Anda di halaman 1dari 15

Kolcaba (1992) mendefinisikan kenyamanan sebagai suatu keadaan telah terpenuhinya kebutuhan dasar manusia.

Suatu cara pandang yang holistic tentang keyamanan membantu dalam upaya mengidentifikasi 4 konteks, yaitu : Fisik berhubungan dengan sensasi tubuh, Social berhubungan engan interpersonal, keluarga dan social, Psikospiritual berhubungan dengan berhubunga dengan kewaspaaan internal dalam diri sendiri, meliputi harga diri, seksualitas dan makna hidup, Lingkungan berhubungan dengan latar belakang pengalaman eksternal manusia seperti cahaya, bunyi, temperature, warna dan unsur alamiah

Nyeri adalah sensasi subjektif, rasa yang tidak nyaman biasanya berkaitan dengan kerusakan jaringan aktual atau potensial (Corwin J.E. ) International Association for Study of Pain (IASP), nyeri adalah sensori subyektif dan emosional yang tidak menyenangkan yang didapat terkait dengan kerusakan jaringan aktual maupun potensial, atau menggambarkan kondisi terjadinya kerusakan.

Mc. Coffery (1979) mendefinisikan, nyeri sebagai suatu keadaan yang mempengaruhi seseorang yang keberadaannya diketahui hanya jika orang tersebut pernah mengalaminya. Wolf Weifsel Feurst (1974), mengatakan bahwa nyeri merupakan suatu perasaan menderita secara fisik dan mental atau perasaan yang bisa menimbulkan ketegangan.

Arthur C. Curton (1983), nyeri merupakan suatu mekanisme produksi bagi tubuh, timbul ketika jaringan sedang dirusak dan menyebabkan individu tersebut bereaksi untuk menghilangkan rangsangan nyeri. Scrumum mengartikan nyeri sebagai suatu keadaan yang tidak menyenangkan akibat terjadinya rangsangan fisik maupun dari serabut saraf dalam tubuh ke otak dan diikuti oleh reaksi fisik, fisiologis dan emosional.

Jadi, sebagai kesimpulan dari beberapa definisi diatas dapat dikemukakan bahwa nyeri merupakan suatu kondisi berupa perasaan tidak menyenangkan bersifat sangat subjektif karena perasaan nyeri berbeda pada setiap orang dalam hal skala atau tingkatannya, dan hanya orang tersebutlah yang dapat menjelaskan atau mengevaluasi rasa nyeri yang dialaminya.

1. Trauma: a. Mekanik, Rasa nyeri timbul akibat ujung-ujung saraf bebas mengalami kerusakan. misalnya akibat benturan, gesekan, luka dan lain-lain. b. Thermis, Nyeri timbul karena ujung saraf reseptor mendapat rangsangan akibat panas dan dingin. misal karena api dan air. c. Khemis, Timbul karena kontak dengan zat kimia yang bersifat asam atau basa kuat. d. Elektrik, Timbul karena pengaruh aliran listrik yang kuat mengenai reseptor rasa nyeri yang menimbulkan kekejangan otot dan luka bakar.

2. Peradangan, Nyeri terjadi karena

kerusakan ujung-ujung saraf reseptor akibat adanya peradangan atau terjepit oleh pembengkakan. Misalnya : abses 3. Gangguan sirkulasi darah dan kelainan pembuluh darah 4. Gangguan pada jaringan tubuh, misalnya karena edema akibat terjadinya penekanan pada reseptor nyeri. 5. Tumor, dapat juga menekan pada reseptor nyeri. 6. Iskemi pada jaringan, misalnya terjadi blokade pada arteri koronaria yang menstimulasi reseptor nyeri akibat tertumpuknya asam laktat. 7. Spasme otot, dapat menstimulasi mekanik.

Fisiologi nyeri merupakan alur terjadinya nyeri dalam tubuh. Rasa nyeri merupakan sebuah mekanisme yang terjadi dalam tubuh, yang melibatkan fungsi organ tubuh, terutama sistem saraf sebagai reseptor rasa nyeri. Reseptor nyeri adalah organ tubuh yang berfungsi untuk menerima rangsang nyeri. Organ tubuh yang berperan sebagai reseptor nyeri adalah ujung syaraf bebas dalam kulit yang berespon hanya terhadap stimulus kuat yang secara potensial merusak. Reseptor nyeri disebut juga nosireceptor, secara anatomis reseptor nyeri (nosireceptor) ada yang bermielien dan ada juga yang tidak bermielin dari syaraf perifer

Nosisepsi adalah proses fisiologis terkait nyeri. Proses tersebut terdiri atas 4 fase, yakni: 1. Transduksi 2. Transmisi 3. Modulasi 4. Persepsi.

1. Menurut tempatnya: a. Periferal Pain Superfisial Pain (Nyeri Permukaan) Deep Pain (Nyeri Dalam) Reffered Pain (Nyeri Alihan), nyeri yang dirasakan pada area yang bukan merupakan sumber nyerinya. b. Central Pain, Terjadi karena perangsangan pada susunan saraf pusat, spinal cord, batang otak dan lain-lain. c. Psychogenic Pain, Nyeri dirasakan tanpa penyebab organik, tetapi akibat dari trauma psikologis.

d. Phantom Pain, Phantom Pain merupakan perasaan pada bagian tubuh yang sudah tak ada lagi. contohnya pada amputasi, Phantom pain timbul akibat dari stimulasi dendrit yang berat dibandingkan dengan stimulasi reseptor biasanya. Oleh karena itu, orang tersebut akan merasa nyeri pada area yang telah diangkat. e. Radiating Pain, Nyeri yang dirasakan pada sumbernya yang meluas ke jaringan sekitar. f. nyeri somatis dan nyeri viseral

KARAKTERISTIK
Kualitas

NYERI SOMATIK
Superfisial Dalam Tajam, menusuk, Tajam, tumpul, dan membakar nyeri terus Tidak Torehan, abrasi, terlalu panas dan dingin. Tidak Tidak Torehan, panas, iskemia pergeseran tempat Ya Ya

NYERI VISERAL
Tajam, tumpul, nyeri terus, kejang Ya Distensi, iskemia, spasmus, iritasi kimiawi Ya Ya

Menjalar Stimulasi

Reaksi Otonom

Refleksi Kontraksi Tidak Otot

Anda mungkin juga menyukai