Anda di halaman 1dari 5

Nama Peserta : ANDRIANSYAH

Angkatan : I
No. Urut : 05
Sebuah Inovasi Untuk Pelayanan Yang Efektif

I. PENDAHULUAN
Arah pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM) Aparatur ditujukan pada
SDM Aparatur yang memiliki integritas, profesional, netral dan bebas dari intervensi
politik, bersih dari praktik KKN, mampu menyelenggarakan pelayanan publik bagi
masyarakat dan mampu menjalankan peran sebagai unsur perekat persatuan dan
kesatuan bangsa berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945.
Sumber daya manusia dalam suatu organisasi adalah suatu kesatuan
yang tidak dapat dipisahkan. Organisasi akan berjalan sesuai dengan harapan
dan tujuan apabila terdapat manusia-manusia yang berkualitas dan memiliki
tujuan yang sama yaitu ingin menjadikan tempat mereka bekerja mengalami
peningkatan kualitas dari masa ke masa. Salah satu filosofi yang terkandung di
dalam konsep SDM, yaitu bahwa pegawai dipandang sebagai sebuah investasi bagi
institusi, di mana jika pegawai atau pegawai tersebut dikelola dengan perencanaan
yang baik dan lebih profesional, maka akan memberikan imbalan bagi institusi dalam
bentuk produktivitas yang lebih besar, dan kemungkinan pencapaian tujuan institusi
lebih efektif dan efisien.
Seorang Pemimpin berkewajiban menjadi pioner yang menyiapkan
institusinya menjadi organisasi yang Siap Digital. Menemukan inovasi digital
peningkatan kualitas layanan publik organisasinya dan bagi stakeholdernya dengan
memanfaatkan teknologi informasi. Perkembangan teknologi informasi mengubah
business process di segala bidang dan menjadikan kegiatan yang semula dilakukan
secara manual dapat dilakukan melalui teknologi informasi.
Dengan perubahan zaman saat ini organisasi dituntut untuk terus melakukan
perubahan sebagai respon dari perubahan lingkungan di sekitarnya. Pendek kata,
untuk menjadi organisasi yang efektif dan relevan maka organisasi harus terus
berubah. Terdapat tiga kunci yang memungkinkan sebuah organisasi tetap efektif
dan relevan, yaitu, pertama, organisasi tersebut mampu menganalisis lingkungan
eksternalnya dalam rangka memperkirakan perubahan, seperti kemajuan teknologi,
perubahan harapan masyarakat, perubahan peraturan perundangan, perubahan
kebijakan pemerintah, perubahan trend, meningkatnya tuntutan etika lingkungan, dll);
kedua, organisasi mampu mendiagnosa kondisi internal organisasi dengan tepat
sehingga diketahui bagian-bagian mana saja dari organisasi yang perlu untuk
diubah/diperbaiki; dan yang ketiga adalah mampu menentukan dan melaksanakan
berbagai upaya perubahan yang tepat berdasarkan hasil analisis lingkungan
eksternal dan diagnosa kondisi internal organisasi.
Namun pada kenyataannya masih terdapat beberapa instansi pemerintah
yang belum mau mengikuti perkembangan jaman dan teknologi sehingga masih
kurangnya kepuasaan masyarakat terhadap pelayanan instansi pemerintah
dikarenakan beberapa hal diantara :
1. Birokrasi dan prosedur yang rumit: Birokrasi dan prosedur yang rumit sering
kali menghambat pelayanan yang efektif. Hal ini dapat menyebabkan
penundaan dalam pemberian layanan, yang mengakibatkan ketidakpuasan
dan frustrasi pada pihak yang membutuhkan pelayanan.
2. Korupsi: Korupsi dapat menjadi penghambat pelayanan yang efektif. Hal ini
dapat terjadi ketika pejabat pemerintah meminta suap atau gratifikasi sebagai
imbalan untuk memberikan pelayanan publik.
3. Kurangnya keterampilan dan kapasitas: Kurangnya keterampilan dan
kapasitas pada staf pemerintah dapat menghambat pelayanan yang efektif.
Hal ini dapat terjadi ketika staf pemerintah tidak memiliki keterampilan teknis
atau keterampilan interpersonal yang diperlukan untuk memberikan pelayanan
yang baik.
4. Kurangnya transparansi: Kurangnya transparansi dalam pelayanan dapat
menyebabkan ketidakpercayaan dan ketidakpuasan pada masyarakat. Hal ini
dapat terjadi ketika informasi tentang pelayanan tidak tersedia secara terbuka
atau ketika informasi yang tersedia tidak lengkap atau akurat.
II. PEMBAHASAN
Inovasi pelayanan merupakan sebuah perubahan yang harus dilakukan oleh
Aparatur Sipil Negara (ASN) dan instansi pemerintah dalam rangka untuk terus
meningkatkan pelayanan yang Efektif, lebih baik, lebih murah, lebih cepat dan lebih
transparan jika dibandingkan pelayanan yang tersedia sebelumnya. Dalam Inovasi
memerlukan adanya strategi yang disepakati dan ditetapkan bersama. Sebagai
langkah awal memulai penyusunan rancangan inovasi, dapat dimulai dengan
menerjemahkan visi, misi organisasi yang dipahami bersama, nilai-nilai dasar kinerja
organisasi yang disepakati bersama, mengidentifikasi permasalahan yang dihadapi
organisasi dalam mencapai visi, misi organisasi; merancang inovasi dengan
menetapkan secara jelas tujuannya (goal) nya harus diketahui dan dipahami oleh
seluruh pelaku inovasi, menetapkan langkah-langkah yang akan dilaksanakan
secara konkrit dan jelas, sehingga dapat memandu dan mudah dilaksanakan oleh
seluruh elemen dalam organisasi dimaksud.
Steven P. Robbins dan Timoty A. Judge mendefinisikan inovasi adalah sebuah
gagasan baru yang dijalankan untuk memprakarsai atau memperbaiki suatu produk,
proses atau layanan. Sedangkan menurut West & Farr Inovasi adalah pengenalan
dan penerapan dengan sengaja gagasan, proses produk dan prosedur yang baru
pada unit yang menerapkannya, yang dirancang untuk memberikan keuntungan bagi
individu, kelompok dan organisasi secara luas.
Davila, Epstein (2009:45) dan Shelton mengkategorikan inovasi ke dalam 3
(tiga) tipe yakni tipe incremental, tipe semi radikal dan tipe radikal. Tipe inovasi
incremental adalah inovasi yang dimaksudkan untuk membawa sedikit perubahan
pada produk atau jasa dan proses yang sudah ada. Sedangkan tipe inovasi radikal
adalah tipe inovasi dengan pengubah produk, jasa dan proses sepenuhnya dengan
cara-cara baru. Sedangkan inovasi semi radikal adalah perubahan terhadap produk,
barang dan jasa yang dilakukan secara setengah-setengah.
Prinsip-prinsip inovasi menurut Peter Drucker dalam Djamaludin Ancok (2012)
mengemukakan beberapa prinsip inovasi yang perlu diikuti agar kegiatan inovasi
berhasil, yaitu sebagai berikut:
a. Inovasi adalah sebuah upaya sistematis dengan tujuan yang jelas.
b. Inovasi bukan datang dari langit, namun inovasi merupakan upaya
sistimatis untuk menutupi kesenjangan atau meningkatkan agar lebih
berguna dan bermanfaat. Oleh karena itu harus dilakukan secara sitimatis
dan memiliki tujuan yang jelas.
c. Inovasi membutuhkan kepemimpinan yang profesional. Tidak ada inovasi
tanpa kepemimpinan. Mengapa? Karena tumbuh kembangnya inovasi
harus di dukung oleh keprofesionalan pemimpin.
d. Inovasi tak hanya berdasarkan perseptual (adanya kebutuhan yang nyata).
Inovasi muncul karena bergerak dari kebutuhan, baik kebutuhan yang
dirasakan maupun kebutuhan untuk pengembangan.
e. Supaya inovasi berhasil, inovasi harus dimulai dengan ide yang
sederhana, mudah, dan fokus pada satu tujuan;
f. Inovasi sebaiknya dimulai dengan inovasi yang kecil-kecil;
g. Dalam berinovasi jangan merasa diri pintar. Karena apabila sudah merasa
diri pintar, maka tidak akan terjadi pengembangan-pengembangan dalam
melakukan inovasi, sehingga inovasi akan mandek.
Untuk menuju Pelayanan yang efektif tentunya inovasi yang dibuat harus
memuat beberapa kriteria diataranya :
1. Dapat mengupayakan untuk menyederhanakan birokrasi dan prosedur
pelayanan yang rumit. Hal ini dapat dilakukan dengan menyederhanakan
prosedur aplikasi, mengurangi dokumen yang diperlukan, dan mempercepat
proses persetujuan.
2. Dapat mencegah korupsi dengan memperkuat sistem yang bersih sehingga
peluang-peluang melakukan tindakan korupsi menjadi tertutup.
3. Dapat mengembangan keterampilan staf pemerintah untuk meningkatkan
kapasitas mereka dalam memberikan pelayanan yang efektif dan responsif.
4. Dapat meningkatkan transparansi dengan membuat informasi tentang
pelayanan publik tersedia secara terbuka dan mudah diakses oleh
masyarakat, termasuk informasi tentang biaya, prosedur, dan waktu
pelayanan.
III. PERAN KEPEMIMPINAN
Menjadi pemimpin “zaman now” sangat berbeda dengan memimpin pada era
tahun 1970-2000 an. Seorang pemimpin tidak hanya menggunakan otoritas (power)
yang dimiliki, tetapi juga menggunakan pengaruh untuk menggerakkan orang lain.
Dalam menjalankan perannya, seorang pemimpin akan berhadapan dengan segala
macam karakter, perilaku dan tingkat kematangan kepribadian bawahannya.
Pemimpinan yang efektif memainkan peran yang sangat penting dalam
menciptakan pelayanan yang efektif. Kepemimpinan yang baik haruslah mendorong
instansinya dalam pelayanan untuk menciptakan budaya pelayanan yang
berorientasi pada masyarakat dan berfokus pada pelayanan yang efektif
sebagaimana Amanat Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan
Publik mengandung makna negara berkewajiban memenuhi kebutuhan setiap warga
negara melalui suatu sistem pemerintahan yang mendukung terciptanya
penyelenggaraan pelayanan publik yang prima dalam rangka memenuhi kebutuhan
dasar dan hak sipil setiap warga negara atas barang publik, jasa publik, dan
pelayanan administratif.
Komitmen pimpinan adalah kunci untuk membangun pelayanan yang efektif
hal ini berarti bahwa seorang pimpinan harus membuka seluas-luasnya kesempatan
kepada setiap pegawai yang dipimpinnya untuk mengembangkan ide kreatifnya
dalam membuat suatu inovasi kemudian peran serta dari Pimpinan yang mendukung
secara langsung terhadap suatu inovasi yang telah dibuat oleh pegawainya akan
membuat suatu Inovasi yang diciptakan bermanfaat guna menghsilkan pelayanan
yang efektif.

Anda mungkin juga menyukai