Anda di halaman 1dari 19

ANOPHELES

Disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Parasitologi


Dosen Pengampu : drg. Yunita Dyah Puspita Santik
Disusun oleh :
Hutami Yulia Setyawati
Ainur Rohmah
Nurida Choirinisa A
Rangganis Prisklatiwi
Anggi Putri Novita
Anif Surya Yunita

6411411234
6411413130
6411413152
6411413153
6411413172
6411413178

Rombel 6
Rombel 5
Rombel 6
Rombel 6
Rombel 6
Rombel 6

JURUSAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
TAHUN AJARAN 2013/2014

PEMBAHASAN

A. Definisi Anopheles
Nyamuk merupakan salah satu serangga yang mempunyai dua sayap
bersisik, tubuh yang langsing, dan enam kaki panjang. Beberapa jenis nyamuk
dapat menyebabkan berbagai macam penyakit. Salah satunya adalah nyamuk
anopheles. Di seluruh dunia terdapat 460 spesies nyamuk anopheles yang sudah
dikenali. Namun hanya 100 diantaranya yang dapat menularkan penyakit malaria.
Di Indonesia sendiri terdapat beberapa spesies nyamuk anopheles yang
mempunyai kemampuan menularkan penyakit malaria.
B. Morfologi

Gambar 1 Anatomi Anopheles


Anopheles dewasa memiliki tubuh ramping yang terdiri dari tiga bagian yaitu
kepala, thorax, dan abdomen.
a. Kepala
Kepala Anopheles terlihat berwarna pucat yang pada umumnya putih,
namun untuk beberapa species terlihat berwarna kekuning-kuningan jika dilihat
dari belakang. Anopheles memiliki berkas rambut yang panjang di kepala. Pada

bagian kepala ini terdapat sepasang mata, sepasang antena yang panjang, dua
maxillary palpi, serta proboscis untuk makan. Antena sangat penting bagi nyamuk
untuk mendeteksi bau host yang akan menjadi tempat untuk nyamuk betina
bertelur. Antena Anopheles tampak berwarna terang pada bagian atas torus.
Pada Anopheles Marajoara panjang antenanya berkisar 0,59 kali panjang
proboscis. Palpi memiliki panjang yang hampir sama dengan proboscis. Pada
betina, palpi berbentuk tipis dengan tiga batas berkas. Sedangkan pada jantan
kebanyakan lebih kuat berwarna pucat dengan berkas hitam pada bagian
tengahnya. Palpi ini berguna membawa reseptor untuk karbondioksida.
b. Thorax
Thorax khusus untuk bagian penggerak dimana terdiri dari sayap, anterior
tarsus, middle tarsus, posterior tarsus, serta kaki. Biasanya thorax tampak
berwarna coklat terang, berubah-ubah dari keabu-abuan menjadi coklat dengan
refleksi orange. Terdapat berkas medium pada mesonotum serta dua berkas
longitudinal di lain sisi garis tengah. Pada bagian median berwarna krem atau
kekuning-kuningan, kecil dan tajam, serta terdapat 3-6 bulu spiracular. Sayap
Anopheles berkisar 2,40-4,30 mm, memiliki bintik berwarna pucat dan gelap pada
costa. Kaki Anopheles berbercak kkekuning-kuningan pada bagian femur serta
tibia.
c. Abdomen
Abdomen berguna dalam proses pencernaan serta perkembangan telur.
Disaat nyamuk meminum darah, bagian abdomen akan membesar dengan
sendirinya. Pada umumnya abdomen berwarna coklat terang, namun terlihat lebih
gelap. Pada bagian dorsal serta permukaan ventral tertutupi oleh rambut-rambut
kekuningan. Pada hipopygium jantan terdiri dari coxite atau segment pertama dari
terminalia yang sempit serta terdapat setae panjang pada bagian permukaan luar.
Di tengah bagian dasar dari permukaan dalam terdapat lima duri yang kuat yaitu
terdiri dari empat duri parabasal dan sebuah duri aksesori yang lebih panjang serta
lebih mendalam dari keempat lainnya. Segment kedua dari terminalia merupakan
lanjutan pemanjangan dari segment pertama, bentuknya menukik ke dalam dan

lebih tebal pada bagian terminal quarter. Di bagian ujungnya terdapat rudiment
dari segment ketiga yang berbentuk kuku.
Bagian

dasar

dari

coxite

dapat

dibedakan

menjadi

harphago

(gonapophysis), tepi luar bagian depan yang mana terdapat sekumpulan duri yang
membentuk proses perkumpulan.
Pada sisi perkumpulan terdapat rambut panjang, rambut apikal yang
dipisahkan oleh satu atau dua rambut pelengkap pendek. Diantara bagian dasar
coxite terdapat median phallosome yang terdiri dari penis, mesosoma, atau
aedeagus. Pada lain sisi di pembuahan distal ada beberapa anggota badan (dari 5
sampai 8 pasang).
Anopheles memiliki anatomi dan morfologi yang berbeda dari mulai telur,
larva, serta pupa.

Gambar 2. Siklus Hidup Anopheles


a. Telur
Telur Anopheles yang normal bentuknya hampir datar dengan bagian
bawah dan atas yang cembung, serta bagian tengah cekung. Pengapung yang ada
pada telur tersusun dari 25-30 lipatan. Frill yang sempit namun dapat memperluas

seluruh panjang telur, mampu melingkupi permukaan telur yang berbentuk ellips,
lebih mempersempit dari belakang dibanding depan serta mengkerut di bagian
tengah. Permukaan, ventral dan dorsal pada telur bercorak polygonal yang dapat
dilihat dengan jelas pada spesimen baru.

Gambar 3. Telur Anopheles


b.

Larva
Larva memiliki panjang 5-6 mm yang terdiri dari kepala, thorax, dan

abdomen.
1. Kepala
Pada bagian kepala terdapat fronto-clypeal pigmented spots yang sangat
beragam dan terkadang terlihat menyusut ke ukuran yang lebih kecil, rambut
clypeal yang terdiri dari tiga rangkaian yaitu antero-internal, antero-external, serta
posterior. Antero-internal pada bagian dasarnya terpisah cukup luas, bentuknya
ramping, serta memiliki cabang lateral yang jelas. Antero-external bentuknya
lebih sederhana dengan 3-4 cabang. Posterior berbentuk lebih ramping dan lebih
pendek dibanding dengan antero-external, sederhana dengan 1-3 cabang. Di
bagian kepala juga terdapat rambut postfrontal yang bentuknya sederhana, antena
yang memiliki spikula pendek dan hampir tidak mungkin terlihat, serta mentum
dengan 9 gigi, panjang yang berubah-ubah yang menentukan bentuk umumnya.
2. Thorax
Pada bagian thorax terdapat rambut submedian anterior prothoracic atu
rambut punggung yang berkembang kurang baik. Rambut di dalam mempunyai 414 cabang, rambut median dari 6-12, serta rambut luar yang sederhana. Rambut

palmate yang terlihat seperti rambut pendek dengan 2-4 cabang. Rambut pleural
yang terdiri dari prothoracic, mesothoracic, dan metathoracic.
Prothoracic terdiri dari antero-dorsal yang kuat, antero and postero ventral
yang panjang, simple dan postero dorsal yang simple dengan tiga cabang.
Mesothoracic terdiri dari antero-dorsal yang panjang dan simple, postero-ventral
yang pendek dan simple, serta duri basal yang kuat yang bengkok dan lancip.
Metathoracic terdiri dari antero-dorsal yang panjang, kuat dan bercabang
antero-ventral yang panjang dan simple, dan postero-ventral yang pendek dan
simple.
3. Abdoment
Abdoment larva Anopheles terdapat rambut palmate, dorsal plates yang
cukup berkembang, serta rambut tergite X yang sederhana.

Gambar 4. Abdoment Larva Anopheles


c. Pupa
Pupa Anopheles terdiri dari delapan segment yang mempunyai duri,
rambut, sirip yang merupakan duri dari pertengahan segment yang memanjang
dan meramping menuju ke belakang yang kemudian digantikan oleh pinggiran
setae yang menyerupai rambut, serta terompet pernafasan dengan meatus yang
berkembang dengan baik, terbuka lebar.

Gambar 5. Pupa Anopheles

C. Klasifikasi Nyamuk Anopheles


Kingdom

: Animalia

Phylum

: Arthropoda

Class

: Insecta

Order

: Diptera

Superfamily

: Culicoidea

Family

: Culicidae

Subfamily

: Anophelinae

Genus

: Anopheles

D. Spesies Anopheles
Ada beberapa spesies anopheles yang penting sebagai vektor malaria di
Indonesia antara lain :
a. Anopheles sundauicus
Spesies ini terdapat di Sumatra, Kalimantan, Jawa, Sulawesi dan Bali.
Jentiknya ditemukan pada air payau yang biasanya terdapat tumbuhtumbuhan
enteromopha, chetomorpha dengan kadar garam adalah 1,2 sampai 1,8 %. Di
Sumatra jentik ditemukan pada air tawar seperti di Mandailing dengan ketinggian
210 meter dari permukaan air laut dan Danau Toba pada ketinggian 1000 meter.
Kebiasaan anopheles sundaicus :

Kebanyakan anhropophilic, suka darah manusia daripada hewan.


Mengigit didalam dan diluar rumah.
Mengigit sepanjang malam dan puncak gigitan setelah pukul 22.00.
Hingga didinding rumah sebelum dan sesudah mengigit.
Kebiasaan beristirahat didalam maupun luar ruangan,tempat peristirahatan

mungkin mengalami perubahan


Jarak terbang nyamuk lebih dari 2 km dari perindukan

b. Anopheles aconitus
Di Indonesia nyamuk ini terdapat hampir di seluruh kepulauan, kecuali
Maluku dan Irian. Biasanya terdapat dijumpai di dataran rendah tetapi lebih
banyak di daerah kaki gunung pada ketinggian 400 1000 meter dengan
persawahan bertingkat. Nyamuk ini merupakan vector pada daerahdaerah
tertentu di Indonesia, terutama di Tapanuli, Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Bali.
Kebiasaan anopheles aconitus :

Di dalam atau di luar ruangan, penggigitan di luar ruang tiga kali lebih

tinggi dari di dalam, sifat eksophagic


Kebiasaan mengigit terjadi di malam hari, waktu penggigitan biasanya di

paruh pertama malam dibawah jam 22.00


Mayoritas ditemukan di kandang binatang di paruh kedua malam ,sifat

zoophilic
Kebiasaan istirahat siang hari (perilaku exophilic)
Jarak terbang 1 2 km dari perindukan

c. Anopheles barbirostris
Spesies ini terdapat di seluruh Indonesia, baik di dataran tinggi maupun di
dataran rendah. Jentik biasanya terdapat dalam air yang jernih, alirannya tidak
begitu cepat, ada tumbuhtumbuhan air dan pada tempat yang agak teduh seperti
pada tempat yang agak teduh seperti pada sawah dan parit.
Kebiasaan anopheles barbirostris :

Kebanyakan zoophilic, suka darah hewan daripada manusia.


Mengigit didalam dan diluar rumah.
Mengigit sepanjang malam dan puncak gigitan setelah pukul 23.00 - 05.00
Hingga didinding rumah sebelum dan sesudah mengigit.
Kebiasaan beristirahat di dalam maupun luar ruangan, tempat
peristirahatan mungkin mengalami perubahan

Jarak terbang nyamuk lebih dari 2 km dari perindukan

d. Anopheles kochi
Spesies ini terdapat diseluruh Indonesia, kecuali Irian. Jentik biasanya
ditemukan pada tempat perindukan terbuka seperti genangan air, bekas tapak kaki
kerbau, kubangan dan sawah yang siap ditanami.
e. Anopheles maculatus
Penyebaran spesies ini di Indonesia sangat luas, kecuali di Maluku dan
Irian. Spesies ini terdapat didaerah pengunungan sampai ketinggian 1600 meter
diatas permukaan air laut. Jentik ditemukan pada air yang jernih dan banyak
terkena sinar matahari.
Kebiasaan maculatus :

Mengigit di dalam atau di luar rumah


Lebih suka darah hewan tapi juga manusia bila populasi hewan sedikit
Penggigitan terjadi di malam hari mulai pukul 21.00 03.00
Jarang ditemukan hinggap didinding pada malam hari
Kebiasaan beristirahat di dalam maupun luar ruangan
Jarak terbang nyamuk sekitar 2 km dari tempat perindukan

f. Anopheles subpictus
Spesies ini terdapat di seluruh wilayah Indonesia. Nyamuk ini dapat
dibedakan menjadi dua spesies yaitu :
1) Anopheles subpictus subpictus
Jentik ditemukan di dataran rendah, kadangkadang ditemukan dalam air payau
dengan kadar garam tinggi.
2) Anopheles subpictus malayensis
Spesies ini ditemukan pada dataran rendah sampai dataran tinggi. Jentik
ditemukan pada air tawar, pada kolam yang penuh dengan rumput pada selokan
dan parit.
Kebiasaan anopheles subpictus :

Kebanyakan suka darah hewan daripada manusia


Mengigit didalam dan diluar rumah.
Mengigit sepanjang malam dan puncak gigitan setelah pukul 22.00 - 23.00
Hingga didinding rumah sebelum dan sesudah mengigit.
Kebiasaan beristirahat di dalam maupun luar ruangan

Jarak terbang nyamuk lebih dari 2 km dari perindukan

g. Anopheles balabacensis
Spesies ini terdapat di Purwakarta, Jawa Barat, Balikpapan, Kalimantan
Timur, Kalimantan Selatan. Jentik ditemukan pada genangan air bekas tapak
binatang pada kubangan bekas roda dan pada parit yang aliran airnya terhenti.
E. Distribusi Geografik
Penularan malaria secara ilmiah berlangsung melalui gigitan nyamuk
Anopheles betina. Hanya spesies nyamuk Anopheles tertentu yang mampu
menularkan penyakit malaria dan spesies tersebut disebut sebagai vektor. Lebih
dari 400 spesies Anopheles didunia, hanya sekitar 67 yang terbukti mengandung
sporozoit dan dapat menularkan malaria. Di Indonesia telah ditemukan 24 spesies
Anopheles yang menjadi vektor malaria.
Penyebaran geografik vektor malaria di Indonesia adalah sebagai berikut:
1. An. Aitkenii : ditemukan di pulau Jawa, Sumatera, Kalimantan dan Sulawesi.
2. An. Umbrosus : terdapat di pulau Jawa, Sumatera, Kalimantan dan Sulawesi.
3. An. Beazai : pulau Jawa, Sumatera, Kalimantan dan Sulawesi.
4. An. Letifer : terdapat di pulau Sumatera dan Kalimantan.
5. An.roperi : Sumatera dan Kalimantan.
6. An. Barbirostris : terdapat di Irian Jaya, Jawa, Sumatera, Kalimantan dan
Sulawesi
7. An.vanus : di temukan di pulau Kalimantan dan Sulawesi.
8. An.bancrofti : terdapat di pulau Irian Jaya.
9. An.sinensis : di pulau Sumatera.
10. An.nigerrimus : di temukan di pulau Jawa, Sumatera, Kalimantan dan
Sulawesi.
11. An.kochi : Pulau Jawa, Sumatera, Kalimantan dan Sulawesi.
12. An.tesselatus : Jawa, Sumatera, Kalimantan dan Sulawesi.
13. An.leucosphyrus : terdapat di pulau Sumatera dan Kalimantan.
14. An.balabacensis : terdapat di Jawa, dan Kalimantan.
15. An.punctulatus : saat ini hanya terdapat di Irian Jaya.

16. An.farauti : di temukan di Irian Jaya.


17. An.koliensis : Irian Jaya.
18. An.aconitus : terdapat di pulau Jawa, Sumatera, Kalimantan dan Sulawesi.
19. An.minimus : di temukan Jawa, Sumatera, Kalimantan dan Sulawesi.
20. An.flavirostris : Jawa, Sumatera, Kalimantan dan Sulawesi.
21. An.sundaicus : Jawa, Sumatera, Kalimantan dan Sulawesi.
22. An.subpictus : Irian Jaya, Jawa, Sumatera, Kalimantan dan Sulawesi.
23. An.annularis : Jawa, Sumatera, Kalimantan dan Sulawesi.
24. An.maculatus : Jawa, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi.
F. Habitat Nyamuk Anopheles
Habitat nyamuk Menurut Gandahusada (1998), nyamuk lebih menyukai
tempat perindukan yang berwarna gelap, terlindung dari sinar matahari,
permukaan terbuka lebar, berisi air tawar jernih dan tenang. Tempat perindukan
nyamuk (tempat nyamuk meletakkan telur) terletak di dalam maupun di luar
rumah. Tempat perindukan di dalam rumah yaitu tempat-tempat penampungan air
antara lain bak air mandi, bak air WC, tandon air minum, tempayan, gentong air,
ember, dan lain - lain.
Tempat perindukan di luar rumah antara lain dapat ditemukan di drum,
kaleng bekas, botol bekas, pot bekas, pot tanaman hias yang terisi air hujan dan
lain-lain. Tempat perindukan nyamuk juga dapat ditemukan pada tempat
penampungan air alami misalnya pada lubang pohon dan pelepah-pelepah daun
(Gandahusada, 1998).
G. Siklus Hidup Nyamuk Anopheles
Semua serangga termasuk nyamuk dalam siklus hidupnya mempunyai
tingkatan-tingkatan yang kadang-kadang antara tingkatan yang sama dengan
tingkatan yang berikutnya terlihat sangat berbeda. Berdasarkan tempat hidupnya
dikenal dua tingkatan kehidupan yaitu :
1. Tingkatan di dalam air.
2. Tingkatan di luar tempat berair (darat/udara).

Untuk kelangsungan kehidupan nyamuk diperlukan air, siklus hidup


nyamuk akan terputus. Tingkatan kehidupan yang berada di dalam air ialah: telur.
jentik, kepompong. Setelah satu atau dua hari telur berada didalam air, maka telur
akan menetas dan keluar jentik. Jentik yang baru keluar dari telur masih sangat
halus seperti jarum. Dalam pertumbuhannya jentik Anopheles mengalami
pelepasan kulit sebanyak empat kali. Waktu yang diperlukan untuk pertumbuhan
jentik antara 8-10 hari tergantung pada suhu, keadaan makanan serta species
nyamuk. Dari jentik akan tumbuh menjadi kepompong (pupa) yang merupakan
tingkatan atau stadium istirahat dan tidak makan. Pada tingkatan kepompong ini
memakan waktu satu sampai dua hari. Setelah cukup waktunya, dari kepompong
akan keluar nyamuk dewasa yang telah dapat dibedakan jenis kelaminnya.
Setelah nyamuk bersentuhan dengan udara, tidak lama kemudian nyamuk
tersebut telah mampu terbang, yang berarti meninggalkan lingkungan berair untuk
meneruskan hidupnya didarat atau udara. Dalam meneruskan keturunannya.
Nyamuk betina kebanyakan hanya kawin satu kali selama hidupnya. Biasanya
perkawinan terjadi setelah 24 -48 jam dari saat keluarnya dari kepompong.
Sama seperti makhluk hidup lainnya, nyamuk mengalami siklus
kehidupan. Dalam siklus hidup nyamuk, sejak telur hingga menjadi nyamuk
dewasa terdapat 4 stadium dengan 3 stadium berkembang di dalam air dan satu
stadium hidup di alam bebas. Nyamuk membutuhkan air untuk melengkapi siklus
hidupnya. Baik berupa air, salju cair, pembuangan limbah dan dapat dalam wadah
air secara umum. Jenis air di mana larva nyamuk ditemukan dapat digunakan
untuk mengidentifikasi spesies nyamuk. Selain itu, air dapat digunakan oleh
nyamuk dewasa untuk menunjukkan preferensi yang sangat berbeda di mana ia
dapat bertelur. Mereka bertelur di tempat-tempat seperti seperti lubang pohon
yang menahan air secara berkala, kolam air pasang di rawa garam, kolam
pembuangan limbah, irigasi yang ditumbuhi banyak rumput, kolam air hujan, dan
lain-lain. Setiap spesies memiliki persyaratan lingkungan yang unik dalam
pemeliharaan siklus hidupnya.
Nyamuk mengalami metamorfosis sempurna : Telurlarvapupadewasa.
Stadium telur, larva, dan pupa hidup di dalam air sedangkan stadium dewasa

hidup beterbangan. Lama siklus hidup dipengaruhi kondisi lingkungan, misal :


suhu, adanya zat kimia/biologis di tempat hidup. Siklus hidup nyamuk Anopheles
secara umum adalah :
a. Telur
Telur yang baru diletakkan berwarna putih, tetapi sesudah 1-2 jam berubah
menjadi hitam. Pada genus Anopheles telur diletakkan satu per satu terpisah di
permukaan air. Setiap bertelur setiap nyamuk dewasa mampu menghasilkan 50200 buah telur. Telur langsung bergabung menjadi satu. Telur ini menetas dalam
2-3 hari (pada daerah beriklim dingin bisa menetas dalam 2-3 minggu).
b. Larva
Larva ini disebut juga dengan jentik nyamuk. Larva terbagi dalam 4
substadium (instar) dan salah satu ciri khas yang membedakan dengan larva
nyamuk yang lain adalah posisi larva saat istirahat adalah sejajar di dengan
permukaan perairan, karena mereka tidak mempunyai siphon (alat bantu
pernafasan). Lama hidup kurang lebih 7 hari, dan mengambil makanan dari
tempat peridukannya, hidup dengan memakan algae,bakteri dan mikroorganisme
lainnya yang terdapat dipermukaan
c. Pupa (kepompong)
Bentuk fase pupa adalah seperti koma, Selama tahap pupa nyamuk
berhenti makan dan perubahan terjadi yang mengarah ke tahap dewasa, dan
setelah beberapa hari pada bagian dorsal terbelah sebagai tempat keluar nyamuk
dewasa. Nyamuk dewasa muncul dari kepompong, meninggalkan air dan dapat
hidup di udara. Walaupun pupa ini tidak makan, akan tetapi masih memerlukan
oksigen yang diambilnya melalui tabung pernafasan (breathing trumpet). Pupa
dapat tumbuh menjadi dewasa memerlukan waktu 5-10 hari.
d. Dewasa
Pupa jantan menetas terlebih dahulu daripada pupa betina dan nyamuk
jantan tersebut akan tetap tinggal di dekat sarang, sampai nyamuk betina keluar
dari kepompong, setelah jenis betina keluar, maka nyamuk jantan akan langsung

mengawini betina sebelum mencari darah. Selama hidupnya nyamuk betina hanya
sekali kawin .
Nyamuk dewasa mempunyai proboscis yang berfungsi untuk menghisap
darah atau makanan lainnya (misal, nektar atau cairan lainnya sebagai sumber
gula). Nyamuk jantan bisa hidup sampai dengan seminggu, sedangkan nyamuk
betina bisa mencapai sebulan. Perkawinan terjadi beberapa hari setelah menetas
dan kebanyakan perkawinan terjadi disekitar rawa (breeding place). Untuk
membantu pematangan telur, nyamuk menghisap darah, dan beristirahat sebelum
bertelur. Salah satu ciri khas dari nyamuk anopheles adalah pada saat posisi
istirahat menungging.
H. Kemampuan Terbang
Tribus anophelini (anopheles), mempunyai jarak terbang 0,5-3 km, dan
dapat dipengaruhi oleh transportasi seperti (kendaran, kereta api, kapal laut dan
kapal terbang) dan kencangnya angin.
I. Perilaku Anopheles
- Perilaku mencari darah nyamuk dapat ditinjau dari beberapa segi yaitu:
1) Perilaku mencari darah dikaitkan dengan waktu.
Nyamuk Anopheles pada umumnya aktif mencari darah pada waktu
malarn hari. Apabila dipelajari dengan teliti ternyata tiap spesies mempunyai
sifat yang tertentu, ada spesies yang aktif mulai senja hingga menjelang
tengah malam dan sampai pagi hari.
2) Perilaku mencari darah dikaitkan dengan tempat.
Apabila dengan metode yang sama kita adakan. Penangkapan nyarnuk
didalam dan diluar rumah maka dari hasil penangkapan tersebut dapat
diketahui ada dua golongan nyamuk yaitu: eksofagik yang lebih senang
mencari darah diluar rumah dan endofagik yang lebih senang mencari darah
didalam rumah.
3) Perilaku mencari darah dikaitkan dengan sumber darah.
Berdasarkan macam darah yang disenangi, kita dapat membedakan
atas: antropofilik apabila lebih senang darah manusia, dan zoofilik apabila

nyamuk lebih senang menghisap darah binatang dan golongan yang tidak
mempunyai pilihan tertentu.
4) Frekuensi menusuk
Telah diketahui bahwa nyamuk betina biasanya hanya kawin satu
kali selama hidupnya. Untuk mempertahankan dan memperbanyak
keturunannya, nyamuk betina hanya memerlukan

darah

untuk

proses

pertumbuhan telurnya. Tiap sekian hari sekali nyamuk akan mencari


darah. Interval tersebut tergantung pada species, dan dipengaruhi oleh
temperatur dan kelembaban, dan disebut siklus gonotrofik. Untuk iklim
Indonesia memerlukan waktu antara 48-96 jam.

Gambar 6 Anopheles saat menusuk


J. Pemilihan Hospes Perantara
Nyamuk betina membutuhkan darah untuk perkembangan telurnya. Darah
dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan protein dalam proses pematangan
telurnya). Perilaku mengkonsumsi darah inilah yang meningkatkan potensi
nyamuk sebagai vektor penyakit
Nyamuk ini tertarik oleh karbon dioksida, bau tubuh dan panas tubuh hewan
ataupun manusia. Kesukaan memilih inang mempengaruhi perilaku menghisap
darah. Beberapa nyamuk lebih menyukai darah manusia (anthropophilic) dan
lainnya lebih menyukai darah hewan (zoophilic) atau bahkan menyukai keduanya.
C. quinquefasciatus, A. aegypti dan A.albopictus merupakan beberapa spesies
yang tergolong anthropophilic sedangkan C. tritaeniorhynchus merupakan salah
satu nyamuk yang tergolongzoophilic (Lestari, 2009).
K. Perilaku Istirahat

Nyamuk Anopheles lebih suka menghinggap dibatangbatang rumput,


dialam atau luar rumah (Eksofilik) yaitu tempat-tempat lembab, terlindung dari
sinar matahari, gelap. Istirahat bagi nyamuk mempunyai 2 macam artinya:
istirahat yang sebenarnya selama waktu menunggu proses perkembangan telur dan
istirahat sementara yaitu pada waktu nyamuk sedang aktif mencari darah.
Meskipun pada umumnya nyamuk memilih tempat yang teduh, lembab dan aman
untuk beristirahat tetapi apabila diteliti lebih lanjut tiap species ternyata
mempunyai perilaku yang berbeda-beda. Ada spesies yang halnya hinggap
tempat-tempat dekat dengan tanah (AnAconitus) tetapi ada pula species yang
hinggap di tempat-tempat yang cukup tinggi (An.Sundaicus). Pada waktu malam
ada nyamuk yang masuk kedalam rumah hanya untuk menghisap darah orang dan
kemudian langsung keluar. Ada pula yang baik sebelum maupun sesudah
menghisap darah orang akan hinggap pada dinding untuk beristirahat.

L. Perilaku Berkembang Biak


Nyamuk Anopheles betina mempunyai kemampuan memilih tempat
perindukan atau tempat untuk berkembang biak yang sesuai dengan kesenangan
dan kebutuhannya Ada species yang senang pada tempat-tempat yang kena sinar
matahari langsung (an. Sundaicus), ada pula yang senang pada tempat-tempat
teduh (An. Umrosus). Species yang satu berkembang dengan baik di air payau
(campuran tawar dan air laut) misalnya (An. Aconitus) dan seterusnya Oleh karena
perilaku berkembang biak ini sangat bervariasi, maka diperlukan suatu survai
yang intensif untuk inventarisasi tempat perindukan, yang sangat diperlukan
dalam program pemberantasan.
Perkembangbiakan nyamuk selalu memerlukan tiga macam tempat yaitu
tempat berkembang biak (breeding places), tempat untuk mendapatkan
umpan/darah (feeding places) dan tempat untuk beristirahat (resting places).
Nyamuk Anopheles dapat berkembang biak ditempat tempat yang airnya

menggenang seperti Sawah, Irigasi yang bagian tepinya banyak ditumbuhi rumput
dan tidak begitu deras airnya.
Anopeheles bermacam breeding places, sesuai dengan jenis anophelesnya
sebagai berikut :
I. Anopheles Sundaicus, Anopheles subpictus clan anopheles vagus senang
berkembang biak di air payau.
II. Tempat yang langsung mendapat sinar matahari disenangi nyamuk anopheles
sundaicus, anopheles mucaltus dalam berkembang biak.
III. Breeding palces yang terlindung dari sinar matahari disenangi anopheles
vagus, anopheles barbumrosis untuk berkembang biak.
IV. Air yang tidak mengalir sangat disenangi oleh nyamuk anopheles vagus,
indefinitus, leucosphirus untuk tempat berkembang biak.
V. Air yang tenang atau sedikit mengalir seperti sawah sangat disenangi anopheles
acunitus, vagus, barbirotus, anullaris untuk berkembang biak (Nurmaini, 2003).
Tempat beristirahat (resting places) biasanya setelah nyamuk betina
menggigit orang/hewan, nyamuk tersebut akan beristirahat selama 2 3 hari,
misalnya pada bagian dalam rumah sedangkan diluar rumah seperti gua, lubang
lembab, tempat yang berwarna gelap dan lain lain merupakan tempat yang
disenangi nyamuk untuk berisitirahat (Nurmaini, 2003).
M. Peranannya dalam Kesehatan
Nyamuk Anopheles bisa menyebabkan penyakit malaria. Nyamuk ini suka
menusuk dalam posisi menungging alias posisi badan, mulut, dan jarum yang
dibenamkan ke kulit manusia dalam keadaan segaris. Malaria adalah penyakit
menular yang disebabkan oleh parasit jenis plasmodium ditandai demam berkala,
menggigil dan berkeringat. Penyakit ini dapat mengakibatkan kematian bagi
penderitanya. Pada saat ini nyamuk vektor malaria di Indonesia yang ditemukan
sebanyak20 spesies dari genus Anopheles. Empat di antaranya adalah Anopheles
Aconitus,Anopheles Sundaicus, Anapheles Maculatus dan Anopheles Barbirostris.
Ada beberapa jenis vektor malaria yang perlu diketahui diantaranya :
1. An. Aconitus.

2. An. Sundaicus.
3. An. Maculatus.
4. An. Barbirostris.
N. Epidemiologi
Untuk menentukan apakah nyamuk anophelini yang hidup di alam bebas
berfungsi sebagai vektor malaria adalah dengan jalan menemukan stadium
sporozoit dari plasmodium di kelenjar liur nyamuk. Cara untuk menemukan
sporozoit ini adalah dengan membedah nyamuk betina. Untuk menentukan
vektor di suatu daerah endemik malaria, perlu diketahui beberapa faktor, antara
lain:

Kebiasaan nyamuk anophelini mengisap darah manusia.


Umur nyamuk betina yang lebih dari 10 hari.
Kepadatan nyamuk anophelini melebihi spesies lain.

DAFTAR PUSTAKA
Jamil Anisa.2013.Bab II Tinjauan Pustaka Nyamuk Anopheles.
Ririh,Rijadi Herry.(none).Program Serangga Penular Penyakit.FKMUNAIR:Jawa Timur.
Ambarningrum Trisnowati Budi.(none).Nyamuk Anopheles sp sebagai
Vektor Penyakit Malaria.Fakultas Biologi Unsoed:Jawa Tengah

Anda mungkin juga menyukai