Anda di halaman 1dari 5

AKTUALISASI KEPEMIMPINAN PANCASILA DALAM PELAYANAN

PUBIK KEPADA MASYARAKAT PADA ERA DIGITALISASI

NAMA PESERTA : PUTRA YUNUS SYAFI’I, SE, MM.


NIP : 198310052007031002

PEMENUHAN TUGAS INDIVIDU AGENDA I


PELATIHAN KEPEMIMPINAN PENGAWAS (PKP)
PADA BALAI PELATIHAN KESEHATAN SEMARANG
TAHUN 2023
AKTUALISASI KEPEMIMPINAN PANCASILA DALAM PELAYANAN
PUBIK KEPADA MASYARAKAT PADA ERA DIGITALISASI
A. Perkambangan Isu/Permasalahan
Dunia sedang berproses mengalami perubahan besar, yaitu Revolusi Industri 4.0. Seperti
telah kita ketahui, Revolusi Industri merupakan perkembangan industri teknologi di dunia dalam
mekanisme produksi barang dan jasa, dimana pada gelombang keempat ini fokus pada teknologi-
teknologi yang bersifat digital, yang ditandai dengan sejumlah ciri, yaitu penggunaan Internet of
Things (IoT), Big Data, Komputasi Awan (Cloud Computing) hingga Inteligencia Artificial (Artificial
Intelligence). Singkatnya Revolusi Industri 4.0 adalah tentang transformasi digital. Perubahan ini
dirasakan tidak hanya oleh sektor swasta, tetapi juga oleh organisasi pemerintah. Transformasi
digital menjadi sebuah adaptasi yang terus dipercepat pelaksanaannya oleh pemerintah, tak
terkecuali dalam sektor pelayanan publik. Langkah transformasi digital pada pelayanan publik ini
pada prinsipnya dilakukan untuk menghadirkan pelayanan yang mampu beradaptasi sesuai dengan
harapan dan kebutuhan masyarakat. Untuk itu pemerintah perlu menyadari bahwa pelayanan publik
saat ini tidak lagi berangkat dari perspektif birokrasi semata, tetapi juga harus memperhatikan
kepentingan masyarakat. Hal ini sesuai dengan paradigma New Public Service yang mengutamakan
kepentingan publik, bertindak secara demokratis dan lebih bersikap melayani daripada
mengarahkan. Praktekpraktek pelayanan pemerintah yang birokratis dan terkesan kaku, sudah pasti
harus digantikan dengan pelayanan yang bersifat fleksibel dan berorientasi pada kepuasan
masyarakat.
Berkaitan dengan pelaksanaan tugas sebagai wujud integritas masa kini banyak ditemui
tantangan. Tantangan yang berpotensi mengganggu integritas ASN dapat berupa penyalahgunaan
jabatan. Memanfaatkan jabatan untuk mendapatkan keuntungan lebih dapat menodai etika dan
integritas ASN. Oleh sebab itu, dalam rangka memperkuat Pasal 4 Tentang Nilai Dasar dan Pasal 5
Tentang Kode Etik dan Kode Perilaku Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 Tentang Aparatur Sipil
Negara, Presiden Republik Indonesia telah meluncurkan core values (nilai-nilai dasar) ASN
BerAKHLAK dan branding “Bangga Melayani Bangsa” melalui Surat Edaran Menteri Pendayagunaan
Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 20 Tahun 2021. Core values ASN BeraAKHLAK
adalah: ● Berorientasi Pelayanan, yaitu komitmen memberikan pelayanan prima demi kepuasan
masyarakat; ● Akuntabel, yaitu bertanggungjawab atas kepercayaan yang diberikan; ● Kompeten,
yaitu terus belajar dan mengembangkan kapabilitas; ● Harmonis, yaitu saling peduli dan menghargai
perbedaan; ● Loyal, yaitu berdedikasi dan mengutamakan kepentingan Bangsa dan Negara; ●
Adaptif, yaitu terus berinovasi dan antusias dalam menggerakanna serta menghadapi perubahan; ●
Kolaboratif, yaitu membangun kerja sama yang sinergis.
Dengan memanfaatkan perkembangan teknologi informasi dan telekomunikasi akan
mendukung lahirnya model-model pelayanan publik yang berbasis elektronik. Hal ini sejalan untuk
mewujudkan tata kelola pemerintah yang efektif dan efisien dengan memanfaatkan teknologi
informasi dan komunikasi secara menyeluruh dan terpadu dalam pelaksanaan administrasi
pemerintahan dan penyelenggaraan pelayanan publik yang berkinerja tinggi, atau dikenal dengan
Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik (SPBE). Penerapan SPBE menawarkan pelayanan publik
yang dapat diakses sepanjang waktu, kapanpun dan dari manapun masyarakat berada. Dengan
penerapan SPBE juga memungkinkan pelayanan publik tidak dilakukan secara face-to-face sehingga
pelayanan menjadi lebih efisien.
Sesuai dengan amanah Undang-Undang Pelayanan Publik, maka pelayanan publik yang
cepat, mudah, terjangkau serta berkualitas menjadi kewajiban yang harus diberikan oleh pemerintah
kepada masyarakat. Untuk mewujudkan ini, diperlukan transformasi pelayanan publik ke arah digital
untuk mempercepat dan memudahkan pelayanan. Digitalisasi pelayanan publik menjadi keniscayaan
dalam upaya meningkatkan kualitas pelayanan kepada masyarakat, terutama dengan adanya
perkembangan teknologi informasi dan komunikasi serta bersamaan dengan kondisi pandemi Covid-
19 seperti saat ini.
Lapas Kelas IIB Tegal menyambut amanah Undang undang tersebut dengan
menyelenggarakan pelayanan berbasis tehnologi yang memudahkan user/pengguna akhir yaitu
masyarakat dalam menerima layanan. Bapak Kalapas telah memberikan arahan untuk peningkatan
kualitas layanan sejak terjadinya pandemi Covid-19. Walaupun dengan keterbatasan keadaan yang
mengharuskan untuk menjaga jarak, layanan tetap berlangsung dengan menggunakan sarana
tehnologi seperti video call dan telepon terbatas yang semuanya tercantum dalam Layanan
SILAPADU (Sistem Layanan Terpadu) Lapas Tegal.

B. Argumentasi
Kepemimpinan dapat memberikan dampak langsung kepada kualitas moral dan
penyelenggaraan pelayanan lembaga atau organisasi (Finkelstein and Hambrick, 1996; Trevino et al.,
1998; Ciulla, 1995, dalam Petric, Joseph A, and Quinn, John F, 2001). Pimpinan yang berintegritas dan
akuntabel secara tidak langsung akan memberikan teladan bagi lingkungan kerja di mana Dia berada.
Bila pimpinan tidak memiliki integritas dan akuntabilitas yang baik, akan berdampak sebaliknya. Dari
sudut pandang stakeholder dan pengguna layanan, seorang pemipin yang berintegritas tinggi akan
lebih mudah merespon kekhawatiran stakeholder dan pengguna layanan dengan keputusan yang
baik, kebijakan yang sehat, dan keinginan untuk selalu mempertahankan kualitas layanan terbaik
((Litz, 1996; Driscoll and Hoffmann, 1999, dalam Petric, Joseph A, and Quinn, John F, 2001).
Peranan pemimpin dalam menggerakan inovasi dalam organisasi sangat dominan. Oleh
karena itu para pimpinan organisasi perlu menciptakan suasana yang mendukung tumbuhnya
kreativitas dan inovasi di lingkungan organisasinya agar berkinerja tinggi. Salah satu caranya dengan
menetapkan kebijakan yang memberikan dukungan kepada tumbuhnya pemikiran yang kreatif dan
inovatif dari para ASN dan didorong untuk dapat diimplementasikan
Pemberdayaan sumberdaya manusia dapat berupa mengajak individu-individu dalam
organisasi dalam menghasilkan ide-ide kreatif baik secara individu maupun secara berkelompok.
Andapun dapat mengajak orang-orang dalam organisasi anda yang memiliki ciri-iri orang kreatif
untuk berpartisipasi aktif dalam menghasilkan ide-ide kreatif.

C. Analisis/Respon Permasalahan
Kreativitas merupakan bahan bakar inovasi. inovasi merupakan hasil dari suatu kreativitas.
Kreativitas adalah proses timbulnya ide yang baru, sedangkan inovasi adalah pengimplementasian
ide itu sehingga dapat merubah dunia. Kreativitas membelah batasan dan asumsi, dan membuat
koneksi pada hal hal lama yang tidak berhubungan menjadi sesuatu yang baru, dan Inovasi
mengambil ide itu guna mejadikannya menjadi produk atau servis atau proses yang nyata. Kreativitas
dan inovasi adalah 2 hal yang berhubungan, dimana keduanya merupakan sebuah proses yang
berurutan. Menurut Carol Kinsey Goman, Ph.D, dalam bukunya Creativity in Business, menyebutkan :
Creativity: Bringing into existence an idea that is new to you.Sedangkan Innovation: The practical
application of creative ideas. Dengan kata lain inovasi adalah proses kelanjutan dari kreativitas. Lebih
jelasnya dapat dilihat pada bagan berikut:

Instansi Lapas Tegal merupakan bagian dari Aparat Penegak Hukum (APH) di Indonesia. Lapas
merupakan tahap akhir dari penegakan hukum, sejak tahun 1964 pemerintah merubah sistem
kepenjaraan menjadi pemasyarakatan yang merubah paradigma Hukum sebagai penjeraan dan
pembalasan menjadi pembinaan. Konsep pemasyarakatan merupakan pokok-pokok pikiran Dr.
Saharjo , SH Yang dicetuskan pada penganugerahan gelar Doktor Honoris Cousa oleh Universitas
Indonesia. Pokok-pokok pikiran tersebut kemudian dijadikan prinsip-prinsip pokok dari konsep
pemasyarakatan pada konfrensi Dinas Derektorat Pemasyarakatan di Lembang Bandung pada
tanggal 27 April – 7 Mei 1974. Dalam konfrensi ini dihasilkan keputusan bahwa pemasyarakatan
tidak hanya semata-mata sebagai tujuan dari pidana penjara, melainkan merupakan sistem
pembinaan narapidana dan tanggal 27 April 1964 ditetapkan sebagai hari lahirnya pemasyarakatan.
Dengan perubahan sistem tersebut maka Lapas perlu untuk membuat sebuah sistem yang lebih
menitikberatkan kepada pelayanan, dengan adanya Covid 19 tidak membuat pelayanan harus
ditiadakan, akan tetapi harus ada sebuah inovasi dan terobosan pelayanan dengan tetap
menerapkan prosedur atau protokol kesehatan.
Demikian bentuk aktualisasi kepemimpinan pancasila dalam pelayanan pubik kepada
masyarakat pada era digitalisasi yang diterapkan di Lapas Kelas IIB tegal dengan adanya Layanan
SILAPADU (Sistem Layanan Terpadu).
DAFTAR DOKUMENTASI

Anda mungkin juga menyukai