Anda di halaman 1dari 14

Sistem mekanical gedung

Sistem mekanical gedung merupakan instalasi dari beberapa peralatan mekanical Electrikal (M&E) yang saling berhubungan dan bekerja sama membentuk suatu fungsi pelayanan adalah suatu sistem utilitas. Semua sistem utilitas yang terdapat di dalam gedung disebut sebagai sistem Mekanical Gedung

Bangunan suatu gedung terdiri dari 3 komonen penting, yaitu struktur, arsitektur dan ME (Mekanikal & Elektrikal). Ketiganya satu sama lain saling terkait. Jika struktur mengedepankan kekuatan, arsitek lebih mengedepankan keindahan, maka ME (mekanikal & Elektrikal) lebih mengedepankan pada fungsi.Sekuat apapun bangunan dan seindah apapun bangunan, jika tidak ditunjang dengan sistem ME (mekanikal & elektrikal) maka bangunan tersebut tidak ada fungsinya.

Jadi sangat jelas antara ketiga komponen dalam suatu gedung yang saling terkait satu sama lain. Dengan demikian sistem mekanikal dan Elektrikal termasuk salah satu komponen yang sangat penting. Jadi intinya, suatu bangunan yang telah dirancang oleh para arsitek akhirnya harus dipakai, dihuni dan dinikmati. Untuk itu suatu gedung harus dilengkapi dengan prasarana yang sesuai dengan kebutuhan gedung itu sendiri, seperti perkantoran, rumah sakit, bank, bandara dan lain-lain.

A. Sistem Mekanikal & Elektrikal (ME) yang Umum Digunakan pada Suatu Gedung Sistem mekanikal dan elektrikal (ME) suatu bangunan / gedung sangat tergantung maksud suatu gedung itu dibangun.ME suatu gedung perkantoran mempunyai

perbedaan dengan gedung rumah sakit, atau bandara, pembangkit listrik atau pabik.Tetapi secara prinsip mempunyai berbagai persamaan.

Pada umumnya sistem ME yang sering digunakan dalam suatu gedung, diantaranya: 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. Sistem Plumbing Sistem Pemadam Kebakaran (Fire Fighting) Sistem transfortasi vertikal (lift) Sistem Elektrikal Sistem Penangkal petir Sistem Fire Alarm (Fire Protection) Sistem telepon Sistem tata suara (sound system) Sistem data

10. Sistem CCTV 11, Sistem MATV 12. BAS (Building Automatic sistem), sistem ini digunakan untuk mengontrol suatu sistem tersebut diatas), terutama menyalakan dan mematikan ac (AHU & fan) atau panel listrik secara automatic.Tetapi sistem ini kadang masih jarang digunakan pada kebanyakan gedung, sehingga yang utama yang digunakan dalam sustu gedung adalah ke-11 sistem tersebut.

B. Sistem Mekanikal & Elektrikal (ME) khusus suatu Gedung

Maksud dan fungsi utama dari suatu gedung menjadi landasan dasar dalam menentukan kekhusususan sistem ME dalam suatu bangunan/ gedung. Gedung rumah sakit misalnya akan mempunyai sistem yang khusus yang digunakan di gedung tersebut yang tidak digunakan di gedung lain. Demikian juga bandara atau mall / plaza.

Salah satu kekhususan sistem yang ada di rumah sakit diantaranya adalah sistem instalasi gas (oksigen) dan compressor, disamping sistem ipal-nya juga harus mempunyai sistem pennngan khusus. Di bandara diantara sistem ME yang khusus yaitu sistem FIDS (Flight information display sistem), sistem belalai gajah (garbarata) dan yang tak kalah petingnya adalah sistem sekuriti.Sedang yang ada di mall atau plaza sistem yang khususnya misalnya sisstem instalasi gas untuk food coat.

Disamping itu dalam menentukan suatu sistempun sangat tergantung pada maksud dan fungsi gedung itu sendiri. Mislanya untuk sistem AC, sistemnya akan berbeda, Jika hanya untuk perkantoran biasanya digunakan sistem AC split. Sedang untuk bandara atau mall atau perkantoran dalam skala besar biasanya digunakan sistem AC terpusat.

SISTEM AC (AIR CONDITIONING) / SISTIM TATA UDARA Kenyamanan dalam suatu ruangan diperkantoran atau rumah, merupakan kebutuhan, terutama di Indonesia yang memiliki iklim tropis (panas).Karena itu system pendingin udara atau system tata udara (system AC) telah menjadi kebutuhan di gedung-gedung perkantoran, mall / plaza, bandara, rumah dan lainlain. Diantara fungsi dari sistem tata udara / air conditioning adalah:

Mengatur suhu udara Mengatur sirkulasi udara Mengatur kelembaban (humidity) udara Mengatur kebersihan udara

Dengan demikian, secara umum sistem tata udara berfungsi mempertahankan kondisi udara baik suhu maupun kelembaban agar udara terasa lebih nyaman.

1. Hal Hal Yang Harus di Perhatikan Dalam Merencanakan Pemasangan AC Sebelum merencanakan atau memasang AC, maka perlu mempertimbangkan beberapa hal berikut agar AC tersebut bisa berfungsi maksimal dan efisien

Penggunaan atau fungsi ruang

Penggunaan ruang berpengaruh terhadap suhu ruangan karena pada dasarnya manusia yang mengisi suatu ruangan mengeluarkan kalori yang cukup tinggi.Kamar tidur yang hanya diisi dua orang berbeda dengan ruang keluarga yang frekwensi keluar masuk penghuninya cukup tinggi.Semakin banyak pengguna maka semakin besar daya AC yang dibutuhkan.

Ukuran Ruangan

Ukuran ruangan menentukan berapa banyak BTU (british thermal unit) atau kecepatan pendinginan. BTU adalah kecepatan pendinginan untuk ruangan satu meter persegi dengan tinggi standar (umumnya tiga meter). Semakin besar satu ruangan tentunya akan semakin besar pula BTU yang dibutuhkan.

Beban pendinginan

Beban pendinginan berasal dari dalam ruangan (internal heat gain).Misalnya dari jumlah penghuni, dan penggunaan penerangan, seperti lampu.Beberapa jenis lampu mengeluarkan panas yang tinggi, yang berarti juga harus memilih AC dengan daya yang lebih tinggi.Selain dari dalam, beban pendinginan juga berasal dari luar.Seperti cahaya matahari yang mengeluarkan energi panas melalui dinding, atap atau jendela.

Banyaknya jendela kaca

Saat ini banyak rumah yang mempunyai jendela kaca atau menggunakan blok kaca (glass block). Untuk ruangan yang menggunakan kaca sebanyak 70% atau lebih, sebaiknya gunakan kaca film yang dapat menahan sinar ultraviolet untuk mengurangi beban pendinginan.

Penempatan AC

Pemasangan unit indoor perlu memperhatikan arus angin (air flow) dari blower AC. Penentuan arus angin atau hembusan yang tepat membuat udara yang dikeluarkan lebih merata dan tidak hanya berkumpul di satu titik. Selain itu, agar arus angin tidak mengenai pengguna secara langsung.Terpaan angin dingin secara terus menerus dapat berakibat buruk bagi kesehatan. Usahakan mengarahkan swing ke bagian atas kepala karena udara yang dikeluarkan AC mempunyai berat jenis yang lebih berat dari udara. Penempatan kompresor harus diletakkan di tempat dengan sirkulasi udara yang cukup, ada tempat untuk udara masuk dan udara keluar, dan terlindung dari hujan.Untuk AC ukuran 1 PK, jarak yang aman antara unit indoor dengan kompresor berkisar antara 5-7 meter. Jika memasang AC lebih dari satu, hindari

peletakkan kompresor secara berhadapan dengan kompresor lain. Sebaiknya letakkan sejajar sehingga sirkulasi udara tidak terganggu.

2.Faktor yang Harus diperhatikan dalam Memilih AC Ada 3 faktor yang harus diperhatikan dalam memilih AC yaitu:

Daya pendinginan AC (BTU/h British Thermal Unit per hour), Satuan dari pendinginan AC adalah BTU/h ( British Thermal Unit per hour)

Daya listrik (watt), Daya Kompresor AC (PK atau HP atau daya kuda).

Isilah PK atau HP atau daya kuda (Paard Kracht/Daya Kuda/Horse Power (HP) pada AC sebenarnya merupakan satuan daya pada kompresor AC bukan daya pendingin AC. Untuk daya pendingin AC satuannya BTU/hr. CARA MENGHITUNG KAPASITAS / DAYA AC 1.Konversi BTU/H dan PK Dalam menghitung kapasitas AC kita harus tahu dulu satuan daya pendinginan AC yang di sebut BTU/hours BTU per jam) atau disingkat BTU/hr. BTU/h singkatan dari British thermal unit per hour, satuan daya pendinginan AC yang berasal dari inggris. Sedang PK (Paard Kracht) atau HP (horse power) yang berarti satuan tenaga kuda, yang dipergunakan dalam sistem AC merujuk pada daya kompressor AC, bukan menunjukan kapasitas pendinginan AC. Untuk daya pendinginan AC satuannya adalah BTU/h.

Jadi untuk mempermudah mengetahui antara BTU/h dan PK maka berikut ini adalah konversi dari sistem daya AC tersebut: pk setara dengan 5000 BTU/hr pk setara dengan 7000 Btu/hr 1 pk setara dengan 9000 btu/hr 1 pk setara dengan 13000 btu/hr 2 pk setara dengan 18000 btu/hr 2 pk setara dengan 24000 btu/hr 3 pk setara dengan 28000 btu/hr

Dan karena satuan BTU/h mengacu pada sistem pengukuran inggris (british) maka untuk perhitungan luas (dengan pakai rumus), digunakan ukuran feet (kaki) misal jika 3 m = 10 kaki > 1 m = 3.33 kaki

2. Cara Sederhana Ketika kita mau merencanakan memasang AC untuk di rumah, kadang kita kebingungan menentukan kapasitas AC. Ada salah satu cara sederhana untuk menghitung besarnya kapasitas AC yang dibutuhkan untuk mengkondisikan suatu ruangan. Langkah pertama adalah menghitung luasan ruang yang akan dipasang AC. Kemudian kalikan dengan standar panas dalam ruangan seluas 1 meter persegi, yaitu 500 BTU /hr. Misal: Ruangan yang akan dipasang AC berukuran 3x4 meter. Untuk menghitung AC yangdibutuhkan , luas ruangan 3x4 meter adalah:

(3x4) x 500 = 6000 BTU/hr dengan asumsi 1 m2 = 500 BTU/hr Satuan daya AC dipasaran dikenal dengan PK. Jadi untuk mengetahui dayanya yaitu dengan mengkonversikan satuan BTU/hr dengan PK (lihat konversi BTU/h ke PK diatas) Yang perlu diperhatikan, bahwa kapasitasAC harus lebih tinggi dari panas ruangan yang akan dipasang AC. Jadi dari perhitungan untuk ruangan dengan luas 3x4 adalah 6000 BTU/hr, berarti kapasitas AC yang dibutuhkan di ruangan tersebut adalah 7000 btu/hr atau setara dengan pk. 3. Dengan Rumus Disamping dengan cara menebak seperti diatas (cara sederhana), ada juga rumus untuk menghitung kapasitas / daya AC, yaitu: (W x H x I x L x E) / 60 = kebutuhan BTU W = panjang ruang (dalam feet) H = tinggi ruang (dalam feet) I = nilai 10 jika ruang berinsulasi (berada di lantai bawah, atau berhimpit dengan ruang lain). Nilai 18 jika ruang tidak berinsulasi (di lantai atas). L = lebar ruang (dalam feet) E = nilai 16 jika dinding terpanjang menghadap utara; nilai 17 jika menghadap timur; nilai 18 jika menghadap selatan; dan nilai 20 jika menghadap barat. Contoh: Ruang berukuran 3mx4m atau (10 kaki x 13 kaki), tinggi ruangan 3m (10 kaki) tidak berinsulasi, dinding panjang menghadap ke timur. Keterangn 3 m = 10 kaki > 1 m = 3.33 kaki Jadi kebutuhan BTU = (10 x 13 x 18 x 10 x 17) / 60 = 6630 BTU alias cukup dengan AC PK

Mendesain penggunaan exhaust fan atau ceiling fan dalam ruangan Dalam memilih exhaust fan, hal pertama yang perlu diperhatikan adalah luas ruangan dan fungsi dari ruangan tersebut Spesifikasi exhaust fan yang harus diperhatikan yaitu:

Konsumsi listrik (watt). RPM yaitu rotation per minute atau putaran kipas per menit. Semakin tinggi RPM, semakin cepat sebuah exhaust fan menarik udara. Noise atau tingkat keberisikan suara exhaust fan dalam satuan desibel (db). Air volume, yaitu volume udara yang mampu ditarik oleh exhaust fan. Volume udara biasanya ditulis dalam satuan CFM (Cubic Feet per minute) atau CMM (meter kubik per menit) atau CMH (meter kubik per jam). Luas dan fungsi ruangan menentukan seberapa besar air charge rate atau tingkat keperluan pertukaran udara yang ditulis dalam satuan ACH (air changes per hour).

SISTEM PLUMBING GEDUNG Sistem plumbing adalah suatu pekerjaan yang meliputi sistem pembuangan limbah / air buangan (air kotor dan air bekas), sistem venting, air hujan dan penyediaan air bersih. Jadi secara sederhana sistem plumbing dalam suatu gedung biasanya terdiri dari: Sistem instalasi air kotor sistem instalasi air bekas

siatem instalasi venting Sistem instalasi air hujan Instalasi drain (drain AC dan drain sprinkler) Instalasi sistem penyediaan air bersih 1. Sistim Instalasi air kotor Sistem instalasi air kotor atau sistem pembuangan air limbah merupakan sistem instalasi untuk mengalirkan air buangan yang berasal dari peralatan saniter: closet dan urinoir. Sistem instalasi ini kemudian diteruskan ke septictank, atau diolah dalam bioseptictank atau instalasi IPAL, hingga akhirnya menuju saluran kota. 2. Sistem Instalasi Air Bekas Sistem pembuangan air bekas merupakan instalasi untuk mengalirkan air buangan yang berasal dari peralatan saniter: wastafel, FD (floor drain) dan kitchen zink. Instalasi air bekas pada umumnya memeiliki instalasi tersendiri yang berbeda dengan instalasi air kotor. Pada gedung-gedung yang lebih besar, misalnya:mall, instalasi yaang berasal dari kitchen dipisahkan dan mempunyai instalasi sendiri yang kemudian dialirkan hingga ke greese trap.

MENDESAIN SISTEM PLUMBING DALAM SUATU GEDUNG Ketika kita akan memulai mendesain sistem plumbing dalam suatu gedung, setidaknya kita harus mendesain item sebagai berikut: 1. Mendesian sistem penyediaan air bersih, termasuk penyediaan air panas pada apartemen atau hotel jika diperlukan. 2. Mendesain sistem penyaluran air buangan dan vent 3. Mendesain ground tank, roof tank dan pompa yang digunakan 4. Menghitung Bill of Quantity (BQ) dan rencana anggaran biaya 1. Mendesain Sistem Penyediaan Air Bersih

Dalam mendesain sistem penyediaan air bersih, yang harus diperhatikan adalah Sumber air bersih. Sumber air bersih untuk mensuplay gedung berasal dari mana? Apakah dari PDAM atau sumur deep well atau gabungan dari PDAM dan sumur deep well Sistem Distribusi. Sistem distribusi meliputi sistem yang akan di pakai dalam menyalurkan sistem air bersih ke outlet, atau dari tandon (ground tank) ke roof tank (tandon atas), dan juga pemipaan. Dalam penyaluran airbersih ke outlet menggunakan sistem grafitasi atau menggunakan pompa booster. Dan juga perencanaan pompa transfer serta memakai sistem wlc (water level control) atau manual Sistem Pemipaan Dalam mendesain sistem air bersih ini, yang tak kalah pentingnya adalah menentukan jenis pipa yang akan digunakan. Untuk pipa transfer biasanya menggunakan pipa galvanis, sedangkan untuk pipa pipa yang ke outlet, apakah menggunakan pipa galvanis, PVC atau PPR. Dewasa ini pipa PPR biasanya menjadi pilihan utama untuk air bersih yang menuju outlet. Sedang untuk pipa transfer biasanya menggunakan pipa galvanis. Kapasitas air yang dibutuhkan Kita juga harus mengetahui jumlah kapasitas dari ar bersih yang dibutuhkan.Ada beberapa metode dalam menentukan kapasitas dari sistem air bersih tersebut. Ada beberapa item yang harus diperhatikan, yaitu

Jumlah penghuni berapa? Pemakaian air rata-rata per hari (Q) = Jumlah penghuni x pemakaian air rata rata sehari, misal untuk apartemen 250 liter per orang Debit air rata-rata per hari (Qd) = 120% x Q, dimana 20 % merupakan tambahan untuk antisipasi kebocoran, perawatan alat plumbing, dan kebersihan gedung. Pemakaian air per jam (Qh) = Qd /t dimana t = lamanya waktu pemakaian ai per hari (jam) Pemakaian air pada jam puncak (Qh max) = C1 x Qh , dimana C1 = koefisien: 1,5 2,0 FIRE PROTECTION SYSTEM (SISTEM FIRE ALARM)

Sistem fire protection atau disebut juga dengan sistem fire alarm (sistem pengindra api) adalah suatu sistem terintegrasi yang didesain untuk mendeteksi adanya gejala kebakaran, untuk kemudian memberiperingatan (warning) dalam sistem evakuasi dan ditindaklanjuti secara otomatis maupun manual dengan deengan sistem instalasi pemadam kebakaran (sistem Fire fighting). Peralatan utama dari sistem protection ini adalah MCFA (Main Control Fire Alarm) atau disebut juga dengan Fire Alarm Control Panel (FACP). MACP berfungsi meneriman sinyala masuk (input signal) dari detector dan komponen pendeteksi lainnya(Fixed Heat detector dan smoke detector). 1.Macam Macam Sistem Pendetectian Dalam prakteknya, ada 3 sistem pendetectian dari fire protection ini, yaitu: a. Non addresable System b. Semi addresable System c. Full Adresable System a.Non addresable System Sistem ini disebut juga dengan sistem konvensional. Pada sistem inji MCFA menerima sinyal masukan langsung dari detector (biasanya jumlahnya sangat terbatas) tanpa pengalamatan dan langsung memerintahkan komponen outpu (keluaran) untuk merespon input (masukan) tersebut. Sistem ini pada umumnya digunakan pada bangunan / area supervisi berskala kecil, seperti perumahan, pertokoan, perkantoran, dan lain-lain. b.Semi Addresable System Pada sistem ini dilakukan pengelompokan pada detector dan alat penerima masukan (input) berdasarkan area pengawasan (supervisory area). Masing-masing zona dikendalikan (baik input maupun output) oleh zona kontroler yang mempunyai alamat/ adress yang spesifik. Pada saat detector atau alat penerima masukan lainnya memberikan sinyal, maka MCFA akan meresponnya (I/O) berdasar zona kontroler yang mengumpulkannya. Dalam kontruksinya tiap zona dapat terdiri dari: Satu lantai dalam bangunan / gedung

Beberapa ruangan yang berdekatan pada satu lantai di sebuah gedung Beberapa ruangan yang mempunyai karakteristik tadi di sebuah gedung Pada display MCFA akan terbaca alamat zona yang terjado gejala kebakaran, sehingga dengan demikian tindakan yang harus diambil dapat dilokalisir hanya pada zona tersebut. c.Full Addresable System Merupakan pengembangan dari sistem semi adresibble. Pada system ini semua detector dan alat pemberi masukan (deteksi) mempunyai alamat yang spesifik, sehingga proses pemadaman dan evakuasi dapat dilakukan langsung pada titik yang diperkirakan mengalami kebakaran. 2.Peralatan Utama a.Pendeteksi Pendeteksi atau alat penerima input (masukan) yang bekerja secara otomatis (automatic Input Device), yaitu:

Heat Detektor(Pengindra panas).. Berdasar cara kerjanya, heat detektor dibagi menjadi 2 jenis, yaitu:

* Fixed Temperatur heat detector, yang bekerja mendeteksi suhu udara di sekitar casing-nya (ambiencetemperatur) dengan membandingkannya terhadap suhu setting defaultnya, misla 57 C , 75 C dan sebagainya * ROR (Rate of Rise) heat detector yang bekerja mendeteksi kecepatan peningkatan suhu di sekitar casing-nya. Bila kecepatan peningkatan suhu berjalan lebih lambat dari nilai settingnya, maka detector ini tidak akan memberikan respon.

Smoke Detector (pengindra asap).

b.MCFA (Main Control Fire Alarm) MCFA merupakan peralatan utama dari sistem protection. (Main Control Fire Alarm) atau disebut juga dengan Fire Alarm Control Panel (FACP),

berfungsi meneriman sinyal masuk (input signal) dari detector dan komponen pendeteksi lainnya(Fixed Heat detector dan smoke detector).

Anda mungkin juga menyukai