KONSEP INOVASI
(AGUS DWIYANTO)
Inovasi adalah segala sesuatu yang berkenaan dengan gagasan dan pengetahuan baru dan transformasinya kedalam hasil (outcome) yang
dapat menciptakan nilai tambah pada praktik dan proses, barang dan jasa,
adopsi teknik dan pendekatan baru dalam pengelolaan satu organisasi. Dalam bidang administrasi publik, inovasi adalah setiap bentuk
JENIS INOVASI
Inovasi pelayanan; pelayanan yang lebih baik atau pelayanan baru: (revolusi KIA di NTT, pelayanan maternal di fasilitas kesehatan yang memadai)
Inovasi dalam proses: perubahan dalam cara mengelola pelayanan publik (kontrak
pelayanan yang dilakukan di berbagai daerah) Inovasi sistim: perubahan dalam sistim, misalnya melalui penerapan TIK, elearning, e-government, dst. Inovasi konsepsual: perubahan dalam konsep atau mindset, konsep penguasa sebagai pelayanan warga, kepala pelayanan
I N OVA S I M E M B U T U H K A N K O M P E T E N S I DA N B U DA Y A K R E A T I F
Tidak ada inovasi tanpa budaya kreatif dan tidak ada kreativitas tanpa kompetensi Inovasi dalam pelayanan publik hanya dapat dikembangkan kalau kita mampu membangun kompetensi dan mengembangkan budaya kreatif Semua kendala untuk pengembangan kompetensi dan kreativitas harus dihilangkan dan insentif untuk pengembangan kompetensi harus diberikan
K E N DA L A P E N G E M B A N G A N K R E A T I V I TA S & K O M P E T E N S I P E G A W A I
Orientasi pada legalitas yang berlebihan. Pengaturan dibuat terlalu rinci untuk hal-hal yang sebenarnya tidak perlu. Peraturan ditempatkan diatas misi dan tujuan dari birokrasi.
Pengaturan rinci hanya diperlukan untuk hal terkait dengan basic right,
risiko kesalahan besar, dan ketika kompetensi pegawai rendah. Jika tidak termasuk hal tersebut sebaiknya ada diskresi.
KENDALA .
Budaya kerja rutin. Tidak ada tradisi untuk secara rutin meninjau kembali praktik dan cara kerja untuk mencari yang lebih baik. Keengganan mengambil risiko dan mengambil keputusan. Pegawai tidak terlatih untuk mengambil risiko Sistim pengawasan yang terlalu rigid dan hanya membedakan antara praktik dengan peraturan dan prosedur (compliance auditing).
BAGAIMANA PENGEMBANGAN B U DA Y A DA N O R I E N TA S I PA DA K E B A R UA N DA N K UA L I TA S
Tradisi untuk melakukan review secara periodik cara kerja perlu dikembangkan. Total quality manajemen (TQM). Pertanyaan tentang apakah ada cara kerja yang lebih baik perlu dilembagakan. Pengakuan dan penghargaan terhadap kinerja individual dan kelompok Kegagalan terhadap upaya untuk melakukan pembaharuan dan inovasi
BAG A I M A N A P E M B E R DAYA A N P E T U G A S D I G A R I S D E PA N ?
Petugas garis depan harus dijadikan sebagai sumber informasi tentang problema dan gagasan inovatif
FGD dan curah pendapat dengan petugas garis depan perlu dilakukan
secara rutin untuk mengenali apa yang menjadi kendala warga untuk mengakses pelayanan dan kendala mereka melayani warga Beri ruang untuk mengambil diskresi untuk mengambil solusi terhadap
S I A PA YA N G P O T E N S I A L M E L A K U K A N I N OVA S I ?
Survei yang dilakukan oleh Kennedy School: front-line official dan pimpinan tingkat menengah;
Frontline official: mereka yang langsung berhubungan dengan rakyat, tahu kebutuhan dan kesulitan dalam melayanan warga Pimpinan menengah: pengalaman dan kematangan, idealisme Pimpinan di hirakhi yang tinggi: comfort zone, risiko perubahan terlalu besar, usia tidak lagi progresif
Di Indonesia karena budaya yang paternalistik, pimpinan tertinggi sangat strategis perannya; pimpinan K/L dan Daerah.
MENGAPA PENTING?
Innovation in government has been major areas of study as a possible venue for performance improvement (Kim dan Chang, 2009:294) innovation is becoming a reality in government. The failure to innovate in public services creates imbalances in societies and additional fiscal restraints (Parnaa and Tunzelmann,2007:1) Without policies and administrative innovation, governance fall into decay and effectiveness, loses capacity to govern, and becomes a target of criticism and failure. (Farazmand, 2004:19)
BAGAIMANA MEMULAI?
Mengapa perlu inovasi?
P E N G E M B A N G A N S I S T E M I N O VA S I P E M E R I N TA H A N D A E R A H
TA H A PA N PENGEMBANGAN S I S T E M I N O VA S I
Tahap pertama adalah sharing atau sosialisasi inovasi Tahapan kedua adalah inspiration atau peningkatan kemampuan untuk
berinovasi
Tahapan ketiga adalah creation yakni sebuah tahapan yang menandai kesiapan berbagai elemen untuk menjalankan inovasi sembari terus menerus mengembangkan pengetahuan baru.
LEVEL INOVASI
Inovasi pada level top-down lebih banyak mengarah pada inovasi yang bersifat efesiensi (They may be oriented towards achieving greater efficiency in the supply of existing services), sedangkan inovasi bottom-up may be more focused on an expansion of the quality of supplied services or the development of a new service.
Forbes, 3/06/2012
6. 7. 8. 9. 10.
15.
K E R A N G K A P E D O M A N P RO S E S M E N G E LO LA I N OVA S I
NIHIL INOVASI
TIDAK ADA REWARDS ATAU INSENTIF UNTUK MELAKUKAN INOVASI ATAU UNTUK MENGADOPSI INOVASI
LEMAH DALAM KECAKAPAN (SKILLS) UNTUK MENGELOLA RESIKO ATAU MENGELOLA PERUBAHAN
1. PROGRAM BANTUAN KESEHATAN 2. PROGRAM BANTUAN EKONOMI 3. PROGRAM BANTUAN PENDIDIKAN 4. PROGRAM PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR 5. PROGRAM PEMBANGUNAN LINGKUNGAN
GERDU KEMPLING
( P E R C E PATA N P R O G R A M P E N A N G G U L A N G A N K E M I S K I N A N K O TA S E M A R A N G )
Gerdu Kempling
SINGKATAN :
GERDU KEMPLING
: :
FILOSOFI :
Gerakan Terpadu Penanggulangan Kemiskinan yang mencakup segala aspek dan terangkum dalam 5 bidang yaitu Kesehatan, Ekonomi, Pendidikan, Infrastruktur dan Lingkungan.
1. Dengan hati & pikiran bersih dalam melaksanakan program pembangunan, khususnya dalam melaksanakan Program Penanggulangan Kemiskinan di Kota Semarang 2. Cemerlang, menuangkan ide-ide yg kreatif & inovatif dalam program penanggulangan kemiskinan, baik dalam konsep maupun aplikasinya.
448.398 Jiwa, yang tersebar di 16 Wilayah Kecamatan dan 177 Kelurahan, terdiri dari:
a. Penduduk Rawan Miskin sejumlah 80.328 KK 286.193 Jiwa b. Penduduk Miskin sejumlah 48.257 KK 162.037 Jiwa c. Penduduk Sangat Miskin sejumlah 62 KK 168 Jiwa
MELALUI GERDU KEMPLING, JUMLAH WARGA MISKIN DAPAT TERTANGANI MINIMAL 2 % PER TAHUN atau TURUN 2.573 KK / 8.968 jiwa pada tahun 2012 (AMANAH RPJMD KOTA SMG 2010 - 2015)
Mijen 5.927 KK
ALUR PIKIR UPAYA PEMBERDAYAAN MASYARAKAT untuk Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (Gerdu Kempling)
Inovas i Kondisi & Permasalahan yang Dihadapi Dalam Penanggulangan Kemiskinan di Kota Semarang
Perda Kota Semarang No. 4 Tahun 2008 Keputusan Walikota Semarang No. 465/ 032/2010 Instruksi Walikota Semarang No. 054/ 2/2011
Output
5 Bidang Kemiskinan : 1.Kesehatan 2.Ekonomi 3.Pendidikan 4.Infrastruktur 5.Lingkungan Sinergitas Stakeholder : 1. Pemerintah Kota Semarang 2. CSR 3. KPPC 4. PTN/PTS 5. LSM
1. Terciptanya Sinergi Seluruh Stakeholder dan Program Penanggulangan Kemiskinan yang Ada Dengan Baik. 2. Keterpaduan Seluruh Stakeholder Dalam Pelaksanaan Penanggulangan Kemiskinan (Sistematik) 3. Pelaksanaan yang Tepat Sasaran, Karena Didukung Database Warga Miskin By Name By Address dan Data Potensi / Kebutuhan Warga Miskin yang Akan Diberi Bantuan 4. Termonitornya Seluruh Pelaksanaan Program Gerdu Kempling
Gerdu Kempling
Sinergikan Kepedulian Entaskan kemiskinan
Kurang Sistematis Dana Kurang Terfokus Person yang Terlibat Kurang Masyarakat Sasaran Kurang Tersentuh & Tidak Tepat Sasaran Kurangnya Stakeholder yang Terlibat
Penurunan Jumlah Warga Miskin di Kota Semarang Sebesar 2% Per Tahun ( Amanah RPJMD )
KELURAHAN SASARAN
SEMARANG SETARA
PROGRAM SKPD
FOKUS / TUJUAN PEMBANGUNAN KELURAHAN
POLA TRIBINA
BINA MANUSIA
T R I B I N A
PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR, PENINGKATAN PENGETAHUAN DAN KETERAMPILAN SERTA PERUBAHAN POLA PIKIR ( MINDSET )
BINA LINGKUNGAN
MENDORONG DAN MEMFASILITASI PERBAIKAN LINGKUNGAN MASYARAKAT MISKIN AGAR DAPAT MENJALANKAN KEHIDUPAN DAN USAHANYA DENGAN AMAN, SEHAT DAN NYAMAN MENCIPTAKAN WIRAUSAHA-2 BARU SEHINGGA DAPAT MEMBUKA KESEMPATAN KERJA DAN MENDORONG PERBAIKAN PENDAPATAN KELUARGA
BINA USAHA
JAMKESMASKOT
BANTUAN OPERASIONAL SEKOLAH BEA SISWA RASKIN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (PNPM) PERBAIKAN RUMAH TIDAK LAYAK HUNI PENANGANAN GIZI BURUK MANDIRI PANGAN PELATIHAN KETRAMPILAN DAN BANTUAN
Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor : 15 Tahun 2010 tentang Percepatan Penanggulangan Kemiskinan;
Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 42 Tahun 2010 tentang Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan Provinsi dan Kabupaten / Kota;
Perda Kota Semarang Nomor : 4 Tahun 2008 tentang Penanggulangan Kemiskinan di Kota Semarang;
Perda No. 12 Tahun 2011 tentang RPJMD Kota Semarang Tahun 2010 2015;
Keputusan Walikota Semarang Nomor: 465/ 032/ 2010 tentang Pembentukan Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan Daerah (TKPKD) Kota Semarang dan Kelompok Program Penanggulangan Kemiskinan Daerah Kota Semarang yang dirubah dengan Keputusan Walikota Semarang Nomor 400/52 Tahun 2012 ; Instruksi Walikota Semarang Nomor : 054 / 2 / 2011 tentang Percepatan Penanggulangan Kemiskinan Kota Semarang melalui Program Gerakan Terpadu Penanggulangan Kemiskinan Di Bidang Kesehatan, Ekonomi, Pendidikan, Infrastruktur dan Lingkungan (Gerdu Kempling) Tahun 2011, yang dilanjutkan dengan Instruksi Walikota Semarang Nomor : 400 / 1 / 2012 ;
UNTUK MEWUJUDKAN KETERPADUAN PROGRAM DAN KEGIATAN PEMERINTAH KOTA SEMARANG DENGAN SELURUH STAKEHOLDERS KHUSUSNYA DALAM PENANGGULANGAN KEMISKINAN DI KOTA SEMARANG ;
GUNA MENGOPTIMALKAN SELURUH POTENSI YANG ADA DI KOTA SEMARANG DALAM PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN SEHINGGA TUJUAN DAN SASARAN PROGRAM PENANGGULANGAN KEMISKINAN DAPAT TERCAPAI
AH
CSR
KPPC PERBANKAN BUMN/BUMD
PEMERINTAH SEBAGAI FASILITATOR
PTN/PTS
LAIN-LAIN
SWADAYA MASYARAKAT
PERBANKAN/ CSR
PENGUSAHA/CSR
LSM
TKPKD
FASILTASI, MONEV DAN WASDAL
WARGA MISKIN
MOU
I
II III IV V
(2011)
(2012) (2013) (2014) (2015)
32 KELURAHAN
48 KELURAHAN 48 KELURAHAN 32 KELURAHAN 17 KELURAHAN
GERDU KEMPLING ADALAH PROGRAM YANG BERTAHAP DAN BERKESINAMBUNGAN, JUMLAH 177 KELURAHAN 12.864 KK / 44.839 jiwa
OUTPUT
PROGRAM
KOTA DENGAN STAKEHOLDER YANG ADA YAITU PTN DAN PTS, LSM, PERBANKAN, BUMN, TOKOH MASYARAKAT, DAN PARA PENGUSAHA UNTUK BERSAMA-SAMA MENURUNKAN JUMLAH WARGA MISKIN DI KOTA SEMARANG MINIMAL 2 % PER TAHUN; KETERPADUAN PROGRAM DAN KEGIATAN PEMERINTAH KOTA SEMARANG DENGAN SELURUH STAKEHOLDERS DALAM
PENANGGULANGAN KEMISKINAN DI KOTA SEMARANG ; OPTIMALNYA SELURUH POTENSI YANG ADA DI KOTA SEMARANG DALAM PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN
SEHINGGA TUJUAN DAN SASARAN PROGRAM PENANGGULANGAN KEMISKINAN DAPAT TERCAPAI SECARA EFISIEN DAN EFEKTIF ;
OUTCOME
PROGRAM
TERSINERGINYA DENGAN BAIK SELURUH STAKEHOLDER DAN PROGRAM PENANGGULANGAN KEMISKINAN DALAM PROGRAM GERDU KEMPLING. ADA KETERPADUAN SELURUH STAKEHOLDER DALAM PELAKSANAAN PROGRAM PENANGGULANGAN KEMISKINAN DENGAN PROGRAM GERDU KEMPLING. PELAKSANAN PROGRAM GERDU KEMPLING TEPAT SASARAN KARENA DIDUKUNG DATABASE WARGA MISKIN BY NAME BY ADDRESS DAN DATA POTENSI /KEBUTUHAN WARGA MISKIN YANG AKAN DIBERI BANTUAN.