Bab III Entomologi
Bab III Entomologi
CRUSTACEA
CYCLOPS STRENUUS Morfologi Panjangnya 0,1 0,5 cm, terdir atas sefalotoraks dan Abdomen, mempunyai dua pasang antena yang tidak penting. Betina mempunyai kantong telor. Habitat Air tawar dan air asin Hospes Perantara 1. Gnatahostoma 2. Diphyllobothrium latum 3. Dracunculus medinensis
CHILOPODA
Scolopendra sp.
Morfologi Tubuhnya memanjang, pipih dorsoventral dengan kepala dan badan beruas-ruas. Pada tiap segmen terdapat sepasang kaki. Pada kepala terdapat satu pasang antenna dan poison claw. Gejala Klinis Gigitannya menimbulkan rasa nyeri dan eritema karena toksinnya. Juga menyebabkan perdarahan dan nekrosis. Habitat Dibawah batu dan kayu
ARACHNIDA
Buthus sp
Morfologi Tubuh terdiri atas sefalotoraks, pre-abdomen dan post abdomen, mempunyai empat pasang kaki , pedipalp menjadi alat sapit, ruas terakhir abdomen terdapat telson yang mengandung racun, bagian ventral terdapat pectin. Gejala Klinis Racunnya berupa toksalbumin yang mengandung neurotoksin dan hematoksin Tempat sengatan terasa nyeri dan pedih. Menimbulkan keracunan sistemik berupa syok dan aralisis ernafasan. Hematoksin menimbulkan erdarahan dan nekrosis. Habitat Dibawah batu atau potongan kayu
Ornithodorus mautaba
Morfologi Besarnya + 3 mm x 5 mm, badan bundar lonjong, pipih dorsoventral, tidak memunyai skutum, terdiri atas sefalotoraks dan abdomen,kaitulum di ventral, memiliki empat pasang kaki. Peran medis Merupakan factor penyebab endemic relapsing fever.
Rhiicehalus sanguineus
Morfologi Badan terdiri atas sefalotoraks dan abdomen, kapitulum berbentuk ersegi enam, mulut dilengkai dengan hipostom dan chelicera, memiliki empat pasang kaki. Gejala klinis Paralisis motorik otot pernafasan dapat menimbulkan kematian. Dapat terjadi trauma mekanis gigitan local Peran medis Sebagai vector penyakit African tickborne fever dan tularemia.
Dermacentor sp Morfologi Tubuh terdiri atas kapitalum dengan badab berupa kantung, kaki empat pasang dan basis kapituli segi empat . punggung berwarna kuning, hitam dan merah. Gejala Klinis Paralisis motorik yang mengenai otot pernafasan dapat menimbulkan kematian. Dapat terjadi trauma mekanik karena gigitan local. Peran medis Sebagai vector penyakit Rocky Mountain spotted fever, Q-fever, Colorado tick fever, tick borne encephalitis, tularemia.
Ixodes sp. Morfologi Mulut lebih panjang dariada basis kapitalum, lekuk anal terbalik. Gejala Klinis Paralisis motorik yang mengenai otot pernafasan dapat menimbulkan kematian Dapat terjadi trauma mekanik karena gigitan local. Peran medis Sebagai vector penyakit Queensland tick typhus.
Amblyomma s. Morfologi Basis kapitulum berbentuk empat persegi, palpus segmen kedua panjang terdapat festoon; betina memiliki skutum menutupi dorsal, mulut lebih panjang daripada basis kapitulum. Gejala klinis Paralisis motorik yang mengenai otot pernafasan dapat menimbulkan kematian. Dapat terjadi trauma mekanik karena gigitan local. Peran Medis Sebagai vector penyakit African tickborne fever dan tularemia.
Leptotrombidium akamushi Morfologi Stadium larva memiliki badan dan kaki berbulu, kapitulum letak apikal, mempunyai tiga pasang kaki. Gejala klinis Menyebabkan penyakit dermatitis Peran Medis Sebagai vector penyakit scrub typhus Habitat Kulit dan pangkal rambut
Sarcoptes scabiei Morfologi Badan berupa kapitulum anterodorsal, memunyai empat pasang kaki yang segmennya pendek. Jantan : kaki 1 dan 2 ambulakra, kaki 3 bulu cambuk, kaki 4 ambulakra. Betina : kaki 1 dan 2 ambulakra, kaki3 dan 4 bulu cambuk. Gejala klinis Gatal-gatal pada malam hari didaerah genital pada laki-laki, lipatan ketiak, gluteus, umbilicus, areola mammae pada wanita. Pada bayi di telapak tangan dan telapak kaki. Diagnosis Menemukan sarcoptes scabiet pada kulit atau biopsy.
Demodex follculorum Morfologi Bentuk seperti cacing, mempunyai kapitulum yang pendek dan abdomen yang panjang, mempunyai empat pasang kaki yang letaknya berdekatan. Gejala klinis Kelainan berupa folikulitis, bila menyerang mata menyebabkan keluhan sakit bila melihat, penglihatan kabur, rasa gatal dan mengganjal pada mata. Penyakitnya disebut demodisidiosis. Habitat Pada kelenjar keringat dan folikel rambut sekitar hidung dan kulit kepala.
Dermatophagoides pteronyssinus Morfologi Mempunyai kapitulum dan badan berupa kantung, mempunyai empat pasang kaki panjang, dua ke depan dan dua ke belakang. Gejala klinis Dapat menyebabkan penyakit asma alergi dan asma ekstrinsik. Diagnosis Tes kulit dengan menggunakan ekstrak tungau debu
INSECTA
CIMEX SP Morfologi Badan pipih dorsoventral, probosis dan antena anjang, tidak memunyai sayap belakang. Gejala klinis Gigitannya menimbulkan pruritus dan urtikaria, dan diakai pada xenodiagnosis penyakit Chagas
Triatoma sp
Morfologi Probosis dan antena panjang, tidak mempunyai saya belakang, saya muka rudimenter, warna cokelat kemerahan. Gejala klinis Gigitannya tidak menimbulkan rasa sakit tetapi bengkak Peran Medis Sebagai vektor enyakit chagas
Panstrongylus megistus
Morfologi Saya muka dasarnya tebal, tipe mulut tusuk isap, badan pipih dorsoventral Gejala klinis Gigitannya tidak menimbulkan rasa sakit tetapi bengkak Peran Medis Sebagai vektor enyakit chagas
Rhodnius prolixus
Morfologi Badan pipih dorsoventral, tipe mulut tusuk isap Gejala klinis Gigitannya menimbulkan rasa sakit dan bengkak Peran Medis Sebagai vektor enyakit chagas
Pediculus humanus capitis Morfologi Badan pipih dorsoventral, tidak ada sayap, kepala berbentuk segitiga, segmen toraks menyatu dan abdomen bersegmen. Gejala klinis Menyebabkan lesi pada kulit kepala dan dapat terjadi infeksi sekunder dengan menimbulkan kerak dan bau yang khas.
Phthirus pubis Morfologi Tipe mulut tusuk isap, tidak mempunyai sayap, metamorfosis tidak lengkap, otot toraks tidak jelas Gejala klinis Menyebabkan ftririasis, gigitannya menimbulkan pruritus dan eritema, gatal-gatal pada pubis dan kulit, disekitar tusukannya tampak pucat. Diagnosis Menemukan phthirus pubis dewasa, nimfa atau telurnya pada rambut pubis atau rambut lain.
Pulex irritans
Morfologi tidak mempunyai sisir dan dan garis penebalan pada mesopleuron Gejala klinis gigitannya menimbulkan rasa sakit bila terjadi infeksi sekunder dapat terbentuk ulkus. Peran medis - Sebagai hospes perantara Dipylidium caninum. - Sebagai vektor penyakit flea typhus dan pes (sampar)
Xenopsylla Cheopis
Morfologi Mempunyai satu pasang antena, tiga pasang kaki, mesopleuron terbagi oleh garis tegak lurus. Gejala klinis gigitannya menimbulkan terjadinya radang dan pembesaran limfe sehingga terbentuk bubo. Dapat juga terjadi pes septikemia, dan pada paru-paru. Peran medis - Sebagai hospes perantara Hymenolepis diminuta dan Hymenolepis nana. - Sebagai vektor penyakit flea typhus dan pes.
Nosopsyllus fasciatus
Morfologi Sisir (ctenidium) pronotol, panjang palpus biasa. Gejala klinis dapat terjadi radang dan pembesaran kelenjar limfe, pada paru terjadi pneumonia toksik, demam. Peran medis - Sebagai hospes perantara Hymenolepis diminuta. - Sebagai vektor penyakit flea typhus.
Ctenocephalides felis
Morfologi Sisir pronotal genal, bentuk kepala melancip, gigi satu dan dua sama besar. Gejala klinis dapat terjadi radang, demam, splenomegali. Peran medis - Sebagai hospes perantara Dipylidium caninum.
Ctenocephalides canis
Morfologi Sisir pronotal genal, bentuk kepala bundar, gigi satu dan dua tidak sama panjang. Gejala klinis dapat terjadi radang, ulkus, demam, splenomegali. Peran medis - Sebagai hospes perantara Dipylidium caninum dan Hymenolepis nana.
Simulium sp
Morfologi antena seerti tanduk benteng, toraks membungkuk. Gejala klinis Gigitannya menyebabkan pembengkakan dan nyeri. Peran medis Sebagai vektor penyakit Onkosersiasis dan tularemia
Cullicoides sp
Morfologi Terdapat titik hitam dan lingkaran jernih pada sayap, antena filiform. Pada stadium larva segmen abdomen terakhir mempunyai empat pasang anal gills yang berfungsi seperti insang . Gejala klinis Menimbulkan nyeri dan bengkak karena gigitannya. Peran medis Sebagai vektor penyakit Dipetalonemiasis (Acanthocheilomena perstans).
Phlebotomus sp
Morfologi antena tersusun moniliform, venasi sayap sejajar. Peran medis Sebagai vektor penyakit Leismaniasis, Phlebotomus fever, Bartonelosis Habitat Ditanah yang gela dan lembab
Morfologi - Telur anopheles bundar dan lonjong, kedua ujung runcing. Larva anopheles sifon tidak ada, ada lubang pernafasan dan lapisan punggung. - Anopheles dewasa : skutelum bundar, bulu teratur seperti bulu mata - Kepala Anophelini jantan : antena berambut lebat (plumose), palpus terdiri atas probosis dengan ujung agak bulat. -Kepala anophelini betina : venasi sayap kosta dan subkosta. Peran medis Sebagai vektor penyakit malaria dan filariasis
Morfologi - Telur aedes : lonjong, tampak seperti anyaman kasa. - Larva aedes aegypti : sifon panjang dan bulunya satu pasang, segmen anal pelana tidak menutup segmen, gigi sisir tidak berduri lateral. - Larva Aedes alboictus : sama dengan aedes aegypti, kecuali gigi sisir yang tidak berduri lateral. - Saya aedes : sisik sempit panjang dengan ujung runcing. - Aedes albopictus dewasa : abdomen ujung lanci, warna hitam dengan belang putih pada abdomen dan kaki. Mesonotum mempunyai garis tebal putih yang memanjang. Peran medis - Aedes Aegypti : vektor utama DHF, filariasis, penyakit chikungunya, penyakit demam kuning. - Aedes albopictus : vektor potensial DHF dan filariasis Prilaku Aedes S : Pada siang hari saja Habitat Diair jernih dan air keruh
Culex sp
Morfologi - telur culex : lonjong seperti peluru dengan ujung tumpul. - Larva culex : sifon panjang dan bulunya lebih dari satu pasang. - Culex dewasa : abdomen ujung tumpul, warna cokelat muda tana tanda khas - sayap culex : sisik sempit panjang dengan ujung runcing. Peran medis Culex sp : mengisap darah ada malam hari. Peran medis Sebagai vektor penyakit Dipetalonemiasis (Acanthocheilomena perstans).
Mansonia sp. Morfologi - Telur mansonia : oval panjang, satu ujung runcing seperti duri, berkelompok seperti roset - Larva mansonia : sifon berujung runcing dan bergigi. - Sayap mansonia : sisik lebar dan simertris, sebagian lagi sempit - mansonia dewasa : abdomen ujung tumpul, warna cokelat kekuningkuningan dan belang-belang putih. Ada gambaran dua garis atau bundaran yang berwarna putih. Peran medis Vektor vilariasia (Brugia malayi) Prilaku Mengisap darah pada siang hari dan malam hari Habitat Di air jernih dan air keruh
Culcini Morfologi - Kepala culicini jantan : antena rambut lebat (plumose), palpus dama atau melebihi panjang probosis - Kepala culcini betina : antena rambut jarang (pilose), palpus lebih pendek daripada probosis Habitat Di air jernih dan air keruh
Tabanus sp Morfologi sayapnya mempunyai venasi yang khas, bentuk mulut kerap isap, larva berbentu silindris dengan ujung yang meruncing Peran Medis Sebagai vektor mekanik penyakit sura dan antraks.
Glosina sp Morfologi Venasi sayap membentuk gambaran kapak, bentuk mulut tusuk isap, probosis seperti lidi hitam. Peran Medis Sebagai vektor penyakit : tripanoso, tripanosomiasis gambiense dan tripanosomiasis rodesience.
Musca domestica Morfologi Bentuk mulut lekat isap, mempunyai empat garis putih pada punggung, venasi sayap ke-4 membentuk sudut. Gejala Klinis Larvanya dapat menyebabkan miasis Peran Medis Sebagai vektor mekanik penyakit disentri basiler, amebiasis dan cacing usus.
Parasarcophaga Crassipalpis Morfologi Warna keabu-abuan , mesonotum dengan tiga garis, bagian dorsal abdomen bermotif seperti papan catur. Gejala Klinis Larvanya dapat menyebabkan miasis Peran Medis Sebagai vektor mekanik penyakit disentri basiler, amebiasis dan cacing
Parasarcophaga Crassipalpis Morfologi Warna keabu-abuan , mesonotum dengan tiga garis, bagian dorsal abdomen bermotif seperti papan catur. Gejala Klinis Larvanya dapat menyebabkan miasis Peran Medis Sebagai vektor mekanik penyakit disentri basiler, amebiasis dan cacing
Peripelanrta americana Morfologi Sayap depan tegmina atau perkamen, sayap belakang membraneus, warna kuning cokelat Peran Medis Dapat menjadi vektor mekanik amebiasis, lambliasis, askariasis dan isosporiasis di Indonesia dan Kolombia
BAB IV MIKOLOGI
Dr. H. Edi Susanto
Piedra Hitam Penyebab Piedraia hortai Morfologi Jamur ini tergolong kelas Ascomycetes dan membentuk spora seksual. Jamur merupakan anyaman hifa padat beerwarna tengguli. Didalamnya ada askus-askus yang mengandung 2-8 askopora. Anyaman hifa dan askus membentuk benjolan hitam. Patologis klinis Kelainan berupa benjolan hitam, keras dan rambut mudah patah bila disisir. Diagnosis - Adanya benjolan pada rambut - Pemeriksaan langsung dengan larutan KOH 10% dan laptophenol.
Piedra Putih Penyebab Trichosporon beigelii Morfologi Hifa tidak berwarna dan termasuk Moniliaceae Patologis klinis Kelainan rambut tampak sebagai benjolan yang berwarna putih kekuningan. Rambut mudah patah bila disisir. Diagnosis - Memeriksa benjolan pada rambut - Pemeriksaan langsung dengan larutan KOH 10% dan laptophenol.
Trikomikosis aksilaris Penyebab Nocardia tenuis /Corynebacterium tenuis Morfologi pada rambut ketiak terdapat kerak yang berwarna kekuningan dan lipatan ketiak yang disertai koloni bakteri / jamur. Patologis klinis Kerak pada rambut ketiak/pubis, keringat berwarna kemerahan dan gatal Diagnosis Rambut dengan kelainan ditambah larutan KOH 10%