Anda di halaman 1dari 5

PERBEDAAN NYAMUK PRADEWASA GENUS ANOPHELES, AEDES, ARMIGERES,

CULEX, MANSONIA DAN TOXORINCHYTES

1. Genus Anopheles

- Telur Anopheles sp berbentuk seperti perahu yang bagian bawahnya konveks dan bagian
atasnya konkaf dan diletakkan satu per satu di atas permukaan air serta memiliki sepasang
pelampung yang terletak di bagian lateral.
- larva Anopheles mengapung sejajar dengan permukaan air dengan bagian badan yang
khas yaitu spirakel pada bagian posterior abdomen, batu palma pada bagian lateral
abdomen, dan tergal pada bagian tengah setelah dorsal abdomen. Pada stadium pupa
terdapat tabung pernafasan yang disebut respiratory trumpet yang berbentuk lebar dan
pendek yang berfungsi untuk mengambil O2 dari udara.
- Stadium dewasa Anophelini jantan dan betina memiliki palpi yang hampir sama dengan
panjang probocisnya
- Anopheles mengalami metamorfosis sempurna yaitu stadium telur, larva, kepompong,
dan dewasa yang berlangsung selama 7-14 hari.
- Pertumbuhan larva dipengaruhi faktor suhu, nutrien, ada tidaknya binatang predator yang
berlangsung sekitar 7 sampai 20 hari bergantung pada suhu,

2. Aedes
- Mempunyai tubuh langsing memanjang yang terbagi menjadi tiga bagian tubuh, yaitu
kepala, thorax dan abdomen yang secara keseluruhan bagian abdomen terbagi oleh 10
ruas-ruas tubuh tetapi ruas ke-9 dan ke-10 sulit teramati
- Pada bagian dorsal thorax juga dibagi lagi menjadi tiga ruas, yaitu ruas pertama
(protothorax),
- ruas kedua (mesothorax), dan ruas ketiga (metathorax), namun batas antar ruas tersebut
sulit teramati dengan perbesaran mikroskop yang lemah, lihat Gambar 2.3. Pada ruas
abdomen ke-8 terdapat alat pernafasan yang disebut siphon yang berbentuk tonjolan
gemuk pendek seperti corong berwarna gelap dan alat pernafasan ini akan hilang saat
larva telah memasuki stadium pupa.
- adanya siphon (corong udara) pada segmen kedelapan yang berbentuk kerucut bulat dan
pendek.
- pada segmen di abdomen tidak mempunyai rambut berbentuk kipas (palmate hairs).
- pada siphon-nya terdapat pecten dan sepasang rambut serta jumbai
- pada setiap sisi abdomen ke delapan terdapat comb teeth sebanyak 8 – 12

Bentuk dari setiap comb teeth seperti duri/garpu; pada sisi thorax terdapat duri yang
panjang dengan bentuk kurva dan ada sepasang rambut di kepala.

3. Armigeres

- Nyamuk Armigeres mempunyai peranan sebagai vektor penyakit menular yaitu Filariasis
dan Japanese Encephalitis (JE).
- nyamuk Armigeres merupakan Phylum Arthropoda, Sub Phylum Uniramia, Kelas
Insekta, Ordo Diptera, Sub Ordo Nematocera, Family Culicidae, Sub Family Culicinae,
Genus Armigeres, Tribe Aedini
- Siklus hidup nyamuk Armigeres setiap stadium hampir sama dengan nyamuk yang lain
yaitu berkisar 2 – 3 hari
- Ukuran morfologi nyamuk ini lebih besar bila dibandingkan dengan nyamuk Culex
spesies dan Aedes spesies (tribe Aedine).
- Larva instar 3-4 mempunyai panjang ratarata 12 mm.
4. Culex

- Memiliki tiga bagian tubuh umum yaitu, kepala, dada, dan perut.
- Adanya corong udara (siphon) pada segmen terakhir.
- Bentuk Siphon langsing. Pada corong udara mempunyai rambut lebih dari 1 kelompok
rambut
- Tidak ada rambut rambut berbentuk kipas ( Palmatus hairs ) pada segmen abdomen

5. Mansonia

- Pada stadium larva Mansonia mempunyai siphon berujung lancip dan berpigmen gelap.
- Stadium pupa Mansonia mempunyai corong pernafasan seperti duri dan bentuk segmen
10 juga seperti duri
- Pada stadium dewasa Mansonia betina palpusnya lebih pendek dari proboscis
- sedang Mansonia jantan palpusnya lebih panjang dari proboscis. Sisik sayapnya lebar dan
asimetri,
- Ujung abdomen tumpul dan terpancung.
- Daur hidup Mansonia juga mengalami metamorposis sempurna seperti halnya nyamuk-
nyamuk anophelini, Aedes dan Culex,

6. Toxorinchytes

- Memiliki jumlah yang paling sedikit


- habituasi nyamuk yang bersifat anthrofilik atau tidak anthrofilik.
- Merupakan nyamuk predator
- memangsa larva nyamuk lainnya yang ukurannya kurang lebih berukuran sama dengan
jenis ini, selain memakan larva nyamuk
- pemakan detritus
- Nyamuk ini terdistribusi di wilayah tropis, subtropis dan temperate. Hutan tropis dan
subtropis merupakan vegetasi utama dari jenis ini
DAFTAR PUSTAKA

Agustin, W. T. (2018). Identifikasi Nyamuk (Famili Culicidae) Sebagai Vektor Penyakit Di


Blok Merak Dan Widuri Resort Labuhan Merak Kawasan Taman Nasional Baluran.
Digital Repository Universitas Jember, 1–40.

Astuti, E. P., & Marina, R. (2009). Oviposisi dan Perkembangan Nyamuk Armigeres Pada
Berbagai Bahan Kontainer. Aspirator: Journal of Vector Borne Diseases Studies, 1(2),
87–93. https://doi.org/10.22435/aspirator.v1i2.2935.

Eka Widya Hanifa, Dahelmi, M. (1960). SERANGGA YANG TERDAPAT PADA


PHYTOTELMATA (Nepenthes mirabilis DAN Nepenthes ampullaria) DI HUTAN
PENDIDIKAN DAN PENELITIAN BIOLOGI UNIVERSITAS ANDALAS, PADANG
INSECT. The Journal of Ecology, 48(3), 752. https://doi.org/10.2307/2257356

Rofifah, D. (2020). Nyamuk. Paper Knowledge . Toward a Media History of Documents, 12–
26.

Sudibyo, P. A. (2016). Kepadatan Populasi Larva Aedes aegypti Pada Musim Hujan Di
Kelurahan Petemon, Surabaya Phontas. ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga, 7–
25.

Supriyono, S., Tan, S., & Hadi, U. K. (2019). Ragam Spesies dan Karakteristik Habitat
Nyamuk di Kecamatan Juai, Kabupaten Balangan, Provinsi Kalimantan Selatan.
ASPIRATOR - Journal of Vector-Borne Disease Studies, 11(1), 19–28.
https://doi.org/10.22435/asp.v11i1.186

Anda mungkin juga menyukai