Anda di halaman 1dari 4

Nama : Muhammad Fadly NIM : K11112267 Quality Management System Quality Management System (QMS) atau Sistem Manajemen

Mutu adalah suatu sistem manajemen organisasi yang mengacu pada standardisasi internasional yang difokuskan pada proses kegiatan (ISO 9001). Standardisasi dalam sistem manajemen mutu dapat diintegraikan ke dalam system manajemen organisasi, sehingga penerapannya lebih fleksibel. Salah satu komponen utama Sistem Manajemen Mutu adalah bagaimana menghasilkan produk atau jasa yang sesuai kebutuhan pelanggan. Dalam hal perencanaan realisasi produk (menghasilkan produk), maka manajemen harus merencanakan dan mengembangkan prosesproses yang dibutuhkan untuk realisasi produk. Perencanaan juga harus konsisten dengan persyaratan proses lainya pada Sistem Manajemen Mutu. Bila dicermati ada setidaknya lima pendekatan dalam memandang kualitas (mutu), yakni: 1) Kualitas Transendental (Transcendent Quality) Kualitas Transendental adalah kualitas yang lebih menekankan pada apa yang dirasakan atau dialami, meskipun tidak semua yang dirasakan atau dialami dapat dideskripsikan dengan kata-kata. Artinya, orang mungkin bisa merasakan sesuatu tentang kualitas, namun orang tersebut sulit untuk menjelaskannya dalam kata-kata. Contoh: Ketika seseorang sedang menikmati pemandangan alam Ketika seseorang menggunakan mobil yang terasa nyaman dikendarai

2) Kualitas Berbasis Produk (Product Based Quality) Kualitas berbasis produk merupakan pendekatan yang mendeskripsikan kualitas sebagai keseluruhan karakteristik atau atribut yang dapat diukur. Contoh: Lantai marmer ukuran 40 x 40 cm, disebut berkualitas bila diukur maka ukurannya benar-benar 40 x 40 cm. Penyimpang berapapun terhadap ukuran tersebut, maka produk tersebut bukan produk berkualitas.

3) Kualitas Berbasis Pengguna (User Based Quality) Kualitas berbasis pengguna artinya kualitas dilihat dari sisi pendapat pengguna. Bagaimana pun keadaan barang atau jasa, bila barang atau jasa tersebut dapat memuaskan penggunanya maka barang atau jasa tersebut dikatakan sebagai berkualitas. Dengan demikian pendapat konsumen tentang sejauh mana produk dapat memenuhi preferensi atau selera mereka merupakan kunci dari kualitas. Contoh: Budi menyukai motor dengan merek Honda karena terasa nyaman digunakan, meskipun kebanyakan orang lebih menyukai motor Yamaha.

4) Kualitas Berbasis Manufaktur (Manufacturing Based Quality) Pendekatan kualitas berbasis manufaktur melihat kualitas dari sisi produsen. Produsen memiliki kriteria atau spesifikasi sendiri tentang produk yang dihasilkannya. Bila produk yang dihasilkan telah sesuai dengan kriteria atau spesifikasi yang ditetapkan oleh perusahaan, maka produk tersebut dikatakan sebagai berkualitas. Sayangnya, pendapat produsen tentang kualitas dari produk tersebut, bisa jadi tidak sesuai dengan pendapat konsumen. Contoh: Penerbit buku menilai buku yang halamannya lebih dari 200 halaman adalah buku yang berkualitas dan menarik minat pembaca usia 20 tahun ke atas.

5) Kualitas berbasis value (Value Based Quality) Kualitas berbasis value diartikan sebagai suatu upaya ekselen. Dengan demikian produk yang berkualitas belum tentu bernilai. Menurut pendekatan berbasis value, produk yang bernilai adalah produk yang tepat beli. Salah satu ahli manajemen kualitas yang memandang kualitas dengan pendekatan berbasis value adalah Scherkenbach. Beliau menyatakan bahwa kualitas ditentukan oleh pelanggan. Pelanggan menginginkan produk yang sesuai dengan kebutuhan dan harapannya pada tingkat harga tertentu yang menunjukkan nilai produk tersebut. Contoh:

Anto memerlukan alat komunikasi yang bisa mengirim pesan singkat, telpon, mengakses internet, dan aplikasi lainnya. Maka bagi anto alat komunikasi yang memenuhi kebutuhannya tersebut merupakan alat komunikasi yang bernilai baginya.

Grafik di atas menggambarkan bahwa pada bulan ke-2 terjadi perubahan pada kualitas lingkungan. Perubahan tersebut digambarkan oleh kurva yang berada di bawah garis normal. Hal itu berarti perubahan kualitas lingkungan semakin buruk dari waktu ke waktu. Karena kurvanya cenderung menurun.

Grafik di atas mendeskripsikan bahwa dari bulan 1 hingga bulan ke-2 terjadi perubahan kualitas lingkungan di bawah garis normal atau keseimbangan. Mulai dari penurunan sampai

pada titik tertentu kemudian mengalami kenaikan hingga keadaannya seperti keadaan awal. Setelah bulan ke-2 kualitas lingkungan mengalami perubahan karena adanya suatu faktor yangmempengaruhi yang menyebabkan dua kemungkinan. Kemungkinan pertama kualitas lingkungan semakin baik karena berada di atas garis normal. Digambarkan oleh kurva yang monoton naik hingga pada kondisi tertentu keadaan lingkungan tidak berubah atau stabil. Dan sebaliknya kemungkinan kedua kualitas lingkungan semakin buruk karena berada di bawah garis normal. Digambarkan oleh kurva yang monoton turun hingga pada kondisi tertentu keadaan lingkungan yang buruk terus seperti itu.

Pada bulan ke-2 kualitas lingkungan mengalami perubahan karena suatu faktor. Pertama kualitas lingkungan baik ditunjukan oleh kurva yang berada di atas garis normal. Kualitas lingkungan tersebut terus naik hingga mencapai batas maksimal kemudian karena ada faktor lain yang berperan kualitas lingkungan menurun lagi. Kedua kualitas lingkungan buruk ditunjukkan oleh kurva yang berada di bawah garis normal. Kualitasnya semakin buruk karena kurvanya yang monoton turun.

Anda mungkin juga menyukai