low fertility. On relatively fertile Javanese soils receiving 2 000 mm annual rainfall, a mean annual increment of 15-20 m/ha is obtainable but on less fertile or highly eroded sites the increment is reduced to 8-12 m/ha. Recommended rotation is 4-5 years for fuelwood, 8-10 years for pulp and 12-15 years for timber. One or two thinnings are required with longer rotations, depending on initial spacing, site quality and tree growth. Germplasm Management Seed storage behaviour is orthodox; seeds retain viability for several years. There are approximately 55 000-75 000 seeds/kg.

Functional uses
Products Fodder: Not widely used as fodder, but in India 1-year-old plantations are browsed by cattle. Apiculture: The flowers are a source of pollen for honey production. Fuel: A major source of firewood, its dense wood and high energy (calorific value of 4500-4900 kcal/kg) contribute to its popularity. It provides very good charcoal that glows well with little smoke and does not spark. Fibre: The wood is extensively used for paper pulp. Plantation-grown trees have been found promising for the production of unbleached kraft pulp and high-quality, neutral, sulphite semi-chemical pulp. Large-scale plantations have already been established, as in Kerala, India, for the production of pulp. Timber: The sapwood is yellow; the heartwood light brown to dark red, straight grained and reasonably durable. The wood has a high basic density (500-650 kg/m), is fine-grained, often attractively figured and finishes well. It is excellent for turnery articles, toys, carom coins, chessmen and handicrafts. Also used for furniture, joinery, tool handles, and for construction if trees of suitable girth are available. Tannin or dyestuff: The bark contains sufficient tannin (13-25%) for commercial exploitation and contains 6-14% of a natural dye suitable for the soga-batik industry. In India, the bark is collected locally for use as tanning material. A natural dye, used in the batik textile industry in Indonesia, is also extracted from the bark. Other products: An edible mushroom, Tylopylus fellus, is common in plantations of A. auriculiformis in Thailand. Services Erosion control: Its spreading, superficial and densely matted root system makes A. auriculiformis suitable for stabilizing eroded land. Shade or shelter: The dense, dark-green foliage, which remains throughout the dry season, makes it an excellent shade tree. Planted to provide shelter on beaches and beachfronts. Reclamation: The spreading, densely-matted root system stabilizes eroding land. Its rapid early growth, even on infertile sites, and tolerance of both highly acidic and alkaline soils make it popular for stabilizing and revegetating mine spoils. Soil improver: Plantations of A. auriculiformis improve soil physio-chemical properties such as water-holding capacity, organic carbon, nitrogen and potassium through litter fall. Its phyllodes provide a good, long-lasting mulch. Nitrogen fixing: Acacia auriculiformis can fix nitrogen after nodulating with a range of Rhizobium and Bradyrhizobium strains. It also has associations with both ecto- and endomycorrhizal fungi. Ornamental: It is used for shade and ornamental purposes in cities where its hardiness, dense foliage and bright yellow flowers are positive attributes. Intercropping: The effect of intercropping with annual crops varies. Increased tree growth has been found with kenaf (Hibiscus cannabinus), upland rice and groundnut in Thailand; reduced growth with maize in Cameroon. Pests and diseases Damage by pests and diseases is minor. In Indonesia, growth rate has been impaired by a rust fungus, Uromyces digitatus; in India, root rot caused by a fungus (Ganoderma lucidum) has been reported. A beetle (Sinoxylon spp.) can girdle young stems and branches, causing them to break. The insect is of concern, because the tree will develop multiple leaders if the main stem is damaged and the length of the bole will be reduced.

Identitas Spesies Taksonomi Nama saat ini: Acacia auriculiformis Otoritas: A. Cunn. ex Benth. Keluarga: Fabaceae - Mimosoideae Sinonim (s) Auriculaeformis akasia A. Cunn. ex Benth. Racosperma auriculiforme (A. Cunn ex Benth.). Pedley Nama-nama umum (Bengali): akash mono (English): Australia pial, pantai pial, Darwin hitam pial, earleaf akasia, earpod hitam pial, earpod pial, akasia Jepang, nothern hitam pial, Papua pial, tan pial, pial (Filipino): AURI (Indonesia): akasai, akasia, kasia, ki hia (Melayu): akasia kuning, kasia (Swahili): mkesia (Thailand): krathin-Narong (Vietnam): smach't: hes Botanic deskripsi Acacia auriculiformis adalah pohon cemara yang tumbuh antara 15-30 m, dengan batang sampai dengan 12 m panjang dan 50 cm diameter. Ini memiliki dedaunan lebat dengan terbuka, menyebarkan mahkota. Batang bengkok dan kulit pecah-pecah secara vertikal. Akar yang dangkal dan menyebar. Daun panjang dan lebar 1,5-2,5 cm dengan 3-8 saraf paralel, tebal, kasar dan melengkung 10-16 cm. Bunga panjang 8 cm dan di pasang, krim kuning dan beraroma manis. Buah adalah sekitar 6,5 x 1,5 cm, datar, tulang rawan, keabu-abuan, melintang berurat dengan margin bergelombang. Mereka awalnya lurus tapi pada saat jatuh tempo menjadi bengkok dengan spiral teratur. Benih melintang diadakan di pod, luas bulat telur sampai elips, sekitar 4-6 x 3-4 mm. The generik Nama akasia berasal dari kata Yunani 'akis' yang berarti titik atau duri dan julukan spesifik berasal dari bahasa Latin 'telinga auricula'-eksternal hewan dan' forma-bentuk, angka atau bentuk, dalam referensi terhadap bentuk polong. Ekologi dan distribusi Sejarah budidaya Berdiri Alam A. auriculiformis ditemukan di Australia, barat daya Papua New Guinea dan Indonesia. Hal ini banyak ditanam di daerah tropis Asia dengan penanaman yang luas di Cina dan India. Di Malaysia Barat itu juga menjadi naturalisasi. Hal ini ditanam pada tingkat lebih rendah di Afrika dan Amerika Selatan. Habitat Alam A. auriculiformis terjadi dari permukaan laut dekat 400 m, tetapi yang paling umum pada ketinggian kurang dari 80 m. Hal ini terutama ditemukan di dataran rendah tropis kering musiman di zona lembab dan sub-lembab. Curah hujan tahunan rata-rata di kisaran alami bervariasi dari 700-2000 mm, dan musim kemarau (yaitu curah hujan bulanan kurang dari 40 mm) mungkin 7 bulan. Rata-rata suhu maksimum bulan terpanas adalah 32-34 derajat C dan

minimum rata-rata bulan paling keren adalah 17-22 derajat C. Spesies ini umumnya riparian, yaitu dering sungai dan anak sungai abadi semi-abadi, dan cenderung membentuk diskontinyu populasi di sepanjang sistem drainase. Bibit memiliki kemampuan untuk bersaing dengan Imperata cylindrica selama fase pertumbuhan awal dan sekali matang dapat mengurangi rumput untuk penutup tanah jarang. Frost tidak terjadi dalam rentang alamnya, tetapi di tempat lain, mentolerir embun beku ringan. Itu tidak mentolerir teduh, dan angin kencang dengan mudah istirahat cabang-cabangnya. Distribusi geografis Asli: Australia, Indonesia, Papua Nugini Exotic: Kamboja, Kamerun, Cina, Republik Demokratik Kongo, India, Jepang, Kenya, Malawi, Malaysia, Nigeria, Filipina, Tanzania, Thailand, Uganda, Zanzibar, Zimbabwe Batas-batas biofisik Ketinggian: 0-500 (1 000) m Rata-rata suhu tahunan: 24-38 deg. C rata-rata curah hujan tahunan: (650) 000 760-2 (6 000) mm Jenis Tanah: Ditemukan paling sering pada tanah liat, itu menunjukkan kemampuan untuk tumbuh di berbagai jenis tanah termasuk pasir berkapur dan tanah liat retak hitam, tanah terendam air musiman, tanah liat berpasir dan kain karang. Hal ini juga dapat mentolerir sangat basa dan garam tanah, pH berkisar antara 4,3 dan 9. Biologi Reproduksi Acacia auriculiformis adalah hermafrodit dan diserbuki oleh berbagai serangga termasuk Coleoptera, Diptera, Hemiptera, Lepidoptera dan Hymenoptera, yang pakan terutama pada serbuk sari. Perbanyakan dan manajemen Metode propagasi Bibit memilih pada saat jatuh tempo fisiologis tidak menunjukkan dormansi, tetapi biji matang memerlukan perawatan pra-perkecambahan, seperti perendaman dalam air mendidih selama 1-2 menit diikuti dengan perendaman dalam air dingin semalam atau berendam dalam air hangat selama 24 jam; 40-80 % perkecambahan terjadi antara 6-15 hari. Langsung menabur benih dengan tangan telah berhasil. Perkebunan dibentuk dengan menggunakan bibit dibesarkan di wadah. Secara umum, 3-4 bulan yang diperlukan untuk meningkatkan bibit untuk ukuran tanam, 25 cm. Inokulasi dengan rhizobia yang tepat mungkin bermanfaat, terutama ketika bibit dibesarkan di tanah disterilkan. Metode perbanyakan vegetatif melalui pemotongan remaja telah dikembangkan dan sekarang adalah operasi rutin dan sederhana. Manajemen pohon Bibit baru muncul harus menerima 50% naungan. Begitu dibangun, 70% sinar matahari penuh adalah optimal. Dalam genera, 3-4 bulan yang diperlukan untuk meningkatkan bibit dicangkokkan yang tinggi 25 cm. Kepadatan tanam optimal tidak jelas. Penanaman terbaru berjarak pada 2-4 x 2-4 m, jarak dekat yang lebih cocok untuk kayu bakar dan bubur perkebunan. Penghapusan cabang yang lebih rendah dan tanaman muda telah diusulkan sebagai sarana untuk memperbaiki bentuk batang dan mengurangi kejadian beberapa batang. A. auriculiformis respons yang baik dengan penanamannya. Pohon muda menanggapi coppicing lebih baik dari pohonpohon tua, tetapi pohon tidak tumbuh dengan penuh semangat atau subur. Hasil terbaik diperoleh jika tunggul dipotong pada ketinggian 0,6-1 m di atas tanah. Di bawah kondisi yang

menguntungkan, pohon dapat mencapai ketinggian 15 m dalam 5 tahun dan menghasilkan kenaikan kayu tahunan 15-20 m / ha kubik selama 10-12 tahun. Sebuah peningkatan dalam ketinggian 2-4 m per tahun dalam beberapa tahun pertama adalah umum bahkan di tanah kesuburan rendah. Pada tanah Jawa relatif subur menerima 2 000 mm curah hujan tahunan, selisih rata-rata tahunan 15-20 m / ha dapat diperoleh tetapi pada situs yang kurang subur atau sangat terkikis kenaikan berkurang menjadi 8-12 m / ha. Rotasi yang dianjurkan adalah 4-5 tahun untuk kayu bakar, 8-10 tahun untuk pulp dan 12-15 tahun untuk kayu. Satu atau dua penjarangan diperlukan dengan rotasi lebih lama, tergantung pada jarak awal, kualitas situs dan pertumbuhan pohon. Plasma Nutfah Manajemen Perilaku penyimpanan benih ortodoks, benih mempertahankan kelangsungan hidup selama beberapa tahun. Ada sekitar 55 000-75 000 biji / kg. Penggunaan Fungsional Produk Fodder: Tidak banyak digunakan sebagai pakan ternak, namun di India perkebunan 1 tahun yang diakses oleh ternak. Apiculture: Bunganya merupakan sumber serbuk sari untuk produksi madu. Bahan Bakar: Sebuah sumber utama kayu bakar, kayu padat dan energi tinggi (nilai kalori 4.5004.900 kkal / kg) berkontribusi terhadap popularitasnya. Ini menyediakan arang sangat baik yang bersinar baik dengan sedikit asap dan tidak memicu. Serat: kayu banyak digunakan untuk bubur kertas. Pohon perkebunan tumbuh telah ditemukan menjanjikan untuk produksi dikelantang kraft pulp dan berkualitas tinggi, netral, sulfit bubur semi-kimia. Perkebunan skala besar telah didirikan, seperti di Kerala, India, untuk produksi pulp. Kayu: gubal berwarna kuning, kayu batang cokelat muda sampai merah tua, lurus berbutir dan cukup tahan lama. Kayu ini memiliki kepadatan dasar tinggi (500-650 kg / m), adalah halus, sering menarik pikir dan selesai dengan baik. Hal ini sangat baik untuk artikel pekerjaan tukang bubut, mainan, koin karambol, chessmen dan kerajinan. Juga digunakan untuk mebel, bengkel tukang kayu, gagang perkakas, dan untuk konstruksi jika pohon ketebalan yang sesuai tersedia. Tannin atau zat warna: Kulitnya mengandung tannin yang cukup (13-25%) untuk eksploitasi komersial dan mengandung 6-14% dari zat pewarna alami cocok untuk industri soga-batik. Di India, kulit yang dikumpulkan secara lokal untuk digunakan sebagai bahan penyamakan. Sebuah pewarna alami, digunakan dalam industri tekstil batik di Indonesia, juga diekstrak dari kulit kayu. Produk lainnya: Sebuah jamur merang, Tylopylus fellus, adalah umum pada perkebunan A. auriculiformis di Thailand. Layanan Pengendalian erosi: sistem akar kusut menyebar, dangkal dan padat Its membuat A. auriculiformis cocok untuk menstabilkan tanah terkikis. Naungan atau tempat penampungan: The padat, gelap dedaunan hijau, yang tetap sepanjang musim kemarau, membuat sebuah pohon rindang yang sangat baik. Ditanam untuk menyediakan tempat tinggal di pantai dan beachfronts. Reklamasi: Penyebaran, sistem akar padat kusut menstabilkan tanah terkikis. Pertumbuhan cepat di awal, bahkan di situs subur, dan toleransi dari kedua tanah yang sangat asam dan basa membuatnya populer untuk menstabilkan serta menghijaukan kembali rampasan tambang. Tanah perbaiki: Perkebunan A. auriculiformis memperbaiki tanah sifat fisio-kimia seperti kapasitas menahan air, karbon organik, nitrogen dan kalium melalui sampah jatuh. Phyllodes yang memberikan baik, mulsa tahan lama. Nitrogen memperbaiki: Acacia auriculiformis dapat

memperbaiki nitrogen setelah nodulating dengan berbagai Rhizobium dan Bradyrhizobium strain. Ini juga memiliki asosiasi dengan kedua ecto-endo-mikoriza dan jamur. Hias: Hal ini digunakan untuk warna dan keperluan pajangan di kota-kota mana yang tahan banting, dedaunan lebat dan bunga kuning cerah adalah atribut positif. Tumpangsari: Pengaruh tumpangsari dengan tanaman tahunan bervariasi. Peningkatan pertumbuhan pohon telah ditemukan dengan kenaf (Hibiscus cannabinus), padi gogo dan kacang tanah di Thailand, pertumbuhan berkurang dengan jagung di Kamerun. Hama dan penyakit Kerusakan oleh hama dan penyakit minor. Di Indonesia, laju pertumbuhan telah dirugikan oleh karat jamur, Uromyces digitatus, di India, busuk akar disebabkan oleh jamur (Ganoderma lucidum) telah dilaporkan. Sebuah kumbang (Sinoxylon spp.) Dapat korset batang muda dan cabang, menyebabkan mereka untuk istirahat. Serangga menjadi perhatian, karena pohon akan mengembangkan beberapa pemimpin jika batang utama rusak dan panjang batang akan berkurang. Would you mind answering some questions to help improve translation quality? Google Translate for Business:Translator ToolkitWebsite TranslatorGlobal Market Finder

The parts of a plant concerned in its nutrition are the root, stem, and leaf, which are termed the organs of vegetation. The leaf, as is the case with the others, is subject to many modifications, and is indeed sometimes made to serve other purposes than those of foliage; but its chief function is that of elaborating the crude material supplied by the roots and absorbed from the air into substances which will nourish and continue the growth of the plant. This work requires the light of the sun, and one of the processes incidental to it is evaporation; hence the leaf is generally constructed and arranged upon the stem in such a manner as to expose the largest surface to the influence of light, and usually presents a broad evaporating and absorbing surface to the atmosphere. In its most complete form the leaf consists of an expanded portion, the blade or limb, which is attached to the stem by means of a leaf stalk or petiole, and at the base of this there are two foliaceous appendages or stipules. The stipules are characteristic of some families of plants and are always present in them, but in other families they are entirely wanting, and hence cannot be regarded as essential to the leaf; so with the petiole, which is frequently absent, the blade being attached directly to the stem, or sessile. The blade is regarded as the only essential part of the leaf, and though this presents itself in a vast variety of forms, the same general structure is manifest in all. In all ordinary leaves two distinct structures are visible: a framework or skeleton of fibres, and a green pulpy portion which fills the spaces in this. "When a principal bundle of fibres runs from the base to the apex of the leaf, it is termed the midrib; the branches from this are called veins, and the smaller subdivisions veinlets. In many leaves the smaller vein-lets anastomose and thus form a complete network; in others the veins run parallel and do not anastomose; as a general rule netted-veined leaves are found in dicotyledonous, and parallel-veined leaves in monocotyledonous plants. The form of the leaf largely depends upon the disposition of the veins; if there is a midrib with smaller branches or veins from each side, the leaf is said to be pinnately veined, and is usually longer than broad; but if there are several principal ribs starting from the base of the leaf, it is

palmately veined, and its outline will be more or less orbicular. The skeleton or framework of the leaf consists of proper wood, and the microscope shows the various vessels, ducts, and fibres found in the stem itself; and this portion of the leaf is regarded as an expansion of the woody system of the stem, or rather of the inner bark. Its structure is beautifully shown in what are called skeletonized leaves, often seen as parlor ornaments; these are prepared by macerating the leaves in water until the softer parts have decayed, and arresting the process while the fibres still remain intact. The pulpy portion of the leaf, cellular tissue or parenchyma, consists of several layers of cells containing chlorophyl or leaf-green; those nearest the upper surface are elongated and packed close together with but few spaces between them, while the cells of the lower part are irregular in shape and placed loosely together to leave abundant air spaces among them. The darker green color of the upper surfaces of most leaves is due to the more compact character of the cellular tissue in that part of the leaf. This portion of the leaf is regarded as an expansion of the green layer of the bark. Both surfaces of the leaf are covered by an epidermis consisting of empty, thick-walled cells, which cohere so firmly that it may often be stripped off from the other portions of the leaf; the cells of the epidermis are frequently very irregular in outline, and are mostly in a single layer, but in plants which have to resist long droughts there are several layers. The epidermis being impermeable, there could be no communication between the interior of the leaf and the atmosphere were it not for the multitude of breathing pores or stomata provided for this purpose. Each of these stomata is guarded by a pair of curved cells, which, unlike those of the epidermis, contain chlorophyl; these cells are sensitive to the action of moisture, and by their change in form enlarge or diminish the opening. Through these pores the air has direct access to the spaces among the cells of the leaf, and as these are mostly near the lower surface, so the stomata are most numerous in that portion of the leaf. The stomata in some plants are 20 times more numerous in the epidermis of the lower than in that of the upper surface. The number is estimated to vary in different plants from 800 to 170,000 to the square inch of surface. The epidermis has its cells often prolonged into hairs of various shapes. By careful manipulation a transverse section of a leaf may be made, and this examined with a microscope of moderate power will show, first, a layer of empty cells of the epidermis; next, elongated cells, containing chlorophyl, with their longer diameters placed transversely and closely compacted; then similar cells with their long diameters parallel to the face of the leaf, with numerous air spaces among them; and finally, the epidermis of the lower surface. - The forms assumed by simple leaves are almost innumerable, and as they are much used in systematic botany in the determination of species, they have a technical nomenclature which it would be out of place to give here. The two principal divisions of pin-nately and palmately veined have been mentioned. Each kind of venation in its modifications gives rise to two sets of forms as to general outline, and we have every gradation from the narrowly linear leaves of the grasses to the orbicular and kidney-shaped leaves. By modifications of the base of the leaf a set of forms, as arrow-shaped and heart-shaped, are produced, and by changes in the apex another set, from the long acuminate to the abruptly truncate. Changes in the margin are innumerable; in many leaves the edges are entire, but more frequently they are finely or coarsely serrate, toothed, or lobed, and the blade of the leaf is sometimes lobed or divided quite down to the midrib; the pinnately and palmately veined leaves when lobed giving two distinct sets of forms. So both these kinds of leaves are often compound,

i. e., made up of smaller leaves or leaflets, which are articulated with a common petiole. Among trees, the locust is an example of the pinnate and the horse chestnut of the palmate compound leaves. Sometimes a stem appears to pass directly through the blade of a leaf; to such the name of perfoliate has been given; in some cases this appearance is produced by the lobes of a sessile heart-shaped leaf uniting to enclose the stem, and in others by the union of the bases of two opposite leaves. - The petiole is essentially of the same structure as the leaf, but its cellular tissue is usually small in proportion to its woody portion; its size and length, in proportion to the leaf, vary greatly; in aquatic plants with floating leaves it is several feet long, and in some palms the petiole is so large as to serve for making oars; in our garden rhubarb it takes on an unusual development, and is the useful part of the plant. In some plants the petiole is so short as to be barely perceptible, and in many entirely absent. In the aspen the petiole is flattened at right angles to the axis of the leaf, which allows the leaf to move with the slightest motion of the air, and to keep up the continuous fluttering for which the foliage of this tree is proverbial. The petiole may be channelled, or furnished with a wing on each side, as in the orange, or it may be broadly expanded at the base and sheathe the stem, as in the umbelliferce, thus when present affording useful characters in describing plants. In some plants the blade of the leaf is wanting, but the petiole expands and becomes leaf-like, and takes upon itself the functions of the leaf; it is then called a phyllodium. The Australian acacias afford numerous examples of phyl-lodia; several of these, when raised from seed, produce upon the young plants the compound leaves common to the genus; some species, when but a few inches high, show a tendency to suppress the blade of the leaf; the successive leaves have wider and wider petioles and less and less blade, until the leaf-like petioles or phyllodia constitute the sole foliage; these have parallel veins and their edges instead of their surfaces are presented to the sky and earth. - Stipules, the accessory leaf-like bodies found in many leaves at the base of the petiole, present great variety in size, form, and duration; they frequently fall away as the leaves expand; in our tulip tree (liriodendrori), and in the related magnolias, they are only to be found as the leaves are unfolding, and are then very conspicuous; again, they remain as long as the leaf to which they belong, and often form a large part of it, as in the garden pea, and in a related species the blade of the leaf is wanting, and the whole foliage of the plant consists of stipules. In some cases the stipules are distinct, but in many, as in the rose, they are attached to the petiole by one edge; in the docks, rhubarb, and other members of the polygonum family, they are united by both margins, and thus form a sheath which surrounds the stem. The appearance of stipules in the form of spines is not rare, and is noticeable in the common locust, the caper, and other plants. Those parasitic plants which, like the dodder, rob other plants of elaborated food, have no leaves, their function being performed by the foliage of the host to which they are attached. The prickly pear and others of the cactus family are usually regarded as leafless; but these have minute leaves upon the young stems, which soon drop, and in the older ones the whole surface of the stem performs the functions of the leaf. - Leaves vary greatly in size, but generally what is lacking in size is made up in number; and thus trees with minute leaves, like the arbor vitas, where they are like small green scales clothing the branches, present in the aggregate as large a surface of foliage as trees with much larger leaves. A little plant of our fresh-water ponds has leaves only 1/36 of an inch long, while those of the Victoria regia, of the South American lakes, have a diameter of 6 ft., and afford a standing place

for aquatic birds while they are watching for their prey. Some palms have leaves of enormous size, and an arad discovered a few years ago in Central America (Godwinia gigas) has leaves over 13 ft. long. - Leaves differ greatly as to their duration; some are fugacious, falling soon after they appear; those which fall at the close of the season are deciduous, and when they remain through the year they are persistent, as in the evergreens. In some of the evergreen coniferous trees the leaves of the former year fall as soon as those of the present year are developed, while in some firs they remain 10 or 12 years before they fall. In deciduous trees the fall of the leaf is as well provided for as its development, and is not due, as is supposed by some, to the advent of frost. A distinct line of separation is early visible, and before the leaf separates the wound which would otherwise be left is covered with a prolongation of the epidermis of the stem. The leaf scars in the horse chestnut and ailantus are large, and show the points from which issued the bundles of woody fibre to form the framework of the leaf. In palms and some other monocotyledonous plants the leaves do not fall, but wither and decay upon the tree. - The study of the morphology of the leaf presents an endless variety to a close observer, and nothing in relation to the subject is more interesting than the many abnormal forms in which leaves, besides performing their proper offices as foliage, are made to serve the plants in other respects, or are quite turned aside from their normal uses to those which ordinarily belong to the root or stem. The scales which make up the greater part of a lily bulb are only the bases of former leaves which have become thick and fleshy by the accumulation of nutriment which is to be used in the future growth of the plant. This conversion of leaves into storehouses of food is strikingly shown in some seeds, in many of which the first leaves of the embryo plant, the cotyledons, or seed leaves as they are popularly called, are quite distorted by the accumulation of starchy and other matters intended to nourish the young plant; the common bean is a familiar illustration of this; in the bean the seed leaves fall away after they have parted with their store, but in the squash and others of its family the seed leaves, after they have served their purpose of helping the growth of the young plant, increase in size, turn green, and become proper leaves. The seed leaves of the oak, pea, and others are so distorted by the food they contain that they never come to the light and appear as proper leaves. The scales which surround the buds of deciduous trees are only modified leaves, some trees showing a regular gradation from the brown dry scale to the fully developed green leaf. In the barberry the leaves often appear as spines, and in Fouquieria, one of the chaparral plants of western Texas, the stem of which is formidably covered with sharp points, the spine is the midrib of the leaf from which the blade has fallen away. The common pea affords an illustration of the conversion of a portion of the leaf into a tendril to aid the plant in climbing, and in a plant of the same family (lathy-rus aphacd) the whole leaf is developed as a tendril. Among the abnormal forms of leaves, none are more interesting than the ascidia or pitchers, in which, as in our native pitcher plants (Sarracenia), the whole leaf forms a pitcher, or, as in nepenthes, the pitcher is an appendage to the leaf. (See Pitcher Plants.) Still more wonderful is the adaptation of the leaf to serve as a trap to catch insects, as in our carnivorous Venus's fly-trap. (See Dio-nAea.) - In this brief description of the leaf it has been considered in only its normal condition of foliage and some of its readily understood transformations, but the botanist regards the flower and its resulting fruit of whatever kind as only peculiar modifications of the leaf.

The idea of tracing all the floral organs to one type, the leaf, had been hinted at before Linnaeus, and the great botanist himself did not present the matter in such a way as to attract much attention; the poet Goethe proposed the theory in much the same form as it is now held, but it was not until the elder De Can-dolle presented it that the theory of metamorphosis was generally accepted. - The arrangement of the leaves upon the stem is such as to give the greatest possible amount of divergence, and though they may appear to be scattered without order, they are arranged in a manner definite for such species, and this has given rise to a distinct department of botany involving mathematical principles, called phyllotaxy. - It has already been hinted that the chief function of the leaf is to bring the interior of the plant into communication with the sun and air; it receives the liquid taken up by the roots, and in its tissues evaporation goes on ; it not only permits but regulates evaporation by the wonderful mechanism of the leaf pores. But evaporation is by no means the sole office of the leaf; the air with its gases has free access to its interior, and here takes place the process of assimilation, about which so little is known, in which carbon, oxygen, hydrogen, and nitrogen are converted into organic compounds. We know that the chlorophyl is an active agent in effecting these changes, and that sunlight is essential to the proper performance of the leaf's functions. As water is so largely evaporated in the leaf, and as this, coming from the soil, must contain more or less inorganic matter in solution, it is not surprising to find that the leaf contains a large amount of earthy matter or ash, and that leaves in autumn have a larger percentage of ash than vernal leaves; the leaves show upon analysis 10 to 30 times as much ash as the wood of the same tree.

Fig. 1. - Pinnately veined Leaf, with Petiole and Stipules.

Fig. 2. - Palmately veined Leaf (Maple).

Fig. 3. - Parallel-veined Leaf.

Fig. 4. - Stomata of Epidermis (magnified).

Fig. 5. - Cross Section of Leaf (magnified).

Fig. 6. - Acacia, with Pinnate Leaves and Phyllodia.

Fig. 7. - Votch with Leaf developed as Tendril.

Fig. 8. - Barberry with Spiny Leaves.


Bagian-bagian dari tanaman yang bersangkutan dalam gizi nya adalah akar, batang, dan daun, yang disebut organ vegetasi. Daun, seperti halnya dengan yang lain, tunduk pada banyak modifikasi, dan memang kadang-kadang dibuat untuk melayani tujuan selain yang dedaunan, tetapi fungsi utamanya adalah bahwa menguraikan bahan mentah yang disediakan oleh akar dan diserap dari udara menjadi zat yang akan memelihara dan melanjutkan pertumbuhan tanaman. Karya ini membutuhkan cahaya matahari, dan salah satu proses yang terkait dengan itu adalah penguapan, maka daun umumnya dibangun dan diatur pada batang sedemikian rupa untuk mengekspos permukaan terbesar terhadap pengaruh cahaya, dan biasanya menyajikan yang menguap yang luas dan menyerap permukaan ke atmosfer. Dalam bentuk yang paling lengkap daun terdiri dari bagian diperluas, pisau atau ekstremitas, yang melekat pada batang melalui tangkai daun atau tangkai daun, dan di dasar ini ada dua pelengkap foliaceous atau stipula. Para stipula merupakan karakteristik dari beberapa keluarga tanaman dan selalu hadir di dalamnya, tetapi dalam keluarga lain mereka seluruhnya menginginkan, dan karenanya tidak dapat dianggap sebagai penting untuk daun, sehingga dengan tangkai daun, yang sering absen, pisau yang terpasang langsung ke batang, atau sessile. Pisau dianggap sebagai satu-satunya bagian penting dari daun, dan meskipun ini juga hadir dalam berbagai macam bentuk, struktur umum yang sama terwujud dalam semua. Dalam semua daun biasa dua struktur yang berbeda terlihat: kerangka kerja atau kerangka serat,

dan sebagian lembek hijau yang mengisi ruang-ruang dalam hal ini. "Ketika seikat utama serat berjalan dari dasar ke puncak daun, itu disebut pelepah tersebut; cabang dari ini disebut vena, dan lebih kecil subdivisi veinlets Dalam banyak daun yang lebih kecil vena-memungkinkan beranastomosis dan dengan demikian terbentuk. jaringan yang lengkap, di lain vena berjalan paralel dan tidak membentuk anastomosis, sebagai aturan umum daun terjaring-berurat ditemukan di dikotil, dan paralel-berurat daun pada tumbuhan monokotil. Bentuk daun sangat tergantung pada disposisi pembuluh darah, jika ada pelepah dengan cabang-cabang yang lebih kecil atau vena dari setiap sisi, daun dikatakan pinnately berurat, dan biasanya lebih lama dari yang luas, tetapi jika ada beberapa pokok rusuk mulai dari pangkal daun, itu palmately berurat, dan garis besar akan lebih atau kurang bundar. Kerangka atau kerangka daun terdiri dari kayu yang tepat, dan mikroskop menunjukkan berbagai kapal, saluran, dan serat yang ditemukan di batang itu sendiri, dan ini bagian dari daun dianggap sebagai perluasan dari sistem kayu batang, atau bukan dari kulit bagian dalam. Strukturnya indah ditunjukkan dalam apa yang disebut daun skeletonized, sering dianggap sebagai hiasan ruang tamu, ini dibuat dengan maserasi daun dalam air sampai bagian lembut telah membusuk, dan menangkap proses sementara serat masih tetap utuh. The lembek bagian dari daun, jaringan selular atau parenkim, terdiri dari beberapa lapisan sel yang mengandung klorofil atau daun hijau, orang-orang terdekat permukaan atas yang memanjang dan dikemas berdekatan dengan tetapi sedikit ruang antara mereka, sementara sel-sel dari bagian bawah tidak teratur dalam bentuk dan ditempatkan bersama-sama longgar untuk meninggalkan ruang udara berlimpah di antara mereka. Semakin gelap warnanya hijau permukaan atas daun kebanyakan adalah karena karakter lebih kompak dari jaringan seluler di bagian daun. Bagian dari daun dianggap sebagai perluasan dari lapisan hijau kulit. Kedua permukaan daun ditutupi oleh epidermis yang terdiri dari kosong, sel berdinding tebal, yang berpadu sehingga dengan tegas bahwa hal itu mungkin sering menanggalkan dari bagian lain dari daun, sel-sel epidermis sering sangat tidak beraturan secara garis besar, dan sebagian besar dalam satu lapisan, tetapi pada tanaman yang harus menahan kekeringan panjang ada beberapa lapisan. Epidermis yang kedap air, tidak mungkin ada komunikasi antara interior daun dan suasana kalau bukan karena banyaknya pernapasan pori-pori atau stomata disediakan untuk tujuan ini. Masing-masing stomata ini dijaga oleh sepasang sel melengkung, yang, tidak seperti orang-orang dari epidermis, mengandung klorofil, sel-sel yang sensitif terhadap aksi kelembaban, dan dengan perubahan mereka dalam bentuk memperbesar atau mengurangi pembukaan. Melalui pori-pori ini udara memiliki akses langsung ke ruang di antara sel-sel daun, dan karena ini adalah sebagian besar di dekat permukaan bawah, sehingga stomata paling banyak dalam bagian daun. Stomata pada beberapa tanaman 20 kali lebih banyak pada epidermis yang lebih rendah daripada dalam dari permukaan atas. Jumlah ini diperkirakan bervariasi pada tanaman yang berbeda dari 800 sampai 170.000 ke inci persegi permukaan. Epidermis memiliki sel-sel seringkali berkepanjangan menjadi rambut dari berbagai bentuk. Dengan manipulasi hati-hati bagian melintang daun dapat dilakukan, dan ini diperiksa dengan mikroskop kekuatan moderat akan menunjukkan, pertama, lapisan sel kosong epidermis; berikutnya, sel-sel memanjang, mengandung klorofil, dengan diameter mereka lagi ditempatkan melintang dan erat dipadatkan, kemudian sel serupa dengan diameter panjang mereka sejajar dengan wajah daun, dengan banyak ruang udara di antara mereka, dan akhirnya, kulit ari permukaan bawah. - Bentuk diasumsikan oleh daun sederhana hampir tak terhitung banyaknya, dan seperti yang banyak digunakan dalam botani sistematis dalam penentuan spesies, mereka memiliki nomenklatur teknis yang akan keluar dari tempat untuk berikan di sini. Dua divisi utama dari pin-nately dan palmately berurat telah disebutkan. Setiap jenis venasi dalam modifikasi yang menimbulkan dua set bentuk untuk garis besar umum, dan kami memiliki setiap gradasi dari daun sempit linier dari rumput ke

bundar dan daun berbentuk ginjal. Dengan modifikasi dari dasar daun satu set formulir, seperti panah berbentuk dan berbentuk hati, diproduksi, dan dengan perubahan puncak set, dari meruncing panjang untuk tiba-tiba truncate. Perubahan dalam margin yang tak terhitung banyaknya, dalam banyak daun ujung-ujungnya seluruh, tetapi lebih sering mereka halus atau kasar bergerigi, bergigi, atau lobed, dan pisau daun kadang-kadang lobed atau dibagi cukup ke pelepah tersebut, yang menyirip dan palmately berurat daun ketika lobed memberikan dua set yang berbeda bentuk. Jadi kedua jenis daun sering majemuk, i. e., terdiri dari daun kecil atau selebaran, yang diartikulasikan dengan tangkai daun umum. Di antara pohon-pohon, belalang adalah contoh dari menyirip dan berangan kuda dari daun majemuk palmate. Kadang-kadang batang muncul untuk lulus langsung melalui pisau daun, untuk seperti nama perfoliate telah diberikan, dalam beberapa kasus penampilan ini diproduksi oleh lobus dari berbentuk hati daun sessile menyatukan melampirkan batang, dan lain-lain oleh persatuan dasar dari dua daun yang berlawanan. - Tangkai daun pada dasarnya struktur yang sama seperti daun, namun jaringan selular biasanya kecil secara proporsional dengan porsi kayu nya, ukuran dan panjang, sebanding dengan daun, bervariasi, dalam tanaman air dengan daun mengambang itu adalah beberapa kaki panjang, dan dalam beberapa telapak tangkai daun yang begitu besar untuk melayani untuk membuat dayung, dalam rhubarb kebun kami dibutuhkan pada perkembangan yang tidak biasa, dan merupakan bagian penting dari tanaman. Dalam beberapa tanaman tangkai daun sangat pendek untuk menjadi nyaris tak terlihat, dan dalam banyak seluruhnya absen. Dalam aspen tangkai daun diratakan pada sudut kanan terhadap sumbu daun, yang memungkinkan daun bergerak dengan gerakan sedikitpun udara, dan untuk menjaga terus berkibar dimana dedaunan pohon ini pepatah. Tangkai daun bisa disalurkan, atau dilengkapi dengan sayap di setiap sisi, seperti dalam jeruk, atau mungkin secara luas diperluas di dasar dan menyarungkan batang, seperti dalam umbelliferce, sehingga ketika hadir affording karakter yang berguna dalam menggambarkan tanaman. Dalam beberapa tanaman bilah daun adalah ingin, tapi tangkai daun mengembang dan menjadi mirip daun, dan mengambil pada dirinya sendiri fungsi daun, yang kemudian disebut phyllodium a. The akasia Australia mampu banyak contoh Phyl-lodia, beberapa ini, ketika diangkat dari benih, menghasilkan pada tanaman muda senyawa daun umum untuk genus, beberapa spesies, ketika tapi beberapa inci tinggi, menunjukkan kecenderungan untuk menekan pisau daun, daun berturut-turut memiliki tangkai yang lebih luas dan lebih luas dan pisau kurang dan kurang, sampai tangkai daun seperti atau phyllodia merupakan satu-satunya dedaunan, ini memiliki vena paralel dan ujung-ujungnya bukan permukaan mereka disajikan ke langit dan bumi. - Stipula, aksesori daun seperti mayat yang ditemukan di banyak daun pada pangkal tangkai daun, hadir berbagai ukuran, bentuk, dan durasi, mereka sering jatuh jauh seperti daun berkembang, dalam tulip kami pohon (liriodendrori), dan para magnolia terkait, mereka hanya dapat ditemukan sebagai daun berlangsung, dan kemudian sangat mencolok; lagi, mereka tetap selama daun mana mereka berasal, dan sering membentuk bagian besar dari itu, seperti dalam ercis , dan dalam spesies terkait bilah daun adalah ingin, dan seluruh dedaunan tanaman terdiri dari stipula. Dalam beberapa kasus stipula yang berbeda, tetapi dalam banyak, seperti di mawar, mereka melekat pada tangkai daun dengan satu ujung, di dermaga, rhubarb, dan anggota lain dari keluarga polygonum, mereka dipersatukan oleh kedua margin, dan dengan demikian membentuk selubung yang mengelilingi batang. Munculnya stipula berupa duri tidak jarang, dan terlihat dalam belalang umum, caper, dan tanaman lainnya. Mereka tanaman parasit yang, seperti menggetar itu, merampok tanaman pangan lainnya diuraikan, tidak memiliki daun, fungsi mereka yang dilakukan oleh dedaunan dari host yang mereka terpasang. Berduri pir dan lain-lain dari keluarga kaktus biasanya dianggap sebagai berdaun, tetapi ini memiliki daun menit pada batang muda, yang segera turun, dan yang lebih tua seluruh

permukaan batang melakukan fungsi daun. - Daun sangat bervariasi dalam ukuran, tetapi umumnya apa yang kurang dalam ukuran terdiri jumlahnya, dan dengan demikian pohon dengan daun menit, seperti punjung vitas, di mana mereka seperti sisik hijau kecil pakaian cabang, hadir dalam agregat sebagai besar permukaan dedaunan pohon-pohon dengan daun yang jauh lebih besar. Sebuah tanaman kecil tambak air tawar kami telah meninggalkan hanya 1/36 dari satu inci panjang, sedangkan orang-orang dari Victoria regia, dari American danau Selatan, memiliki diameter 6 ft, dan membeli tempat berdiri untuk burung air sementara mereka mengamati mangsanya. Beberapa telapak tangan memiliki daun ukuran besar, dan arad ditemukan beberapa tahun yang lalu di Amerika Tengah (Godwinia gigas) memiliki daun lebih dari 13 ft panjang. - Daun sangat berbeda untuk durasi mereka, beberapa yang sepintas lalu, jatuh segera setelah mereka muncul, mereka yang jatuh pada penutupan musim gugur adalah, dan ketika mereka tetap sepanjang tahun mereka gigih, seperti di pepohonan. Di beberapa pohon konifer cemara daun bekas jatuh tahun secepat mereka tahun ini dikembangkan, sedangkan di beberapa firs mereka tetap 10 atau 12 tahun sebelum mereka jatuh. Dalam daun pohon musim gugur daun ini juga diberikan sebagai perkembangannya, dan bukan karena, seperti yang seharusnya oleh beberapa, dengan munculnya embun beku. Sebuah garis tegas pemisahan adalah awal terlihat, dan sebelum daun memisahkan luka yang jika tidak akan ditinggalkan ditutupi dengan perpanjangan epidermis batang. Bekas luka daun dalam berangan kuda dan ailantus besar, dan menunjukkan titik-titik yang mengeluarkan bundel serat kayu untuk membentuk kerangka daun. Di telapak tangan dan beberapa tanaman monokotil lainnya daun tidak jatuh, tetapi layu dan membusuk pada pohon. - Studi tentang morfologi daun menyajikan berbagai tak ada habisnya untuk seorang pengamat dekat, dan tidak ada dalam kaitannya dengan subjek lebih menarik daripada banyak bentuk abnormal yang meninggalkan, selain melakukan kantor tepat sebagai dedaunan, yang dibuat untuk melayani tanaman dalam hal lain, atau cukup menyimpang dari penggunaan normal mereka kepada orang-orang yang biasanya milik akar atau batang. Timbangan yang membentuk sebagian besar dari bola lily hanya dasar mantan daun yang telah menjadi tebal dan berdaging oleh akumulasi nutrisi yang akan digunakan dalam pertumbuhan masa depan tanaman. Ini konversi daun menjadi gudang makanan mencolok ditunjukkan dalam beberapa biji, di mana banyak dari daun pertama dari tanaman embrio, kotiledon, daun atau biji seperti yang populer disebut, cukup terdistorsi oleh akumulasi tepung dan hal-hal lain dimaksudkan untuk memelihara tanaman yang masih muda, kacang umum adalah ilustrasi akrab ini, dalam kacang benih daun jatuh jauh setelah mereka berpisah dengan toko mereka, tetapi dalam labu dan lain-lain dari keluarganya benih daun, setelah mereka menjalani tujuan mereka untuk membantu pertumbuhan tanaman yang masih muda, bertambah besar, berubah menjadi hijau, dan menjadi daun yang tepat. Benih daun pohon, kacang, dan lain-lain begitu terdistorsi oleh makanan mereka mengandung bahwa mereka tidak pernah datang ke cahaya dan muncul sebagai daun yang tepat. Sisik-sisik yang mengelilingi tunas pohon gugur hanya dimodifikasi daun, beberapa pohon menunjukkan gradasi biasa dari skala kering coklat ke hijau daun sepenuhnya dikembangkan. Dalam barberry sering daun muncul sebagai duri, dan Fouquieria, salah satu tanaman chaparral dari Texas Barat, batang dari yang formidably ditutupi dengan poin tajam, tulang belakang adalah pelepah daun dari mana pisau telah jatuh pergi. The kacang umum memberikan sebuah ilustrasi tentang konversi sebagian daun menjadi sulur untuk membantu tanaman dalam memanjat, dan tanaman dari keluarga yang sama (panjang dan kurus-rus aphacd) seluruh daun dikembangkan sebagai sebuah sulur. Di antara bentuk-bentuk abnormal daun, tidak ada yang lebih menarik daripada Ascidia atau pitcher, di mana, seperti dalam tanaman pitcher asli kita (Sarracenia), seluruh daun membentuk kendi, atau, seperti dalam nepenthes, kendi merupakan suatu tambahan ke daun. (Lihat Tanaman Pitcher.) Masih lebih indah adalah adaptasi dari daun untuk

melayani sebagai perangkap untuk menangkap serangga, seperti dalam kita karnivora Venus flyperangkap. (Lihat Dio-NAEA.) - Dalam uraian singkat ini daun itu telah dipertimbangkan dalam kondisi normal hanya dedaunan dan beberapa transformasi yang mudah dipahami, namun ahli botani yang menganggap bunga dan buah yang dihasilkan dari jenis apa pun karena hanya aneh modifikasi daun. Ide untuk melacak semua organ bunga untuk satu jenis, daun, telah mengisyaratkan sebelum Linnaeus, dan ahli botani besar itu sendiri tidak menyajikan masalah dalam sedemikian rupa untuk menarik banyak perhatian, penyair Goethe mengajukan teori dalam banyak bentuk yang sama seperti yang sekarang diadakan, tapi itu tidak sampai tua De Can-Dolle disajikan bahwa teori metamorfosis pada umumnya diterima. - Susunan daun pada batang adalah seperti memberikan jumlah terbesar kemungkinan divergensi, dan meskipun mereka mungkin tampak tersebar tanpa aturan, mereka diatur dengan cara yang pasti untuk spesies tersebut, dan ini telah melahirkan sebuah departemen yang berbeda dari botani yang melibatkan prinsip-prinsip matematika, yang disebut phyllotaxy. - Telah mengisyaratkan bahwa fungsi utama dari daun adalah untuk membawa bagian tanaman ke dalam komunikasi dengan matahari dan udara; menerima cairan diambil oleh akar, dan pada jaringan yang penguapan berlangsung, tidak hanya izin tetapi mengatur penguapan oleh mekanisme indah dari poripori daun. Tapi penguapan tidak berarti satu-satunya kantor daun, udara dengan gas yang memiliki akses bebas ke interior, dan di sini terjadi proses asimilasi, tentang yang begitu sedikit yang diketahui, di mana karbon, oksigen, hidrogen, dan nitrogen diubah menjadi senyawa organik. Kita tahu bahwa klorofil adalah agen aktif dalam mempengaruhi perubahan ini, dan sinar matahari yang penting untuk kinerja yang tepat dari fungsi daun. Ketika air sehingga sebagian besar menguap dalam daun, dan karena hal ini, yang berasal dari tanah, harus berisi lebih atau kurang peduli dalam larutan anorganik, tidak mengherankan untuk menemukan bahwa daun mengandung sejumlah besar materi bersahaja atau abu, dan bahwa daun di musim gugur memiliki persentase lebih besar dari abu dari daun vernal, daun menunjukkan pada analisis 10 sampai 30 kali lebih banyak abu kayu dari pohon yang sama. Pinnately berurat daun, dengan Tangkai daun dan stipula.

Anda mungkin juga menyukai